Aku terbangun tengah malam di gubuk itu. Aku pura-pura masih tertidur. Aku raih pedang Jian itu dan bersiaga meski mata tertutup. Aku menutup mata dan mendengar langkah kaki itu semakin mendekat
Aku mengintip sedikit sambil berpura tertidur. Aku melihat seseorang dengan hanfu merah melangkah di dalam gubuk. Aku dan kelima gadis itu tertidur di ruang tengah. Aku menutup mataku kembali ketika seseorang itu sedang menoleh ke arah kami. Aku seketika sadar itu Putri Xia
" Tuan Putri!"
aku seketika bangun menutup kemaluanku dengan kain dan berlutut
" aku senang kau baik-baik saja Bao an. Untuk sesaat kau membuatku khawatir"
Sahut Tuan Putri. Ia lalu membantuku berdiri
" aku tahu apa yang terjadi. Maafkan aku. Aku sebenarnya sedang mengujimu. Aku ingin tahu apakah kau benar-benar akan menjadi Jawaraku, atau hanya akan menjadi pengikut Kaisar"
Ucap Sang Tuan Putri. Aku seketika bingung
" maaf Tuan Putri aku tidak mengerti"
Jawabku
" kau bukan orang asing pertama yang tiba di pulau ini selama 50 tahun terakhir Bao an. Kau yang kesekian. Aku pernah melihat kaummu tiba di pulau ini, aku pernah melihat orang kulit putih, aku pun pernah bertemu orang kulit hitam. Hanya dua yang bertemu denganku dan pada akhirnya semua mengkhianatiku"
Ternyata ada banyak orang asing yang menemukan pulau ini. Ada dua yang bertemu tuan putri dan mereka semua mengkhianatinya
" mereka semua lebih kuat dari dirimu. Sayang sekali mereka memihak Kaisar. Beberapa seketika terbunuh oleh Guan"
Aku heran bagaimana seseorang bisa mengkhianati Tuan putri
" nafsu Tuan Bao an. Pria memiliki kemaluan dan kalian dengan mudah dibodohi dengan kenikmatan. Mulanya mereka memihakku. Namun Kaisar menawarkan kenikmatan dan kejayaan yang lebih baik sehingga mereka berkhianat. Sejak itu setiap ada orang asing aku memerintahkan mereka untuk berduel dengan Guan. Mereka semua mati tanpa perlawanan sampai aku bertemu denganmu"
Tuan putri lalu menatap pedang yang kupegang
" pedang yang kau gunakan itu adalah pedang Siang dan Malam. Melambangkan pergantian Siang dan Malam, yang artinya adalah keseimbangan. Ayahku yang memberikan pedang ini, dan menjadi lambang pemerintahanku di Pulau Barat. Keseimbangan. Di mana setiap manusia sama. Bangsawan, jelata semuanya sama dan tidak ada manusia setengah Dewa sesakti apa pin mereka. Aku menggunakan pedang ini selama perang melawan kakakku Sang Kaisar"
" Kau menggunakan pedang ini dengan cara yang salah Bao an. Itu karena kesaktianmu belum seberapa untuk menggunakan pedang ini secara maksimal. Namun kau sangat berani dan tangguh. Kau adalah jawara yang tak biasa. Kau lemah namun pemberani sehingga kau menjadi kuat. Kau bodoh namun terkadang kau cerdik, yang artinya kau memaksimalkan pikiranmu meski sangat terbatas. Kau sangat menyukai hubungan badan serta wanita, namun kau sangat menghargai mereka. Kau tidak baik namun tidak buruk. Kau adalah keseimbangan yang dilambangkan dengan pedang ini. Dan yang paling penting. Kau mencintaiku"
Aku tercengang. Aku tidak tahu, apakah aku memiliki rasa kepada Tuan Putri ini namun bagaimana ia mengetahuinya
" maafkan Hamba Tuan Putri."
Dan aku seketika berlutut dihadapan Tuan Putri. Sang Putri justru menjulurkan tangan kanannya
" sentuhlah tanganku Jawaraku, dan terimalah kekuatan yang besar dari lawan yang engkau musnahkan"
Aku memegang tangan Tuan Putri. Kepalaku terasa sangat pusing. Badanku mual dan saat itu juga aku tidak sadarkan diri.
