Chereads / Transmigration: Come To You / Chapter 38 - Kembali

Chapter 38 - Kembali

Ding!

"Memuat data, selesai!"

"Mengumpulkan jiwa, selesai!"

"Memulihkan ingatan, selesai!"

"Selamat datang host~!"

Ruangan luas dengan dinding metalik dingin, terdapat kasur dengan pelindung berbentuk kapsul, seorang pria tampan berusia 28 tahun terbaring tak bergerak.

Pria itu adalah Guo Chen yang mengenakan pakaian serba putih seperti baju pasien rumah sakit.

Sebuah Bola bulu putih melayang dan mendarat diantara alis pedang Guo Chen. Bola bulu itu bergoyang lembut untuk membangunkannya.

Rasa menggelitik di dahi membuat Guo Chen mengerut dalam. Bulu mata panjang yang tebal gemetar. Saat membuka mata pheonixnya, aura mendominasi mampu menekan lawan bicara.

Guo Chen bangun, menyisir rambutnya ke belakang. Dia menatap bola bulu kecil yang mengambang di udara, "Xiao Qiu, jelaskan situasinya"

"Baik~!" Sinar cahaya keluar dari batu ruby di tubuh Xiao Qiu, menampilkan statistik tubuh protagonis di dunia XXXXX, "Host mengalami kecelakaan dan jatuh dalam keadaan koma. Status tubuh host saat ini di tahap kerusakan sedang. Cedera otak ringan, tangan kiri dan kaki kiri terkilir juga dua tulang rusuk patah"

"Berapa lama waktu pemulihan tubuh?" Kata Guo Chen yang tidak senang dengan kabar buruk Xiao Qiu.

"Masa siuman koma empat tahun dan masa rehabilitasi enam bulan" Xiao Qiu mendarat di bahu lebar pria itu, dia bergoyang lembut ke kiri-kanan menghibur hostnya, "Host bisa mempercepat pemulihan dengan membeli pil penyembuh raga~"

"Beli" Kata Guo Chen mengangguk setuju. Dia ingin segera bertemu dengan kekasihnya.

"Host, tidak bisa membeli. Poin anda saat ini berjumlah 192. Anda membutuhkan 9.808 poin untuk membeli pil penyembuh raga~"

Bulu-bulu Xiao Qu tiba-tiba menegak, ia merinding menerima fluktuasi hebat dari hati hostnya. Ia segera melayang jauh dari pria itu.

"Host bisa mengumpulkan poin terlebih dahulu, sebelum kembali ke dunia XXXXX"

"..Pilih misi S" Perintah Guo Chen dengan dingin.

"Okey~!"

Ding!

"Melakukan pencarian misi kelas S, selesai!"

Danau Merah Naga Emas.

Tiga Ribu Tahun Kehidupan Kaisar.

Misteri Peri Bawah Laut.

Keramaian Kota Beracun.

Bunga Bangkai Pulau Hantu.

Lima Singa Raja Gurun.

"Silahkan host memilih~! Saran misi untuk host, dunia 'Misteri Peri Bawah Laut'. Tingkat keberhasilan 86%, poin hadiah 2.850"

Guo Chen menekan satu persatu data pilihan Xiao Qiu. Misi tingkat S rata-rata poin hadiah di atas 2.500. Untuk mengumpulkan 10.000 poin, dia harus melewati tiga sampai empat kali misi tingkat S.

Tapi dia tidak ingin membuang waktu dalam misi, Guo Chen tanpa ragu memilih tingkat S yang paling dihindari host lainnya.

Xiao Qiu gemetar hebat saat pria itu menekan 'Bunga Bangkai Pulau Hantu'.

"Host tolong pikirkan kembali~ Misi dunia terlalu sulit, tingkat keberhasilan hanya 7%!"

"Aku tidak peduli. Yang kuinginkan adalah poin hadiah" Lagipula jika misi ini gagal, dia tidak akan mati. Guo Chen hanya kembali ke dalam ruang sistem milik Xiao Qiu.

Guo Chen berbaring lagi pada kapsul raksasa. Poin misi tersebut cukup untuk membeli satu pil penyembuh raga dan beberapa alat lainnya.

