Chereads / Transmigration: Come To You / Chapter 17 - Gelagat Aneh dan Awal Perpecahan (2)

Chapter 17 - Gelagat Aneh dan Awal Perpecahan (2)

Ling Chu tidak tinggal lama di kediaman keluarga Ling. Dia memutuskan kembali ke sekolah dua hari kemudian.

Sekolah telah memasuki ujian akhir semester. Duduk di bangku kelas tiga persiapan ujian sangat padat.

Beban tambahan belajar semakin besar, banyak murid mengeluh tapi tetap mendengar dengan serius. Tentu saja demi memasuki universitas favorit di kota A, tempat protagonis berkuliah.

Ling Chu memandang aneh pada Shen Fei yang tidak mengganggu dia seperti sebelumnya.

Shen Fei hanya melewati Ling Chu saat berpapasan. Tidak peduli padanya seperti orang asing.

Situasi ini membuat Ling Chu curiga namun dari tidak ada plot yang menunjukkan gerak gerik Shen Fei.

Ling Chu menepuk dahi, lupa bahwa Shen Fei dan dirinya hanya karakter kecil yang jarang muncul dalam novel XXXXX.

Meski tak nyaman dengan situasi diluar kendali, Ling Chu berusaha tetap tenang dengan fokus belajar. Cepat atau lambat dia akan mengetahui kebenaran dibalik perubahan sikap Shen Fei.

Menjelang hari ujian Ling Chu, dia dihadang oleh Shen Fei seorang diri.

"Ada apa?" Tanya Ling Chu dengan curiga.

Shen Fei terdiam, awalnya dia tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Tak berselang lama Shen Fei menyeringai arogan, berbisik di telinga Ling Chu dan berbicara dengan nada rendah, "Jangan terlalu bekerja keras"

Ling Chu tidak mengerti maksud Shen Fei tapi entah kenapa dia menjadi kesal karena ucapannya, "Apa maksudmu, Shen Fei?"

"Tidak ada. Aku hanya mengingatkanmu saja" kata Shen Fei mengangkat bahu dan tersenyum lebar. Dia pergi meninggalkan Ling Chu berdiri di koridor kelas sendirian.

Rasa khawatir yang ia pendam timbul kembali. Ling Chu tidak bisa duduk diam.

Selama seharian ini Ling Chu tidak fokus pada pelajaran sama sekali. Dia pulang tanpa membawa ilmu apapun yang berguna.

Ketika Ling Chu menunggu bus datang, sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Lencana perak lambang keluarga Jiang terlihat mencolok.

Mata Ling Chu berbinar, dia mendekati jendela mobi yang sangat gelap. Menemukan Jiang Shu duduk di kursi belakan.

"Xiao Chu" sapa Jiang Shu.

"Kakak Shu! Sudah lama sekali aku tidak melihatmu" kata Ling Chu dengan gembira. Hampir dua bulan tidak bertemu dengan Jiang Shu.

Dia kehilangan kontak dengan Jiang Shu. Pesan yang ia kirim waktu pesta ulang tahun Ibu Ling hanya terbaca namun tidak menerima balasan dari Jiang Shu.

Jiang Shu membuka kunci pintu mobil, membiarkan Ling Chu masuk terlebih dahulu.

"Senang bertemu denganku?" tanya Jiang Shu dengan santai.

Biasanya Jiang Shu akan langsung memeluknya namun saat ini sikap Jiang Shu sangat tenang dan wajahnya terlihat pucat dan kusut.

"Kakak Shu, apa kamu tidak enak badan?" tanya Ling Chu khawatir.

"Tidak, aku hanya lelah dalam perjalanan pulang"

"Kamu baru saja kembali dari kota A langsung menemuiku?" Tanya Ling Chu terkejut. Jalan menuju kediaman Jiang dari bandara lebih dekat daripada ke sekolahnya.

Jiang Shu tersenyum dangkal, wajahnya yang pucat seperti menambah pesona pemuda tampan yang lemah.

"Kenapa Kakak Shu repot-repot menemuiku? Bagaimana jika aku sudah pulang duluan" Ling Chu merasa dadanya sedikit sesak setelah berbicara.

Jiang Shu mendekatkan tubuhnya pada Ling Chu, dia menggenggam tangan Ling Chu membuat Ling Chu menatap matanya, "Apa kamu perlu menanyakan alasannya?"

"Bukankah ini sudah jelas?" kata Jiang Shu dengan suara rendah yang seksi.

Tanpa sadar Ling Chu menelan ludah, menghindari kontak mata dengan Jiang Shu.

Tiba-tiba Jiang Shu menempelkan bibir yang lembap pada tangan Ling Chu dimana letak luka gores telah memudar.