" kau anak yang menggemaskan aku namakan kau Guan"
Aku mendengar bisik-bisikan dari telingaku
" kau harus kuat Guan, kau harus kuat dan tunjukkan kepada kaum bangsawan bahwa kita rakyat jelata tak bisa diremehkan"
" kau seorang prajurir sekarang! Tunjukkan seluruh kemampuanmu! Kuasai rasa takut di dalam dirimu! Niscaya kau akan semakin kuat! Jangan permalukan namaku, Jiangjun Wei yang telah melatihmu!"
" Guan! Guan! Guan!"
" dia membunuh dan memenggal Jiangjun Yuan di depan Kaisar. Dia akan menjadi Jiangjun yang tak terkalahkan"
" Guaaaaan! Jangan bunuh Ayah!"
" Guan! Aku ibumu! Aku yang membesarkanku"
" kakak Guan! Tidak!"
" bagus Guan! Kau membuktikan kesetiaanmu. Kau Jiangjun terhebat, terkuat dan yang paling berani serta paling Setia yang pernah aku miliki. Kau lambang kehebatan Kekaisaran Naga"
" sore ini, saat matahari terbenam, nyawamu akan berakhir Guan. Kau muridku. Kau kebanggaanku. Namun nafsumu membuatmu tega membunuh keluargamu sendiri. Aku, Jiangjun Wei bersumpah, aku sendiri yang akan mengantarkan kepalamu kepada anak dan istrimu"
Aku terbangun dari tidurku. Aku tertidur di gubuk ke lima wanita itu. Tuan putri sudah menghilang. Pedang itu tergeletak di meja di dekatku. Aku seharusnya merasa lebih kuat namun aku seperti tidak merasakan apa-ala
" Pagi Tuan!"
" Pagi Tuan!"
Gadis-gadis itu menyapaku. Aku tersenyum. Mereka membawakan aku pakaian. Serba hitam persis yang biasa aku gunakan
" kami sempat membeli hanfu ini di pasar terkedat dengan uang yang kau berikan. Apa kau menyukainya?"
Aku pun mengangguk
" tentu Tuan-tuan putri yang cantik. Aku menyukainya"
Mereka semua terkesima
" apa bagi Tuan kami semua cantik?"
Aku mengangguk.
" Iya. Kalian semua cantik alami"
Jawabku. Mereka semua makin terkesima
" kami seperti sedang bulan madu."
Ucap salah seorang dari mereka. Mereka menbuatkanku sarapan. Kami makan bersama. Kami mandi bersama di sungai dan aku kembali menggiliri mereka satu persatu. Kami sama-sama terpuaskan
" terima kasih telah mampir ke tempat tinggal kami Tuan! Mampirlah lain kali"
Aku mengangguk. Aku berjanji akan kembali lain kali. Aku melambaikan tanganku lalu berjalan pergi. Aku meniup peluit tulang pemberian Tuan Putri dan seketika itu juga aku kembali ke Istana dinding batu
Aku muncul di depan rumahku dan di hadapan istana Putri Xia. Para dayang seketika berkumpul mengerubungiku. Ada yang sampai berurai air mata
" Tuan Bao an! Tuan Bao an!"
Ucap mereka. Istri-istriku mendengar teriakan mereka. Mereka berhamburan keluar rumah bersama para dayang dan ikut mengerubungiku
" Ada apa ini? Aku baik-baik saja"
Ucapku
" kami kira sesuatu terjadi padamu"
Ucap salah seorang dayang
" kami kesepian semalaman. Aku sampai menangis"
Sahut Bini. Aku tidak pulang sehari dan mereka seperti orang gila? Aku melihat Putri Xia melihat dari lantai dua istananya.
" suamiku, makanlah dahulu di rumah"
Ucap salah seorang istriku. Aku melepas pelukan-pelukan mereka dan berjalan menuju istana Putri Xia
" maaf, aku harus menghadap Tuan Putri"
Mereka semua memberi jalan. Aku berlari menuju istana Putri Xia. Aku masuk dari gerbang depan dan putri Xia tiba-tiba saja sudah di halaman istananya
" ada apa Tuan Bao an? Aku tidak memanggilmu. Kau tidak pulang bersama istrimu?"
