Chereads / Legenda Kepulauan Naga (Tamat) / Chapter 7 - Episode 7

Chapter 7 - Episode 7

" kau sudah beberapa hari di negeri ini Tuan Bao an. Katakan, apa yang kau suka dari negeri ini?"

Putri Xia lalu bertanya di depan teman-temannya

" tentu aku suka wanita dari negeri ini Tuan Putri. Mereka pekerja keras, ramah dan pantang menyerah"

Jawabku

" itu benar, para wanita di negeri ini semuanya kuat dan pekerja keras."

Sahut Putri Xia antusias

" ya, di zaman yang cengeng ini kita tidak boleh cengeng. Benar kan Yueyi?"

Goda Nona Qiao

" benar Qiao"

Jawab Putri Yueyi pelan

" kalau tidak kuat aku mungkin tidak di sini."

Celetuk Putri Chu

" lalu apa lagi Tuan Bao an apa lagi yang kau suka?"

Tanya Putri Xia kembali

" makanannya Tuan putri, makanan dari negeri ini sangat lezat. Apalagi kaki babi asap yang engkau hidangkan kemarin"

Jawabku. Aku tidak pernah makan babi sebelumnya tapi aku mencobanya di negeri ini. Dan sepertinya aku menyukainya

" kau harus coba udang di negeri ini Tuan Bao an. Menurutku itu makanan sangat lezat. Kebetulan itu menu makan siang kita hari ini"

Putri Xia lagi-lagi sangat antusias begitu mendengar ceritaku. Nona-nona yang lain tersenyum ramah

" kita sudah tahu apa yang kau suka di negeri ini Tuan Bao an. Sekarang katakan apa yang kau tidak suka"

Putri Xia lalu bertanya apa yang tidak aku suka. Aku sebenarnya ragu menjawabnya. Sebenarnya aku suka melihat gadis tidak berpakaian di negeri ini. Mereka semu menggairahkan, imut dan cantik. Tapi setelah mengetahui itu cara Kaisar mempermalukan rakyat yang menentangnya. Aku kurang menyukainya

" begitu, kali ini aku ragu dengan jawabanmu."

Tuan Putri dan teman-temannya tertawa terbahak-bahak

" ada lagi Tuan Bao an?"

Tanya tuan putri kembali

" aku ragu Tuan putri. Tapi di negeri asalku, aku sangat tidak suka anak kecil dan keramaian"

Mereka semua terdiam. Termasuk Putri Xia

" wow, itu cukup terang-terangan"

Ucap Putri Yueyi

" kurasa tidak semua orang sempurna."

Sahut Putri Chu

" kebetulan sekali! Kau benar-benar pria idaman. Aku pun kurang menyukai anak kecil"

Jawab Nona Qiao antusias

" sudah kubilang dia gila teman-teman. Tapi kenapa Tuan Bao an? Bukankah anak kecil semuanya masih suci? Apa di negerimu anak kecil sudah dianggap berdosa?"

Tanya Putri Xia bingung. Meski dengan nada bercanda aku sedikit tertusuk ketika Putri Xia menganggap aku gila seperti orang-orang yang kutemui

" ketika aku mengalami tekanan jiwa waktu dulu, mereka banyak yang menganggap kekuranganku lucu. Aku pun tidak suka sikap kurang ajar mereka dan kenakalan mereka."

Jawabku tegas. Mereka semua masih terdiam

" aku mengerti bagaimana rasanya."

Sahut Qiao serius. Wajahnya pun seketika berubah serius. Putri Chu dan Putri Yueyi hanya diam

" Tidak ada anak kecil yang bersalah Tuan Bao an. Mereka semua suci. Di pulau induk dan Ibu kota, anak kecil menganggap aku penyihir licik yang jahat, yang memakan perawan demi kecantikannya. Meski mereka pun hampir tidak tahu bagaimana rupaku. Tapi itu bukan salah mereka. Orang tua mereka serta lingkungan dan orang sekitar mereka yang membuat mereka seperti itu"

Aku terdiam. Aku pernah mendengar itu sebelumnya. Itu sebabnya aku membenci hampir semua orang di sekitarku. Mereka semua sama. Manusia dituntut sempurna. Dan menurut mereka aku hanya orang gila. Nona Qiao menahan air matanya. Aku melihat ia meneguk air sambil meremas kuat kain hanfu birunya. Ia habiskan air itu lalu kembali tersenyum

" sudahlah. Bukankah dunia memang seperti itu? Bukankah mereka semua membenci kita?"

