Chereads / Transmigration: Come To You / Chapter 40 - Hadiah

Chapter 40 - Hadiah

Ling Chu terbangun oleh sengatan matahari. Kepalanya sedikit berdenyut pusing akibat mabuk semalam.

Ling Chu menemukan Guo Chen tidak ada lagi kamar. Dengan malas Ling Chu merenggangkan tubuhnya yang agak kaku akibat begadang semalaman.

Keduanya tidak bisa tidur, sepanjang malam mereka bertukar cerita tentang kehidupan mereka lima tahun lalu.

Guo Chen terbangun dari koma setahun setelah terjadi kecelakaan. Pada saat dia sadar, hubungan keluarga Guo, Jiang dan Ling berada di ujung tanduk.

Keluarga Jiang melindungi keluarga Ling dari tangan Kakak Guo. Pria tua itu merasa terhina, dia tak terima dengan campur tangan keluarga Jiang. Memulai perang bisnis yang mengguncang ekonomi kota A dalam waktu yang cukup lama.

Selama masa rehabilitasi, Guo Chen tidak duduk diam. Dia bekerja keras memulihkan hubungan ketiga keluarga dan melanjutkan rencana melengserkan kedudukan Kakek Guo.

Guo Chen juga mencari dalang dibalik kecelakaannya. Orang itu adalah mantan tunangannya, Ling Yao. Guo Chen tidak bisa menangkapnya, wanita itu berlindung pada Kakek Guo. Pria tua itu tidak percaya bahwa Ling Yao penyebab tragedi cucunya. Yang bisa dilakukan Guo Chen hanyalah menunda waktu untuk menangkap rubah licik itu.

Melalui bantuan Guo Yan dan keluarga Jiang, dalam 3 tahun Guo Chen berhasil mencaplok bisnis Kakek Guo dan menyingkirkan kaki tangan pendukung lelaki tua. Juga membersihkan lintah kotor yang bersembunyi dibalik kesuksesan Kakeknya.

Jatuhnya Kakek Guo mempermudah Guo Chen menangkap Ling Yao. Namun ia kekurangan bukti, Guo Chen tidak bisa menyeret Ling Yao ke pengadilan. Jadi Guo Chen memasukkan wanita itu ke dalam rumah sakit jiwa.

Dengan kekuatan uang, tak sulit memalsukan selembar diagnosa ODGJ. Biarkan Ling Yao bertemu teman sefrekuensinya.

Sebagian besar cerita Guo Chen, Ling Chu sudah mengetahuinya. Pada waktu senggang Ling Chu akan membaca plot Guo Chen, mencari tahu kehidupan Guo Chen dari layar kalungnya.

Ling Chu tidak banyak bercerita pada Guo Chen. Kehidupan lima tahun Ling Chu, tidak semenantang perjalanan Guo Chen dalam mendaki puncak dunia bisnis.

Pengajuan proposal Jiang Shu disetujui, dia menerima undangan dari penelitian dari lembaga pusat yang ada di negara Z.

Lembaga mengizinkan Jiang Shu membawa orang. Awalnya Jiang Shu ingin mengajak temannya bergabung dalam tim. Tapi melihat Guo Chen mengalami kecelakaan dan keluarga Ling dalam posisi kritis. Dia menawarkan Ayah Ling untuk membawa pergi Ling Chu dari kota A.

Ling Chu tak punya pilihan selain mengikuti Jiang Shu sebagai asisten pribadi.

Lembaga penelitian tempat Jiang Shu bekerja sangat dirahasiakan. Demi keamanan, komunikasi lembaga ke dunia luar dibatasi membuat Ling Chu sulit menghubungi Ayah dan Ibunya.

Selama berhari-hari, menyibukkan diri dalam bekerja. Kemampuan logistik Ling Chu terasah dengan baik dan menjadi lebih efisien.

Manajer departemen logistik mengapresiasi kemampuan Ling Chu, memutuskan untuk merekrutnya. Karena departemen Jiang Shu dan Ling Chu berbeda arah, mereka akhirnya harus berpisah sehingga sulit untuk bertemu satu sama lain.

Bekerja di lembaga dengan tingkat kerahasiaan dan kedisiplinan tinggi. Membuat lingkaran hidup Ling Chu berubah. Ling Chu hanya bekerja, makan, menonton tv bila ada waktu dan tidur.

Pola hidup itu berlangsung selama lima tahun hingga Jiang Shu mengajaknya kembali ke kota A.

Ling Chu melirik satu set piyama dan handuk yang terlipat rapi di ujung kasur. Guo Chen pasti menyiapkannya untuk Ling Chu mandi.

Ling Chu bergegas turun kasur dan mandi bebek. Ia segera membuka pintu kamar, memantau luar kamar.

Aroma ringan dari sup ayam mengisi seluruh apartemen. Perut Ling Chu merespon aroma sedap sup, mengeluarkan bunyi keroncongan.

