Hai, sedikit basa-basi dari Leyley.
Aku yakin kalian sudah tahu T:CTY adalah novel Rate D. And today, chapter ini mengandung +.
Aku berusaha buat serealistis mungkin. Aku tidak tahu menulis adegan Sx akan membuatku berpikir keras selama berhari-hari.
Jadi bagi kalian yang tidak tahan dengan chapter adegan Sx. Jangan paksa untuk membaca apa lagi laporin karya Leyley ಥ_ಥ
Bijaklah dalam membaca ya. No hujat-hujat club.
.
.
.
Melangkah cepat menyusul kedua orang yang pergi ke dek. Ling Chu bersembunyi di balik pintu sembari membawa minuman.
Mengintip dibalik pintu, Ling Chu melihat gadis itu merangkul lengan Guo Chen sampai buah dadanya menempelkan erat.
Ling Chu menggertakkan gigi, minuman yang ia pegang nyaris tumpah. Jika Guo Chen berani menyambut godaan gadis itu, Ling Chu akan putus dengannya!
Tiga detik kemudian, Guo Chen melepas jeratan gadis itu dan berbicara sambil tersenyum ramah. Tiba-tiba Guo Chen menatap Ling Chu yang bersembunyi, meninggalkan gadis itu sendirian di dek kapal.
"Xiao Chu" Guo Chen mendekati Ling Chu yang ingin kabur, dia mengulurkan tangan dengan sigap menarik dalam pelukannya, "Mau kemana?"
Ling Chu melirik gadis di balik tubuh Guo Chen, ia menepuk pakaian Guo Chen yang tad disentuh gadis itu. Kemudian berkata "Aku ingin istirahat. Kamu bisa mengobrol lebih banyak dengannya"
Guo Chen mengelus pinggang Ling Chu, menggendong Ling Chu dengan gaya tuan putri, pergi dari area dek kapal.
"Eh, kamu membawaku kemana?" Tanya Ling Chu yang reflek memeluk leher Guo Chen.
"Kamar"
"Ke kamar?" Ling Chu melihat lift menuju lantai VVIP. Dia membelalak menatap Guo Chen, "Kamarku bukan di lantai ini"
Guo Chen tersenyum lembut menundukkan kepala. Dia menggigit daun telinga Ling Chu dan berkata, "Ini kamarku"
Suara bariton yang memanjakan membuat Ling Chu tersipu. Dia memukul punggung Guo Chen sambil menyembunyikan wajahnya dalam tengkuk Guo Chen.
"Kamu membawaku ke kamarmu setelah kamu di goda wanita lain?"
Guo Chen terkekeh mencium rambut Ling Chu, "Aku tidak bisa menggoda gadis itu atau kucing kecilku akan cemburu. Aku harus memanjakannya"
Ujung telinga Ling Chu memerah, dia menggigit tengkuk Guo Chen sebagai protes, "Mau memanjakan siapa?!"
Guo Chen menatap Ling Chu yang malu-malu. Guo Chen, ia melirik Ling Chu, kulitnya menjadi terang di bawah cahaya lampu. Karena gaun yang dikenakan Ling Chu lebih terbuka, belahan dada Ling Chu terlihat dari atas. Guo Chen tak tahan ingin menyentuhnya.
Belum mencapai pintu Guo Chen mencium bibir lembut cherry yang merah menggoda. Ia menyandarkan punggung Ling Chu ke dinding dan menurunnya.
"Ada apa-"
Belum selesai berbicara, pipi Ling Chu ditangkup tangan Guo Chen. Pria itu mengangkat wajah dan mencium Ling Chu.
Sentuhan lembap mendarat di bibir Ling Chu. Tangan besar yang melilitnya, menggerayangi tubuh ramping Ling Chu.
"Xiao Chen, jangan disini" Kata Ling Chu menghindari tatapan tak puas Guo Chen.