Ucap sang Putri. Aku lalu berlutut.
" aku ingin bertanya tentang semalam. Aku melihat bayangan-bayangan memori dari pikiran Guan. Kami seperti menyatu. Aku seharusnya memiliki kesaktiannya. Tapi, kenapa aku tidak merasa ada apa-apa?"
Tanyaku. Putri Xia tertawa
" kau akan merasakannya sendiri nanti. Karena kau di sini. Aku ingin berbicara denganmu"
Putri Xia mengajakku minum teh di samping rumahnya. Kami duduk di pondok gazebo itu dan dayang Mey menuangkan teh untuk kami berdua.
" ini gadis misterius yang menguntitmu itu. Kau ingat? Dia hampir membunuhmu"
Putri Xia mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya
" bagaimana bisa dia ada di botol itu?"
Tanyaku heran
" aku memantrainya. Aku memantrai banyak orang dan memasukkannya ke dalam botol. Aku tidak tahu apakah itu kejam atau tidak"
Ucap Putri Xia dengan muka tanpa dosa. Itu mengerikan.
" apa yang akan Tuan Putri lakukan padanya?"
Tuan Putri lalu meneguk tehnya
" Memanfaatkannya. Gadis ini dapat membantuku mengalahkan Iblis Yan. Kurasa kau juga dapat membantuku."
Jawab Sang Putri. Aku pun meneguk teh itu
" aku siap Tuan Putri. Aku siap bertarung untukmu. Aku lihat Iblis Yan membunuh temanku, dan bukan berarti dia tidak akan mengusik keluargaku
Sahutku
" aku suka semangatmu Tuan Bao an. Datanglah ke istanaku malam ini. Namun ingat, menjadi Jawaraku lebih serius daripada menjadi kekasih atau selirku. Kau harus berani bertarung demi namaku bahkan sampai mengorbankan nyawamu. Apa kau siap? Atau, aku menawarkan sesuatu padamu. Pegang tanganku dan pulanglah. Pulang ke negeri asalmu dan jaga keluargamu. Kau cukup kuat untuk melakukannya sekarang"
Putri Xia tiba-tiba menawarkan aku jalan pulang. Ia ingin bertarung dan mengorbankan nyawa demi namanya, atau pulang dan menjaga keluargaku yang bisa jadi dalam bahaya. Itu pilihan yang sulit
" satu-satunya cara agar keluargaku aman adalah dengan mengakhiri apa yang aku mulai. Putra bersekutu dengan iblis Yan demi menyingkirkanku dan membawaku ke negeri ini. Hanya dengan memburu iblis Yan, aku mungkin akhirnya dapat menyelematkan keluargaku. Lagipula, aku juga punya keluarga di negeri ini. Jika aku pulang bagaimana nasib mereka?"
Tuan Putri tersenyum. Wajahnya berbeda. Ia seperti terharu
" kau pria yang bertanggung jawab dan penyayang Tuan Bao an. Setelah semua ini berakhir, apakah kau mau menjadi selirku?"
Aku terdiam. Aku terkejut dengan ucapan tuan putri. Menjadi selir? Apa itu artinya ia ingin aku menikah dan menjadi selir prianya?
" ah aku hanya bercanda. Datanglah ke kamarku malam ini Tuan Bao an. Itu perintahku."
Tuan putri meneguk teh itu hingga habis. Ia tersenyum dan untuk pertama kali ia membungkuk dengan sangat dalam di hadapanku. Ia membungkuk cukup lama sampai ia kembali tegak lalu tersenyum lebar. Dayang Mey lalu datang dan mengantar tuan Putri masuk ke dalam istana
Aku segera pulang. Tuan Putri memintaku datang malam itu dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Aku tidak tahu apa artinya tapi aku tidak lupa meminta izin dengan istri-istri serta dayangku. Mereka semua terdiam
" kami hanya istrimu Tuan Bao an. Jika itu perintah Tuan Putri, maka kami tidak bisa menolak."