Meletakkan lengannya di bahu Ling Chu dan menariknya dalam pelukan. Kehangatan nafas Jiang Shu bisa dia rasakan dari telinganya.

Jantung berdegup kencang, Ling Chu sampai lupa mengambil nafas.

"Ling Chu"

Jiang Shu menempelkan bibirnya ke telinga Ling Chu. Sebelum Ling Chu bisa merespon, telinga Ling Chu terasa basah dan kesemutan.

Ling Chu : "!!!!!" #@*&€! Jiang Shu memakan telingaku!

Tubuh Ling Chu gemetar, sensasi hangat dan sentuhan basah di ujung telinga terus menstimulasi tubuhnya.

"Kakak Shu! Wah!!" Wajah Ling Chu mendidih, dia menarik tangannya dan keluar dari pelukan Jiang Shu tanpa perlawanan.

Dia memandangi Jiang Shu dengan ngeri. Tidak percaya atas apa yang dilakukan Jiang Shu.

Ling Chu : "????" Sejak kapan Jiang Shu menjadi mesum seperti Guo Chen?!

"Maaf~ aku tidak bisa menahannya" kata Jiang Shu menyipitkan matanya dengan gembira. Lidahnya menjilat bibir pucat yang sedikit kering, "Itu karena kamu terlalu manis~"

"Kakak Shu hentikan gombalanmu" Kata Ling Chu memeluk dirinya sendiri. Dia membuka jarak dengan Jiang Shu, "Gombalanmu mengerikan!"

"Aku mengatakan yang sebenarnya" Jiang Shu menghela nafas tampak kecewa.

Dia mencoba bersandar pada bahu Ling Chu. Kemudian menusuk-nusuk wajah Ling Chu dengan ujung rambut di tangannya.

Jiang Shu : "Kamu memang manis" Aku tidak bisa menahannya, apa lagi orang lain.

Ling Chu tak membalas ucapan Jiang Shu, dia menoleh ke luar jendela. Memandangi jalan raya.

Dia bergumam pelan namun Jiang Shu masih bisa mendengarnya, "Terima kasih..pujiannya"

Mata Jiang Shu melebar terkejut dengan ucapan malu-malu Ling Chu. Tanpa dia menoleh, tahu bahwa wajah Ling Chu memerah.

Jiang Shu menutup mata, hati yang bergejolak liar akhirnya sedikit tenang.

Ia sangat lelah secara fisik dan mental. Selama dua bulan tidak ada waktu santai untuknya.

Riset yang dia kerjakan selama empat bulan tiba-tiba melambat. Beberapa data dan catatan yang ia kumpulkan di curi dari laboratoriumnya.

Jiang Shu harus bekerja ekstra keras untuk memulihkan riset yang hilang. Bahkan saat kecelakaan menimpanya hingga terbaring di rumah sakit, tidak menghentikan Jiang Shu untuk terus bekerja.

Suara nafas orang di sebelah terdengar halus dan panjang. Jiang Shu tidur dengan damai, menggunakan bahu Ling Chu sebagai bantal.

Ling Chu mendengus tidak terima tapi ia tidak bergerak. Membiarkan Jiang Shu yang kelelahan tidur pulas.

Mobil telah berhenti di parkiran apartemennya, dia tidak keluar dari mobil menunggu Jiang Shu terbangun.

Ac mobil yang dingin membuat Ling Chu mengantuk. Dengan cepat ia tertidur bersama Jiang Shu hingga matahari tenggelam.

Tok!

Tok!

Ketukan dari jendela sebelah Jiang Shu membangunnya.

Bulu mata Jiang Shu gemetar, pandangan yang kabur menjadi jelas.

Jiang Shu terdiam, mata yang biasanya bersinar layaknya idol menggelap ketika melihat sosok yang ia kenal.

Meski penampilan pria itu membelakangi lampu parkiran namun bentuk, postur tubuh dan aura mendominasi itu hanya dimiliki satu orang saja.

Jiang Shu melirik Ling Chu yang tertidur pulas di sampingnya.

Dia merapikan poni cokelat yang menutupi wajah Ling Chu. Tidak peduli dengan orang di luar mobil.

Jiang Shu mengecup lembut sudut bibir Ling Chu.

Bakk!

Sebuah hantaman terdengar dari kaca mobil namun tidak berdampak apapun pada mobilnya.

Jiang Shu menyeringai nakal, nampak mengejek orang dingin yang ada di luar.

Mata pria itu lebih gelap dan keruh. Tanpa ekspresi hanya kemarahan yang nyoroti setiap tindakan Jiang shu.

