Chereads / Legenda Kepulauan Naga (Tamat) / Chapter 18 - Episode 18

Chapter 18 - Episode 18

" Ayah! Ibu!"

Aku melompat dengan mantera lubang hitam ke kediaman ayah dan ibuku. Rumah itu sangat sepi. Aku berlari di ruang tuang sementara hujan masih sangat lebat. Aku berlari ke dapur, ke setiap kamar namun mereka tidak ada

" Ayah"

" Ibu"

Aku terdiam. Aku melihat dua pohon di luar sana. Aku terduduk. Aku tidak ingin kedua pohon itu adalah mereka. Aku gunakan tenaga dalamku dan tak lama

" Edi? Kapan kau pulang?"

Ayah muncul dari kamar mandi kamarnya.

" Ayah?"

Aku lega karena ayahku baik-baik saja

" Daaaaaaaa!"

Dari balik horden kamar ibuku muncul mengagetkanku bersama kedua keponakanku yang menyebalkan

" kalian semua baik-baik saja?"

Ayah dan Ibuku mengangguk bingung

" memangnya ada apa?"

Listrik tiba-tiba padam pagi itu dan hujan tiba-tiba turun. Mereka memanggil sopir serta pembantu rumah namun ia menghilang. Ada banyak keluarga besarku di rumah itu dan mereka semua selamat. Aku heran bagaimana mereka selamat. Tak lama Putri Xia pun muncul

" Ayah"

" Ibu"

Ia langsung membungkuk menyapa ayah dan Ibu

" eh ada Bona"

Bona adalah nama samaran Putri Xia di dunia kami, serta mendekati nama baru Putri Xia di kekaisaran Naga, Bao Na.

" mereka tidak tahu apa yang terjadi"

Gumamku lega. Semua keluargaku tidak apa-apa. Tapi hampir semua orang diluar sana berubah menjadi pohon

" tapi tak lama, teman lamamu, mereka diluar sana."

Seseorang di luar rumahku. Mereka ada empat orang. Semuanya berpakaian serba hitam. Mereka muncul dengan melompat dari pagar dan ada yang mendarat seperti Superman. Mereka bukan orang biasa. Mereka sudah mendapat kekuatan khusus dari Kekaisaran Naga. Aku tidak bersenjata saat itu, hanya berbekal kedua tanganku

" jaga keluargamu, suamiku. Ada yang harus aku selesaikan. Aku harus akhiri ini, sebelum terlambat"

Namun belum sempat aku menjawab, Putri Xia sudah berteleportasi meninggalkanku. Kedua orang tuaku terkejut

" siapa Bona sebenarnya?"

Ucap Ibuku

" Ayah, Ibu, tetap di kamar sama keluarga lain"

Aku melangkah turun dari lantai dua rumahku. Aku mempersiapkan tenaga dalamku. Aku pecahkan lemari kaca di ruang tengah dan meraih pedang Zweihander antik milik ayahku. Pedang Siang dan Malam serta senjata lainnya masih kusimpan di kediamanmu di kekaisaran Naga, sehingga aku akan menggunakan pedang Zweihander ini sebagai senjataku.

Aku membuka pintu. Empat orang berdiri di depan rumahku. Satu wanita dan tiga pria. Mereka semua seumuranku. Dari postur tubuh mereka, mereka seperti prajurit yang sudah bertahun-tahun di medan perang. Kekuatan mereka jelas diatasku jika mereka dilatih dengan baik

" apa Airlangga mengirim kalian?"

Tanpa menjawab prajurit yang paling kanan mengangkat mobil ayahku di sebelahnya dan melemparnya ke arahku.

Aku menghindar. Wanita di sebelahnya hendak menyerangku dengan tombak petir di kedua tangannya. Aku hentakkan kaki kananku ke tanah dan

" Dring!"

Batu-batu es yang besar dan tajam bermunculan dari dalam tanah dan

" Clas!"

Keduanya tertusuk dan tewas di tempat. Prajurit yang paling kekar tidak luka sedikit pun. Ia yang paling kuat diantara mereka berempat. Prajurit ketiga menghindar dengan bergerak secepat kilat

" Hyaaaaaat"

Prajurit yang paling besar itu menembakku dengan laser panas dari dadanya. Aku menghindar dan laser itu menjebol dinding rumahku. Prajurit super cepat itu menyerangku dengan dua golok di tangannya dan

" clas!"

