Chereads / Legenda Kepulauan Naga (Tamat) / Chapter 15 - Episode 15

Chapter 15 - Episode 15

" Orang asing ini, maksudku Satria Asing ini adalah contoh betapa pentingnya Kekuatan Keyakinan dan kekuatan batin dalam diri seseorang. Karena keyakinan dan batin, adalah dua sumber utama dari 7 indera penopang utama Pondasi Kekuatan seseorang. Tanpa kedua indera tersebut, manusia sama halnya seperti binatang. Bahkan kepintaran tanpa keyakinan dan batin, justru akan menciptakan malapetaka"

Putri Xia hanya tersenyum. Kaisar menyuruhku untuk berlutut. Ia menepuk pundakku namun aku belum berlutut. Ia menepuk pundakku kedua kalinya namun aku masih enggan. Kaisar menepuk pundakku untuk ketiga kali lalu pada akhirnya aku pun berlutut

" Dengan kuasaku, aku angkat kau dengan gelar, Satria Asing. Gelar paling tinggi yang pernah aku berikan kepada orang asing!"

Dengan pedang Bulan yang bermandikan sinar biru di tangannya, Kaisar mengangkatku menjadi Satria terhormat. Sebelumnya Putri Xia menobatkan aku sebagai Jawaranya, kini aku secara resmi seorang Satria terhormat di kekaisaran Naga. Sang Kaisar lalu memalingkan pandangannya kepada Putri Xia.

" pengadilan selanjutnya, pengadilan tentang kejahatan perang Putri Xia"

Sang Kaisar lalu mulai menghakimi Putri Xia

" Putri Xia bertanggung jawab atas kejahatan memecah belah bangsa, dengan mendirikan pemerintahan sendiri dan menolak untuk tunduk kepada Kaisar. Putri Xia bertanggung jawab atas tewasnya jutaan nyawa akibat perang, serta bertanggung jawab langsung terhadap pembunuhan 12 pangeran Kekaisaran Naga. Putri Xia dengan kejamnya bahkan memutus berbagai garis keturunan pangeran Kekaisaran Naga. Namun Kaisar telah memaafkan kejahatan ini, dengan pengasingan Putri Xia di bukit Dinding Batu"

Kaisar menyebut satu persatu kejahatan Putri Xia menurut mereka namun menyimpulkan bahwa kejahatan tersebut telah dimaafkan dengan pengasingan Putri Xia

" namun Putri Xia melanggar kesepakatan ini dengan mengambil alih desa di pesisir pantai pulau barat, serta membunuh lebih dari 4000 prajurit yang berusaha mempertahankan tanah air mereka. Putri Xia bertanggung jawab atas pembunuhan seluruh anggota Marga Yan, serta pembunuhan Kanselir Yan yang tentu saja semakin menodai kesepakatan yang telah Kaisar buat"

Putri Xia hanya menunduk sambil tersenyum pasrah.

" Tapi Aku, Kaisar Huang adalah Hakim paling bijaksana, titisan Dewa Kuning di muka Bumi. Kejahatan Putri Xia memang sangat keji dan pantas dihukum mati. Namun atas kebijaksanaanku, aku memutuskan memaafkan semua kejahatan Putri Xia. Sebagai gantinya, mulai saat ini aku mencabut gelar Putri Xia sebagai seorang Putri Kekaisaran Naga. Seluruh wilayah dibawah kekuasaan sang Putri akan melebur dibawah pemerintahan Kekaisaran Naga dan akan diperlakukan dengan setara dan bijaksana"

Gong dibunyikan. Keputusan telah dibuat. Dua pengawal secara simbolis melepaskan mahkota putri Xia, dengan ini menandakan bahwa Putri Xia bukan lagi seorang putri.

