Chereads / Si Baik dan Si Cantik / Chapter 6 - #6 Malam Minggu Part 2

Chapter 6 - #6 Malam Minggu Part 2

Aku berencana untuk membelikan buku sebagai hadiah untuk Delina, tapi aku bingung antara membelikan buku secara langsung dengan Delina memilih buku yang dia inginkan atau aku memberinya sebagai kejutan.

"Aku punya rencana nih." Batinku, "Del, ayo beli minum disebelah sana." Ajakku sambil menunjuk satu stand yang menjual minuman di seberang stand permainan bidik target, "Y." Jawabnya meng - iyakan. Aku memesan minuman milkshake rasa vanilla dan milkshake rasa stroberi untuk Delina. "Nih del buat kamu." Ucapku sambil memberikan milkshake rasa stroberi, "Gw mau yang rasa vanilla boleh gak?" Pinta Delina, "Oh... Kamu juga suka rasa vanilla?, Nih buatmu, aku yang stroberi aja." Jawabku sambil memberikan milkshake rasa vanilla, "Makasih." Ucapnya sambil menerima milkshake yang aku berikan, "Kalo gitu ayo duduk dulu, kita minum bersama." Ajakku, "Iy." Jawab Delina.

Kami membicarakan banyak hal sembari menikmati milkshake, mulai dari kegiatan kelas, pembelajaran sampai Tes Dewan Galang. Selang 45 menit kemudian, "Del, kamu bisa tunggu sini bentar?, Aku mau beli sesuatu tadi kelupaan belum beli." Pintaku, "Bisa kok, cepet kan?" Jawabnya, "Cepet kok, yakali aku tinggalin kamu lama - lama." Jelasku, "Ok." Jawab Delina.

Aku pergi ke stand buku yang lumayan jauh dari stand minum untuk membeli buku sebagai hadiah untuk Delina, "Kayaknya rencanaku bakal berhasil nih. Sekarang tinggal beli buku apa ya?" Batinku. Aku bingung harus membeli buku apa, Apa buku yang Delina suka baca ya?

"Banyak banget bukunya, makin bingung nih." Gumamku. Aku melihat - lihat buku yang di tampilkan di etalase, karena kebingungan untuk memilih buku mana yang harus kubeli, aku bertanya kepada penjaga stand, "Buku yang bagus buat hadiah apa ya kak?" Tanyaku, "Buku untuk hadiah ya?... Tunggu sebentar." Jawab penjaga stand, "Adek mau buku genre apa ya?" Tanyanya balik, "Kalau ada buku yang bertema Ilmu Pengetahuan." Jawabku, "Saya carikan dulu ya dek, tolong tunggu sebentar." Jelasnya, "Siap kak." Jawabku.

Setelah sekitar 2 menit menunggu, penjaga stand pun kembali, "Kebetulan dek untuk yang bertema Ilmu Pengetahuan Sisa dua buku ini, tapi harganya sangat tinggi karena memang buku ini sangat sulit didapat." Jelasnya sambil meletakkan kedua buku diatas etalase, "Kalau boleh tau harganya berapa ya kak?" Tanyaku, "Untuk buku yang sebelah kiri ini harganya 7,5 juta rupiah dan untuk buku yang ada di sebelah kanan ini harganya sekitar 15 juta rupiah." Jelasnya lagi, "Wah, beneran mahal ya kak." Ucapku kaget dengan harga yang disebutkan, "Wahh..... Duit sih cukup, tapi aku gapernah beli barang semahal ini, paling mahal beli buku cuma 250k." Batinku penuh kegalauan. "Gimana dek jadi beli apa enggak, kebetulan banget bukunya tinggal dua ini dan bisa dibilang harganya sangat tinggi." Tanya penjaga stand, "Oke deh kak angkut dua duanya, buat buku sebelah kiri bisa dibungkus kado sekalian kak?" Jawabku, "Bisa dek, tolong tunggu sebentar ya." Sahutnya, "Siap kak." Jawabku.