Gerakannya super cepat. Ia bergerak seperti flash. Namun aku memiliki mantera agar ia melamban tepat sebelum menyerangku. Ia seketika panik dan saat itulah pedang Zweihanderku membelahnya menjadi dua

Kini tinggal aku berdua dengan pimpinan mereka. Sang Pimpinan melompat dan menyerangku dengan pukulan yang sangat cepat. Aku menghindar. Ia terkejut aku menghindar dengan cepat lalu memukulku dengan gerakan super cepat dan kuat

" Ding!"

Aku menangkis pukulannya dengan pedangku. Aku hujamkan pedang itu sekuat tenaga dan

" clas!"

Pedang itu menusuknya dengan sempurna

" mustahil. Pedang biasa tidak mampu melukaiku"

Aku cabut pedang itu lalu memenggalnya saat itu juga. Zweihander memang pedang biasa. Namun tenaga dalam, mantera dan serta kekuatan batinku membuat pedang itu menjadi berkali-kali lipat kuatnya

Aku merasakan ada puluhan orang menunggu di luar sana. Mereka semua tersembunyi. Melangkah mendekat dengan langkah yang sunyi dan nyaris tak terdengar. Mereka siap membunuhku dan keluargaku. Mereka bukan pembunuh biasa. Mereka pembunuh gaib yang dikirim khusus untuk membunuhku. Mereka tak terlihat dan langkah mereka nyaris tak terdengar.

Aku meniupkan hawa dingin dari mulutku. Iblis Yan menguasai mantera es yang mematikan namun hampir tidak pernah menggunakannya. Hawa sangat dingin cukup dingin hingga mereka dapat mati kedinginan dalam hitungan detik. Keluargaku di dalam tidak akan merasakan apa-apa. Hawa itu hanya akan melukai musuhku. Es bermunculan dan mulai menunjukkan tubuh mereka. Pembunuh-pembunuh itu membeku dan tewas di tempat. Aku gunakan tenaga dalamku dan sepertinya keadaan sudah mulai aman

Aku kembali masuk ke dalam rumah. Ying tiba-tiba muncul. Ia bersiul dan tak lama baju-baju zirah ksatria di dalam rumah ayahku bergerak dengan sendirinya.

" aku akan menjaga keluargamu Bangsawan Bao, habisilah Airlangga. Itu akan memutuskan rantai dan membuat mereka melarikan diri"

Aku pun mengangguk.

" aku percayakan keluargaku padamu Ying. Aku mohon jangan khianati kepercayaanku."

Ying lalu tertawa

" aku bukan budak lagi Bangsawan Bao. Aku tidak akan menghinakan diriku lagi"

Aku percaya dan saat itu juga aku melompat mengikuti keberadaan aura Airlangga

Aku tiba di lapangan Monas, Jakarta Pusat. Airlangga berdiri di tengah-tengahnya. Ia berdiri dengan jas hitam dan kopiyah seperti seorang presiden. Ia berdiri menghadap Monas ditengah guyuran hujan yang masih turun

" Indonesia, maaf aku harus melakukan ini"

Ucapnya

" Pak Airlangga"

Aku memanggilnya dari belakang. Ia pun menoleh. Airlangga memberiku hormat

" Bangsawan Bao, kau masih hidup"

Ia lalu menurunkan tangannya. Aku masih memegang pedang Zweihander yang penuh dengan darah anak buahnya. Ia menatapnya dan seketika tertawa

" kau lebih kuat dari yang aku duga. Apa yang tuan Putri itu lakukan padamu. Aku sangat ingin tahu"

Airlangga mengeluarkan sebuah keris hitam dari jasnya.