" Sedangkan kau Satria pemberani, Aku menunjuk Kau sebagai Jawara Dinding Batu, dan memberimu hak atas Istana Dinding Batu. Kau kembali mendapat hak atas semua istri rampasanmu. Dan dengan kekuasaanku, kau berhak menjadikan Xiajin, sebagai istrimu, atau selir bahkan budakmu"

Putri Xia masih diam pasrah. Aku masih berlutut di hadapan Kaisar. Aku mendapat hak atas Istana Dinding Batu, istana kecil yang dahulunya kediaman Putri Xia. Putri Xia juga kehilangan marganya sehingga kini ia tidak memiliki marga

" terima kasih atas kebijaksanaanmu Yang Mulia Hamba tidak akan melupakan budi baik Yang Mulia"

Kaisar juga menjadikan Putri Xia sebagai tanggung jawabku, yang artinya aku bebas menjadikan Tuan Putri Istriku, selirku atau bahkan budakku. Kaisar menyuruhku berdiri dan aku pun menghampiri serta membantu Putri Xia berdiri.

Upacaran besar itu selesai. Putri Xia masih menyimpan seluruh kemampuan sihirnya. Gelangnya sudah dilepaskan namun jika Putri Xia menggunakan sihirnya melawan Kaisar, maka kali ini ia akan dihukum mati. Sore itu usai upacara akbar, dengan kereta terbang Istana Naga, mereka mengantar kami ke salah satu menara paviliun Istana

Kami diberikan kamar setara penthouse di dunia asalku. Kamar itu sangat besar dan memiliki banyak kamar. Ini secara resmi menjadi kamarku selama menginap di istana Naga.

" Tuan Putri, semua sudah aman sekarang"

Ucapku sambil membungkukkan badanku. Tuan Putri Xia hanya tersenyum

" hey Bao an, aku bukan putri lagi. Jadi santai saja"

Sahut Putri Xia santai

" aku pun memanggil Nona Yueyi serta Nona Chu putri, jadi aku pikir tidak ada salahnya memanggil Nona dengan sebutan itu"

Putri Xia tersenyum malu

" kau pria yang lucu Bao an, terserah kau saja"

Putri Xia lalu berdiri dan menatapku serius

" hei, apa kini kau akan bersedia menjadi kekasihku? Aku bisa menjadi istrimu sekarang. Kita kini setara"

Aku masih diam dan ragu. Aku menolak putri Xia bukan karena aku tidak mau menjadi selir. Tapi karena aku pikir aku tidak pantas untuknya. Ia seorang putri dan aku hanya orang gila. Tapi Putri Xia hanya wanita biasa sekarang, apa aku akan menerimanya

" kenapa kau diam? Kau masih menolakku?"

Tanyanya bingung. Bayangan Nona Qiao muncul dipikiranku. Aku sadar aku menyukai Nona Xingqiao. Jika aku menerima Putri Xia, apa artinya aku juga menyukai Putri Xia? Atau aku hanya ingin menghiburnya?

" halo? Bao an?"

Putri Xia lalu menyadarkanku dari lamunanku

" aku ingin jujur padamu Tuan Putri. Sebelumnya aku ragu untuk menerima lamaranku karena aku pikir, seorang Putri sepertimu layak mendapat yang lebih baik dariku."

Putri Xia tampak kecewa

" Bao an, aku menentukan apa yang terbaik bagiku."

Putri Xia membalik badannya. Ia tampak sedikit kecewa

" Aku bingung Bao an. Aku melangkah mendekatimu selangkah, namun kau menjauh dua langkah. Aku selalu sendiri sepanjang hidupku. Aku hanya punya teman-teman dan pelayanku. Namun kau, kau selalu menjauhiku. Katakan Bao an. Apa yang salah dariku? Kenapa kau selalu menjauhiku? Kau sudah dewasa Bao an, jadi katakan saja"

Aku bingung harus berkata apa

" aku menerimamu Putri Xia, aku bersedia menjadi selirmu"

Bibirku seperti bergerak dengan sendirinya. Putri Xia lalu membalikkan badannya. Ia tersenyum lebar

" Sayangnya aku bukan seorang putri lagi Bao an. Apa kau mau aku menjadi istrimu?"

Aku berlutut dan menjawab

" benar tuan putri"

Putri Xia lalu tersenyum malu

" bagus, dengan ini aku umumkan kalian sebagai sepasang suami istri"

Dan saat itulah Kaisar Huang muncul entah darimana.

