Atala sekarang sudah berada di rumahnya, saat baru sampai rumah Mama dan Papanya langsung panik kenapa dengan kepala Atala. untungnya Mara punya banyak alesan, dia beralasan kalo Atala habis kebentur jadi ya kepalanya bocor.
Dery dan Mira mengangguk paham kemudian mereka membawa Atala masuk ke kamarnya, sebelum itu Mira ngasih tau sesuatu ke Atala.
"Ade" panggil Mira.
"apa Ma?" sahut Atala.
"nanti kita bakalan makan malem sama keluarga nya Riyan" ucap Mira.
"ah... iya Ma".
Mira tersenyum dan mengecup kening anaknya, Ia berjalan keluar dari kamar si bungsu. Atala sebenernya gamau dateng, cuman dia gamau ngecewain Mamanya. Atala hanya bisa pasrah kemudian ia mengirim pesan pada geng Opet, ternyata di bales.
"oalah jamkos toh" gumam Atala.
+-+-+-+-+
Keluarga Achelois sudah berada di mansion megah milik keluarga Alcides, di depan pintu Mansion ada 4 orang yang sedang menunggu. Mata Atala melihat sosok cewe yang bersama Riyan waktu di sekolah sedang bergandengan tangan dengan Riyan, Atala berdecih pelan kemudian melanjutkan makan cemilannya.
Dery selesai memarkirkan mobilnya, ia keluar dari mobil bersamaan dengan Mira kemudian ia membukakan pintu untuk Atala agar anaknya tak kesulitan. Di sana keluarga Alcides menyambut dengan gembira, namun ada juga rasa terkejut saat mereka melihat tangan Atala dan perban di kepalanya.
Riyan pun ikut terkejut saat melihat perban di kepala Atala.
"kenapa kepala kamu ay?" tanya Riyan.
Atala menulikan telinga nya, tak mau berbicara dengan Riyan yang sedang digandeng dengan perempuan. Atala melenggang masuk mengikuti Papanya, tak mempedulikan Riyan yang menatapnya khawatir.
Mereka semua sekarang berada di ruang makan di sana banyak hidangan enak dan hangat tersedia di atas meja, Atala duduk di samping Mara sebenernya mau duduk samping Mamanya kan dia sudah mau makan steak nanti.
"nanti gua suapin, de" bisik Mara.
Atala mengangguk, ntah kenapa moodnya sangat tak baik hari ini. Atala kemudian menatap ke arah depan yang di sana ada Riyan dan cewe genit yang berada di sampingnya, Atala memasang wajah jijik ke arah Riyan.
Riyan menyadari kalo Atala sedang jijik terhadapnya, Riyan berusaha melepas genggaman dari cewe itu.
"Rev, itu samping Riyan pacarnya?" tanya Mira.
"iya Tante! saya pacarnya Riyan, kenalin nama saya Elia" bukannya Reva yang ngejawab tapi cewe itu dengan tidak sopannya.
Mara dan Atala menatap satu sama lain, mereka sedikit tertawa dengan manner cewe itu.
"bukan jeng, dia cuman teman kecilnya Ian" ucap Reva.
"Lia, tolong duduk yang benar di meja makan" titah sang kepala keluar Alcides, Michael.
"ih, iya iya".
Atala menarik pelan ujung jas Mara, kemudian membisikkan sesuatu hingga membuat Mara terkekeh.
"kak, dia ngaku-ngaku jadi pacarnya Riyan tapi orang tuanya Riyan ga ngakuin ppfftt" bisik Atala.
"pfftt iya, ngakak banget".
"Tala" panggil Reva.
"iya Tante, ada apa?" tanya Atala langsung menoleh ke arah nyonya Alcides dengan senyuman.
"kamu makin ganteng aja tante liat-liat, Riyan mah kalah kayak nya sama kamu" puji Reva sambil terkekeh.
Atala yang dipuji seperti itu langsung memasang cengiran di wajahnya "ah bisa aja Tante, lebih gantengan Riyan daripada aku" celetuk Atala, membuat Riyan di sana tersenyum puas.
Elia cuman bisa menatap jutek ke arah Atala yang disanjung-sanjung sama Reva, Mara yang menyadari kalo Elia kesel dengan adeknya langsung saja ia berdehem.