"..Aku tak tahan lagi" Ujarnya menggigit lembut bibir bawah dan dada Ling Chu, "Aku ingin memilikimu sekarang"
Nafas berat yang tak stabil memanaskan suasana ambigu mereka.
"A-ayo ke kamar dulu" Kata Ling Chu mencoba keluar dari kukungan Guo Chen.
Guo Chen tak berbicara, diamnya memberitahu Ling Chu bahwa pria ini kesal. Ling Chu tak tahu harus menangis atau tertawa. Guo Chen seperti kucing besar yang marah, tidak diberi makan.
"Kamu tidak bisa melakukannya disini, okey?" Tolak Ling Chu mengelus pipi Guo Chen.
Guo Chen meraih tangan kecil Ling Chu dan menciumnya. Mata obsidian pekat itu menggoda Ling Chu, "Baiklah, tapi aku ingin melakukannya sekaligus"
"Eh?! M-maksudmu.." Seluruh wajah Ling Chu memerah seperti tomat. Terbesit di pikiran Ling Chu hal-hal mesum yang dilakukan oleh sepasang kekasih.
"Kamu tidak mengerti?" Tanya Guo Chen dengan ekspresi kecewa. Detik berikutnya Guo Chen menyeringai, mengecup bibir kecil Ling Chu, "Akan kujelaskan di dalam"
"Wah!!" Ling Chu memegang erat pakaian Guo Chen. Dia dibopong Guo Chen ke kamar.
Klik!
Pria itu menutup pintu, menjatuhkan Ling Chu di kasur putih yang empuk dan luas.
"Tunggu, Kakak Chen! Ini terlalu cepat?!" Kata Ling Chu mendorong bahu Guo Chen.
"Cepat atau lambat kita akan melakukannya"
"Apa?!" Ling Chu tak berpikir melakukannya sekarang. Lagipula mereka baru pacaran tiga bulan. Hubungan mereka masih sebesar biji jagung.
"Kamu tak mau melakukannya denganku?" Wajah Guo Chen menggelap, ia menangkup wajah Ling Chu hingga bibir kecil itu membentuk mulut bebek, "Lalu kamu ingin melakukannya dengan siapa?"
Ling Chu mengedipkan mata, ia melihat awan gelap di sekitar kepala Guo Chen, dia segera menepuk-nepuk lengan Guo Chen.
"Tentu saja aku hanya melakukan itu denganmu!" Tegas Ling Chu meyakinkan Guo Chen.
"Bagus, tidak ada penundaan"
Guo Chen tak membiarkan Ling Chu menolak lagi, ia menutup rapat mulut Ling Chu dengan bibirnya.
Tangan hangat menyelinap dalam gaun Ling Chu. Guo Chen sangat suka mencubit paha Ling Chu, tidak terlalu kurus ataupun gemuk. Terasa pas dalam tangkupan tangan Guo Chen.
"Emm.." Memiliki kulit sensitif membuat Ling Chu gemetar menahan sentuhan Guo Chen. Setiap kali ia mengerjapkan mata, pakaian di tubuh Guo Chen menghilang satu per satu.
Dasi, blazer, kemeja..
Ling Chu : "….." Sial! Kenapa semua terasa begitu, lambat?!
"Ah-" Ling Chu menyadari tangan yang sedikit kasar meremas payudaranya yang tak tertutup gaun.
Ternyata Guo Chen telah menurunkan resleting gaun Ling Chu saat gadis itu linglung menatapi tubuh bidangnya.
Guo Chen tersenyum geli, mengecup dagu Ling Chu. Dengan tangkas menarik turun gaun Ling Chu, mata liar Guo Chen tak lepas dari tubuh gadis yang ia cintai.
Guo Chen : "....." Dia milikku
Pria itu telah menurunkan setengah gaun Ling Chu. Pusar kecil yang tampak lucu menyapa Guo Chen. Pria itu tersenyum puas ketika mencium pusar kecil.
