Chereads / Dasar blonde sialan [BL] / Chapter 18 - 17. Mana ada cowo bisa hamil

Chapter 18 - 17. Mana ada cowo bisa hamil

Atala terbangun dikala sinar matahari menelusup masuk ke matanya melewati gorden tipis itu, ia merasakan ada seseorang yang memeluknya. Atala kemudian menoleh ke arah tersebut, ternyata Riyan yang masih tertidur sembari memeluk dirinya. Atala bingung kenapa ia bisa tidur bersama Riyan, tapi pas diingat-ingat lagi ternyata karena semalem Riyan meminta maaf dan memintanya untuk tidur bersama.

Awalnya Atala menolak, tapi karena ia tak nyaman dengan kamar tamu yang hanya begitu saja jadi ia menerima permintaan Riyan. Atala awalnya terkejut saat liat kamar Riyan, kamar mewah yang bercat abu-abu gelap serta barang-barang yang berwarna hitam seperti kasur meja belajar dan lain-lain.

dan satu lagi, banyak action figure yang terpajang jelas di lemari kaca yang besar. kalo dilihat lebih teliti, semua action figure itu mirip dengan Atala.

Atala menatap wajah bak pangeran itu dengan lembut, ia meneliti setiap inci wajah Riyan. Sangat mirip om Michael, pikirnya. Atala berusaha menyingkirkan tangan Riyan dari pinggangnya secara perlahan agar tuan muda ini tak terbangun, tapi saat Atala sudah mau turun dari kasur tangan Riyan menarik Atala kembali untuk tidur.

"ackk!" ringis Atala saat tangan kirinya tak sengaja dijadikan bahan tumpuan.

"kenapa ay?! sakit? mau ke rumah sakit?" Riyan langsung bangun dengan keadaan panik saat mendengar Atala meringis kesakitan gitu.

Atala menggeleng "cuman keteken tadi, lagian lu jangan narik gua asal aja ya anjing" kesal Atala.

"maafin aku, ay".

"ya, udah sana mandi duluan. gua mau ke bawah".

Riyan mengangguk kemudian berjalan ke arah kamar mandi, sementara Atala keluar dari kamar dan menuju ke taman yang berada di halaman mansion. di sana ada banyak tukang kebun yang sedang bercanda, ada pula yang membawa bayi yang berada di kereta bayinya.

Atala mendekati mereka, "pagi pak, bu" sapa Atala dengan senyuman ramah.

"pagi juga, tuan" jawab para tukang kebun serentak.

"jangan panggil tuan, panggil aja Atala. aku ga terbiasa sama panggilan itu".

"baiklah, pagi nak Atala" ucap mereka mengulang perkataannya.

Atala tersenyum kemudian mendekati bayi yang berada di kereta bayi nya, ia menatap lekat-lekat pada bayi cowo itu. "nak Atala, suka bayi?" tanya salah seorang perempuan paruh baya.

"ah .. iya bu, hehe" jawab Atala dibarengi dengan kekehan kecil.

"ini anak ibu?" lanjut nya bertanya pada perempuan itu.

"iya nak, namanya Avin" jawab perempuan paruh baya itu dengan senyuman.

Atala mengangguk kemudian mengajak bayi itu bercanda dengannya, sebelum itu Atala juga meminta izin pada sang ibu dan disetujui. Atala sebenernya pengen ngegendong cuman ia takut kalo gendong pake satu tangan doang, jadi ia urungkan niatnya.

tak lama Riyan muncul di samping Atala, membuat sang empu terkejut.

"Jangan ngagetin!" gerutu Atala dan menonjok perut Riyan.

"maaf sayang, kamu ngapain sama Avin?" tanya Riyan kemudian berjongkok, menyamakan dirinya dengan Atala.

"ngajak bercanda aja, sama ibu diizinin kok" jawab Atala dengan wajah cemberut, ia mau gendong Avin masalahnya tapi gabisa.

"kenapa cemberut gitu, ay?".

"mau gendong Avin, tapi gabisa" keluh Atala.

Riyan mengangguk, kemudian ia mengambil Avin dan membawanya ke gendongannya. Riyan kemudian menyuruh Atala berdiri, dan Atala menuruti kemauan Riyan.

