Sebelum Ling Chu menyentuh gagang pintu, pintu itu sudah terbuka lebih dulu.
Guo Chen sedikit terkejut mendapati kehadiran Ling Chu. Mengulurkan tangannya pada pundak Ling Chu, "Xiao Chu, lama tidak bertemu"
Selama satu minggu Guo Chen melakukan perjalanan bisnis di kota Y. Dia mempercepat kepulangannya setelah mendengar kabar Ling Chu nyaris ditikam Shen Fei.
"Kakak Chen, kamu baru saja pulang?" Tanya Ling Chu yang tahu Guo Chen melakukan bisnis.
"Emm" gumam Guo Chen sambil meremas pelan pundak Ling Chu, "Merindukanku?"
"Ekhemm.. Uhuk- Uhuk-"
Guo Chen mengernyitkan dahi, ia tak senang diganggu oleh batuk palsu Jiang Shu. Dia melirik Jiang Shu melalui ekor matanya, "Xiao Shu, kamu terlihat baik-baik saja"
"Haha.. kamu benar. Xiao Chen, tidakkah kamu datang terlalu cepat?" Tanya Jiang Shu sedikit kesal oleh kedatangan Guo Chen.
"Bagaimana bisa aku tidak menjengukmu?" Kata Guo Chen dengan santai.
"Minggir, aku mau lewat" kata Ling Chu dengan ketus menyingkirkan Guo Chen yang menghalangi pintu.
"Kemana?" Ujar Jiang Shu dan Guo Chen serempak.
Ling Chu tertegun oleh kekompakan mereka. Akhirnya menjawab, "Aku ingin mengurus administrasi Kakak Shu"
"Akan kutemani" Guo Chen menggenggam lengan Ling Chu, ia beranjak mengikutinya.
"Hei~ Xiao Chen, bagaimana kamu bisa meninggalkanku? Bukankah kamu datang menjengukku?" kata Jiang Shu yang berpura-pura menyedihkan, merangkul bahunya seperti seseorang yang kesepian.
"Ling Chu tidak bisa pergi sendiri, dia tidak tahu prosedur rumah sakit" jawab Guo Chen.
"Ah, kamu benar. Biarkan sekertaris Huan menemani Ling Chu. Dia lebih tahu urusan sepele ini daripada kita" kata Jiang Shu sambil menganggukkan kepala, ia setuju dengan ucapannya sendiri.
Kedua pria tampan itu beradu senyum. Sesaat Ling Chu sedikit linglung dalam imajinasinya. Ia merasa ada percikan api yang keluar dari mata mereka.
"War?" Gumam Ling Chu.
"Nona Ling, bisa ikuti saya. Akan saya bantu" kata Asisten Huan mengakhiri kebuntuan situasi ini, mengajak Ling Chu keluar bersamanya.
Mengangguk setuju, Ling Chu meninggalkan Guo Chen dan Jiang Shu di bangsal.
Ling Chu : "....?" Seharusnya tidak terjadi apa-apa'kan?
Guo Chen menggelap tanpa ekspresi, memandangi Jiang Shu di ranjang pasien, "Kamu menikmatinya?"
Jiang Shu tersenyum main-main, bersandar pada bantal sambil berkata, "Siapa yang tak suka perawatan Ling Chu?"
"Jiang Shu.." Guo Chen tahu bahwa Jiang Shu sengaja melukai dirinya. Untuk seseorang yang lincah seperti Jiang Shu, tidak sulit menangkap benda dari tangan gadis lemah.
Sekilas Guo Chen mengetahui tujuan buruk Jiang Shu yang terluka sengaja dan memilih rawat inap untuk menemukan kesempatan berduaan dengan Ling Chu dan menarik perhatiannya.
Meski begitu kehadiran Jiang Shu saat itu patut diapresiasi. Jika tidak ada Jiang Shu, dia tak tahu nasib Ling Chu yang ditikam Shen Fei.
Sudut mulut Guo Chen terangkat sedikit, berkata dengan wajah bermartabat, "Terima kasih, menyelamatkannya"
Terdiam, Jiang Shu meremas kertas ditangannya hingga kusut. Berani sekali Guo Chen berpikir Ling Chu adalah miliknya jadi dia harus berterima kasih.
"Xiao Chen~ sepertinya kamu salah paham. Aku menolong orang yang kusukai bukan kekasihmu, Ling Yao" kata Jiang Shu dengan nada mengejek.
"Tidak ada wanita yang ingin diduakan" imbuh Jiang Shu penuh arti.
Guo Chen tidak membalas ucapakan Jiang Shu. Ia duduk di sofa tempat Ling Chu sebelumnya, mengatakan fakta yang lama ia pendam.