Tak biasa menerima sentuhan seseorang Ling Chu mencoba menahan Guo Chen. Tapi tidak benar-benar menghentikan tindakan pria itu.
"Tunggu- Matikan lampunya" Kata Ling Chu menunjuk lampu di atas mereka. Pencahayaan kamar itu sangat baik, sehingga mereka bisa melihat dengan sangat-sangat jelas tubuh telanjang satu sama lain.
"Malu?"
"Ya.. Ini sangat memalukan" Ujar Ling Chu menutupi bagian dada dan menghimpit kakinya.
Guo Chen tidak mempermalukan Ling Chu. Dia mengganti lampu utama dengan lampu kuning yang redup. Memperkuat suasana ambigu dalam kamar itu.
"Jangan tegang" Guo Chen melepaskan seluruh pakaian Ling Chu. Tangannya sedikit demi sedikit naik menuju inti bunga yang tersembunyi.
Ling Chu tersipu malu saat Guo Chen mengangkat salah satu kakinya. Tubuh Ling Chu benar-benar terekspos di hadapan Guo Chen.
"Berhenti menatap seperti orang mesum!" Kata Ling Chu menghimpitkan kakinya.
"Mesum?" Mata Guo Chen terkulai, dia mencium tumit Ling Chu, perlahan tangannya membuka kembali kaki ramping Ling Chu, "Kurasa kata itu cocok untukku"
Mengambil botol dari laci, Guo Chen menuangkan cairan bening yang tidak dimengerti Ling Chu ke salah satu jemarinya.
"Relax" Ucap Guo Chen perlahan mencelupkan jari telunjuk dalam inti bunga Ling Chu.
Ling Chu mengerut tak nyaman, benda asing memasuki intimnya, menelusuri rongga sempit yang hangat.
Suara lengket dari tabrakan intim dan tangan terdengar nyaring. Cairan pelumas menyatu dengan sari dari tubuh Ling Chu. Dengan jemari yang panjang Jari Guo Chen bergerak lebih dalam menekan sekitar dinding rongga.
Ritme jari pria itu yang keluar masuk semakin cepat. Rasa gatal yang aneh membuat Ling Chu menggeliat tak nyaman.
"Emmm, Kakak Chen, rasanya aneh" Nafas Ling Chu, menjadi pendek dan tak beraturan. Dia mencoba menjauhkan tubuhnya dari tangan Guo Chen.
Guo Chen ingin Ling Chu menikmati seks pertamanya. Jadi dengan sabar Guo Chen merenggangkan rongga bunga gadis itu.
"Sebentar lagi, kamu akan merasa nyaman" Kata pria itu menyentuh buah kecil yang menonjol di atas inti bunga. Sedikit menekan dan memutarnya hingga Ling Chu terkesiap dan melenguh.
"Ha- Ah.." Ling Chu menahan diri untuk gemetar, dia memeluk bantal disampingnya erat-erat, "Kakak Chen, apa yang baru saja kamu sentuh?"
"Kamu suka?"
"A-aku tidak tahu. Eh? Kakak Chen tanganmu- Mm!" Ling Chu bergetar ketika Guo Chen memasukkan jarinya lagi.
"Shh- Patuh, aku tidak ingin menyakitimu" Kata Guo Chen menenangkan Ling Chu sambil terus memainkan jarinya dalam tubuh Ling Chu.
Suara lengket dan berminyak terdengar keras diiringi nafas berat mereka yang terbawa nafsu. Guo Chen menggigit kecil dan menghisap puting Ling Chu, menuntun gadis itu jatuh dalam nafsu.
"Ah! Hentikan, Kakak Chen!"
Guo Chen terus menekan ketiga jarinya, tangan lainnya memainkan buah kecil Ling Chu hingga membengkak. Tubuh Ling Chu mengejang seolah disengat listrik. Sesuatu akan keluar dari tubuhnya, ia mencoba menahannya keluar.