Putri Chu dan Putri Yueyi mengangguk

" yah kurasa itu benar"

Ucap Putri Yueyi

" itu benar juga. Tapi aku memilih tidak pernah membenci anak kecil meski mereka selalu mencaciku Putri pemberontak. Aku beruntung cukup kuat untuk mengacuhkan mereka"

Sahut Putri Chu. Sayangnya di Indonesia aku tidak sekuat itu. Salah satu alasan aku membenci hidupku di Indonesia, aku tidak pernah dianggap normal oleh mereka dan orang tua mereka

" aku berjanji dunia akan berubah Tuan Bao an, Qiao, Yueyi. Percayalah."

Jawab Putri Xia dengan lembut dan bersungguh-sungguh. Kurasa ada alasan kenapa dia dihormati oleh rakyatnya. Ia bukan putri biasa. Ia seorang pemimpin. Seorang wanita yang berjiwa pemimpin. Terus terang aku cukup tenang dan tersentuh dengan ucapannya itu.

Makan siang pun tiba. Putri Xia benar-benar menghidangkan masakan udang pedas untuk kami semua. Dayang Mey dan temannya membawakan udang itu kepada kami masing-masing satu porsi untuk kami semua. Ia menyuguhkan teh untuk kami semua. Aku yakin itu bukan teh biasa. Terakhir aku minum teh dari Putri Xia, aku merasa kuat dan tangkas selama hampir dua jam

Aku mulai menyantap udang itu dengan nasi. Masakan istana ini memang sangat istimewa dan dengan mudah menjadi makanan terlezat yang pernah aku makan. Aku sering makan-makanan lezat, bahkan saat aku di rumah sakit jiwa. Namun makanan yang disajikan Istana ini adalah yang terbaik.

" bagaimana Tuan Bao an, kau menyukai udang di negeri ini?"

Tanya Putri Xia. Aku pun mengangguk

" aku menyukainya tuan Putri. Ini udang terlezat yang pernah aku makan"

Jawabku

" Masakan udang ini bisa menambah ketahanan dan kekebalan tubuhmu Tuan Bao an."

Jelas Putri Xia. Aku menyantap udang itu dengan sangat lahap karena memang aku lapar dan sudah lama sekali aku tidak makan udang selezat itu. Putri Xia dan teman-temannya tersenyum

" dia seperti tidak makan bertahun-tahun"

Bisik Putri Yueyi

" kau juga begitu waktu pertama makan udang ini"

Celetuk Chu. Qiao tertawa terbahak-bahak. Putri Xia ikut tertawa. Putri Yueyi seketika malu. Aku hanya tersenyum sedikit

" kalau mau tertawa ya tertawa saja Bao an. Jangan malu"

Goda Qiao. Aku akhirnya tertawa sambil mengunyah makananku. Mereka semua pun tertawa

Kami menghabiskan makan siang itu. Sungguh makan siang yang lezat dan nikmat. Dayang Mey dan temannya datang membereskan makan siang. Mereka menuangkan kembali teh dan kami menutup makan siang itu dengan minum teh

" satu lagi yang ingin aku tahu. Sebenarnya, berapa umurmu Tuan Bao an?"