" Yang Mulia"

Aku segera berlutut

" santai saja Bao an. Aku kakak iparmu"

Ucap Kaisar Huang. Aku kembali berdiri. Kaisar mendekat dan memberiku sebuah bingkisan

" aku lupa memberiku cincin ini. Kau pasti butuh cincin untuk melamar adikku"

Aku berlutut dan menerima cincin Itu

" oi, bukankah sudah kubilang santai saja?"

Ucap Kaisar

" ah, maafkan aku kakak ipar"

Jawabku

" nah begitu lebih baik."

Putri Xia masih diam membatu. Kaisar Huang membungkukkan badannya

" maafkan aku adikku. Mungkin aku terlalu keras padamu. Tidak ada Kanselir Yan, semoga itu artinya tidak ada penghalang diantara keluarga kita"

Putri Xia membungkuk namun ia masih diam

" dan kau Satria asing, aku harap kau menjaga kekuatanmu baik-baik. Kekuatan Batin serta keyakinan Iblis Yan, bukanlah main-main. Kekuatan itu dapat membunuh jutaan bahkan miliaran orang di negeri asalmu"

Aku membungkuk dan menjawab

" baik kakak ipar"

Kaisar Huang tersenyum

" kalau begitu aku permisi. Aku akan minta para dayang untuk mempersiapkan kalian berdua. Aku harus adakan pesta meriah malam ini juga"

Kaisar Huang lalu berjalan menuju balkon dan terbang kembali ke istananya. Para dayang datang tidak sampai lima menit kemudian. Mereka langsung mendandaniku serta putri Xia sebagai sepasang pengantin. Mereka bergerak dengan cepat. Dayang di istana Kaisar mengenakan pakaian layaknya dayang pada umumnya di istana Kekaisaran China

Dayang mendandani kami dengan sangat cepat, namun sangat rapi. Hanya dalam hitungan menit, aku berubah wujud menjadi seorang bangsawan terhormat di kekaisaran naga dan ketika aku keluar dari ruanganku, Putri Xia sudah berangkat lebih dahulu. Pengantin wanita harus dipisahkan lebih dahulu dari pengantin pria. Berbeda saat malam itu di mana tidak ada upacara karena aku hanya menjadi selir Putri Xia

" Tuan Bao an, apakah Tuan siap untuk datang segera hadir ke upacara pernikahan"

Tanya seorang kasim yang akan mengawalku ke upacara pernikahan

" Ya, aku siap"

Aku naik ke kereta kencana terbang yang mengapung di luar balkon kamarku. Aku lalu naik ke kereta terbang. Kasim naik menyusulku dan kami terbang ke Aula besar Istana Naga, di Istana Induk.

Kereta mendarat di lantai tiga istana induk. Dayang dan pengawal sudah siap untuk mengawalku. Gong dibunyikan. Aku turun dari kereta terbang itu. Dua dayang mengawalku menuju upacara.

Semua tamu undangan berdiri. Aku berjalan di aula besar dengan pengawal Istana berbaris di pinggir jalan menuju panggung, di mana pendeta telah menungguku. Kaisar berdiri di singgasananya sebagai tamu kehormatan

" Bao an, sang Satria Asing dari Marga Bao. Aku nikahkan engkau dengan Nona Xiajin, keturunan Mendiang Kaisar dengan mas kawin emas satu juta tahil. Apakah kau bersedia?"

" hamba bersedia"

Para hadirin bertepuk tangan. Saksi pernikahan mengatakan pernikahan itu Syah. Kaisar menghadiahkan satu juta tahil emas, atau setara 37 triliun rupiah. Sebuah harta yang sangat besar, tapi cukup biasa bagi bangsawan Kekaisaran naga.

Putri Xia diantar ke panggung pernikahan. Ia berdiri di depanku dengan gaun merah dan kain merah menutupi wajahnya. Putri Xia lalu berlutut. Aku membuka kain merah itu dan menatap wajah cantiknya. Kami resmi menjadi suami istri

Kami duduk di singgasana pernikahan kami. Pesta meriah pun diadakan. Semua orang mulai menyantap hidangan makan malam itu. Kami melihat Ying, dengan pakaian hanfu, mendampingi Nona Qiao, Putri Chu dan Putri Yueyi. Mereka semua membungkukkan badannya memberi hormat kepada kami berdua. Nona Qiao hanya tersenyum. Aku teringat kejadian malam itu namun malam ini aku justru duduk bersama Putri Xia

" selamat hari pernikahan adikku. Semoga perdamaian terus menyelimuti hari-harimu."