"Berhenti! Ng.. Aku ingin pipis! Ahh!"
"Jangan tahan sayang, keluarkan" Bisik Guo Chen dengan suara serak. Pria itu semakin mempercepat jarinya. Menekan titik sensitif dalam tubuh Ling Chu.
"Ah-! Tidak! Tidakk-!" Ling Chu tak bisa mengendali tubuhnya melengkung sembari kejang-kejang hebat. Ia lemas menutupi wajahnya yang malu. Dia merasakan basah dan lengket di bawah tubuhnya seperti sedang mengompol.
Guo Chen tersenyum mencium pipi Ling Chu, "Bagaimana? Nyaman?"
Ling Chu berdengung, ia tak tahu mengatakan hal memalukan tadi nyaman atau tidak. Yang jelas tadi gila.
"Wah!"
Tiba-tiba Guo Chen memasukkan ketiga jarinya, menemukan rongga Ling Chu sudah cukup pemanasan. Pria itu melepas penghalang terakhir di tubuhnya.
Betapa kagetnya Ling Chu melihat penampakan bentuk tumpul yang besar untuk pertama kalinya.
Ling Chu : "..." #@*&€!! Bagaimana benda itu bisa muat?!
"K-kakak Chen, aku tidak bisa menanggung adikmu!!" Teriaknya menunjuk benda Guo Chen yang berdiri tegak.
"Lama-lama kamu akan terbiasa" Kata Guo Chen mengalihkan penolakan Ling Chu dengan ciuman basah yang memabukkan.
Ling Chu menegang saat benda panas menempel pada lubang intimnya. Namun sentuhan lembut Guo Chen mampu menenangkan kegelisahan Ling Chu.
"Aku masuk" Bisik Guo Chen mendorong penisnya masuk ke dalam inti bunga Ling Chu.
"Aku belum siap-! Emm!!" Ling Chu memeluk leher Guo Chen. Sesuatu yang panas memaksa inti bunganya terbuka lebar. Ling Chu merasa bagian bawahnya akan robek, "Tidak mungkin muat!"
"..Xiao Chu lihat, dia masuk" Setengah dari milik Guo Chen telah masuk dalam lubang sempit. Ketegangan berlebih Ling Chu membuat penisnya sulit bergerak.
Dengan sabar, Guo Chen menghibur Ling Chu. Dia tersenyum menikmati momen ini. Ling Chu tak tahan untuk mengusap wajah pria yang selalu mendambakannya.
Dia tak begitu spesial tapi Guo Chen menganggapnya istimewa. Mata hitam itu memantulkan cahaya merah dari warna irisnya. Ling Chu sedikit gemetar saat Guo Chen memainkan putingnya dan mendorong benda tumpul secara bersamaan, "Ng-Ah.."
Guo Chen merasakan selaput darah yang menghalangi jalan penisnya, ia mencium pelipis Ling Chu dan berbisik, "Xiao Chu, tahan. Ini akan sedikit sakit"
Mempertahankan postur kuat, Guo Chen menghentakan tubuh bagian bawahnya menembus penghalang terakhir dalam diri Ling Chu. Pria itu menghela puas saat seluruh adiknya dikelilingi daging lembut yang rapat dan hangat.
Berbanding terbalik dengan Ling Chu yang baru pertama kali seks. Inti bunga gadis itu terasa penuh dan nyeri akibat penetrasi cepat, ia memekik kesakitan, "Ahh!"
"Sakit?" Tanya Guo Chen menyisir rambut ke belakang lalu mengusap perut kecil Ling Chu. Perlahan menarik setengah miliknya keluar dari tubuh Ling Chu.
"Ngg.. Perih" Keluh Ling Chu yang mencoba duduk dengan posisi yang tak nyaman. Betapa tercengangnya Ling Chu mendapati darah yang keluar dari tempat mereka terhubung, "Ah! Kakak Chen, darah!"