Ketika mata phoenix menutup, kegelapan menyapu penglihatannya. Satu-satunya yang terbesit dipikiran Guo Chen adalah Ling Chu.

Guo Chen ingin menertawakan dirinya, dia tak berpikir menjadi begitu terobsesi pada gadis itu sampai-sampai melakukan hal ini.

"..Tunggu aku, Xiao Chu"

"Baiklah, jika host memaksa~ Hitungan mundur untuk memulai misi, tiga, dua, satu~!"

"Memuat data, selesai!"

"Mengurai jiwa, selesai!"

.

.

.

Lima tahun berlalu, kota A mulai memasuki musim dingin, suhu di perkotaan semakin menurun.

Di gedung pencakar langit, seorang pria dengan setelan abu-abu berdiri melihat pemandangan kota. Mengambil secangkir kopi yang baru diseduh menikmati cahaya malam di kota A.

"Kakak.." Panggil pria yang lebih muda, rambut landak yang biasanya berantakan kini lebih rapi.

"Xiao Yan.. Bagaimana kabarnya?" Tanya Guo Chen yang duduk di kursi presdir keluarga Guo.

"Tidak ada kabar" Guo Yan menggelengkan kepala kemudian tersenyum memberi kabar baik pada Guo Chen, "Kakak Mu memberi kabar Jiang Shu akan kembali tahun ini bersama kekasihnya"

Mata pheonix Guo Chen melebar, detik berikutnya memberi tatapan menyelidik pada Guo Yan, "Siapa kekasihnya?"

Guo Yan menghela nafas, dia tahu apa yang dipikirkan Kakaknya. Guo Chen curiga kekasih Jiang Shu saat ini adalah Ling Chu. Lima tahun Ling Chu menghilang tanpa kabar bersama Jiang Shu, siapa yang tahu bagaimana perkembangan hubungan mereka sekarang?

"Aku tidak tahu, Kakak Mu tidak memberitahuku" Jawab Guo Yan dengan santai mengamati cangkir kopi di tangan Guo Chen menunjukkan garis retak, "Sebaiknya Kakak bertanya langsung pada Kakak Shu"

"Dia tidak pernah menghubungiku"

"Kamu bisa menelponnya. Mungkin Kakak Shu akan mengangkat teleponmu"

Guo Chen memandang suram adik laki-lakinya, kemudian mengangguk dan mengusir Guo Yan, "Aku mengerti, kamu bisa pergi"

"Kakak.. Besok kembalilah makan malam, Ibu merindukanmu. Ibu menyiapkan sup iga dan kentang rebus kesukaanmu" Kata Guo Yan meninggalkan pesan Ibunya. Ia pergi meninggalkan ruang sendiri untuk Guo Chen.

Klik!

Pintu tertutup, Guo Chen meletakkan cangkir kopi di meja kerja. Ia bersandar mengetuk jari pada pegangan kursi. Mata pheonix menawan itu menatap kosong pada langit-langit kantor.

Ia bosan dengan lingkaran kehidupan yang berjalan tanpa kehadiran Ling Chu. Tidak ada yang mampu membuatnya tertarik untuk melihat 'keindahan' lain dari dunia ini.

Guo Chen menutup mata. Pikirannya melayang ke beberapa tahun lalu dimana Guo Chen berjuang sendiri tanpa melihat cahaya yang ia cari.

"Xiao Chu.. Sampai kapan kamu pergi?" Gumam Guo Chen dengan nada rendah menyakitkan. Ia meremas kuat pegangan kursi untuk meluapkan kegelisahannya.

Setahun setelah kecelakaan mobil, Guo Chen bangun dari koma. Ia bermimpi melakukan petualangan berbahaya ke pulau gelap berkabut. Menjelajahi hutan berduri sampai melawan hewan buas yang berbeda dari dunia ini.

Satu dua hari setelah siuman, Guo Chen belum menerima kunjungan kekasihnya. Bibi perawat yang mengurusnya tutup mulut bahkan Ayah dan Ibu Guo menghindari topik soal Ling Chu.

Dimalam ke-lima Guo Yan menjenguk Guo Chen memberitahu situasi keluarga Ling Chu. Mengetahui bahwa Ling Chu pergi akibat tekanan dari Kakek Guo.

