Chereads / Transmigration: Come To You / Chapter 35 - Kampus

Chapter 35 - Kampus

Ling Chu mendengus kesal, ia menggigit lengan kuat Guo Chen yang ada di lehernya. Bercinta cukup lama, Guo Chen masih energik sedangkan dia seperti ikan sekarat di talenan.

Guo Chen membiar kekasihnya menggigit sampai puas. Dia mencium rambut Ling Chu yang berkeringat, "Kamu lapar?"

"Tidak" kata Ling Chu yang puas dengan pola gigi di lengan Guo Chen, "Aku hanya lelah"

Guo Chen tersenyum geli, dia mencubit pinggang Ling Chu lalu menggodanya, "Kamu harus banyak olahraga"

"Kamu saja yang berlebihan" protes Ling Chu menggembungkan pipinya, dia menyikut pelan Guo Chen.

"Sayang, aku sudah menahan diri" balas Guo Chen terkekeh.

Ling Chu : "....." Shit! Pantas saja, dia masih energik!

Jika Ling Chu ingat, Guo Chen suka bermain di klub. Artinya dia terbiasa berhubungan fisik dengan banyak wanita dan tahu bagaimana menyenangkan lawan jenisnya.

Mengingat hal tersebut membuat Ling Chu marah, ia menggertakkan gigi. Membalik tubuhnya, menggigit tulang selangka Guo Chen hingga mengecap merah darah.

Guo Chen terdiam, mengerutkan dahi. Dia tidak tahu kenapa tiba-tiba Ling Chu menjadi agresif.

Ling Chu : "Jika kamu berani bermain di klub lagi, aku akan membunuhmu"

Guo Chen : "....."

Keesokan harinya, Ling Chu bangun dengan badan sakit semua. Dia tak berpikir setelah bercinta membuat tulangnya rontok. Dia menekan pinggangnya yang linu.

Ling Chu menghela tak nyaman, detik berikutnya ia mengagumi pemandangan pagi yang begitu indah. Guo Chen masih tertidur lelap dengan lengan tetap memeluk dan mengusap pinggang Ling Chu yang kesakitan.

Dia terpesona oleh wajah tampan Guo Chen. Alis pedang tegas dengan bulu mata panjang yang tebal dan bibir tipis yang seksi. Sangat disayangkan betapa tak sinkronnya wajah dengan keliarannya dalam bercinta.

"Tidurlah, ini masih pagi"

Suara serak khas bangun tidur mengagetkan Ling Chu. Lengan Guo Chen mempererat pelukannya. Ia mencium dahi Ling Chu dan kembali tidur.

Ling Chu berniat bangun, ia menutup matanya memutuskan menemani Guo Chen tidur lagi. Tanpa sadar rasa kantuk menyerangnya, kenyamanan dari pria ini membawa Ling Chu tidur tanpa mimpi.

.

.

.

Pada akhirnya Guo Chen memijit-mijit pinggang Ling Chu sebelum turun dari kapal. Gadis itu tak berhenti menggerutu sampai Guo Chen membawanya ke restoran yang ingin Ling Chu cicipi.

Kembali ke kehidupan kampus, Ling Chu menuju ruang kelas. Seluruh anak dalam kelas meliriknya dengan tatapan tak biasa.

Sudah bertahun-tahun menerima tatapan jahat dan gunjingan orang lain. Hati Ling Chu lebih kuat, ia terus berjalan ke kursi tanpa memperdulikan mereka.

Seseorang berdeham disampingnya, dia ingat anak ini adalah teman sekelasnya saat SMA.

"Teman sekelas Chu, kamu.. masih ingat aku? Aku sekelas denganmu, Shen Qi" Panggil Shen Qi dengan suara rendah. Gadis itu tetap melihat ke depan saat dosen menerangkan.

"Ya, ada apa?" Tanya Ling Chu.

"Kamu.. Apa kamu berpacaran dengan Senior Guo Chen?"

"..."