" aku terpaksa melakukan ini pada Indonesiaku, tanah airku sendiri. Bertahun-tahun aku mengabdi. Bergalon-galon darahku tumpah membela negeri ini. Hanya hujatan, hinaan, siksaan yang aku dan keluargaku dapat. Apakah itu balasan mereka kepada para pejuang negeri ini? Korupsi, kebodohan dan kebohongan? Aku senang semua berakhir hari ini"

Airlangga lalu melempar jas dan kemejanya dari tubuhnya

" namun itu berakhir hari ini. Generasi baru akan lahir. Dan kebenaran akan kembali ke negeri ini. Lawan aku, Bangsawan Bao, Prabu Airlangga. Dan aku menyambutku ke Dynastyku yang Agung"

Airlangga memasang kuda-kuda dan siap menyerangku. Aku pegang pedang panjang itu dengan kedua tanganku dan siap menyerang

" minggir Bao an"

Yueyi mendorongku. Ia tiba-tiba muncul dari belakangku. Airlangga tertawa terbahak-bahak

" baiklah, akan kukoyak wajah manismu dan aku pamerkan di hadapan matamu sendiri. Kau akan melihat sendiri bagaimana wajah manismu"

Ancam Airlangga. Yueyi terlihat sangat geram. Ia meneteskan air mata. Ia kepalkan kedua tangannya dan menangis kesal

" sudah cukup orang-orang tak berdosa mati dan aku diam saja. Aku hanya bisa diam ketika prajurit kerajaan membinasakan keluarga besar ayahku. Kini aku tidak akan diam saja. Wahai Ifrit sahabatku, apa kau mendengarku"

Mata Putri Yueyi memancarkan cahaya kuning yang menyilaukan mata. Aku memejam kedua mataku. Sebuah bayangan muncul dipikiranku. Aku mulai mendengar suara-suara

" Medang Kamulan. Bhumi. Sudah lama sejak terakhir aku membara. Sekarang tibalah saatnya. Aku akan hidup selamanya di dalam dirimu, Putri Adam"

Aku seketika tersadar. Kedua bola mata Yueyi masih bersinar. Putri Yueyi menembakkan api-api kuning dari bola matanya.

" Duar! Duar!!!"

" ARRRRRRGGGGGHHHG"

Ledakan-ledakan terjadi. Tubuh Airlangga membara hebat. Api-api itu melahap hebat tubuhnya. Ledakan itu terhenti. Yueyi seketika pingsan. Cahaya kuning itu menghilang dari matanya. Airlangga masih berdiri dengan tubuh yang menghitam seperti baru saja dibakar hidup-hidup. Keris itu masih di tangannya

" Dewata-Dewata Medang Kamulan. Pelahap umat manusia. Pinjamkanlah aku kekuatanmu. Karuniailah ragaku dengan kekuatanmu."

"clas!"

Airlangga menusukkan keris itu ke jantungnya. Hampir tidak ada darah yang tersisa karena sudah terpanggang habis. Sebuah mukjizat ia masih hidup. Ia cabut keris itu dari jantungnya dan seketika itu juga keris itu berubah wujud menjadi pedang yang sangat besar

Tubuh Airlangga berubah wujud. Tubuhnya membesar hingga menyerupai gendoruwo raksasa setinggi belasan meter. Tariknya sangat tajam. Darah-darah keluar dari taringnya. Matanya berubah menjadi merah. Keris sepanjang dua setengah meter itu kini ia pegang dengan tangan kanannya.

" Roooaaaaaaaaarrr!"

Aumannya sangat kuat. Ia melompat dan menyerangku dengan sangat cepat. Gerakannya sangat cepat. Tenaganya sangat kuat. Ia gabungan antara flash dan Superman. Aku melompat berpindah tempat dengan mantera lubang hitam, menyelamatkan diri dari seragamnya

" Ajian Kurungan Nyawa"

Sebuah pedang yang sangat besar muncul. Aku tidak sempat menghindar. Pedang itu mendarat tepat di tubuhku dan

" clas!"

Darah tumpah dari tubuhku. Tubuhku seharusnya hancur berkeping-keping. Namun aku masih berdiri. Salah satu mantera menyelamatkanku. Mantera penyambung nyawa yang khusus diberikan oleh Putri Xia. Aku masih menyimpan satu nyawa lagi namun tubuhku sudah terluka parah

" Hyaaaaa"

" Clas!"

Aku menusuk Airlangga tepat saat ia mendarat di depanku. Darahnya memuncrat. Ia mengaum kuat.

" bola api raksasa!"

Aku munculkan bola api dari tangan kiriku, melemparnya dan

" Duar!"

Api itu meledak. Aku hampir terpelanting karena ledakannya. Airlangga tersungkur karena ledakan dahsyat itu. Aku serang dia dengan pedang di tanganku dan

" Clas!"