Kaisar Huang menyapa kami. Semua tamu hadirin lalu bergantian menyapa kami. Mereka bergantian mengambil gambar, dengan gelang sinar di lengan mereka. Ini hampir sama seperti pernikahan di bumi

Putri Xia lalu memegang tanganku. Ia melirikku dan aku pun melirik kepada Putri Xia. Ia tersenyum dan berbisik

" Semua terjadi begitu cepat Bao an. Tapi aku bahagia. Duduk di sini bersamamu, sebagai istrimu. Mungkin pada akhirnya aku akan merelakan apa yang terjadi"

Aku angkat tangan kanannya lalu mengecupnya pelan

" aku pun sangat bahagia Tuan Putri"

Ucapku. Putri Xia tertawa kecil

" panggil aku istrimu, Bao an"

Lalu seseorang muncul menyapa kami. Aku seketika terkejut. Aku mengenal orang itu. Namun aku tak menyangka, ia masih hidup

" Pak Airlangga?"

Airlangga muncul dengan Baju adat tradisional Jawa, dan dua buah keris.

" sudah kubilang Eddy, dua orang gila dari Indonesia cukup untuk mengubah negeri ini. Sebentar lagi kita akan menaklukkan dunia"

Airlangga lalu tertawa, membungkukkan badannya menghormati kami lalu turun dari panggung dan menghilang diantara kerumunan.

Pesta pernikahan itu pun selesai. Aku dan Putri Xia resmi menjadi suami istri. Pesta itu sangat meriah dan besar, meski Putri Xia hanyalah istri ke 8 ku. Tapi bagiku ialah yang pertama. Kami kembali ke kamar kami. Putri Xia menatapku mesra. Namun entah bagaimana aku teringat cara Nana Qiao tersenyum kepadaku di pesta itu, dari kejauhan.

" apapun yang terjadi, aku tidak melupakan malam ini"

Aku tersenyum. Nona Qiao seperti telah menduga apa yang akan terjadi. Putri Xia ikut tersenyum. Ia mendekat perlahan, lalu memelukku dengan penuh perasaan

" jadi, seperti ini rasanya. Memeluk orang yang kau cintai. Ayahku hampir tidak pernah memelukku. Saat melindungiku dari kotoran, kau satu-satunya pria yang memelukku setelah puluhan tahun. Aku menyukai setiap detik saat kau memelukku. Aku selalu sendiri sepanjang hidupku dan rasanya senang, kali ini akan ada yang selalu menemaniku"

Putri Xia resmi mendapat Marga baru, setelah baru saja kehilangan marga kelahirannya. Aku resmi menjadi kepala Marga Bao, bangsawan pertama dengan marga Bao, pemimpin seluruh rakyat atau pun prajurit perwira atau Negarawan bermarga Bao. Setidaknya di negeri ini aku resmi menyandang marga Bao yang semula hanya karanganku sendiri.

" katakan Bao an, apa kau akan menikah lagi?"

Tanya Putri Xia pelan. Aku menggeleng kepala

" tidak tanpa restumu Tuan Putri."

Jawabku

" Lalu, apakah aku harus meniadakan istri-istriku yang lain?"

Tanyaku. Putri Xia menggeleng kepala

" tidak harus Bao an. Kau tentu boleh mencampuri mereka. Aku tidak menuntutmu. Aku ikut senang bisa berada di sisimu"

Putri Xia menatapku manja. Aku usap punggungnya pelan. Ia makin tersenyum. Aku jauh lebih tinggi dari dirinya sekarang. Aku dekatkan wajahku lalu kecup pipinya dengan mesra. Putri Xia tersenyum manis

" Bao an, ada sisa makanan di wajahmu"

Goda Putri Xia. Aku dekatkan wajahku dan saat itu juga ia kecup bibirku dengan manja