Atala tak bisa tidur selepas menonton dengan Kakanya, ia sudah mencoba berbagai cara seperti belajar atau mendengarkan musik. Namun, hasilnya nihil membuat Atala mendesah lelah dengan dirinya sendiri.
Ia memainkan ponselnya mencari seseorang yang bisa diajak telponan malam-malam gini, dan tak sengaja ia melihat Riyan yang masih online. Haruskah menelpon blonde? batin Atala, ia bingung.
drrtt.. drtt..
Atala tersentak saat Riyan menelpon tiba-tiba gitu, gilak cenayang kali ni orang. tombol berwarna hijau itu Atala tekan ke atas, menjawab panggilan dari Riyan.
": Atala
': Riyan.
'halo ay?'.
"anjing".
'ur language babe, kamu kenapa belum tidur jam segini?'.
"terserah gua, lu juga ngapa belom tidur?".
'saya sedang mengurusi proposal untuk festival sekolah, sebentar lagi paling selesai'.
"oh... terus, kenapa nelpon gua? gabut amat keknya".
'saya kangen kamu, seharian ini kamu kayak ngehindarin saya'.
"perasaan lo aja kali".
'perasaan sayang sama kamu si iya, ay'.
"najis amat mulut lo ngomong gitu cih".
'hahaha lucu'.
"dih".
'oh iya, ay. saya mau bilang kalo besok saya gabisa jemput kamu, saya sibuk'.
"oh, yaudah gua ngantuk. bye".
Atala mematikan telponnya sepihak saat Riyan belom menjawab nya, Atala dengan segera membanting ponselnya ke arah dinding. membuat ponsel itu hancur, Atala tak peduli ia sangat kesal dengan kebohongan Riyan.
"boong banget tai, gua tau lo bukan sibuk tapi lo malah ber2-an sama cewe anjing. najis najis banget mulutnya bangsat" kesal Atala.
sumpah Atala rasanya pengen teriak anjing di depan mukanya Riyan.
"sialan lo blonde, gegara lu gua dapet bulian lagi kek gini. bangsat anjing babi" misuh Atala sampai pagi, dia tak bisa tidur saking kesalnya. udah gabisa tidur malah makin gabisa tidur.
Pagi ini, penampakan Atala sangatlah kacau hingga Mama nya harus membantu Atala menyisir rambut anak bungsunya ini serta memakaikan seragam sekolah agar tetap rapih, Atala cuman bisa menatap sang Mama dengan mata kantuknya.
"Ma, Ala males sekolah izinin aja ya" ucap Atala sedikit menguap.
"ga, siapa suruh ga tidur kamu. liat tuh kantong matanya makin gede, ini kalo Mama aduin ke kak Ei bisa habis kamu diomelin sama Ei" ancam Mira.
"dih Mama ngaduan ke kak Ei, lagian Ala semalem emang gabisa tidur gegara kak Mara ngajakin Ala nonton film" tuduh Atala sambil menunjuk Mara yang lagi menyeruput kopinya.
"gajelas lu, gua aja ngantuk abis nonton. maen nuduh aje lu".
"tau nih si Ade malah nuduh kakanya, kamu salah sendiri De lagian ga bobo" sela Dery.
"yaudah deh salah Ala, dah ah mau berangkat. dadahh".
Dengan keadaan lesu Atala berjalan keluar rumah, tak lupa tadi ia juga menelpon Jaiden untuk menjemputnya karena kalo naik bis bisa lama dan sempit. Atala gamau tangannya terhimpit kerumunan orang lagi, ngilu euy.
Jaiden sudah berada di depan rumahnya dengan senyum yang merekah, Atala yang loyo menghampiri Jaiden dengan tak semangat. Membuat Jaiden bingung kenapa ketuanya sangat aneh hari ini.
"ngape lu?" tanya Jaiden.
"ga tidur, ngantuk... lemes... mau pulang" jawab Atala sempoyongan.
"jalan aja belom, malah udah minta pulang, udah buruan naik" titah Jaiden.
"iya ih, sabar dikit".
"nggih, de".
+-+-+-+-+-+-+
Atala turun dari motor Jaiden, meninggalkan anggota geng Opet itu yang masih membuka helmnya. Ia masih berjalan sempoyongan, pasalnya ketua geng Opet ini sangat mengantuk lantaran tak tidur seharian kemarin. Atala bahkan mengabaikan Riyan yang sedang ber2-an dengan cewe kemarin di depan ruang guru, mereka kayak membicarakan sesuatu dan dengan perasaan bahagia yang terpampang jelas di wajah tampan Riyan.
