Menggendong/gendong = bantu menaikan pangkat teman dalam game.
.
.
.
Percakapan dengan Xie Ran membuat Ling Chu lebih pendiam. Dia merebahkan tubuh di sofa dan menjatuhkan wajahnya dalam bantalan sofa yang berbulu lembut. Ia merasa tidak bisa menikmati liburan di kota J lagi.
Sepanjang hari, menghindari semua orang tak terkecuali Guo Chen. Moodnya jadi rontok saat memikirkan pria itu.
Melihat Ling Chu seperti kucing malas yang sedang tidur siang. Guo Yan membawa dua kaleng minuman soda dan keranjang kecil berisi snack favorit Ling Chu.
"Xiao Chu, ayo main game DG! Aku akan menggendongmu" Ajak Guo Yan menepuk-nepuk punggung Ling Chu.
Wajah Ling Chu raut wajah yang lesu segera ceria, "Oke! Tunggu, aku ambil HP dulu"
Guo Yan menghela lega, bersandar pada sofa ditemani Jiang Mu dan Guo Chen yang sedari tadi duduk di sofa tunggal.
"Aku sudah membujuknya" Ujar Guo Yan membuka snack di meja tamu.
"Kerja bagus" Puji Guo Chen pada adiknya.
Beberapa hari ini Ling Chu memilih menyendiri di kamar. Suasana yang kaku juga muncul dari Xie Ran dan Ling Yao.
Kemungkinan besar, mereka memiliki konflik yang tidak para diketahui para pria.
"Baru beberapa hari liburan, sudah muncul masalah" Kata Guo Yan sambil makan cemilan dan mengotak-atik ponselnya.
"Aku tidak tahu masalah mereka tapi yang jelas Xiao Chu menghindarimu" Kata Jiang Mu melirik Guo Chen sambil minum kopi.
Guo Chen yang sedang memilih lagu, membalas Jiang Mu dengan senyum penuh arti.
"Kalau begitu ada kaitannya denganku, bukan?" Tanya Guo Chen.
Jiang Mu mengingat malam dimana kekasihnya keluar dari kamar Ling Chu dengan ekspresi buruk. Jiang Mu sedikit menekan jarinya di pegangan cangkir, "Sepertinya begitu"
Guo Yan melirik kedua pria itu, ia berdeham menawarkan snack di tangannya.
Saat itu Ling Chu telah kembali dari kamar. Dia tersentak kaget sambil menunjuk Jiang Mu dan Guo Chen. Baru satu menit pergi mengambil ponsel, kedua pria itu muncul duduk manis di ruang tamu.
"Sejak kapan kalian disini?" Tanya Ling Chu.
Guo Chen : "....."
Jiang Mu : "....."
"Bodoh! Kamu pikir mereka hantu? Mereka datang bersamaku" Jawab Guo Yan memutar mata pada kebodohan Ling Chu.
Telinga Ling Chu memerah, ia hanya menjawab 'Oh'. Duduk di samping Guo Yan dan mulai bermain game dengannya.
Seakan lupa dengan apa yang terjadi beberapa hari lalu, Ling Chu kembali seperti sediakala. Bermain game dengan heboh bersama Guo Yan hingga tak sadar sudah larut malam.
Naik ke lantai atas, ia melihat Jiang Mu dan Xie Ran kebetulan mereka berdua juga melihat kedatangan Ling Chu di lorong
"Ehm, aku tidak mendengar apapun" Kata Ling Chu mengangkat kedua tangannya.
Melirik ekspresi Xie Ran yang menyedihkan, Ling Chu tahu keduanya sedang bertengkar.
"Aku akan kembali ke kamar dulu" Kata Ling Chu berlari kecil. Ketika melewati mereka, Xie Ran menggenggam lengan Ling Chu.
"Tunggu, Ling Chu-"
"Xie Ran!" Bentak Jiang Mu mengagetkan keduanya.
Ling Chu benar+benar terkejut, Jiang Mu sangat marah sampai membentak seperti itu. Xie Ran juga terlihat kaget, ia melepas tangannya dari Ling Chu.
"Kakak Mu-"
"Ling Chu kembalilah ke kamar" Kata Jiang Mu.
"..Baik" kata Ling Chu dengan canggung meninggalkan mereka berdua.
Di dalam kamar, Ling Chu menempelkan kupingnya ke pintu tapi isolasi suara di villa ini sangat bagus, Ling Chu hanya mendengar mereka berkelahi seperti suara capung.
Ling Chu menggosok dadanya kaget, tak berpikir Jiang Mu bisa membentak seperti itu pada Xie Ran.