"Dari awal hatiku hanya tertuju pada satu orang"
"Sayangnya, Ling Chu tidak melihat itu"
"Begitu juga denganmu"
"..tidak masalah. Aku telah membuka celah di hati Xiao Chu" celetuk Jiang Shu sambil mengangkat bahu.
Jiang Shu tersenyum mengejek dan berkata, "Tapi untukmu, aku tidak yakin dia mau. Apalagi kamu bertunangan dengan Kakak tiri yang suka merundungnya"
Keheningan adalah jawaban akhir dari percakapan mereka.
Tanpa ekspresi Guo Chen memainkan jari, terus mengetuk sofa secara teratur. Tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya.
Gagal memporak-porandakan suasana hati Guo Chen, Jiang Shu mengalihkan perhatiannya pada laporan yang belum selesai. Terlalu fokus sampai melupakan kehadiran Guo Chen.
Dia tidak menyadari Guo Chen telah menghilang dari bangsal.
Disisi lain Ling Chu telah selesai mengurus kepulangan Jiang Shu. Ia berjalan menuju lift bersama asisten Huan yang membawa tote bag berisi minuman dan makanan untuk mereka.
Ding!
Asisten Huan mendapat pesan dari ponselnya segera menekan tombol lift menuju lantai bawah.
"Maaf Nona Ling, saya harus ke parkiran mobil. Seseorang baru saja menabrak mobil Tuan Chen" kata asisten Huan dengan tergesa-gesa.
Ling Chu mengerti situasi asisten Huan, dia mengambil alih tas asisten Huan.
Menekan tombol lift lantai vip tempat Jiang Shu di rawat.
Kurang dari dua puluh detik, pintu lift terbuka. Memasuki lorong ke bangsal Jiang Shu di paling ujung.
Hanya gema sepatu Ling Chu mengisi kekosongan sepanjang lorong.
Ketika berbelok ke bangsal Jiang Shu, sebuah tangan muncul menutupi mulut Ling Chu dan tangan lain membelit pinggangnya.
Tas yang dibawa Ling Chu segera jatuh berantakan.
"Hmmp! Em!!" Ling Chu panik meronta-ronta tapi tidak bisa melepaskan pelukan erat pihak lain. Menatap ngeri saat orang itu dengan mudah menarik tubuh Ling Chu ke lorong yang berlawanan dari bangsal Jiang Shu.
Bulu kuduk Ling Chu merinding hingga ingin menangis ketika nafas hangat pihak lain berhembus di kerah seragam.
"Ling Chu, tenanglah", Sampai mendengar suara dalam dan serak pihak lain memanggil namanya. Pihak lain melepaskan tangan dari mulut Ling Chu.
Tercekat Ling Chu menoleh ke belakang menatap marah pada Guo Chen yang menakutinya.
"Kamu gila ya! Kamu membuatku mati ketakutan" bentak Ling Chu memukul keras bahu lebar Guo Chen.
Guo Chen membiarkan Ling Chu meluapkan amarahnya. Memandang Ling Chu dengan ambigu. Senyum muncul bersama mata phoenix hitam legam.
Ling Chu tak menyadari bahaya kuat dari Guo Chen.
Lengan lain masih melilit pinggang Ling Chu, Guo Chen merangkul erat sambil memendam wajah pada tengkuk lembut Ling Chu.
"Xiao Chu, aku merindukanmu" Guo Chen menghirup samar aroma lavender. Sepertinya parfum yang baru dibeli Ling Chu dua minggu lalu.
"Guo Chen lepas, aku tidak bisa bernafas" Balas Ling Chu yang terjebak dalam pelukan Guo Chen.
Ia merasa perilaku Guo Chen aneh saat ini. Pada hal sebelumnya, Guo Chen terlihat baik-baik saja.
"Guo Chen-"
Guo Chen menangkup pipi Ling Chu membuat mereka saling menatap, "Xiao Chu, kamu juga merindukanku'kan?"
Ling Chu membuat ekspresi jijik dan berkata tanpa perasaan, "Untuk apa aku merindukan kekasih orang lain"
Guo Chen tertegun sebelum terkekeh, "Kamu benar tapi ucapanmu melukai perasaanku"
Ling Chu mendengus seolah tak puas dengan jawaban Guo Chen.
Statusnya dimata Ling Chu adalah pria Ling Yao, Kakak tirinya. Selama Guo Chen bertunangan dengan Ling Yao, Ling Chu tidak akan merubah persepsinya.
Mata phoenix Guo Chen tampak kusam, Ling Chu lengah dengan cepat punggungnya mendarat ke dinding.
