Dalam kesunyian malam, suara detak jarum jam mengisi keheningan dalam camper van. Ling Chu tidak bisa tidur.
Turun dari van menatap ribuan bintang yang belum menghilang. Dalam lamunannya, ia tersadar satu hal, 'Aku menyukainya'.
Ling Chu tak percaya bahwa ia menyukai protagonis di novel XXXXX. Alur dari novel ini telah kacau, ia tak tahu bagaimana ending novel ini. Apakah berakhir dengan bahagia atau kehancuran.
Hanya waktu yang bisa menjawab pertanyaan Ling Chu. Jika dia gagal, Ling Chu harus menjalani misi 10 kali dari Xiao Qiu.
"Ling Chu" Panggil seseorang dibelakang Ling Chu. Jiang Shu tersenyum lembut menatap Ling Chu penuh cinta, "Tidak bisa tidur?"
Jiang Shu menggenggam tangan Ling Chu. Ia menunduk mengelus tangan Ling Chu yang dingin ke pipinya, "Xiao Chu, ingat apa yang kamu katakan?"
Ling Chu : "Ya.." Aku mengingatnya.
Ling Chu sempat dilema dan jantungnya berdebar kencang untuk Jiang Shu namun saat ini Ling Chu terbilang sangat tenang.
Dia telah menemukan jawabannya. Melepaskan genggaman tangan Jiang Shu, Ling berkata, "Kakak Shu, maaf.. Perasaanku yang kumiliki tidak sama dengan milikmu"
"Aku sangat berterima kasih kar'na kamu melindungiku dan merawatku selama ini. Tapi-" Mulut Ling Chu di tutup oleh Jiang Shu
Pria itu tersenyum dengan mata sedikit sayu, "Aku mengerti, jangan teruskan"
Ling Chu merasa sangat bersalah. Dia meraih tangan Jiang Shu, ingin menghiburnya, "Kakak Shu, kamu akan tetap menjadi Kakakku tersayang"
"Ling Chu.. Biarkan aku memelukmu" Lirih Jiang Shu menarik Ling Chu dalam pelukan.
Jiang Shu tersenyum berbisik memberitahu alasan untuk tidak dekat lagi dengannya, "Ling Chu, tidak ada pertemanan murni antara pria dan wanita. Mungkin aku akan berubah, tidak seperti Jiang Shu yang kamu kenal saat ini"
Ling Chu terbelalak kemudian menggangguk kuat, menerima pelukan terakhir dari 'Jiang Shu' yang sangat menyukainya, "Ya"
Setiap pilihan yang Ling Chu buat, akan ada dampak baik ataupun buruk. Ia tidak bisa memaksa Jiang Shu untuk tetap berdiri menjadi Jiang Shu-nya.
Ling Chu berharap Jiang Shu dapat menemukan wanita baik yang mampu membalas cinta Jiang Shu.
Disaksikan oleh ribuan bintang, malam ini menjadi perpisahan hubungan Ling Chu dengan Jiang Shu. Juga hari baru untuk Ling Chu yang menemukan cinta pertama di kehidupan ini.
.
.
.
Akibat terlalu cepat menuruni bukit, kaki Ling Chu pegal-pegal dan mengalami keram. Dia menyandarkan kepala dengan malas makan jajan yang dibeli Guo Yan
Hari ini mereka kembali ke kota A. Karena supir keluarga Guo telah kembali lebih dulu, Guo Chen menyetir bergantian dengan Guo Yan.
Ling Chu menguap lebar, beberapa kali ia memukul kepalanya pada dinding van. Dia tidak bisa tidur semalam, memikir pria yang sedang menyetir camper van sekarang. Jantungnya selalu berdegup kencang saat memandangi Guo Chen.
Memasuki sore hari, Guo Yan menghentikan van mereka di villa kota J. Ling Chu melihat mobil mewah yang terparkir di sebelah mereka.
Guo Chen turun terlebih dahulu, disusul Ling Yao yang berdandan rapi, dengan semangat Ling Yao keluar dari camper van.
"Xiao Yan, Mobil siapa itu? Terakhir kita pergi, tidak ada mobil ini" Ujar Ling Chu.
"Ah, Kakekku datang. Dia meminta Kakak Chen bermalam disini. Maaf menyeretmu kemari" Jawab Guo Yan menggusak rambut.
Ling Chu terkejut, Kakek Guo sudah kembali dari luar negeri. Ling Chu tahu hubungan Guo Chen dan Kakeknya tidaklah baik.
