Hi, Namaku Fin, aku anak SMP biasa yang suka main Game, Anime, Film, Dan Baca - baca buku. Ibuku adalah CEO Perusahaan broadcasting ternama Di Indonesia. Aku gatau siapa Ayahku. Aku tumbuh besar hanya dengan Ibu dan tanpa tahu siapa Ayahku. Hari - hariku sering kulalui sendiri, makanya aku sering merasa kesepian, walaupun emang aku suka sendiri sih, makanya aku lebih suka ngurung diri dikamar sambil ngelakuin hal yang aku sukain. Kadang game teruss, kadang nonton teruss ama ngemil sih dikit wkwk. Walaupun keliatan ngebosenin tapi yaa... Inilah Ceritaku.
Beep... Beep... Beep...
"Apasih, berisik banget orang lagi tidur juga." Ucapku kesal sambil meraba hpku. "GAWAT!!! Hampir jam 7, mampus telat deh aku." Sambil berlari pontang panting, dan bergegas untuk berangkat sekolah.
Sesampainya disekolah benar saja aku telat, Tapi tenang aku punya cara, Aku mengendap lewat pintu belakang sekolah, "Untung aja gak ada yang jaga" Batinku lega. Aku bergegas menuju kelas lalu aku mengintip kedalam kelas lewat jendela, ternyata masih belum ada guru yang masuk, aku masuk kedalam dan duduk di tempat yang tersisa, "Aduh, Dapat Tempat didepan meja guru pas lagi." Eluhku sambil duduk.
"Hi, Nama gua Vel. Salken ya." Ucap orang di sampingku, "Oh haii, Namaku Fin. Salken juga Semoga kita bisa akrab ya kan kita sebangku." Ucapku dengan senyum sapa. "(Senyum) Semoga aja ya, btw aku emang datar kaya gini tapi sebenernya aku seneng kok kamu mau ngomong sama aku." Ucapnya datar... "Iya sih kamu datar banget, tapi gapapa semoga kita bisa saling mengenal." Sautku sambil melempar senyuman."Eh ada guru tuh, lanjut nanti ya ngobrolnya" Ucap Vel, "Okee, Siapp." Balasku.
"Selamat pagi semuanya, Perkenalkan Nama Saya Rista, bisa kalian panggil Bu Rista. Karena ini masih hari pertama kita mulai dari perkenalan, silakan maju satu per satu dan memperkenalkan Nama, Hobi, dan Cita - cita kalian, urut mulai dari depan saya." Ucap Bu Rista. "(Vel maju) Perkenalkan Nama gue Vel, Hobi gua Main game, sama Futsal, Cita - cita pengen jadi atlit sepakbola profesional." Ucapnya. "(Aku maju) Perkenalkan Namaku Fin, Hobiku Main game sama nonton film atau anime, Cita - citaku pengen jadi aktor dan memiliki perusahaan sendiri. Salam kenal semuanya." Ucapku lalu kembali ke bangku. Singkat cerita sampailah ke perkenalan terakhir, saat Dia maju kedepan, "Wah, cantik banget." Batinku kagum. Saat dia didepan kelas, "Perkenalkan Nama Gue Delina, panggil aja Adel. Hobi gue Baca buku sih, Dan cita - cita pengen jadi Pengajar." Ucapnya dingin. "Wah, cantik tapi dingin banget." Batinku.
"Karena kita sudah perkenalan satu per satu, selanjutnya kita akan menentukan jajaran pengurus kelas. Ibu akan tunjuk saja, setuju semuanya?" Ucap Bu Rista, "Setuju Bu!" Saut satu kelas serempak. "Untuk Ketua Kelas saya pilih Fin dan Wakilnya Delina." , "Waduh, pas banget aku jadi ketua kelas mana wakilnya Delina lagi. Aku bisa nggak ya?" Tanyaku kepada diri sendiri.
Setelah jajaran pengurus kelas dibentuk aku maju kedepan untuk memberikan sepatah dua patah kata, "Karena saya telah dipilih menjadi Ketua Kelas, maka jika ada kendala atau masalah dikelas, saya mohon jangan sungkan untuk datang dan berbicara padaku. Mohon bantuannya semua." Ucapku dengan gugup, Semuanya memberikan respon yang positif. Aku sangat bersyukur, namun Delina tetap dengan sikap yang dingin. Aku bingung, "Apa aku melakukan kesalahan?" Tanyaku pada diri sendiri.
Bel istirahat berbunyi, Aku keluar dari kelas dan menuju ke kantin. Saat perjalanan tanpa sengaja aku melihat Mading dan disitu terdapat brosur bertuliskan "Perekrutan Dewan Galang". Aku tertarik dan langsung menuju ruang guru untuk mendaftarkan diri sebagai Calon Dewan Galang. Setelah mendaftar aku lanjutkan perjalananku ke kantin.
Jam pelajaran selesai, bel pulang sudah berbunyi, aku mengemas barangku dan menghampiri Delina, "Hai, sepertinya kita harus bekerjasama untuk setahun ini. Jangan sungkan untuk berdiskusi denganku ya. Mohon bantuannya." Ucapku sambil tersenyum. "Iya, gue mau pulang dulu. Bye." Ucapnya dingin. "Boleh jalan bareng?" balasku, "Y." Sahutnya. Aku berjalan disampingnya dengan perasaan campur aduk, "Imut juga ya kalo dilihat lama - lama, gawat hatiku bisa meledak nih." Ucapku dalam hati. Dia menyadari aku meliriknya dari tadi, "Lu kayaknya liatin gue terus, ada yang aneh ya?" Tanyanya, "Eh enggak kok, nggak ada yang aneh, cuma kagum aja sama kamu." Ucapku mencoba jujur walaupun gugup sih. "Kagum?, Yaudah kalo gitu." Ucapnya dingin tapi pipinya memerah. "Kamu sakit?, Kok wajahmu pucet gitu sama pipimu merah." Tanyaku kebingungan, "Enggak kok, gue sehat." Balasnya, "Udah sampe gerbang, gue duluan. Bye!", "Bye, hati - hati dijalan, sampai jumpa besok." Sahutku. "Y." Balasnya dingin.
Sesampainya dirumah aku kepikiran, "Kok hatiku kayak mau meledak ya, sumpah cantik banget ditambah kalo deket jadinya imut gitu." Gumamku, "Eh sadar woi, dia cantik kemungkinan udah ada yang punya, kalaupun belum ada yang punya mana mau ama aku." Tegasku pada diri sendiri sambil mengalihkan pikiran. Aku bergegas mandi lalu main game sampai malam, tapi tenang aku tidur tepat waktu kok.