'Ke-lu-ar''

Jiang Shu mengerti bahasa bibir orang itu. Dia membuka kunci mobil, perlahan keluar dari mobil dengan santai.

"Saudaraku, Guo Chen, sedang apa kamu di sini?" Tanya Jiang Shu seperti biasa namun tidak ada keramahan dari kata-katanya.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu" Guo Chen tersenyum tapi tidak ada senyum dimatanya.

Moodnya jelek saat tahu Jiang Shu kembali ke kota A, langsung menjemput Ling Chu.

"Bukankah risetmu belum selesai?"

Mata Jiang Shu yang biasanya ramah menunjukkan ketajaman, "Oh, aku tak berpikir Xiao Chen begitu perhatian. Kamu benar, risetku belum selesai dan berkat seseorang, aku harus bekerja ekstra"

Sudut bibir Guo Chen sedikit naik, mata phoenix itu menyipit yang disalahartikan oleh Jiang Shu.

"Xiao Chen, kamu tidak benar-benar membantuku 'menambah' pekerjaanku bukan?"

"Aku tidak mengerti maksudmu"

Jiang Shu terdiam, dia mengepal erat tangan kanannya. Menahan diri untuk tidak menghajar teman masa kecil yang ia sudah anggap sebagai saudara sendiri.

"Xiao Chen.. Jangan berkata seperti itu lagi. Kamu tidak cocok berpura-pura polos"

Jiang Shu tahu pasti Guo Chen mengetahui musibah yang dia alami. Semua tuduhan diarahkan pada pria anggun di hadapannya.

Reflek Guo Chen mengangkat salah satu alisnya, senyum masih ada di wajahnya.

"Xiao Shu, aku berkata sejujurnya"

Suasana menjadi stagnan. Keduanya tidak mengatakan apapun lagi.

Guo Chen memandang siluet buram dalam mobil yang bergerak. Sepertinya kucing kecil terbangun.

Klik!

Jiang Shu menoleh ke belakang melihat Ling Chu keluar sambil mengusap mata, "..kamu sudah bangun"

"Kakak Shu.." Ling Chu mendongak melihat Guo Chen di belakang Jiang Shu, "Kakak Chen?"

"Kamu di sini?" Ling Chu berpikir Guo Chen baru saja mengantar Ling Yao ke apartemen, "Kamu mengantar kakakku pulang?"

Guo Chen menggelengkan kepala, dia berkata dengan lembut "Tidak, aku baru akan menjemputnya. Apa kamu mau ikut bersama kami?"

Mendengar ajakan makan bersama, Ling Chu menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Tidak, terima kasih Kakak Chen. Aku tidak ingin menjadi nyamuk kalian"

Guo Chen terkekeh pelan, dia tulus berkata, "Xiao Chu, aku tidak keberatan"

Jiang Shu melirik Guo Chen, dia tersenyum nakal, "Xiao Chu~ Xiao Chen telah mengajak kita. Kenapa kamu terus menolak? Sepertinya double date menyenangkan?"

Guo Chen dan Ling Chu sama-sama melihat Jiang Shu yang tidak tahu malu mengusulkan ide kencan.

Ujung telinga Ling Chu memerah, dia dengan cemberut memelototi Jiang Shu, "Sejak kapan kita mulai berkencan?!"

"Bukankah hari ini hari pertama kita berkencan?" kata Jiang Shu memasang ekspresi tak bersalah, dengan mudah ia menggoda Ling Chu.

"Tidak! Aku tidak pernah mengatakannya" protes Ling Chu sambil memukul atap mobil.

Kedua orang itu terus bergelut tidak memperhatikan, Guo Chen yang berdiam diri memandangi interaksi mereka.

Pikiran Guo Chen saat ini bukanlah hal baik, dia akan mematahkan kaki dan tangan Jiang Shu jika benar mereka berdua berkencan.

"Sudahlah, aku akan kembali!" kata Ling Chu menuju ke lobby, meninggalkan Jiang Shu yang usil dan Guo Chen yang termenung diam.

Merasakan aura membunuh dari seseorang, Jiang Shu menggertakkan gigi. Sedikit tertekan oleh aura dominasi Guo Chen.

"Hei, Guo Chen, bukankah kamu terlalu tamak. Menginginkan semua menjadi milikmu" ejek Jiang Shu.

"...Dari awal dia adalah milikku" kata Guo Chen dengan suara rendah yang mendominasi, seakan yakin Ling Chu ditakdirkan bersamanya.

"Kamu hanya satu dari sejuta orang yang ingin mencurinya dariku"

"Xiao Chu layak dianggap harta berharga" Jiang Shu selangkah mendekati Guo Chen. Dia berkata sambil menyeringai, "Tidak ada yang tidak ingin memilikinya"