"Dek, ini buku yang dibungkus kado, buku yang satunya mau dibungkus apa?" Tanya penjaga stand sambil memberikan buku yang telah dibungkus kado, "Pake kantong plastik aja deh bang." Jawabku, "Yakin dek?, Mau dipakein case untuk buku?" Tanyanya heran, "Boleh deh kak dipakein case bukunya." Jawabku, "Oke dek, ini bukunya." Ucapnya sembari memberikan buku yang diberi case dan dimasukkan ke dalam kantong plastik, "Totalnya berapa ya kak?" Tanyaku, "Totalnya jadi 24 juta rupiah dek." Jawabnya, "Bayarnya bisa pake e-wallet kak?" Tanyaku lagi, "Bisa dek, tolong scan ke barcode di sebelah sini." Jawabnya sambil memberitahu letak barcode tersebut. "Done ya kak." Ucapku, "Sudah dek, Terimakasih sudah berbelanja di stand ini, semoga barangnya memuaskan." Jawabnya, "Siap kak, sama - sama." Sahutku sambil mengacungkan kedua jempol.

Buku sudah ditangan aku bergegas kembali ke stand minunan untuk menemui Delina, "Yang dibungkus kado aku kasih sekarang, terus yang satunya aku kasih kapan - kapan aja deh, hehe." Batinku sambil memandangi goodie bag berisi buku yang telah dibungkus kado.

Sesampainya aku di stand minunan tadi, "Del, maaf ya lama." Ucapku, "Gpp, ga lama." Jawabnya, "Mau balik sekarang Del?, Udah hampir jam 10 malam loh." Tanyaku, "Ay aj." Jawabnya, "Kalo gitu, ayo balik." Ajakku, "Y." Jawabnya.

Sesampainya di parkiran, aku mengambil helm yang ada di atas jog motorku lalu memakaikan helm untuk Delina dan mengenakan helm untukku sendiri. Kami berdua naik ke motor, "Pegangan kaya tadi ya del, agak ngebut dikit gapapa kan?" Tanyaku, "Iy." Jawab Delina sembari melingkarkan tangannya ke perutku. Aku langsung tancap gas menuju rumah Delina karena jam sudah menunjukkan pukul 9.45 malam.

Sesampainya di depan rumah Delina, "Padahal jalan sebelah sini enak, tapi kenapa aku disuruh lewat gang sama maps sih, heran...." Batinku masih memikirkan kejadian tadi sore. "Kamu udah turun aja Del." Ucapku, "Y, gpp kan?" Tanyanya Balik, "Iya juga sih. Yaudah sini helm nya aku lepasin." Jawabku sambil melambaikan tanganku agar Delina mendekat. Delina mendekat, aku melepaskan helm yang telah ku kenakan untuknya.

Pintu gerbang terbuka, "Aku pulang mah." Ucap Delina sambil bersalaman (mencium tangan), Ternyata yang membuka gerbang tersebut adalah Mamanya Delina, "Sudah pulang ternyata." Jawab Mama Delina, "Kamu pasti Fin ya?" Tanyanya, "Iya tante, Nama saya Fin, Saya teman sekelas Delina, maaf tante saya mengajak Delina pergi tapi belum bertemu dengan Anda." Jelasku sambil bersalaman dengan Mama Delina, "Iya gapapa kok, tadi Adel udah izin sama tante mau main bareng temennya, Kalau gak salah kamu Ketua kelas dan Adel wakilnya kan?, Adel sering cerita soal kamu katanya kamu orangnya Baik." Puji Mama Delina.

"Kata adel aku baik?, Wahh jantungku kamu gausah berisik dulu ya." Batinku, "Enggak tante, aku gak sebaik itu kok." Jelasku padanya. "Ah... Kamu ini, Adel sendiri loh yang bilang kalo kamu itu baik." Jawab Mama Delina, "Iya deh tante aku terima, hehe." Jawabku tersipu malu, "Nah gitu dari tadi kan enak." Sahut Mama Delina dengan senyuman. "Maaf tante aku nggak bawa oleh oleh tadi." Ucapku, "Alahh gapapa, ayo masuk dulu tante buatin minuman buat kamu, kamu sama Adel pasti capek kan habis main." Jawabnya dengan ramah, "Terimakasih tante, kalau begitu permisi." Jawabku, "Iya silahkan masuk." Jawab Mama Delina.