Atala tak peduli, sekarang dirinya sangat lemas bahkan untuk berbicara pun butuh tenaga ekstra agar suaranya terdengar.
"mau tidur di UKS..." gumamnya pelan dan berjalan menuju UKS.
Namun, soalnya Atala harus berpapasan dengan geng nya Dara. Dan ia di bawa ke lorong terpencil di Sekolah.
"eh ada lonte nih, haloo lonte ga semangat amat keknya? abis ngelonte ya semalem?" ucap Dara.
"gua mau tidur... awas" Atala tak menggubris ucapan dan pertanyaan Dara, kesadarannya sekarang hanya sebatas ingin bobo pulas di UKS.
"anjing, apa-apaan lo kaga ngejawab pertanyaan Dara?!" kesal temannya.
"Hung ... misii".
"BANGSAT YANG BENER AJA LO SIALAN LONTE" Dara langsung saja menyerang Atala tanpa aba-aba, menjambak hingga membenturkan kepala Atala di tembok sekolah hingga tembok itu berlumuran darah.
wajah Atala juga berlumuran darah, bahkan hidung Atala sekarang mengeluarkan darah.
Atala tak mampu buat berbicara apa-apa dia hanya mampu meringis kesakitan sambil menangis, ia ingin seseorang menolongnya sekarang.
"HAHAHAHAHAH MAMPUS LU JADI LONTE, MAKANYA NGELONTE JANGAN SAMPE PAGI" Geng Dara kemudian berjalan pergi meninggalkan Atala yang terduduk lemas menyender pada tembok yang berlumuran darah itu.
"Mama..." gumam Atala.
"TAL!? ASTAGA TAL, LU GAPAPA? ANJING PARAH BANGET TUH PEMBULI. MAU GUA ANTERIN KE UKS?" tiba-tiba saja Clare menghampiri Atala yang masih mencoba menahan sakit kepala yang luar biasa.
"gamau... telponin Kaka gua tol-tolong, pake hp gua" titah Atala.
"oke, Kaka lu yang mana?" tanya Clare.
"Mara... kak Mara" jawab Atala.
Clare mengangguk dan segera menelpon Mara, dengan secara singkat Clare menjelaskan kejadian apa yang dialami Atala di pagi hari ini. setelah menjelaskan Clare langsung mematikan panggilannya, kemudian mencoba menenangkan Atala.
"ko-kok lu bisa tau gua di sini?".
"tadi gua lewat, niatnya mau nyamperin si Riyan buat ngambil proposal buat nanti ditanda tanganin sama kepsek".
"... lu a-abis akhh ngapain di belakang?".
"ngudud lah bray".
setelah 5 menit menunggu Mara, akhirnya wanita tampan itu datang dan langsung membawa adeknya ke dalam mobil. Tak lupa saat melewati koridor sekolah, Ia memakaikan sebuah Hoodie dengan penutupnya agar menutupi sang adek.
"thanks, Clar. gua gatau lagi mau bales budi lu gimana" ucap Mara.
"urwell kak, gapapa yang penting Atala masih selamat" jawab Clare.
Mara mengangguk, kemudian menjalankan dengan laju mobilnya. Ia makin mempercepat gas mobilnya saat Atala mengeluh kalo tangannya sakit banget, Mara panik takutnya jahitannya kebuka.
+-+-+-+-+-+-+
"Mara..." panggil seorang dokter, yang diketahui adalah dokter yang mengurus Atala.
"iya dok, kenapa? Atala gapapa kan dok?" khawatir Mara.
"dia ga baik-baik aja Mara, jahitannya terbuka saya harus mengoperasi Atala lagi... apa kamu setuju?" tanya sang Dokter.
"ya, gapapa! asal adek saya bisa selamat dok. terus kepala nya baik-baik aja kan dok?" jawab Mara.
"syukurlah kepalanya tipikal tengkorak yang cukup keras jadi gak ada pendarahan sama sekali, hanya robek dibagian kulit dan itupun kami juga harus menjahit bagian yang robek".
"ok, ok saya setuju. dokter lakuin apa aja untuk adek saya, nanti saya tanda tanganin suratnya dan satu lagi dok, tolong jangan bilang ke Mama dan Papa... Atala bilang gamau bikin mereka makin khawatir".
sang dokter mengangguk paham dan izin pamit untuk segera melakukan operasi.
Mara juga buru-buru keluar administrasi untuk mengurus semua pembayaran serta menandatangani semua surat persetujuan pengoperasian pada adeknya, Mara sangat marah sekarang. sialan si Dara anjing, ngebuat adeknya yang ga salah apa-apa jadi gini.
BAJINGAN GILA.