Guo Chen menekan lutut jenjangnya dalam sela kaki Ling Chu menyebabkan dia memekik kaget. Ling Chu terhimpit diantara tembok dan tubuh jangkung Guo Chen.
Seluruh tubuh Ling Chu mendidih saat tangan yang agak kasar meraba pinggang, mencoba menyentuh kulitnya.
Ling Chu terbelalak, ia memukul-mukul tangan Guo Chen yang semakin berani merayap ke tubuhnya.
Sayangnya pemberontakan Ling Chu merangsang Guo Chen untuk bersikap kasar. Dia mencubit pinggang dan menggigit bibir kecil Ling Chu sebagai protes.
Melumat bibirnya dengan kuat menjarah ke dalam mulut gadis yang ia inginkan sejak lama. Kucing kecil ini hanya miliknya seorang.
Saat ini Ling Chu ketakutan karena Guo Chen lebih intens dari terakhir kali menyentuhnya.
Kepala Ling Chu menjadi berat dan kakinya kehilangan kekuatan. Desakan Guo Chen membuat Ling Chu kesulitan mengambil nafas. Dalam sela ciuman ia mencoba meraup oksigen sebanyak mungkin.
Terlepas dari perlawanannya, dengan mudah jari-jari panjang Guo Chen memetik kancing seragam Ling Chu. Memaksanya untuk mengekspos dada bulat dan lembut. Kulit putih Ling Chu yang terbuka mampu menarik lawan jenisnya.
Mata Guo Chen yang awalnya berbinar meredup saat melihat bekas merah muda seperti cupang di bagian atas payudara Ling Chu.
"Jangan lihat! Menjauh dariku!" Pekik Ling Chu malu tubuhnya terekspos. Dia berusaha menutupi dadanya namun gerakan itu disalahartikan oleh Guo Chen.
Suasana panas dan gairah dari tubuh Guo Chen menguap begitu saja, digantikan oleh kemarahan.
"Apa Jiang Shu menyentuhmu?"
Ucapan Guo Chen seperti menuduh Ling Chu berselingkuh di belakangnya.
Ling Chu tidak memahami pertanyaan Guo Chen secara spontan hanya mengelak, "Apa? Aku tidak-"
"Tidak? Tidak menyentuhmu tapi langsung bermain dengan tubuhmu?" Ejek Guo Chen membenarkan pikirannya.
Guo Chen menyingkirkan tangan Ling Chu, menarik paksa pinggangnya hingga sedikit terangkat. Ia mencubit salah satu buah dada Ling Chu dan mengigit keras pada bekas itu.
"Ah! Bajingan! #@*&€!" Pekik Ling Chu menahan nyeri di dada.
Guo Chen tak peduli pada hinaan Ling Chu, yang ingin dia lakukan adalah menandai Ling Chu sebagai miliknya. Gigitan kedua segera muncul pada tulang selangka Ling Chu.
Ia meninggalkan bekas gigitan dalam, yang menyatakan keinginan kuat pada tubuh Ling Chu.
"Guo Chen! Berhenti menggigitku!"
"Kenapa? Kamu tidak puas dengan sentuhanku? Kamu lebih suka disentuh Jiang Shu?"
Ling Chu tercengang oleh perkataan Guo Chen. Perasaan sedih dan marah menggantikan kepanikan dihatinya.
"Aku bilang tidak!"
Entah dari mana mendapatkan kekuatan, Ling Chu melepaskan salah satu tangan yang tertangkap Guo Chen. Secara tepat menampar pipi pria jangkung.
Bulu mata Ling Chu bergetar hebat, rasa sakit dari paksaan dan penghinaan Guo Chen hari ini menumpahkan air matanya.
"Kamu pikir aku akan melacur pada siapa saja?! Kamu ingin aku tidur dengan Jiang Shu? Semudah kamu tidur dengan Ling Yao dan wanita lain di bar itu?!"
Gejolak yang timbul di hati Ling Chu membuatnya tak bisa berpikir jernih. Dia mengucapkan kata-kata dari suara hati terdalam.
Ling Chu yang emosional sulit mengatur nafas hingga dadanya sesak. Tubuhnya gemetar, kulit putih yang terpapar dengan bekas gigitan Guo Chen membuat Ling Chu terlihat lemah dan mudah diganggu.
Tak gentar ia meraih dasi Guo Chen, mendekati mata phoenix yang telah jernih.
"Aku tidak semurahan kamu yang bisa bermain dengan siapa saja!" kata Ling Chu dengan suara sedikit tercekat.
Keberanian Ling Chu benar-benar membangunkan Guo Chen. Ia sadar perilakunya sudah keterlaluan.
NB : Maaf guys, aku lupa up (。ノω\。)