2 sejoli itu kini berada di sebuah taman bermain, selepas tadi membeli es krim dengan cemilan lainnya. Atala mengusulkan untuk bermain di taman bermain, karena biasanya hari libur itu pasti banyak anak kecil yang main di taman.
Riyan mah patuh sama apa yang dikata Atala, pokoknya selain orang tuanya dan Atala ga bakal dipatuhin kecuali sekolah. Elia? dia mah maksa jadi sungguh tak ada rasa patuh.
"haii Kaka" sapa 2 orang anak kecil cowo yang sepertinya kembar, mirip soalnya.
"halooo, kenapa kalian ke sini? tidak bermain?" tanya Atala sedikit membungkukkan tubuhnya, saat itu tangan Riyan juga ikut menahan tubuh Atala agar tak menghimpit tangan kirinya.
"kami ber2 lapar" jawab anak kembar itu secara bersamaan, membuat Atala tersenyum gemas.
Atala menyuruh Riyan untuk ngasih anak kembar itu sebuah cookies yang tadi ia beli, Riyan mengangguk dan mengambil 2 cookies itu dan memberinya kepada si kembar.
"Terimakasih kak" ucap mereka.
"sama-sama, oh ya dimana Mama kalian?" tanya Riyan.
"Mama sedang berbicara telpon di sana, katanya jangan diganggu yasudah kamu tak ganggu" jawab anak kembar yang lebih tinggi sedikit sembari menunjuk seorang wanita yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"ish parah, yasudah ayo main" ajak Atala kemudian membawa ke 2 anak kembar itu ke wahana bermain, Riyan cuman bisa melihat dari jarak jauh.
Atala terus bermain bersama kembar itu, hingga satu anak kembar itu membisikkan sesuatu pada Atala.
'kaka, kita akan dibuang sama Mama'.
Atala tersentak saat mendengar bisikan dari kembar, Ia kemudian mengelus kepala si kembar tadi dan menyuruhnya kembali bermain. Hingga Mama mereka datang menghampiri mereka, sebelum mereka pergi Atala menyegat sang Mama kembar dan bertanya sesuatu.
Riyan yang melihat dari bangku taman hanya mengerut bingung dengan kelakuan Pacarnya.
"permisi bu, saya ingin bertanya" ucap Atala.
"mau tanya apa? saya buru-buru" jawab sang Ibu.
"apa benar si kembar akan ditaro di pnti asuhan?" tanya Atala.
"ah... itu- iya saya akan menaruh anak saya di panti, kamu tau dari mana?"
"dari kembar, dan ibu kenapa menaruh kembar di panti asuhan?".
"karena mereka hanyalah anak haram".
"Ibu jangan bilang seperti itu" ujar Atala sedikit kasihan pada si kembar yang menunduk di sana, di belakang sang Ibu.
"tapi kenyataannya mereka hanyalah anak dari hubungan gelap saya dengan pacar saya, lagi pula saya juga tidak pengen punya anak seperti mereka" ucap sang Ibu yang membuat hati Atala menohok.
"... baiklah, dimana panti nya?" tanya Atala.
"panti XX, kalo gitu saya pergi dulu" pamit sang Ibu dan membawa si kembar di genggamannya menjauh dari Atala.
Atala murung sekarang, perkataan ibu kembar sangatlah sakit. bahkan si kembar ampe nunduk gitu, pasti mereka tau arti dari omongan itu. Riyan yang dari tadi diam langsung saja menghampiri Atala, karena pacarnya sedang murung gitu pasti ada sesuatu yang tak diinginkan.
"kenapa, sayang?" tanya Riyan sambil memeluk pinggang Atala.
"gapapa, ayo pulang gua gaada tenaga lagi" jawab Atala berbohong, Riyan tak percaya awalnya tapi karena Atala memaksa untuk pulang saja yasudah dia hanya bisa menuruti.
Bahkan di mobil Atala semakin murung, ia bahkan tak menoleh pas dipanggil Riyan. seakan Atala menulikan pendengarannya, padahal yang sebenarnya Atala pikirin adalah kembar yang tadi.
Ia pengen ngerawat si kembar, tapi dia masih sekolah. lagipula Atala juga gatau dapet izin dari orang tua nya atau tidak, dirinay juga masih terlalu muda untuk mengurus anak.
"izin atau engga ya" gumam Atala yang masih di dengar sama Riyan.
"izin buat apa hm?" tanya Riyan.
Atala menoleh ke arah Riyan, ia berpikir sejenak. kalo sama Riyan, dia setuju ga ya kalo dirinya pengen ngerawat kembar yang tadi. Tapi Atala masih ragu kalo nyeritain kisah kembar ke Riyan, Atala harus bilang atau ga ya.
"Sayang, jujur aja" ucap Riyan membelokkan mobilnya di depan rumah Atala.
"nanti malem aja, gua telpon. thanks tumpangannya, hati-hati" jawab Atala dan langsung keluar dari mobil, berjalan lesu masuk ke rumahnya.