Dalam sekejap cahaya matahari dari luar jendela terasa dingin. Tanpa kehadiran kucing kecil kesayangannya, sebesar apapun cahaya di dunia ini, tidak akan mampu memberi kehangatan pada diri Guo Chen.

Kotak hitam yang selama ini di cat putih, kini tenggelam dalam lautan hitam kelam. Guo Chen yang siuman seperti terlahir kembali menunjukkan warna aslinya.

Pria itu memejamkan mata, mengingat sepotong mimpi dimana seorang wanita berlumuran darah di tangannya.

Hatinya bergetar hebat saat tahu wajah wanita muda itu adalah Ling Chu. Rambut hitam legam yang tergerai indah bermandikan darah kental.

Guo Chen termangu memegang tubuh yang mulai kehilangan suhu.

Mimpi itu terasa nyata dan telah berlangsung sejak dia siuman. Setiap kali mimpi itu muncul, Guo Chen mengalami rasa takut hebat akan kehilangan sosok wanita yang mirip Ling Chu. Seolah jiwanya hancur berkeping-keping.

Guo Chen menarik laci kerja, ada sekotak rokok hitam berbalut pita emas. Guo Chen mengetuk-ngetuk layar ponsel lalu menekan nomor Jiang Shu.

Bip!

Bip!

Bip!

"Maaf nomor telepon yang anda tuju-"

Guo Chen memasukkan ponselnya dalam cangkir kopi yang sudah dingin. Dari awal Guo Chen tak berharap banyak, 90℅ Jiang Shu pasti tidak akan mengangkat panggilannya.

Melalui komunikatornya, Guo Chen menghubungi Asisten Huan, "Bawa kopiku pergi.."

Asisten Huan datang mengambil cangkir berisi ponsel bosnya. Asisten Huan melirik Guo Chen dalam mood buruk. Asisten Huan dengan enggan bertanya, "Tuan, apa anda butuh ponsel baru?"

Menyesap rokok yang terselip di jarinya, Guo Chen mengeluarkan kepulan asap putih. Menghirup rokok benar-benar menenangkan pikiran maupun hatinya, "Tidak perlu, biarkan saja"

Ding!

Tiba-tiba ponsel Asisten Huan berdering, ia meminta ijin keluar terlebih dahulu dari ruangan Guo Chen. Tak lama, Asisten Huan membuka pintu kantor Guo Chen lebar-lebar. Ia bergegas mendekat ke Guo Chen.

"Tuan, Ling Yao melarikan diri dari rumah sakit. Dari laporan penjaga, seorang dokter membantunya keluar"

Ekspresi Guo Chen menjadi suram, ia mematikan rokoknya dan memberi perintah tegas, "Cari. Dia pasti belum pergi jauh"

"Baik, Tuan" Kata Asisten Huan tergesa-gesa keluar kantor.

"Ling Yao" Guo Chen sangat ingin membunuh wanita itu. Jika wanita itu tidak menyebabkan kecelakaan, Ling Chu pasti akan tetap disisinya.

Memasukkan Ling Yao ke rumah sakit jiwa bahkan kematian hanyalah bayaran murah untuknya. Guo Chen ingin Ling Yao menderita hingga memohon belas kasihan untuk mati di tangannya sendiri.

Beberapa hari berlalu, belum ada kabar dimana keberadaan Ling Yao. Asisten Huan membawa setumpuk laporan kerja.

Setelah membahas seluruh pekerjaan, Asisten Huan mengeluarkan amplop berisi rekam jejak Ling Yao dari sudut cctv jalan.

"Dokter yang membantu Ling Yao keluar rumah sakit adalah pria itu Tuan. Orang yang merancang kecelakaan anda" Kata Asisten Huan mengeluarkan sebuah foto pria tinggi berjas hitam dengan bodyguard berbadan besar, "Dia adalah Ying Bai, boss bawah tanah saat ini. Menggantikan posisi pria tua Du"

Guo Chen menatap foto-foto di tangannya, dia tersenyum datar saat memandang foto Ling Yao bersama Ying Bai seperti melihat lelucon hambar, "Sangat pintar memilih pria"

"Kirim seseorang menyusup kelompok mereka. Aku ingin tahu seberapa hebat kekuatan bawah tanah yang dia pegang" Kata Guo Chen memicingkan mata pheonixnya.