"..semua orang sangat penasaran dengan hubungan kalian" Melihat Ling Chu tak menjawab, Shen Qi mengeluarkan ponselnya.

Dalam ruang obrolan grup kampus angkatan Ling Chu, ada foto Ling Chu yang digendong oleh Guo Chen, ada juga foto saat Guo Chen memeluknya dengan intim di cafe.

Hubungan fisik memperkuat kedekatan mereka. Guo Chen tanpa malu-malu menunjukkan bahasa cintanya di hadapan semua orang.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya balik Ling Chu dengan nada main-main. Dia tak tertarik memberitahu orang-orang. Biarkan saja mereka menerka-nerka sesuka hati.

Shen Qi sedikit malu menyentuh hidungnya. Ia kembali fokus pada pelajarannya. Seperti yang ia duga hubungan Ling Chu dengan putra sulung keluarga Guo adalah nyata.

Ling Chu menghela nafas, banyak pro kontra mengenai asmara mereka. Dulu dia pesimis dengan hubungan mereka namun sudah empat bulan berjalan, semua baik-baik saja.

Memang Ayah dan Ibu Ling sempat kaget dengan pembatalan pertunangan Guo Chen dan Ling Yao. Saat itu Guo Chen pergi ke ruang kerja Ayah Ling, Ling Chu tidak tahu apa yang mereka diskusikan tapi hasilnya tidak buruk.

Lambat laun orang tua Ling Chu menerima hubungan asmara mereka.

Hanya yang membuat Ling Chu bingung, progress bar tidak bertambah, stuck pada 85℅ tanpa ada kemajuan.

Ling Chu melirik ke salah satu mahasiswa yang sedari tadi memberi tatapan senonoh padanya. Pemuda itu menyeringai menunjukkan jari tengah kemudian menjulurkan lidah seolah-olah menjilati tangannya.

Ling Chu menatap datar pada pemuda yang tertawa bersama teman-temannya. Menggunakan bahasa mulut pria itu berkata 'pelac*r'.

Shen Qi kebetulan melihatnya juga, ia berbisik di samping Ling Chu, "Teman sekelas Chu, jangan pedulikan Kang Luo. Dia dan gengnya selalu bersikap kasar pada orang populer"

"Selalu seperti itu?"

"Ya, jika mereka tertarik pada seseorang, mereka akan menggunakan orang itu sebagai lelucon.. Saranku jauhi mereka"

Ling Chu mengangguk, kembali fokus pada dosen yang mulai menerangkan pelajaran.

Kang Luo yang diabaikan menyeringai lebar, dia lebih suka mengganggu orang yang penakut dan pengecut. Namun sosok Ling Chu yang acuh tak acuh sangat menarik dan cocok dengan seleranya.

Dalam beberapa hari, setiap bertemu Kang Luo dengan kedua temannya, Ling Chu akan diganggu. Pria itu selalu mengacungkan jari dan menertawakannya.

Ling Chu yang kesal mengatupkan gigi. Selama ini dia memilih diam, mengikuti cara lamanya saat menghadapi Shen Fei. Sayangnya Kang Luo berbeda dari Shen Fei, semakin Ling Chu tidak peduli, pria itu makin mengganggunya.

Kang Luo dan rekannya tiba di kelas, duduk dua baris di depan Ling Chu. Seperti biasa, Kang Luo mengacungkan jari tengah dan menghina Ling Chu.

Ling Chu terus menatap pemuda yang menganggap aksinya tadi adalah hiburan. Ketika tatapan mereka berpapasan Ling Chu tersenyum sopan dengan terang-terangan mengangkat tangan dan mengacungkan jari tengah pada Kang Luo saat dosen tidak memperhatikannya.

"Wah!" Satu kelas memandang tak percaya Ling Chu yang blak-blakan melawan balik Kang Luo.

"Lihat wajah Kang Luo tampak bodoh!" Kata mahasiswa A.

"Tentu saja, dia tak berpikir Ling Chu akan membalasnya!" Balas mahasiswa B.

"Hehe, dia pasti malu. Apa kamu sudah mengambil gambarnya?" tanya Mahasiswi C.