Riyan sedikit khawatir ke Atala, namun cowo cantik bercampur tampan itu hanya diam saja dengan keadaan murung. ditanya pun malah menjawab apa, seakan merahasiakan sesuatu. Tapi tadi Atala bilang bakalan nelpon, jadi Riyan akan menunggu saat itu.
ya, Riyan harus menunggu.
Atala berjalan lesu ke kamar nya, Dery dan Mira cuman bisa bingung dengan keadaan anak bungsunya. ditanya pun ga dijawab, dipikiran mereka pasti Atala ngambek gara-gara ditinggal. Mara yang melihat tingkah adeknya yang gitu cuman bisa menghela nafas terus ngikutin Atala masuk ke kamarnya, di sana Atala cuman bengong.
"de" panggil Mara.
Atala tak menyahut.
"woy, de" Mara kemudian menggeplak paha Atala, membuat sang empu meringkih kesakitan.
"apasi ka?" tanya Atala.
"lu tuh yang kenapa, ditanya Mama Papa malah bengong dipanggil juga ga nyaut. Kenapa sih?" Mara bertanya balik ada adeknya.
"kalo Ala jujur, Kaka jangan kaget ya".
"ga, ngape emang?".
"jadi gini ka, Ala kan tadi main ke taman yang di samping Mall XX itu. Nah disitu ada anak kembar yang nyamperin Ala sama Blonde, terus dia minta cemilan kan terus Ala kasih aja cemilan soalnya mereka bilang Mamanya sibuk nelpon. Karena kasian, Ala ajak main juga-" Atala menggantungkan omongannya, membuat Mara makin penasaran.
"sebelum Mamanya dateng nyamperin, si kembar bilang kalo mereka bakalan ditaro dipanti asuhan sama Mamanya. terus ga lama Mamanya dateng bawa kembar, Ala kan nanya gitu ke Mamanya katanya juga kembar tuh anak dari hubungan gelap sama pacarnya. Mamanya juga ga pengen punya anak sebenarnya, cuman takdir maksa. yaudah Ala tanya kan si kembar mau ditaro dimana, Mamanya jawab di panti XX-".
"terus? ngapa lu yang murung gitu?" tanya Mara memotong ucapan adeknya.
"-Kembar terlalu lucu buat ditaro di panti ka, Ala juga niatnya mau ngerawat kembar tapi nanti ga diijinin Mama sama Papa" jawab Atala menjelaskan sedemikian rupa.
"oh... jadi lu mau adopsi si kembar? tapi ragu".
"iya.."
"yaudah nanti lu obrolin sama Mama dulu siapa tau diijinin, tapi emang lu yakin mau ngerawat anak? apalagi mereka kembar".
"iyaa, yakin kak lagian diliat dari muka kembar mereka tuh anak baik".
"oke oke, gua bakal ngedukung lu jadi nanti omongin sama Mama".
"oke ka, thanks".
"urwell, dah mandi terus makan sana".
+-+-+-+-+
Malam telah tiba, selepas makan malam Atala langsung balik ke kamarnya. Ia masih memikirkan si kembar, Atala menghela nafas gusar lantaran pikirannya terus memikirkan omongan Ibu kandung si kembar.
drrttt... drrttt
Atala menoleh menatap ponselnya yang sedang berdering itu, ia kemudian mengambil ponsel itu dan menjawab panggila tersebut.
": Atala
': Riyan.
'halo ay, kamu udah makan?'.
"hmm udah, kenapa nelpon?".
'kan kamu bilang mau nyeritain aku yang kejadian tadi siang, mood kamu lagi ga bagus buat cerita?'.
"engga, engga kok ini mau gua ceritain".
'hm?'
"tau kan si kembar tadi? pasti lu ngeliat gua ngomong sama Ibunya".
'iya, aku liat, kenapa?'.
"si kembar mau ditaro di panti asuhan, dia juga bilang kalo si kembar itu anak dari hubungan gelap dia sama pacarnya. Nah terus si Ibu nya itu gamau punya anak sebenarnya, jadi nya dia mau taro kembar di panti. Gua juga niatnya mau adopsi kembar, tapi ragu, gua ragu banget".
'... kamu serius mau rawat kembar tadi?'.
"ya kalo dapet ijin gua serius, anak lucu kek gitu kok di buang si".
'kalo aku bilang mau bantu kamu rawat si kembar, gimana?'.
"ya, gapapa lah".
'coba besok kita omongin sama Tante Mira, siapa tau diijinin'.
"bener ya?"
'iya, sayang, dah gih sana tidur'.
"oke, good night".
'you too babe, love you'
Atala segera mematikan telponnya, hatinya sekarang sedang berdegup tak karuan. sungguh Riyan ngomong gitu bikin perasaannya bergelonjak, Pipi nya jadi bersemu merah. Atala rasanya ingin teriak saja.
RIYAN ANJIRRR GUA GABISA DIGINIIN.