Di bawah tekanan Ling Chu, Yu Li tidak lagi duduk diam. Ia menghampiri Shen Fei dan mengatakan apa yang terjadi.
Shen Fei tidak terkejut, cepat atau lambat Ling Chu akan mengetahui bahwa itu ulah mereka.
Ia tak ingin menghadapi keluhan Yu Li. Shen Fei dalam mood yang buruk mengusir kedua pengikut yang tak berguna.
Ding!
Pesan masuk di ponsel Shen Fei, ia tercengang ketika selesai membaca pesan itu.
Brak!
Ponsel yang tak bersalah itu hancur oleh letupan amarah Shen Fei.
Dalam kelas kosong, suara gadis tertawa menggelegar. Setiap orang yang lewat merinding ketika melihatnya tertawa sambil menangis.
Mereka berpikir gadis di kelas itu sudah tak waras menghancurkan ponselnya sambil berteriak sendiri.
.
.
.
Ling Chu memainkan layar ponselnya, ia mematikan dan menyalakan ponsel terus menerus memantau waktu.
Dua hari telah berlalu, Ling Chu menunggu Yu Li untuk mengakui kejahatannya secara pribadi ke kepala sekolah.
Namun jika Yu Li tak kunjung bertindak hingga besok, terpaksa Ling Chu akan memberitahu orang tua mereka mengenai nilai ujian yang dipalsukan.
Bel istirahat berbunyi, Ling Chu dipanggil kembali oleh Ibu Tang mengatakan bahwa pelakunya sudah ditemukan dan mereka adalah Shen Fei dan dua pengikutnya.
Menurut peraturan sekolah mereka akan menerima di skor selama 3 bulan dan menerima catatan perilaku nilai D.
Ibu Tang meminta maaf pada Ling Chu, ia memintanya untuk mengerjakan ujian kembali.
Ingin protes karena tak adil bagi Ling Chu mengerjakan ulang. Tapi lembar jawaban aslinya telah dihancurkan, ia tak punya pilihan selain mengerjakan ulang.
Hampir seminggu Ling Chu tak mengikuti pelajaran namun pergi ke ruang khusus untuk mengerjakan ujian.
Setiap hari Ling Chu harus mengerjakan tiga ujian sekaligus agar tak tertinggal waktu pengumuman ujian.
Ling Chu menyeka keringat berlebih, mengemasi tasnya untuk pulang.
"Ling Chu, ini catatan Geografi dan Fisika" Gun Pei menyerahkan catatan pelajaran hari ini pada Ling Chu.
"Terima kasih Gun Pei. Aku akan mengembalikannya besok" kata Ling Chu meninggalkan kelas.
Gun Pei mengangguk, ia ingin mengatakan sesuatu pada Ling Chu. Tetapi keraguan muncul dalam hati Gun Pei, pada akhirnya Gun Pei tidak mengatakannya.
Tiba di gerbang sekolah Ling Chu keheranan menyaksikan sosok pria tampan yang mengenakan hoodie tone gelap dengan celana jin biru cerah, ia terkesan sangat keren.
Pria itu adalah Jiang Shu yang bersandar pada tembok pagar sekolah. Pria itu memainkan ponsel untuk menghilangkan kebosanan.
Siswa-siswi di sekitar gerbang tak tahan untuk tidak melirik Jiang Shu.
Ling Chu menghela nafas, memang sulit menghindari godaan besar dari aura Jiang Shu.
"Kakak Shu, kamu datang menjemputku?" Ling Chu tak menyadari nada yang ia ucapkan terdengar antusias seperti menemui pacar pertamanya.
Mata Jiang Shu melembut, dia tak tahan untuk mengusap rambut cokelat Ling Chu yang tergerai indah.
"Em, apa kamu lapar?" Tanya Jiang Shu melirik jam besar di dinding sekolah menunjukan pukul dua siang.
"Ya, aku sangat lapar"
Ponsel Ling Chu bergetar, ia terkejut mendapati nama Shen Fei yang muncul. Ling Chu mengangkat teleponnya.
"Datang ke taman belakang sekolah"
"Ha- untuk apa?"
Shen Fei tak memberi jawaban, ia langsung mematikan ponselnya. Ling Chu penasaran apa yang ingin Shen Fei katakan padanya.
"Ada apa?" Tanya Jiang Shu.
"Maaf Kakak Shu, aku akan pergi ke taman belakang" Ling Chu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas, "Shen Fei ingin mengajakku bertemu"
Jiang Shu mengetahui Shen Fei, ia memiliki kesan buruk pada gadis itu, "Aku akan menemanimu"
"Tidak perlu, aku akan baik-baik saja" kata Ling Chu tidak setuju.
Tidak bisa menolak, Jiang Shu menghela nafas dan sepakat menunggu Ling Chu kembali.
Ling Chu menemui Shen Fei yang tak mengenakan seragam sekolah.
Shen Fei mengenakan jaket dengan kerudung yang menutupi separuh wajahnya. Dia mengawasi kedatangan Ling Chu dari kejauhan.
"Kenapa kamu menyuruhku kemari? Apa yang ingin kamu katakan"
"Ling Chu.. kamu tahu kenapa aku selalu mengganggumu?" Tanya Shen Fei yang berdiri dari bangku taman, ia menatap Ling Chu dengan ekspresi menghina.
Mendengar pembukaan topik berat yang tiba-tiba membuat Ling Chu sedikit gusar, "Kenapa?"
Shen Fei tiba-tiba tertawa keras, "Konyol sekali, kamu benar-benar tidak tahu?"