"Tanganku gatal ingin bertepuk tangan untuk Ling Chu" Kata mahasiswa D.

"Hei, bagikan padaku" imbuh mahasiswi E

Kang Luo menggertakkan gigi, dia tak pernah dipermalukan oleh siapapun. Dia adalah puncak tertinggi di generasi ini. Beraninya seorang gadis kaya biasa, mempermalukan dirinya. Lihat nanti, siapa yang paling berkuasa disini.

Sepulang kuliah Ling Chu mendapat pesan dari Guo Chen. Dia menunggu Ling Chu di koridor gedung C yang tak jauh dari gedung tempat Ling Chu sekarang.

Ling Chu segera berdiri, cepat-cepat keluar dari kelas. Ketika mencapai pintu keluar gedung, bahu Ling Chu ditarik keras ke belakang hingga ia terhuyung mundur beberapa langkah.

Ling Chu mengerut kening pada Kang Luo dan kedua temannya yang menghadang pintu. Pria itu dengan arogan melempar tasnya ke tanah tepat di hadapan Ling Chu.

"Bawa tasku" Perintah Kang Luo.

Ling Chu memiringkan kepala, ingin menendang langsung tas itu tapi dia menahan diri dan tersenyum tipis pada Kang Luo.

"Siapa namamu?" Tanya Ling Chu dengan santai.

"...Kamu tidak tahu siapa aku?" Kang Luo merasa ditantang Ling Chu, ia mendekati Ling Chu menundukkan kepala sedikit berkata dengan bengis untuk menakuti Ling Chu, "Kang Luo, anak Kepala Biro Keamanan Negara ini"

"Salam kenal, aku Ling Chu" Balas Ling Chu mundur selangkah menjauh dari wajah Kang Luo. Pemuda ini cukup tampan tapi tingkah lakunya yang minus sangat menjijikkan.

"Ck, mau kemana pelac*r? Tidak usah basa-basi bawa tasku dan ikut kami ke ruang gym" Kata Kang Luo menahan bahu Ling Chu. Pemuda itu memberi pandangan leceh pada Ling Chu, "Sesuatu yang baik menantimu"

"Maaf, aku tidak tertarik pergi dengan kalian dan jaga mulutmu, aku bukan pelac*r" Balas Ling Chu memukul tangan Kang Luo dengan jijik.

"Jika kamu mencoba menarik perhatianku, menyerahlah. Aku tidak tertarik dengan pria berotak udang" Ejek Ling Chu dengan percaya diri. Secara acak, Ling Chu menyimpulkan Kang Luo suka padanya.

"S-siapa yang suka padamu?!" Bentak Kang Luo dengan suara keras.

"Hei, Xiao Luo telingamu merah" Kata teman di belakang Kang Luo, dia tertawa pada Kang Luo yang kesulitan menghadapi Ling Chu.

Ling Chu dan geng Kang Luo berdiri di depan pintu gedung. Banyak angkatan mereka yang baru selesai kelas, keluar pada jam ini. Disaksikan puluhan mata, harga diri Kang Luo semakin hancur, ia malu dan marah pada Ling Chu.

Pemuda itu menarik jaket Ling Chu menyeret gadis itu lebih dekat dengannya, ia berkata dengan nada mengancam, "Pelac*r, kamu berani membual. Minta mulut kecilmu dirobek?!"

Ling Chu menggertakkan gigi, dia telah memprovokasi pemuda bajingan ini. Jadi untuk apa Ling Chu menahan diri, "Robek mulutku? Akan kujahit mulut kotormu. Lepas!"

Perlawan Ling Chu menarik amarah besar dalam diri Kang Luo. Pemuda itu menangkup pipi Ling Chu dengan kasar meremasnya wajah Ling Chu hingga memekik kesakitan.

"Minta maaf dan aku akan melepasmu" Kang Luo menyeringai arogan. Ia semakin menekan jarinya ke pipi Ling Chy.