Ling Chu tidak sempat mengagumi apartemen milik Guo Chen. Pikirannya tertuju pada makanan apa yang di masak sekarang.

Ling Chu menuju area dapur dimana Guo Chen mengenakan celemek hitam dengan terampil memasak sup ayam dan menumis udang windu.

Tanpa sadar Ling Chu mengusap perut dan menepuknya dua kali.

Guo Chen melirik Ling Chu seperti anak kecil yang menunggu ibunya memanggil untuk makan. Guo Chen mengambil piring, menyajikan tumisan udang windu.

"Duduklah" Kata Guo Chen meletakkan sepiring tumis udang di meja.

Ling Chu menggelengkan kepala, beberapakali matanya menatap meja dan dapur. Seolah mencari sesuatu yang hilang.

"Nasi?" Ling Chu berjalan memasuki area dapur. Dia mengambil piring dan membuka penanak nasi yang tak jauh dari kulkas.

Ling Chu menyiapkan dua piring berisi nasi dan menata alat makan di atas meja. Barulah dia duduk sambil mengangguk puas. Setidaknya Ling Chu berpartisipasi dalam menyiapkan sarapan, bukan?

Guo Chen membawa panci kecil berisi sup ayam herbal untuk meringankan gejala sisa mabuk Ling Chu. Dengan teliti menyisihkan jahe dari mangkuk sup Ling Chu dan mengambil daging terempuk untuknya.

Mencium aroma jahe dari mangkuk sup ayam. Ling Chu mengambil sesuap sup buatan Guo Chen. Cocok untuk mengisi perutnya yang kosong.

Selama makan mereka tidak banyak bicara tapi rasa damai dan harmonis begitu terasa di meja makan. Ini sarapan pertama mereka setelah berkumpul.

Guo Chen mengupas telur ayam kampung yang baru direbus. Meletakkannya dalam mangkuk sup Ling Chu.

Ling Chu mengambil telur dan membelahnya, kuning telur yang belum matang meluber. Ling Chu pecinta telur setengah matang, memakan telur dalam dua gigitan.

Ling Chu sangat puas dengan sarapannya. Sebagai balasan, Ling Chu mengajukan diri untuk mencuci alat makan. Ia tidak ingin dibesarkan Guo Chen sebagai putri manja yang mengandal raja.

Click!

Tiba-tiba pintu apartemen terbuka, Asisten Huan muncul membawa tas kerja dan sebuah tas belanja merk terkenal.

Asisten Huan membungkuk menyapa Guo Chen dan Ling Chu. Menyerahkan tas belanja pada Guo Chen.

"Xiao Chu kemarilah" Panggil Guo Chen, mengeluarkan kotak aksesoris yang ditutupi bulu bludru hitam.

Ling Chu meletakkan piring terakhir, lalu menghampiri Guo Chen. Ia duduk di kursi, melirik kotak perhiasan hitam yang kontras dengan meja makan marmer putih.

Guo Chen mendorong kotak itu, "Kamu bisa membukanya"

Ling Chu penasaran aksesoris apa yang diberikan Guo Chen. Jika berisi hadiah itu adalah kalung, dengan berat hati Ling Chu akan menolaknya.

Kotak itu terbuka berisi tiga cincin dan satu set anting perak jenis dangle dengan batu permata hitam selegam mata obisidian Guo Chen.

Ling Chu tersenyum memegang salah satu anting. Ia menemukan perhiasan itu cocok dengan seleranya, sederhana tapi masih berkelas.

"Aku menyukainya" Ling Chu menghargai anting Guo Chen, ia mengusap-usap batu permata yang tergantung di anting.

Melihat Ling Chu menyukainya, Guo Chen menghela lega daripada merasa puas.

Aksesoris itu disiapkan Guo Chen sejak lama, secara pribadi memilih bongkahan batu permata dengan cermat sebelum diserahkan ke pengrajin terbaik di kota ini.

Guo Chen mengambil anting di tangan Ling Chu, "Biar kubantu ganti"

Ling Chu sedikit tertegun, tak berpikir Guo Chen ingin dia memakai anting itu sekarang. Guo Chen terus tersenyum seolah menunggu Ling Chu melepas anting.

Tak punya pilihan, Ling Chu menyampir rambutnya, membuka anting lama.Ia mencondongkan tubuhnya, membiarkan Jemari Guo Chen berkutat pada telinganya.

Jenis anting yang dipilih Guo Chen cukup mudah digunakan. Tak sampai dua menit, anting telah terpasang. Permata hitam sangat kontras dengan warna kulit Ling Chu.

Ling Chu mengeluarkan ponsel, membuka aplikasi foto untuk melihat anting barunya,

"Selera Kakak Chen bagus"

"Jika kamu suka, aku akan membeli model lainnya" Kata Guo Chen memainkan daun telinga Ling Chu.