Dalam novel Penatua Guo menekan Guo Chen untuk menikahi wanita pilihannya. Namun Guo Chen menolak membuat Penatua Guo marah, dia membayar seseorang untuk mencelakai protagonis wanita.
Sampai akhir novel XXXXX, Penatua Guo tidak merestui hubungan mereka. Lelaki tua yang kehilangan kekuatannya di keluarga Guo, mengisolasi diri di panti jompo hingga akhir hanyatnya.
Ling Chu melirik ke jendela dimana cahaya kuning keemasan menampilkan siluet kakek dan cucu.
Crash!!
Ling Chu terkejut mendapati benda berat melayang keluar dari jendela itu. Kaca itu rontok menampakkan sosok Guo Chen yang pelipisnya berdarah.
"Ah, Guo Chen-!" Ling Chu tercekat menutup mulutnya, "Guo Yan, Kakekmu memukul Guo Chen!"
"Aku tahu! Tidak perlu memberitahuku" Balas Guo Yan berlari ke dalam villa.
Tongkat Penatua Guo memukul bahu Guo Chen, memaksa pria itu berlutut. Ling Chu bisa melihat Kakek Guo sangat murka terhadap Guo Chen.
Ling Chu tertegun, melihat Penatua Guo mengayunkan tongkat kayu di tangannya. Ling Chu segera berlari keluar camper van lalu berteriak keras, "Hentikan!!"
Penatua Guo berhenti, ia menurunkan tongkatnya. Memicingkan mata kebencian pada Ling Chu. Pria tua itu mendengus berbalik duduk di sofa.
"Ck,ck,ck.. Lihat bocah itu! Sangat tidak tahu aturan!" Celetuk Penatua Guo pada Guo Chen yang setengah terduduk, "Sepertinya hubunganmu lebih baik dari yang kukira"
Guo Chen menekan pelipisnya, ia mengelap lukanya dengan sapu tangan. Berbalik melirik Ling Chu yang berdiri cemas di teras. Guo Chen tersenyum memberi isyarat sebagai bahwa dia baik-baik saja.
"Seleramu tidak berbeda dari Ayahmu" Ejek Penatua Guo.
Guo Chen tersenyum, ia berjalan menuju sofa di seberang Penatua Guo, "Kakek, Ayah akan semakin membencimu jika mendengar ini"
"Ha! Siapa peduli?! Kamu dan Ayahmu memiliki selera rendahan! Aku sudah menjodohkanmu dengan anak sulung keluarga Ling. Bisa-bisanya kamu menggoda anak tiri keluarga itu!" Seru Penatua Guo memukul-mukul meja kopi.
"Bahkan kamu rela berkelahi dengan preman pasar demi dompet anak itu, ck,ck,ck" Imbuh Penatua Guo melempar amplop coklat berisi foto-foto Guo Chen saat bersama dengan Ling Chu. Ada beberapa foto yang menunjukkan mereka berciuman.
Ling Yao memucat, ia tidak tahu bahwa mereka sudah sejauh ini! Ia menundukkan kepala, menggertakkan gigi, menatap benci pada sosok Ling Chu yang bercumbu dengan tunangannya!
"Kamu sudah berjanji padaku untuk menikah dengan Yao Yao! Bagaimana bisa kamu menyakiti hati gadis sebaik Yao Yao?!" Dulu dia teledor dalam mengasuh anaknya. Nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada yang bisa ia rubah, kali ini dia tak akan mengulang kesalahannya.
"..Kakek lupa? Aku hanya berjanji bertunangan dengan Ling Yao. Bukan menikah" Kata Guo Chen melirik Ling Yao yang was-was di samping Penatua Guo.
Ling Yao sangat takut pada Guo Chen, dia tidak berani bermain trik di depan pria itu. Ling Yao berpura-pura lemah dan menyedihkan, memeluk lengan Penatu Guo, "Kakek, itu benar. Guo Chen hanya setuju ber-"
"Yao Yao, kamu terlalu baik pada Guo Chen. Kakek akan memberi pelajaran pada bocah nakal ini untukmu!" Kata Penatua Guo yang iba pada Ling Yao, dengan lembut pria tua itu mengusap rambut seperti merawat darah dagingnya sendiri.
"Kakek~" Ling Yao terharu menerima pembelaan Penatua Guo terhadapnya. Dengan Penatua Guo disampingnya, Ling Yao tak perlu tersiksa dan tertekan ketika menghadapi Guo Chen.
Guo Chen harus menjadi miliknya bahkan jika ada cinta dan benci di antara mereka. Sampai matipun Ling Yao tak rela melepaskan cintanya.