Dia menunduk, menjilat telinga Ling Chu sambil berbisik dengan suara rendah, "Jika kamu tidak mau, kamu bisa membayarku di ruang gym sekarang"

Menahan sakit pipi dan gigi yang dihimpit, Ling Chu terang-terangan menatap jijik Kang Luo. Dia berkata dengan penuh penekanan, "Bajingan sampah"

"Ah!" Teriakan Ling Chu yang nyaring, memancing mahasiswa-siswi lain datang mengerumuni tempat kejadian.

"Hei, Kang Luo hentikan. Lepaskan saja dia" Kata teman Kang Luo menepuk bahu temannya. Dia mendengar rumor Ling Chu memiliki hubungan dengan keluarga Guo. Tidak baik memprovokasi orang yang salah.

"Lepas! Pelac*r ini berani menantangku!" Geram Kang Luo tak terima.

"Siapa pelac*rmu? Dia?" Tanya seseorang merangkul bahu Kang Luo sambil menunjuk Ling Chu.

Ling Chu terbelalak, ia tertegun sebelum matanya bersinar terang menemukan penyelamat, "Xiao Yan!"

Tiba-tiba tangan lain mencengkram erat tangan Kang Luo. Pemuda lain dengan gesit memelintir tangan itu hingga Kang Luo menjerit berlutut di tanah.

"Kakak, kamu terlalu kejam. Bagaimana kalau tangannya patah?" Kata Guo Yan mengomeli Guo Chen.

Mata phoenix Guo Chen melirik Guo Yan, "Kamu seharusnya menolong Xiao Chu dulu"

Guo Yan tersenyum kecut, mengangkat kedua tangan sebagai permintaan maaf.

Guo Chen mengelus pipi Ling Chu, separuh wajah kucing kecilnya memerah bahkan ada bekas bentuk jari akibat ditekan kuat oleh Kang Luo. Guo Chen harus mematahkan satu persatu jari orang itu nanti.

"Kakak Chen.."

"Kamu baik-baik saja?"

"Ya" Jawab Ling Chu meringis, mengusap pipi yang berdenyut-denyut.

Semua orang yang berdiri menonton drama tak berani bergerak. Mereka takut akan terseret permasalahan ini.

Guo Yan tersenyum memandangi orang di sekeliling mereka, "Kalian tidak pergi?"

Pertanyaan Guo Yan langsung dijawab oleh mereka yang berlarian menjauh dari lokasi.

"Xiao Yan, sisanya kuserahkan padamu" Kata Guo Chen menatap dingin Kang Luo, dia menggendong Ling Chu keluar gedung.

"Kakak Chen, aku ingin ke toilet dulu"

Guo Chen mengangguk, membawa Ling Chu ke toilet. Dia mendengar suara air terciprat keras. Khawatir sesuatu terjadi pada Ling Chu, Guo Chen mengintip ke dalam.

Ling Chu yang cemberut, menggerutu saat membasuh wajah. Dia membasuh telinga kirinya berkali-kali sampai memerah.

"Ada apa?" Tanya Guo Chen menahan lengan Ling Chu membasuh telinga yang menyedihkan.

"Eh, kenapa kakak masuk ke sini?! Ini toilet wanita" Tanya balik Ling Chu kaget.

"Tidak ada siapa-siapa disini kecuali kamu dan aku" Kata Guo Chen menyentuh telinga kiri Ling Chu yang basah.

Ling Chu memaksa Guo Chen mutar badan lalu mendorong pria itu keluar, "Keluar, tidak lucu kalau ada berita putra sulung keluarga Guo mesum, masuk toilet wanita"

Guo Chen terkekeh, ia berhenti di pintu masuk toilet wanita, "Kamu belum menjawab pertanyaanku. Ada apa? Kenapa menggosok telingamu sekasar itu?"

"A-aku tidak.. Telingaku hanya sedikit kotor" Kata Ling Chu menghindari tatapan Guo Chen, ia tak mau menceritakan yang terjadi.