Kepalanya menggelinding. Aku mengalahkannya. Pertarungan sampai mati itu tidak sampai semenit namun aku memenangkannya. Kepala dan tubuh Airlangga hancur lebur menjadi debu. Aku merasa seluruh tenaga dalam dan kekuatannya masuk ke dalam tubuhku. Aku menjadi makin kuat.

" siap! Gerak!"

" Hormat Senjata! Gerak!"

Aku melihat bayangan seorang prajurit dengan seragam serdadu Jepang. Apakah itu Airlangga. Aku melihatnya latihan militer, latihan menembak dan ia lebih kuat dari semua prajurit di sana.

Keadaan berubah. Aku melihat Airlangga menjadi perwira Jepang. Ia bukan siapa-siapa ketika baru bergabung dengan Jepang namun sekarang ia seorang perwira. Ia termasuk perwira yang memberontak melawan Jepang demi Indonesia, hanya saja, ia dan anak buahnya tidak pernah tertangkap.

Semua kembali berubah. Aku melihat Airlangga yang masih berpangkat Kapten. Ia bisa saja menjadi perwira tinggi ketika Indonesia merdeka. Aku melihat ia bertempur melawan Belanda di Surabaya. Menembak pesawat musuh dengan senapan arisakanya, menghancurkan tank musuh dengan granadnya. Ia dikepung. Dua peleton musuh mengepungnya. Airlangga membuang senapan dan mencabut kerisnya. Keris itu bersinar, dan ketika menggerakkannya, sinar-sinar mematikan berwarna merah berterbangan dari keris itu dan membelah tubuh serdadu-serdadu Belanda dalam hitungan detik. Tidak hanya tubuh mereka, bahkan sinar itu dapat menembus tank dan membunuh kru di dalamnya.

Airlangga tidak dapat mati. Peluru bahkan meriam tank sekali pun tidak dapat melukainya. Ia sangat kuat. Aku melihat ia bertapa di gunung tak dikenal, dan memperkuat keris serta tenaga dalamnya. Di sanalah ia menemui sosok Dewata terkutuk yang menjadi sumber kekuatannya. Dewata kuno pemakan manusia dari zaman puluhan ribu tahun yang lalu.

" ayaaah! Ayaaaaah!"

Aku melihat ia ditangkap dan dipenjara bertahun-tahun akibat tuduhan makar. Semua itu tidak pernah terjadi. Airlangga tidak pernah ingin melakukan makar. Ia pensiun di usia yang masih cukup muda namun dengan pangkat yang lumayan. Ia menikah di usia yang cukup tua. Ia mencoba terjun ke dunia politik dan di sanalah kesalahannya. Ia dijebak saingan politiknya dan dipenjara bertahun-tahun. Airlangga dibebaskan lebih dari 20 tahun kemudian, dan ia memutuskan meninggalkan Indonesia dan tidak pernah kembali. Putrinya meninggal saat ia dipenjara dan kini ia tidak punya keluarga lagi.

Aku membuka mataku. Dendam Airlangga kini terbalas. Tapi apa harus ia membinasakan nyaris seluruh Rakyat Indonesia. Rakyat yang dahulu ia bela. Tapi semua telah terjadi, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Putri Xia mungkin tahu apa yang bisa kami lakukan

" Bangsawan Bao!"

Dan saat itu Ying muncul. Yueyi terbangun dari pingsannya

" Kaisar Huang menculik Putri Xia! Lakukan sesuatu!"

Ucapnya. Aku terdiam. Putri Xia, apa dia gagal?

" bagaimana kau tahu?"

Tanyaku

" Putri Xia memanggilku lewat telepati. Aku mendengar suaranya. Dia dalam bahaya"

Ucap Ying. Xingqiao dan Chu muncul. Mereka berdua memegang tanganku. Jadi Putri Xia telah kalah? Ia berusaha menghentikan Kaisar Huang

" Bao an, selamatkan dia"

Ucap Chu

" sudah pasti, aku harus pergi sekarang"

Jawabku panik. Mereka semua memegang tanganku

" kami ikut"

Ucap mereka bersamaan. Aku mengangguk. Dengan manteraku, kami melompat kembali ke kepulauan Naga. Putri Xia dalam bahaya dan aku tidak punya waktu.