Aku masuk ke rumah Delina, rumahnya sangat nyaman dan luas. Sesampainya ruang tamu, "Kamu tunggu sini, tante buatin minumanya, oke." Ucap Mama Delina, "Siap tante." Jawabku. Aku duduk di sofa panjang dan delina duduk di sebelahku, "Mamamu baik ya Del, tapi kamunya kok dingin banget kek kutub selatan." Ucapku pada Delina, "Maksudd!!" Jawabnya dengan kesal, "Eh eh, canda del suer." Sahutku dengan kode peace, "Y, terserah." Jawabnya.

Adel masih sedikit kesal, emang becandaku kelewatan ya??, Hehe. "Del, aku keluar bentar ya, ada barang yang ketinggalan." Ucapku, "Ok." Jawab Delina. Aku keluar dan mengambil kado yang tadi kubeli di pasar malam, aku langsung bergegas masuk dan duduk disebelah Delina. "Nih del, buar kamu nggak ngambek lagi." Ucapku sambil menberikan kado yang tadi kuambil, "Apa ni?" Tanyanya, "Buka aja dulu." Jawabku. Adel menerima hadiah yang kuberikan, dia langsung membukanya dan terdiam, "Ini lu dapet darimana?, Ini kan langka banget bukan main." Tanyanya penuh kebingungan, "Ada deh, kamu suka nggak?" Tanyaku, "Suka, makasih." Jawabnya dengan singkat, "Imut banget sih Kulkas satu ini." Batinku sambil menatap delina.

"Minumannya udah jadi." Ucap Mama Delina sambil membawa minuman dari dapur, "Makasih banget tante, sampai repot buatin minuman." Ucapku, "Kamu ini, Tante gak repot sama sekali kok, malahan Tante seneng temen Adel mau main kerumah." Jawab Mama Delina sambil memberikan minuman, "Makasih banyak tante." Ucapku sambil menerima minumannya, "Kamu ini dari tadi makasih terus, udah biasa aja anggep aja Mama sendiri, gapapa kan Del?" Ucap Mama Delina, "Terserah mama." Jawab Delina, "Kalau gitu, Makasih Mama." Ucapku penuh gembira, "Kan... Bilang makasih lagi, Mama ngambek nih." Jawab Mama Delina, "Maaf ma." Jawabku dengan murung, "Eh eh, jangan sedih gitu dong Mama kan cuma becanda Fin." Ucap Mama Delina sambil mengelus rambutku, "Iya ma, aku gak sedih kok." Jawabku penuh senyuman, "Kamu ini lucu benget sih, mau jadi anak Mama?" Tanyanya, "Gimana caranya tante?" Tanyaku, "Gampang, kamu tinggal nikah sama Adel aja, kan otomatis jadi anak Mama." Jawabnya dengan senyum lebar, "Gimana Del setuju nggak." Tanya Mama Delina, "Adel masih SMP Maaa..." Jawab Delina, "Jadi gak nolak nih?" Goda Mama Delina, "Apaan sih ma." Jawab delina sambil membuang muka, "Ihh anak Mama kok ngambek sih." Ucap Mama Delina, "Terserah." Sahut Delina.

Mama dari tadi hanya tertawa sambil terus menggoda Delina, Aku gatau juga harus ngapain, dieemm aja dari tadi wkwkwk. Selama 1 jam kami terus berbincang, cerita sekolah, dirumah sampai hobi dan cita cita, aku merasa sangat nyaman saat berbincang bersama keluarga Delina, rasanya hangat, nyaman dan aku merasa sangat diterima di keluarga ini. "Tante, aku mau pamit pulang udah malem nih." Pamitku, "Oh iya udah larut malam ya, hati - hati dijalan ya jangan ngebut - ngebut bawa motornya." Jawab Mama Delina, "Siap laksanakan Ma." Jawabku, "Aku balik dulu ya del." Pamitku, "Y." Jawab Delina.

Setelah berpamitan dengan Mama dan Delina aku langsung bergegas pulang, Saat perjalanan pulang ada yang terlintas di pikiranku, "Tadi Mama suruh aku nikah sama Adel, emang Adel mau?, Akh... Aku mikir apa sih, Fin kamu tuh masih SMP woii, sekokahh..." Batinku. Sesampainya dirumah aku langsung berganti pakaian dan memasuki posisi PW (*PW = posisi wenak) di kasur. "Seneng banget hari ini, kapan kapan main lagi deh kerumah Delina." Batinku sambil bergegas tidur.

Bersambung...

Note: Maaf lama up hehe