Tok! Tok!
"Xiao Chu, ini aku" Panggil Jiang Mu dari luar.
"Kakak Mu?" Ling Chu segera membuka pintu kamar, "Em, apa kalian baik-baik saja?"
Terdiam sejenak Jiang Mu menyerahkan sekotak cokelat dengan bentuk hati, "Jiang Shu mengirimnya padamu. Dia bilang tidak bisa datang besok"
"Xiao Chu.. Lupakan apa yang Xie Ran katakan padamu"
Ling Chu mengatupkan bibirnya kemudian tersenyum kecil, "Aku mengerti. Kakak Mu tidak perlu berselisih kar'na aku"
Ling Chu menghela nafas, ketika Jiang Mu mengangguk dan pergi. Duduk di kasur, Ling Chu membuka kotak cokelat itu. Diamemakan cokelat yang paling besar.
Rasanya sangat enak, karamel manis gurih. Potongan besar stroberi kering yang asam dan manis. Menggoyang lidah Ling Chu di tengah malam.
"Oh! Aku lupa mengucapkan terima kasih" Kata Ling Chu menepuk dahi. Ia tersenyum kikuk memotret kotak cokelat itu, berkata 'terima kasih Kakak Shu, aku suka cokelatnya!'.
Ding!
Ponsel Ling Chu gemetar, nama Jiang Shu muncul di layar. Ling Chu tersenyum geli, "Halo? Kakak Shu?"
"Hei, Xiao Chu~. Apa kamu suka cokelat itu?" Suara Jiang Shu terdengar bersamaan dengan deru angin.
"Ya, aku suka rasanya. Ngomong-ngomong, Kakak Shu dimana? Terdengar berisik di sini" Ujar Ling Chu sedikit terganggu.
"Ah~ Aku sedang di pantai kota Y"
"Hah? Bukankah kakak mengurus penelitian di kota H?"
"Ya, aku mampir ke kota G membelikan kalian oleh-oleh"
"Kakak Shu baik sekali~ Jangan lupa untuk bersenang-senang di sana" Kata Ling Chu sambil tersenyum.
"Ya~"
Keesokan harinya Ling Chu dibangunkan Guo Yan. Memintanya berkemas pagi-pagi, Ling Chu memasukkan baju ke dalam koper berkata dengan heran, "Ada apa? Kita tidak jadi liburan sepuluh hari?"
"Perubahan rencana. Jiang Shu mengajak kita camping di hutan merah"
"Dimana itu?"
"Sisi barat kota J, dekat kota G"
"Oh, Kakak Shu bilang dia ada di kota G"
Guo Yan mengangguk, melihat kotak coklat di atas meja, "Cokelat? Kapan kamu membelinya?"
"Cokelat itu dari Kakak Shu. Kemarin, Kakak Mu memberikannya padaku. Kalau kamu mau ambil saja"
"Semua?"
"..mau kugigit kepalamu?" Tanya balik Ling Chu yang tidak suka ucapan Guo Yan.
Guo Yan menyeringai, tangannya yang besar meraup separuh cokelat Ling Chu kemudian ia buru-buru melarikan diri.
"Ah! Bajingan, kamu menghabiskan cokelatku!" Teriak Ling Chu mengejar Guo Yan. Ia kesal melempar sepatu di dekat pintu mengenai kepala Guo Yan.
Meski terpukul sepatu, Guo Yan tetap berlari. Ia menoleh sambil menjulurkan lidah, mengejek Ling Chu.
"Bajingan!" Pekik Ling Chu kesal. Tidak bisa berbuat apa-apa, dengan cepat mengemasi tasnya. Ia menatap nanar pada cokelat pemberian Jiang Shu.
Tidak apa berbagi satu orang satu cokelat tapi Guo Yan meraup 7-8 buah cokelat, Ling Chu tidak rela. Setidaknya biarkan ia menjambak rambut landak itu.
Dengan cemberut menutup kotak cokelat yang tersisa 5 buah.
Jarum jam menunjuk pukul 9, Jiang Mu dan Guo Yan memasukkan koper-koper mereka dalam dua camper van berukuran sedang
"Kapan ada van ini?" Tanya Ling Chu pada Guo Yan. Selama liburan di villa, Ling Chu tidak melihat satupun van di garasi.
"Kakak Chen menyuruh supir membawa dua camper van kemari" Kata Guo Yan menutup bagasi.
"Dari rumah?"
"Em.."
Ling Chu melihat ke depan ada supir pada setiap van. Siap mengantar mereka kemana saja.