Nona Qiao bertanya saat kami meminum teh di akhir makan siang

" ah, tahun ini umurku 27"

Jawabku

" hmm, masih sangat muda ya. Pantas saja kau terlihat masih muda"

Ucap putri Yueyi

" masih sangat muda tapi sudah mampu mengalahkan Panglima Guan"

Celetuk Putri Chu

" 27 tahun kurasa Panglima Guan masih seorang prajurit biasa"

Sahut Qiao. Memangnya berapa umur Pangkima Guan ini. Aku lupa aku belum tahu berapa sebenarnya umurnya. Putri Xia dengan santai menjawab

" ia lebih tua 20 tahun dari Kaisar. Jadi sekitar 247 tahun"

247 tahun!!! Bagaimana bisa ia terlihat sangat muda?

" Itu karena dia mendapat kesaktian dari Kaisar Tuan Bao an. Kita semua tahu biasanya manusia biasa menua saat menyentuh umur 150 tahunan"

Jawab Putri Xia. 150 Tahunan? Jadi sebenarnya berapa umur putri-putri ini?"

" aku, Chu dan Yueyi kebetulan lahir di tahun yang sama. Kami lahir 86 tahun yang lalu. Sedangkan Qiao, ia lebih tua 15 tahun dari kami"

86 tahun dan 101 tahun dan mereka masih muda? Aku curiga satu tahun di negeri ini hanya

" 13 bulan, dan setiap bulan sekitar 30 sampai 29 hari"

Hah!!! Jadi mereka sedikit lebih tua jika diubah ke umur bumi? Tapi, bagaimana bisa?

" hmmm, bukankah orang bilang jodoh, rejeki, maut dan umur adalah kuasa Sang Dewa Kuning?"

Celetuk Qiao

" ya, seharusnya begitu"

Sahut Chu. Jadi mereka lebih awet muda karena pengaruh dari Dewa mereka?

" ini menarik, berapa lama manusia hidup di duniamu Tuan Bao an?"

Tanya Putri Xia dengan raut wajah penasaran. Kita semua tahu manusia di bumi pada umumnya hidup selama 60 sampai 85 tahun. Dan beberapa hingga 120 hingga 200 namun mereka sangat tua dan lemah.

" mungkin faktor makanan dan minuman kalian?"

Ucap Putri Yueyi. Itu bisa jadi. Mungkin ada yang berbeda dengan bahan makanan di negeri ini, yang membuat mereka sehat dan lebih awet muda. Apalagi mengingat beberapa teh saja bisa membuatku jauh lebih kuat dan cekatan

" itu bukan teh biasa Tuan Bao an. Itu hanya dibuat oleh ahli nujum dan kaum penyihir"

Ujar Putri Xia. Mereka lalu berdiskusi sambil minum teh lalu berfantasi kenapa manusia di negeri asal kita cepat menua dan berumur pendek

" sungguh pertemuan yang seru."

Ucap Putri Chu

" kita harus berkumpul lebih sering lagi"

Sahut Putri Yueyi

" benar, lagipula si menyebalkan Guan tidak ada lagi. Tidak ada yang perlu kita takutkan"

Ujar Nina Qiao.

" baiklah, bagaimana kalau esok? Siang, sore atau malam"

Tanya putri Xia. Jadi selama ini mereka jarang bertemu karena adanya Panglima Guan.

" besok boleh juga"

Jawab Nona Qiao

" besok pasti seru"

Jawab Putri Chu

" mungkin aku dapat melihat-lihat pulaumu seperti dahulu sebelum kita diasingkan. Aku yakin keadaan aman tanpa Panglima Guan"

Sahut Putri Yueyi.

" hmm aku tidak tahu apakah pulauku benar-benar aman tanpa Guan. Karena diluar desa dinding batu dan Istana, masih banyak prajurit Kaisar berjaga-jaga"

Jelas Putri Xia. Jadi wilayah kekuasaan putri Xia hanya istana dan desa dinding batu?

" kurasa mereka tidak akan mengenaliku seperti Guan"

Ucap Putri Yueyi santai. Putri Xia sempat berpikir sekilas

" baiklah, tapi Tuan Bao an akan mengawalmu. Kalian juga Qiao? Chu?"