Mata phoenix Guo Chen menyipit berbahaya, ia menunduk dan menggigit akar telinga kiri Ling Chu yang berbau sabun. Kemudian menjilati sampai Ling Chu gemetar malu mendengar suara air berkecamuk jelas di telinganya.

Ling Chu : "Kakak Chen, kamu ngapain sih?!" Tiba-tiba menjadi anjing besar?

Guo Chen : "Aku hanya membersihkan telingamu"

Ling Chu : "....." Caramu membersihkannya tidaklah normal.

Karena Guo Chen, Ling Chu kembali ke toilet untuk membasuh telinganya lagi.

Bzz! Bzz!

Guo Chen berdiri dekat jendela, mengeluarkan ponsel yang bergetar dalam sakunya, "Katakan"

"Penatua mengambil klien yang kemarin kita temui. Dia menawarkan hak kepemilikan lebih tinggi dari perusahaan Allink tawarkan"

"..Gunakan rencana B, cari bidak pengganti dan jangan biarkan Kakek menarik klien kita yang lain" Kata Guo Chen memberi perintah.

Diluar dugaan, Kakek Guo mulai curiga perusahaan Allink adalah milik Guo Chen. Akan sia-sia jika Kakek Guo menghancurkan perusahaan yang ia bangun sendiri secara diam-diam.

"Baik Tuan"

"Kamu tak perlu turun tangan langsung, serahkan pada bawahanmu. Kita tidak bisa bergerak terlalu mencolok"

"Dimengerti"

"Juga.. cari apa yang terjadi pada Ling Chu hari ini, di gedung C"

"Kakak Chen, aku sudah selesai" Kata Ling Chu mengelap wajahnya yang belum kering sepenuhnya.

Guo Chen berbalik, pria itu tersenyum lembut menatap Ling Chu penuh kasih sayang, ia mematikan ponselnya, "Mm, waktunya pulang"

Dua minggu kemudian di kelas Ling Chu terlihat sangat gaduh. Kebetulan Shen Qi duduk sebelah Ling Chu, dia bertanya tentang situasi kelas hari ini.

"Ah, kamu belum diundang grup kelas ya?" Shen Qi menunjukkan grup chat angkatan mereka. Terdapat link berita ledakan dari kebocoran gas di sebuah resor terkenal di kota J, empat wisatawan luka-luka dan tiga orang meninggal.

Ketiga korban meninggal itu adalah Kang Luo dan kedua temannya. Akibat ketiganya merokok di area dapur yang gasnya bocor, memicu ledakan dahsyat yang menghancurkan area dapur.

"Ha.. itulah kenapa Ibuku selalu melarang ayahku merokok dalam rumah" Kata Shen Qi curhat.

"Saat ini belum liburan semester. Bagaimana mereka bisa sampai ke resor kota J?"

"Dari yang kudengar.. Mereka mengambil jatah izin kuliah untuk berlibur di resor itu bersama teman-teman mereka"

Setiap mata kuliah diberi jatah 4x untuk tidak masuk. Wajar jika Kang Luo bisa memanfaatkan jatah bolosnya tapi ada sesuatu yang mengganjal.

"Bukankah Kang Luo sudah menggunakan jatah bolosnya empat kali di kelas ini?" Tanya Ling Chu keheranan mengerutkan alis.

"Eh, benarkah? Aku tidak ingat" Kata Shen Qi yang tertegun, mencoba mengingat kembali.

"Ya, minggu lalu Pak Wang memberi mereka bertiga peringatan"

"Oh, kamu benar!" Kata Shen Qi menepuk tangannya. Kemudian dia menundukkan kepala sambil menggerutu seolah berpikir keras, "Ah, mungkin Kang Luo lupa bahwa dia sudah menghabiskan jatahnya atau.. Dia memang tak berniat melanjutkan kelas ini dan memutuskan mengulang kelas di semester depan"

"Ya, itu masuk akal.." Kalau dilihat dari sifat dan gaya Kang Luo dua jawaban Shen Qi masuk akal. Mungkin Ling Chu berpikir berlebihan.