"Aku duduk dimana?" Tanya Ling Chu celingukan di antara dua camper van.
"Kamu ikut denganku dan Yao Yao" Ujar seseorang dari belakang mereka. Guo Chen tersenyum memberi satu tas berisi jajan untuk van pertama.
Guo Yan melirik keduanya sebelum kembali dalam van.
Tangan hangat mendorong pelan pinggang Ling Chu. Guo Chen berkata, "Cepat naik sudah waktunya berangkat"
Ling Chu menunduk, ia menyikut lengan Guo Chen, "Hentikan.. Jangan perlakukan aku selembut ini"
Ling Chu berlari kecil menuju camper van kedua. Cepat-cepat membuka pintu, masuk tanpa menengok Guo Chen.
Sebelum ia menghela lega, Ling Chu menerima tatapan kebencian Ling Yao.
"Kamu disini"
Mengatupkan bibir, Ling Chu menarik kopernya melewati Ling Yao yang duduk di sofa.
Bak!
Ling Yao menendang koper Ling Chu, menghimpit koper itu diantara dinding dan kakinya.
"Koperku! Apa yang kamu lakukan?!" Bentak Ling Chu yang kesal oleh aksi arogan Ling Yao. Ia mencoba menarik koper tapi Ling Yao semakin menekan kakinya membuat koper sulit di tarik.
"Ling Yao!" Bentak Ling Chu
"Bicara dengan sopan, aku lebih tua darimu"
"Sopan? Etika dan kesopanan tidak berlaku sejak kamu menyakitiku. Orang sepertimu tidak patut kusegani!" Kata Ling Chu meninju lutut Ling Yao hingga ia memekik kesakitan.
Ling Yao memeluk lututnya yang dipukul tiba-tiba, memelototi Ling Chu sambil berkata, "Kamu bajingan-!"
"Kamu yang bajingan! Menggunakan cara yang menjijikkan untuk merundungku?" Ejek Ling Chu menarik kopernya pergi ke bagian dalam van. Ia menaiki tangga kecil menuju kasur paling atas.
"Ahh!! Heeee!!" Suara histeris Ling Yao memenuhi camper van bahkan sopir berkeringat dingin. Menatap malang pada bantalan sofa yang ada di tangan Ling Yao.
Click!
Mendengar suara pintu van terbuka sepertinya Guo Chen telah menyelesaikan persiapan keberangkatan mereka.
"Dimana Ling Chu?" Tanya Guo Chen pada Ling Yao.
"Aku di sini!" Ling Chu langsung menjawab, ia melambaikan tangannya ke bawah.
Guo Chen tersenyum mendekat, ia meraih tangan Ling Chu, "Hati-hati, kamu bisa jatuh"
Ling Chu melirik Ling Yao, hatinya masih kesal dengan Ling Yao. Dengan sengaja menautkan tangan Guo Chen dan sedikit meremasnya, "Aku tidak akan jatuh"
Walaupun hanya sebentar Ling Yao tampak shock begitu juga dengan Guo Chen. Ling Chu malu oleh tatapan berbinar dari pria itu. Ia segera melepaskan tangannya, bersembunyi di sudut terdalam.
Tak ada ekspresi pada wajah tampan Guo Chen, ia menatap dalam pada tangan yang dipegang erat Ling Chu.
Perjalanan ke hutan merah memakan waktu setengah hari. Mereka tiba di lokasi dua jam sebelum matahari terbenam. Seperti namanya hutan merah.
Dedaunan pohon hutan ini berwarna merah ke orange. Buah pohon itu berwarna biru keunguan, Ling Chu memetik salah satu buah, rasanya sangat mirip blueberry dengan tekstur kelengkeng.
Ia memetik lagi, memasukkannya ke dalam kantong jaket.
Tin! Tin! Tin!
Klakson terdengar dikejauhan, sebuah mobil mewah berwarna hitam baru saja terparkir di samping camper van mereka. Jiang Shu keluar dari mobil menyapa lainnya.
Ia membuka bagasi, menurunkan dua cooler box dari mobil. Menyerahkannya ada Guo Yan.
Ling Chu melambaikan tangan pada Jiang Shu. Pemuda itu berteriak memanggil namanya sambil berlari liar. Jiang Shu terlalu bersemangat memeluk Ling Chu hampir membuat mereka terjungkal ke semak-semak.
"Kakak Shu! Kamu hampir membuat kita jatuh!"
"Maaf~ Aku terlalu bersemangat" Kata Jiang Shu menegakkan tubuh Ling Chu, dengan nyaman ia memeluk erat Ling Chu, "Aku sangat merindukanmu"