Putri Chu dan Nona Qiao menggeleng kepala

" nah, aku memilih pulang saja. Aku mau tidur siang."

Jawab Nona Qiao.

" aku harus menjaga ibuku. Jadi aku harus pulang"

Sahut Putri Chu.

" baiklah, sampai nanti kawan"

Putri Xia menggerakkan jemarinya. Cahaya menyelimuti Nona Qiao dan Putri Chu lalu tak lama mereka menghilang. Aku dan Nona Yueyi masih di sana. Tuan Putri Xia lalu mengeluarkan sesuatu dari sakunya

" gunakan tulang ini untuk kembali Tuan Bao an. Kau akan kembali ke istana ketika aku meniup tulang ini seperti seruling."

Ucap Putri Xia. Ia juga memberi Putri Yueyi tulang kecil itu

" kau juga Yueyi. Tiup tulang ini dan kau kembali ke rumah kediamanmu"

Putri Yueyi lalu mengangguk

" baiklah! Aku sebenarnya ingin kau datang bersama kami tapi mungkin kau sibuk. Jadi tidak apa! Aku biasa jalan sendiri. Apalagi ada Tuan Bao an menjagaku"

Jawabnya

" maafkan aku Yueyi. Ada sesuatu yang mendesak sore ini yang harus aku lakukan"

Sahut Putri Xia

" baiklah. Kurasa kami siap berangkat"

Putri Yueyi tersenyum lebar. Ia benar-benar sudah siap untuk pikniknya sore itu.

" baiklah ke mana kau ingin pergi? Ke desa Dinding batu?"

Putri Yueyi menggeleng kepala

" ke kampung gunung teh! Aku sudah lama sekali tidak ke sana. Aku rindu aroma udara segarnya"

Sahutnya. Putri Xia tertawa kecil

" Tentu-tentu. Kampung Gunung teh. Tuan Bao an, jaga dia baik-baik ya? Yueyi mengenal baik setiap jengkal negeri ini jadi kau tidak perlu khawatir. Tapi kau harus jaga dia dengan nyawamu, dengar? Cobalah hindari prajurit Kaisar jika mereka di sana"

Aku pun membungkukkan badanku

" siap Tuan putri."

Jawabku

" baiklah, sampai bertemu lagi Yueyi"

Putri Xia menggerakkan jemarinya dan seketika itu juga cahaya menyilaukan mataku. Aku tiba di tengah-tengah kebun teh yang sangat luas. Aku melihat begitu banyak perumahan dari kejauhan. Pemandangan ini sangat indah. Udara pun sangat segar. Suasananya sangat tenang. Sudah lama sekali aku tidak ke tempat seindah dan setenang ini. Desa gunung batu juga berada di dataran tinggi namun desa ini, jauh lebih indah dan hijau.

Aku tidak melihat putri Yueyi di mana-mana. Aku berjalan menyusuri kebun teh itu, hingga bertemu jalan setapak. Aku berpapasan dengan gadis-gadis pemetik teh dan mereka menyapaku. Aku membungkuk membalas sapaan mereka. Sama seperti dayang dan penduduk desa, mereka hanya mengenakan kain dan telanjang dada.

Aku menoleh ke kiri dan ke kanan. Aku tidak melihat Putri Yueyi di mana-mana. Aku hendak berteriak tapi aku takut ada yang mendengar karena Putri Yueyi termasuk salah satu buronan di negeri ini. Aku berjalan sambil mencari-cari dan melihat-lihat ke seluruh perkebunan teh

" Tuan, mau coba teh ini?"

Seorang gadis cantik menawari aku teh. Namun karena aku sedang mencari putri Yueyi aku menolak tawarannya

" ah tidak terima kasih. Aku mencari seseorang"

Gadis itu tersenyum. Ia membungkuk sebelum melangkah pergi. Aku kembali mencari Putri Yueyi dan tak lama,

" hai!"

Ia muncul mengagetkanku. Aku sempat terkejut sebelum akhirnya tertawa kecil memegangi dadaku