"ekhem, biasa aja kali neng natap adek saya" ucap Mara menyuapkan satu sendok steak ke dalam mulutnya, Elia menoleh ke arah Mara begitupun dengan yang lain menoleh ke arah Elia.
"ya kan mang biasa aja, lu gausah ngatur-ngatur gua dong kan yang punya mata gua" balas Elia.
"sehh, santai bray" ledek Mara.
"sialan lo" maki Elia.
"Elia! mulut kamu dijaga ya ke tamu saya" Michael yang dari tadi diam langsung saja berbicara ke Elia.
"lagian dia duluan om".
"sudah! Elia kamu masuk kamar kamu sana, besok saya bakalan telpon Mama kamu supaya jemput kamu. Di sini kamu hanya bisa nyusahin saya, Tante dan Riyan saja".
Elia menggebrak meja dan langsung berjalan keluar dari ruang makan, di sana Atala hanya bisa diam karena baru kali ini ngeliat orang kayak Elia.
"maafkan kami, pak Dery" ucap Michael.
"gapapa pak, saya wajarkan toh namanya anak muda" jawab Dery.
"ayo dimakan makanannya".
Mereka semua kemudian menikmati hidangan yang sudah disediakan, tapi tidak dengan Atala yang harus menunggu kakanya memotong kan daging untuknya. Sumpah Atala paling kesel kalo makan harus yang pake 2 tangan kek gini, kan tangannya gabisa digerakin gegara kemarin dioperasi lagi cih.
Tiba-tiba saja diluar hujan deras dengan petir yang menyambar dari penjuru manapun, membuat keluarga Achelois tak bisa kembali ke rumah karena cuaca yang sungguh buruk ini.
"menginap saja, pak. tidak mungkin kalian bisa menerobos hujan sebesar ini, lagian besok anak-anak libur sekolah jadi sesekali menginap tak apa" tawar Michael.
"maaf merepotkan pak, terimakasih banyak atas tumpangannya".
"sama-sama, mari saya tunjukin kamarnya" .
+-+-+-+-+-+
Atala sekarang berada di kamarnya, ia sangat tak nyaman tidur di rumah orang. Sungguh kamarnya sangat polos walaupun terlihat elegan nan mewah, tapi itu polos tak seperti kamarnya yang bernuansa astronot.
Atala beranjak keluar dari kamar itu dan kemudian berjalan ke arah ruang tv, ia melihat cahaya dari ruang tv. Karena penasaran Atala mendekati ruangan itu dan ternyata hanya Riyan yang sedang menonton film di tv, Atala menghela nafas untung saja bukan hal aneh-aneh.
"ayy" panggil Riyan.
"sini, duduk samping saya. saya mau bicara sama kamu" lanjutnya sambil menepuk-nepuk sampingnya yang masih kosong.
Atala menurut, ia mendekati Riyan dan duduk di sampingnya namun sedikit menjaga jarak. Riyan hanya bisa menghela nafas pelan, ia kemudian menarik pinggang Atala agar mendekat.
"kalo saya ada salah, tolong maafin saya ay. saya gamau kamu ngejauhin saya gitu".
"ya terus?".
"tolong maafin saya, ay" mohon Riyan.
Atala diam, dia sangat malas menerima permohonan Riyan. kek gampang banget anjir masa? apa dia ga nyadar kalo dia udah nelantarin Atala 2 hari? bahkan Atala rela nunggu Riyan buat jemput tapi dia malah bonceng Elia, bro WTF.
terus karena Riyan juga dirinya kena bulian sampe kayak gini, kepalanya dan perutnya sudah jadi korban. Atala tak tahu lagi kalo dia deket sama Riyan lagi, apa yang akan terkena. Apakah kaki? dada? ntahlah.
"sayang" panggil Riyan.
"hm?" sahut Atala dengan deheman.
"maafin aku" ucap Riyan.
Sumpah Atala langsung shock pas Riyan bilang 'aku' untuk pertama kalinya ke dirinya, itu lucu banget serius. bahkan pipi Atala sekarang merona cuman karena hal itu, membuat dirinya begitu canggung.
"a- oke oke g-gua maafin" gugup Atala.
"terimakasih".