Guo Chen membuat telinganya gatal, Ling Chu menghindari jemari Guo Chen. Ia membereskan kotak, "Tidak perlu. Aku akan menyimpannya dulu"

Ling Chu tak sadar ada orang ketiga di ruangan ini. Ketika Ling Chu menuju kamar ia melihat bahwa Asisten Huan sedari tadi berdiri membawa setumpuk dokumen. Dengan sabar menunggu mereka selesai bermesraan.

Ling Chu menunduk menutupi rasa malunya. Melewati Asisten Huan, sebuah kertas putih seperti struk belanja jatuh tak jauh di belakang pria itu.

"Oh, Asisten Huan, kertasmu jatuh" Ling Chu membungkuk meraih kertas itu, menemukan struk transaksi dengan jumlah nominal besar.

Banyak angka nol menggelinding di benaknya. Ling Chu yang linglung hampir menjatuhkan kotak perhiasan di tangannya. Ling Chu tak berpikir Guo Chen menghabiskan 1,2 Miliar untuk membeli aksesoris untuknya.

Ling Chu tidak pernah menghabiskan uang sebanyak itu hanya untuk membeli beberapa aksesoris. Di bumi dia terlahir sebagai gadis rumahan di keluarga berkecukupan. Meski didunia ini Ling Chu terlahir di keluarga kaya raya. Dia Tak pernah membeli barang sampai puluhan juta, apa lagi 1,2 miliar.

Asisten Haun terkejut, tangannya menyambar struk di tangan Ling Chu. Dia terlalu terburu-buru datang ke toko perhiasan pagi-pagi. Dengan cepat mengambil tas belanja dan memasukkan struk ke dalam saku celananya. Langsung pergi apartemen Guo Chen tanpa menyimpan struk itu dengan benar dan berakhir ditemukan tunangan bosnya.

Punggungnya menjadi dingin, menerima tatapan tajam dari belakang. Sampai-sampai Asisten Huan tak berani menoleh.

"Katakan pada Paman Qi untuk memanaskan mobil" Kata Guo Chen sambil berdiri mengisyaratkan Asisten Huan untuk pergi.

Asisten Huan memahami maksud Guo Chen. Ia membungkuk dan berkata, "Baik, saya akan turun terlebih dahulu. Permisi Nona"

Asisten Huan keluar, demi menyelamatkan diri. Ketika pintu tertutup, apartemen menjadi sunyi menyisakan nafas mereka berdua.

Ling Chu tidak bisa menahan giginya yang gatal untuk mengomel, "Kakak Chen, perhiasan ini sangat mahal"

"Aku memilih aksesoris custom, tentu saja harganya cukup tinggi" Guo Chen mengusap kepala rambut cokelat Ling Chu, "Harga itu sepadan dengan kebahagiaanmu"

Selama Ling Chu menyukainya, Guo Chen tidak akan pelit mengeluarkan uang.

Guo Chen tidak memberi ruang Ling Chu untuk menolak. Pria itu malah berhasil memaksa Ling Chu mengenakan cincin hitam di telunjuk.

Ukuran cincin itu sangat pas dan terasa nyaman di jemarinya tapi mengingat harga satu set perhiasan ini. Ling Chu ingin cepat-cepat mengamankan perhiasan ini dalam etalase untuk di musiumkan di dalam kamar.

"Akan dimuseumkan nanti" Gumam Ling Chu memandang cincin di jarinya.

"Apa?"

"Kamu tidak bekerja?" Kata Ling Chu merubah topik.

"Tidak, hari ini aku mengambil cuti tiga hari"

"Bukankah Asisten Huan membawa laporan kerja hari ini?" Tanya Ling Chu keheranan.

"Tidak, itu hanya proposal untuk minggu depan. Aku memiliki waktu senggang untukmu" Kata Guo Chen yang terang-terangan berbohong. Dia menggoda Ling Chu, memeluk gadis itu berjalan dalam kamar.

"Kamu bohong!" Ling Chu menghindari tatapan Guo Chen, dia tahu Guo Chen berbohong tapi dia tidak bisa berhenti bersemangat. Tubuh Ling Chu seperti terikat dengan Guo Chen, berjalan berdempetan memasuki kamar utama bersama.

Sejam menunggu Guo Chen turun, Asisten Huan menerima pesan singkat atasannya. Dia tidak tahu harus menangis atau tertawa karena Bossnya yang gila kerja mendadak mengambil cuti demi berkencan tiga hari dengan Nona Ling Chu.

Asisten Huan tidak berpikir lebih jauh. Ia segera menghubungi manajer untuk menunda rapat hari ini dan mengosongkan jadwal Guo Chen tiga hari kedepan.

Asisten Huan menghela pasrah mengetuk tablet di tangannya. Sepertinya malam ini dia akan lembur untuk menyusun ulang jadwal kerja Guo Chen.

"Paman Qi, pergi ke toko kopi dulu" Kata Asisten Huan yang butuh asupan.