Riyan berjalan ke arah belakang Atala, ia mengangkat Avin dengan tinggi kemudian memeluk Atala. Jadi posisi Riyan meluk Atala sambil megang Avin, nah Atala di tengah sambil membantu megangin dengan satu tangan.

Atala menatap Avin dan mencium bayi itu "lucunya Pinpin".

"kayak kamu, lucu" ucap Riyan.

"dih ga ya, gua ganteng" bantah Atala.

"hm? nanti kalo kita nikah ay, aku mau kamu ngelahirin anak aku".

"ngelantur lo, gua mana bisa hamil. gaada cowo yang hamil".

"siapa tau bisa kan?".

"ga"

+-+-+-+-+-+

"Mama sama Papa aku, kemana Tante?" tanya Atala saat tak menemukan Dery dan Mira.

"mereka udah pulang, Ala" jawab Reva.

"kok aku ditinggal, Tan?".

"kata Mama kamu, kamu sibuk mesra-mesaraan sama Riyan jadinya ditinggal deh" ucap Reva dengan nada sedikit meledek.

Atala diam dan mencoba menahan air matanya yang mau keluar, tapi sayangnya cairan bening itu malah keluar dari matanya. "hiks Tanteee mau pulang huweee" rengek Atala.

"e-eh?! kok nangis sayang, maafin Tante ya maafin Tante" panik Reva saat melihat Atala yang menangis.

Riyan datang dengan cupcake lucu di tangannya, kemudian ia melihat Atala menangis dengan Mamanya yang panik melihat Atala. "hayoloh Mom, anak orang dibikin nangis" ledeknya.

"heh! ck kamu malah ngeledekin Mommy, tolong tenangin Atala. Kamu mau apa sayang? mau cake? mile crepe? or something?".

"mau pulang Tante hick".

"yaudah deh, Ian anterin Ala ke rumahnya" titah Reva.

"ya Mom" patuh Riyan.

"Riyannn, anterin aku ke mall yuk! aku mau belanja dulu" tiba-tiba saja Elia datang dan memeluk Riyan, membuat Atala mengalihkan wajahnya agar tak dilihat Elia kalo dia lagi nangis.

Reva hanya memutar matanya malas, kapan orang tuanya menjemputnya.

"gabisa, saya harus nganterin pacar saya pulang" jawab Riyan melepaskan pelukannya Elia.

"pacar kamu itu aku!" sentak Elia.

"halu kamu, Lia" ucap Riyan menatap sinis ke arah Elia.

Riyan kemudian menarik tangan Atala berjalan keluar untuk ke bagasi, Elia pun mengikuti mereka ke bagasi. Riyan membuka kunci mobil mewahnya, dan membukakan pintu depan untuk Atala. Namun, saat Atala ingin masuk dirinya malah didorong oleh Elia dan perempuan itu masuk duluan.

"aww sakit" ringis Atala.

"sayang! kamu gapapa?" panik Riyan.

"Elia! keluar sekarang dari situ, saya ga sudi duduk bersebelahan dengan kamu. pindah ke belakang sekarang juga!" bentak Riyan meninggikan nadanya dan menarik Elia keluar dari mobilnya.

"jahat banget! kamu udah ga sayang lagi sama aku?".

"sejak kapan saya punya perasaan seperti itu ke kamu? saya hanya menganggap kamu teman".

"terus selama ini kamu ngelakuin aku kayak pacar tuh apa?".

"nanya? ya karena kamu maksa saya, bahkan saya sering kali menolak permintaan aneh itu tapi tetap dipaksa".

"syuhh udah, gua mau pulang ributnya ntar aja" lerai Atala kemudian masuk ke dalam mobil.

Riyan pun mengikuti perintah Atala, ia masuk ke dalam mobil di bagian pengemudi. Elia tak jadi ikut, ia kemudian berlari ke dalam masuk.

"kenapa kasar gitu? nanti dia sakit hati" tanya Atala.

"aku muak ay, dia obsesi banget sama aku. dia juga udah buat kamu ngejauhin aku, gegara cemburu" jawab Riyan.

Pipi Atala merona "siapa yang cemburu? ge-er" elak Atala.

"iya aku ge-er, mau beli es krim? sekalian cemilan" tawar Riyan.

"buat?" bingung Atala.

"aku mau bawa kamu jalan-jalan dulu, ay".

"beneran? mauu, ayo"

"oke sayang".