Guo Chen menyilangkan kaki dan melipat tangannya. Ling Yao sangat pintar bersandiwara dan mampu mencuri hati Kakeknya.
Entah apa yang dipikirkan pria tua, memaksanya untuk bertunangan dengan Ling Yao. Yang jelas Guo Chen tidak akan mengikuti permainan Kakeknya lagi.
Dia tak akan melepaskan Ling Chu yang sudah jelas memiliki hati untuknya.
Penatua Guo menyuruh Ling Yao pergi, ia memerintahkan Guo Chen tanpa perasaan, "Menjauh dari gadis itu"
"Tidak"
"Kamu semakin berani menentangku"
"Selama ini, aku sudah merawat bonekamu dan aku lelah dengannya" Balas Guo Chen meminum teh, "Aku menginginkan kebahagianku sendiri tanpa diperintah siapapun"
Selama hidupnya, Guo Chen di paksa menerima pendidikan keras penatua Guo untuk menjadi ahli waris. Tersenyum ramah, beretika sopan, mengampu pelajaran usia dini sampai mengatur apa yang ia suka dan tidak suka.
Selapis demi lapis keluarga Guo memoles pewaris sempurna demi menjaga eksistensi mereka di puncak tertinggi piramida. Membuat Guo Chen menyembunyikan jati dirinya dalam kegelapan.
"Guo Chen.." Penatua Guo menyalakan cerutu di tangannya, meniup asap dari mulutnya. Dia mengangkat alisnya berkata tanpa peduli pendapat Guo Chen, "Yang harus kamu lakukan adalah mengikuti pilihanku. Ini semua demi-"
"Demi keluarga? Jangan bercanda. Itu semua demi keegoisanmu" Balas Guo Chen yang tak takut pada lelaki tua, "Tidak ada keuntungan apapun yang diberikan keluarga Ling pada keluarga Guo"
Penatua Guo terdiam, menghembuskan asap putih dari mulutnya, "..Ubah kontrak kalian menjadi menikah. Itu saja"
"Aku tidak tertarik memperumit kontrak itu. Aku akan mengakhiri kontraknya sekarang"
"Ha! Jika kamu tidak mau, tinggal kusingkirkan gadis itu!" Ancam Penatua Guo.
Guo Chen yang awalnya menekukkan sudut bibir berubah datar, menjadi dingin seketika, "Jika kamu menyentuh Ling Chu, aku tidak akan membiarkanmu pergi"
"Hahaha, lihat betapa sombongnya kamu. Singa kecil yang berani menunjukkan cakarnya padaku" Ejek Penatua Guo sambil mematikan cerutunya. Pria itu menopang tubuhnya dengan tongkat, berjalan menuju pintu keluar.
"Guo Chen, ingat, kamu bukanlah satu-satunya cucu yang kumiliki. Aku bisa menggesermu dengan siapa saja" Imbuh Penatua Guo sebelum pergi.
Guo Chen mengepal erat tangannya, memukul meja kopi. Tangannya memerah, bergetar kesakitan tapi tidak sepadan dengan gejolak emosi yang membakar dirinya.
Saat ini Guo Chen tak berdaya di telapak tangan Penatua Guo. Setidaknya butuh 6-7 tahun lagi untuk mengambil seluruh kekuatan keluarga Guo dari Kakeknya.
"Yao Yao, menunggu kakek? Anak baik, Kakek sangat senang" Puji Penatua Guo pada Ling Yao yang sedari menunggunya.
"Kakek, kembali" Ujar Guo Yan yang berdiri, tak jauh dari Ling Yao.
"Ya, Aku akan kembali ke rumah. Kalian anak muda bersenang-senanglah" Kata Penatua Guo menepuk pundak Guo Yan.
Ling Chu berlarian menuju lantai dua, dia berpapasan dengan Penatua Guo.
Jika sebelumnya Penatua Guo menutupi rasa tidak suka padanya, sekarang lelaki tua itu terang-terangan memandang jijik Ling Chu.
"Ck,ck,ck, kamu berteriak keras mengganggu penatua ini berbicara!" Omel Penatua Guo.
"A-aku.. Maaf. Tadi aku melihat Kakek-"
"Siapa kakekmu?! Panggil aku penatua!" Bentak Penatua Guo memukul tongkat ke tanah.
"Ah ya, Penatua Guo.." Kata Ling Chu menundukkan kepala, membungkuk hormat.
"Masih tahu cara menghormati penatua ini" Kata Penatua Guo mendengus. Meninggalkan Ling Chu seorang diri.
Ling Chu mengusap keringat dengan gelisah bergegas menghampiri Guo Chen.