Ini tidak biasa terjadi di dunia asalku. Seorang Putri meminta seorang pria datang ke kamarnya. Bahkan di kekaisaran naga ini, menurut Dayang Lin, ini hal yang sangat asing. Tapi apa permintaan Tuan Putri adalah mutlak.
Aku tidak mencampuri istri-istri dan dayangku sore itu karena aku harus menghadap Tuan Putri malam harinya. Aku datang pada malam hari sesuai permintaan Tuan putri. Aku naik ke lantai dua dan melangkah langsung ke kamarnya. Aku berdiri di depan kamar dan menarik nafas panjang
Aku memberanikan diri masuk ke kamar Tuan Putri. Ia menungguku di dalam sana. Tidak seperti biasanya, Tuan putri hanya mengenakan kain putih sedada menutupi tubuhnya. Ia berjalan mendekatiku lalu aku pun berlutut
" aku bingung Tuan Putri, aku bingung apakah aku siap menjadi selirmu"
Ucapku. Tuan Putri terdiam
" sayang sekali, aku sangat ingin kau di selalu bersamaku. Katakan, kenapa kau bingung? Apakah ada hati yang harus kau jaga? Apakah istrimu?"
Aku menggeleng kepala
" sebuah kehormatan bagi pria sepertiku untuk melayanimu Tuan Putri. Namun, kau seorang yang terhormat. Aku hanya orang gila yang lemah dari negeri asing. Aku tidak punya apa-apa."
Namun Tuan putri segera memotong ucapanku
" ketulusan."
Dan aku melihat air matanya mengalir
" aku pun bingung Bao an, ketika aku memegang tanganmu malam itu, aku merasa kita sangat dekat, mesra dan intim. Aku menyukai itu. Sedikit pun tidak ada nafsu. Aku hanya merasakan ketulusan. Perasaan itu terus menghantui Aku. Apakah itu serpihan memori dari dunia lain? Itu sebabnya aku ingin kau di kasur ini bersamaku, menjadi selir kesayanganku"
Lagi-lagi aku melihat air matanya mengalir ke lantai. Aku tidak berani melihat wajah Sang Putri malam itu.
" jika itu perintah apa kau bersedia menjadi selirku malam juga? Lalu memeluk erat? Aku hanya seorang wanita, Bao an. Jauh di dalam hati nuraniku, aku tidak bisa selamanya sendirian"
Dan aku pun menjawab
" hamba pantas di hukum mati Tuan Putri. Tapi menjadi selirmu, apa itu artinya akan ada selir lain di istana kita"
Tuan putri lalu terdiam
" kau bisa bercanda di saat seperti ini?"
Ia memintaku menjadi selirnya bukan pangerannya jadi bisa jadi akan ada selir pria lain di istana ini.
" tak kusangka aku kalah dengan dayang Lin dan istri-istrimu. Aku sedih"
Tuan putri lalu membalikkan badannya. Aku tidak tahu apa yang aku pikirkan saat itu tapi aku merasa menjadi selir dan bersenggama dengan Tuan Putri Xia bukan pilihan yang tepat.
" aku tidak pernah menoleh kepada satu pun pria seumur hidupku Bao an. Penawaranku tidak hanya berlaku malam ini. Pikirkanlah dengan matang."
Ucap Tuan Putri. Kain itu lalu terjatuh. Jika aku menoleh, maka aku dapat melihat tubuh polos sang Tuan Putri. Namun aku tidak menoleh. Aku hanya melihat betisnya. Ia lalu berganti pakaian namun kulihat ia seperti mengenakan hanfu menyerupai pria
" Bangunlah Bao an. Aku ingin kita melawan Iblis Yan sebagai sepasang kekasih, seusai kita bercinta di atas kasurku. Namun aku tak menyangka kau tak langsung menerima dan bersedia menjadi selirku. Apa aku harus, menjadikanmu Pangeranku?"
Aku lalu berdiri dan membungkukkan badanku
" Hamba hanya belum siap menjadi selir Tuan Putri"
Jawabku. Tuan Putri lalu tersenyum
" kau meminta terlalu banyak Bao an. Tapi kau pria yang menarik. Kelak, aku yakin kau akan menerimaku. Sekarang, peluk tubuhku. Itu perintah"
Aku lalu memeluk Tuan Putri sesuai permintaannya