Dia tahu bahwa bercinta pertama kali umumnya akan berdarah tapi tetap saja kaget melihat secara nyata.
"Xiao Chu, tenang.. Ini dari selaput darahmu" Guo Chen menutupi separuh wajahnya, telinganya memerah malu saat mengatakan itu.
"..Lalu bagaimana? Haruskah aku membasuhnya dulu?" Tanya Ling Chu yang kebingungan. Dia tak punya pengalaman dalam bercinta. Kehidupannya di bumi, Ling Chu hanya anak rumahan yang tak pandai bergaul dan apalagi memiliki pacar.
Guo Chen tersenyum, mencium tengkuk Ling Chu, mendorongnya tidur di posisi awal, "Tidak perlu, serahkan sisanya padaku"
Jam di meja telah menunjuk pukul dua dini hari, dua insan yang bersemangat terus bergerak membakar hasrat mereka. Gadis dalam kungkungan pria itu, terbaring lemas tak berdaya menikmati cinta yang kuat dari kekasihnya.
"Ah! Pelan" Ling Chu menahan dorongan kuat Guo Chen. Dia menelungkup memegang erat lengan kuat pria itu.
Melirik lemah pada jam kecil di meja. Dia mengeluhkan Guo Chen dalam hati, pria ini seperti binatang kepanasan. Sudah empat jam berlalu tapi Guo Chen tak berhenti menghentakan pinggangnya, "Emm, Kakak Chen, hentikan.."
"Sebentar lagi.." Gumam Guo Chen yang terus bekerja keras memompa penisnya.
Dinding rongga Ling Chu digosok terus menerus, rasa nyeri awal telah digantikan rasa gatal yang menggelitik. Kenikmatan penuh dalam tubuhnya sangat menyegarkan, mengikis rasional Ling Chu.
"Kakak Chen-, Gatal, cepat, Ah!!"
"Xiao Chu.." Guo Chen mendengus merasakan rongga Ling Chu menyempit. Dia mempercepat momentum penisnya, menghantam dinding rahim. Pria itu memainkan dan mencubit buah kecil yang memerah hingga Ling Chu mengejang hebat.
"Ngh, Ahh! Kakak Chen! Kakak Chen!" Ling Chu merasa jiwanya akan terbang keluar dari tubuh ini.
Dipeluk erat Guo Chen, Ling Chu merasakan pukulan kuat dalam rahimnya, Pria itu sedikit gemetar, sesuatu yang panas menyembul keluar di dalam tubuhnya.
"Nggg, Kakak Chen, kamu keluar?"
"Mm" Gumam Guo Chen mengusap rambut Ling Chu yang terkena keringat. Pria itu tidak segera keluar tapi dengan lembut membelai Ling Chu. Dia enggan masih menginginkan Ling Chu, sayangnya Guo Chen harus bersabar karena ini malam pertama Ling Chu.
"Emm.." Ling Chu gemetar saat Guo Chen menarik penisnya. Ling Chu tak punya tenaga untuk merapatkan kakinya, lubang bunga berkedut kesulitan menutup kembali. Kesejukan bagian bawah membuat Ling Chu merinding.
Ling Chu menatap kembali benda milik Guo Chen, dia ingin pingsan melihat betapa mengerikannya benda itu saat mengacaukan tubuhnya.
"Bisakah kamu menutupi milikmu?" Ujar Ling Chu dengan lemah menatap kesal penis Guo Chen.
"Xiao Chu, kamu membencinya?" Guo Chen mengangkat alis, melepas pelindung dari penisnya.
"..tidak, aku hanya kesal. Benda itu sangat besar" Kata Ling Chu dengan jujur mengalihkan pandangannya dari Guo Chen.
Guo Chen tersenyum geli, dia melingkarkan lengannya ke leher Ling Chu, "Terima kasih pujiannya"
Ling Chu : "..." Ini bukan pujian!