"Shen Fei berhenti bertele-tele. Jika aku tahu, aku tidak akan bertanya padamu" balas Ling Chu dengan ketus.
"Itu Ling Yao, Kakak tirimu" kata Shen Fei tersenyum mengejek.
Ling Chu tercengang sejenak. Ia tahu Ling Yao muak dan agak sentimental dengannya hingga suka mengusiknya terus-menerus.
Jika Ling Chu pikir kembali, kemungkinan besar Ling Yao adalah dalang sebenarnya dari perundungan 'Ling Chu' dalam novel XXXXX.
"Kamu tidak mengelaknya?"
"Well, dia memang kejam" jawab Ling Chu tidak menyangkal bahwa Ling Yao adalah pelakunya.
"Kamu sangat aneh" Shen Fei menatap Ling Chu kemudian berkata dengan santai "Apa semua keluarga Ling sangat suka membingungkan orang?"
Ling Chu tak menangkap maksud Shen Fei, "Shen fei, aku tidak-"
"Kakakmu menyuruhku untuk mengacaukan nilaimu" kata Shen Fei menundukkan kepala. Kebencian yang ia pendam tampak jelas di matanya.
Shen Fei geram mengingat pesan Ling Yao, ia menggertakkan gigi dan berkata emosional, "Aku sudah melakukan perintahnya tapi kenapa.. kenapa dia menyuruhku untuk mengakui kejahatannya dan menghancurkan keluargaku?"
"Dia menarik semua sahamnya! Sekarang perusahaan Shen hanyalah cangkang kosong" Bentak Shen Fei mengeluarkan unek-uneknya.
Ling Chu terdiam tak menanggapi Shen Fei.
Ia tak tahu apa yang dilakukan Ling Yao sampai memiliki saham keluarga Shen dan mampu menyebabkan mereka gulung tikar.
"Gara-gara kakakmu, keluargaku bangkrut" Shen Fei geram, ia bergumam meyakinkan pemikirannya, "Tidak.. Itu kar'namu juga. Kenapa kalian mempermainkan hidupku?"
Tiba-tiba perasaan Ling Chu tak enak, dia sedikit menjaga jarak dengan Shen Fei. Merasa ganjal pada Shen Fei yang sedari tadi tidak menunjukkan tangannya.
"Shen Fei tenanglah-"
"Apa salahku hingga kalian menyeret keluargaku dalam permainan kalian?!" Shen Fei tidak menghiraukan ucapan Ling Chu, ia berkata sambil mengeluarkan gunting yang ujung runcing dari sakunya.
Shen Fei bergegas ke Ling Chu mengayunkan gunting itu. Ia bergegas menikam Ling Chu.
Tahu bahwa ia akan tertusuk gunting, Ling Chu berteriak ketakutan, "Shen Fei!"
Dia berusaha mundur namun posisi Ling Chu saat ini terlalu dekat dengan Shen Fei. Tidak memungkin untuk menghindar tanpa cedera.
"Ahk-"
Erangan kesakitan terdengar rendah, Ling Chu terduduk lemas. Ia mendapati dirinya tak terluka.
"Kakak Shu-"
Kejadian ini sangat cepat, Jiang Shu muncul dari belakang Ling Chu. Ia mencoba menahan gunting yang di genggam Shen Fei.
Sayangnya Jiang Shu tidak akurat, saat mencoba menangkap tangan Shen Fei.
Tangan kanannya tertusuk di antara sela jari telunjuk dan jempol. Gunting itu tertancap dalam dagingnya.
Wajah Jiang Shu memucat, ia menggeram menahan rasa sakit. Gunting itu masih tertancap di tangannya, "Xiao Chu panggil ambulans"
Tersadar dari kebingungannya, Ling Chu memanggil ambulans kemudian menghampiri Jiang Shu.
Tangannya gemetar saat menempelkan tisu pada tangan Jiang Shu yang berdarah, "Kakak Shu, bertahanlah!"
Jiang Shu terkekeh melihat Ling Chu panik karena dirinya, "Kamu mengkhawatirkanku?"
Ling Chu tercengang sebelum memukul bahu Jiang Shu dengan kesal, "Bodoh! Masih sempat-sempatnya bercanda. Tentu saja aku khawatir padamu!"
Mata ruby Ling Chu yang biasa bersinar terang dan kuat kini meredup. Dengan lemah meraih lengan Jiang Shu, "Maaf, Kakak Shu.. Gara-gara aku, kamu terluka"
Pandangan Ling Chu menjadi buram, air mata yang tak terbendung meluap keluar. Dua titik air mata mengalir lambat.
Jiang Shu masih sempat menghiburnya, menghapus setitik air mata Ling Chu dan berkata, "Aku terluka kar'na aku ingin melindungimu.."
"Ayo, antar aku ke gerbang sekolah" ucap Jiang Shu mengakhiri percakapan mereka.
Tergesa-gesa meninggalkan kembali ke gerbang, Ling Chu ingat pelaku yang ingin menikamnya.
Kebenciannya pada Shen Fei naik seketika. Ling Chu yang emosional berbalik, meneriaki Shen Fei dari kejauhan, "Shen Fei, aku tidak akan membiarkanmu pergi!"
Ling Chu memandang Shen Fei yang hampa, berdiri linglung sendirian.
Tiba-tiba ekspresinya berubah ketakutan. Shen Fei terduduk di tanah, mengecilkan tubuhnya.
Ia menatap ngeri pada kedua tangannya sendiri, "Tidak, Tidak!"
"Bukan aku, bukan aku yang melakukannya! Bukan!" Shen Fei berteriak seakan menjadi gila.