Asisten Huan mengangguk, ia mengelap wajah yang berkeringat dingin akibat bekerja lembur.

Kali ini Asisten Huan tidak langsung pergi, ia berdiri cukup lama, sebelum menyerahkan surat undangan merah menyala pada Guo Chen, "Tuan.. ini undangan pertunangan Tuan Jiang Shu"

Guo Chen tampak tenang tapi reaksi tubuhnya tidak mengkhianati ombak besar dalam hatinya. Tangan panjang itu gemetar saat menyentuh undangan merah dari Jiang Shu.

Undangan berinisial J dan L dengan protagonis pria adalah Jiang Shu sedangkan protagonis wanita tidak disebutkan namanya. Seolah sengaja tidak membiarkan publik tahu siapa tunangannya.

Brak!

"Cari tahu siapa tunangan Jiang Shu" Kata Guo Chen dengan suara dingin mendominasi. Dia menanti kepulangan Ling Chu tapi bukan dengan cara seperti ini.

Asisten Huan mengangguk tak berani tinggal lebih lama dengan Guo Chen, "Dimengerti"

Melalui informasi Asisten Huan, Jiang Shu belum tiba di negara ini. Tapi pesta pertunangan Jiang Shu akan diadakan seminggu lagi.

Kemungkinan besar Jiang Shu akan tiba dua tiga hari sebelum pertunangan. Guo Chen harus sabar menunggu mereka kembali ke kota A.

.

.

.

Hari pertunangan putra kedua keluarga Jiang sangat meriah. Malam penuh warna semua orang bersorak dan memuji betapa beruntungnya memiliki putra seperti Jiang Shu.

Nama Jiang Shu meroket di kota A, setelah lima tahun menghilang, ia pulang dengan membawa gelar doktor, penghargaan melalui kontribusinya dalam penelitian internasional di negara R. Serta calon tunangan yang masih belum diketahui membuat orang penasaran, gatal untuk bergosip.

"Paman, Bibi Jiang" Sapa Guo Chen.

"Guo Chen.. Sudah lama bibi tidak melihatmu" Ujar Bibi Jiang menepuk tangan kanan Guo Chen. Meski hubungan keluarga Jiang dan Guo sempat pecah karena Kakek Guo. Bibi Jiang tetap memperlakukan Guo Chen seperti biasanya.

"Bagaimana kabar Ayahmu?" Tanya Paman Jiang.

"Ayah pergi bersama ibu ke kota L, Ibu ingin melihat jam tua di kota L" Jawab Guo Chen.

"Begitu ya, pria itu sangat memanjakan Ibumu" Kata Paman Guo

"Itu benar"

Paman dan Bibi Jiang pergi menyambut tamu lainnya. Membiarkan Guo Chen pergi ke ruang tengah, sosok protagonis pesta ini belum muncul.

Guo Chen memutar gelas wine di tangannya, menghitung mundur waktu berkali-kali. Sosoknya yang sekarang terkenal suram dan sulit didekati orang. Bila dia adalah Guo Chen lima tahun lalu, dia akan tersenyum menyapa ramah orang lain.

Jing!

Jing!

Jing!

Alunan musik jazz berhenti, suara lonceng gemerincing terdengar nyaring di aula pesta. Semua mata tertuju pada Jiang Shu mengenakan kemeja dengan ves jas, tersenyum menggandeng seorang wanita bergaun merah dengan kerudung tipis berpola bunga peony emas.

Sampai di tengah podium, Guo Chen tidak bisa berhenti melihat sosok wanita itu. Jantungnya berdegup kencang, hatinya menolak fakta bahwa wanita itu di podium memiliki postur tubuh yang mirip dengan Ling Chu.

Pupil mata Guo Chen menggelap menunjukkan kekecewaan dan sakit hati yang luar biasa. Bahkan dia tak sadar ekspresinya cemberut dan marah pada orang di podium.

Guo Chen : "....." Apa benar itu kamu?

Jika benar pasangan Jiang Shu adalah Ling Chu, lebih baik Guo Chen mati bersamanya di tempat ini sekarang.