Chapter 26 - TKC 20

5 hari kemudian ...

Apo nyaris telat datang ke lokasi level 6 karena bangun kesiangan. Dia baru menyelesaikan semua hukuman sang raja seperti buruh pabrik pada umumnya. Sekujur badan terutama jari terasa begitu pegal. Dua kodi tumpukan buku usai ditulis ulang diangkut kereta lain. Dia dipakaikan concealer sang Ibu agar tampak lebih segar. Bayang-bayang hitam mata muncul, tapi Apo tetap lega. Dengan begini dia boleh masuk dalam hall. Fasad tempatnya biasa, tapi punya suasana asri. Player lain menyebutnya The Airsorrow, walau entah apa yang mendasarinya. Apo tak sempat membaca aturan main hari ini karena gugup persiapan pergi. Tahu-tahu kedelapan player disuruh berbaris memanjang di tengah ruangan. Dia ikut berdiri tegap di bagian paling kiri.

[SISTEM: Selamat datang di level 6, Tuan Nattarylie! Tring! Tring! Tring! Apa Anda siap dengan ujian kami?]

"Huh? Ujian apa?" bingung Apo.

Layar sistem tiba-tiba melebar hingga berubah persegi. Satu demi satu soal challenge muncul dengan kotak skor pada pojok kiri. Apo kaget diperlihatkan kuis-kuis seputar dunia. Ini seperti dia diminta menyalin buku kemarin ke-101 kalinya. Well, maksud Apo, tidak semuanya sama persis juga. Namun, hampir setiap jawaban kuis bisa dirinya ingat. Otak dan hati Apo sampai muak, tapi pagi ini malah dipertemukan sekali lagi.

Sebentar ....

Jangan bilang Yang Mulia kemarin menyuruhku belajar karena ini.

[Ingat, Tuan Nattarylie. Soal nanti berjumlah 350 butir. Kami bacakan dan langsung dipilih. Tiada pengulangan sama sekali, karena ratu kami harus benar-benar pintar]

BEDEBAH?!

"Apa?!!"

Suara protesan mendadak terdengar dari 3 player lain. Apo sampai kaget dan telat ikutan drama. Mereka pun cepat-cepat mengatur mimik sebelum Raja Millerius muncul. Semua player tak menyangka challenge level 6 sebegitu anjing.

"Gila apa mereka? Yang benar saja ...." gerutu Sia di sebelah Apo. Suaranya pelan hingga tak bisa didengar orang. Hanya Apo yang me-notice, tapi bingung bereaksi bagaimana.

"Tenang, Apo. Napas dulu. Kau kan tidak melanggar peraturannya ..." batin si manis gelisah. "--tapi, masak sih yang di-spill buku itu cuma aku? Pilih kasih dong namanya. Yang Mulia kau tidak boleh begitu--"

Semua player langsung tertib saat ada langkah kaki kalem. Hari ini Raja Mellierus mengenakan baju warna putih tulang. Bahunya dihiasi rumbai emas dengan plakat kerajaan merah. Lencana di dadanya makin banyak, padahal dulu tak sampai begitu. Beliau menggadang-gadang pentingnya ilmu terutama politik, ekonomi, dan strategi. Apo lihat lencana-lencana baru itu memang mengandung makna tertentu. Segala hal dijabarkan Raja Millerius dalam speech singkat. Rautnya begitu tenang sekali.

"Ehem, baiklah. Jeda 6 hari kurasa cukup untuk belajar?" katanya. "Kuharap kalian tak lupa membuka oleh-olehku di sesi 5. Buku itu kunci dari semuanya."

"...."

"Semoga berhasil untuk hari ini," kata Raja Millerius. "Kuharap jumlah soalnya tak memberatkan," kekehnya sebelum naik ke lantai 2. Dominan itu menapaki tangga usai melirik Apo sekilas. Dua detik saling pandang sudah cukup membuat si carrier paham. Raja Millerius ternyata hanya menyusulkan buku karena Apo sempat absen. Hukuman 5 hari ini mungkin agar si manis tak ketinggalan.

Tapi, tapi, tapi--!!

Coy ...

Hei, tunggu dulu--fuck!!

Ujian dunia nyata saja tak sebanyak ini ya!

Millerius!

Anying!

Millerius!!

Hei, kau mau kami seharian di sini, ya?

Bedebah laknat bocil kematian itu ....

[Waktunya adalah 3 jam 30 menit]

Sistem mendadak berbunyi.

Para player pun menahan napas karena inilah perang yang sebenarnya. Melihat dayang-dayang menata meja kursi saja membuat mereka berpeluh deras. Semua tertata rapi dengan minuman dingin di gelas. Kukis dalam mangkuk ikut disajikan sebagai teman berpikir.

Astaga, gila ....

[Bersiaplah mengerjakan soal-soal]

[Hitung mundur selama 30 detik. Tring! Tring! Tring! Loading untuk butir yang pertama]

Apo mengira-ngira, kalau versi ponsel pasti bentuk soal gamer hanyalah psikotes angka, atau jika tidak, pasti gambar puzzle rumit. Tapi kenapa jadi begini? Memang boleh ya, sebegitunya manifesting dengan dunia nyata?

[START!! SEKARANG!!]

[1. Dimana Perancis meresmikan pembukaan gua replika raksasa yang berisi reproduksi gambar hewan prasejarah asli yang direkatkan di dinding, seperti beruang, macan kumbang, badak, dan hewan-hewan lainnya telah berusia sekitar 32 ribu tahun?]

A. Vallon-Pont d'Arc

B. Vallon-D Gaule

"Kalau ini sih jelas, A ya," batin Apo sambil menggoyangkan kakinya. Lelaki carrier itu memencet sistem yang akhirnya ber-emot senyum. Sempat Apo melirik Sia, tapi ternyata soal mereka diacak-acak. Urutan tak sama pun membuat jawaban para player aman. Si manis buru-buru fokus pada layar lagi karena angkanya mulai menghitung mundur.

10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1 ....

[Tring! Tring! Tring! Kita menuju soal berikutnya!]

Kemudian layar beralih panel.

[2. Apa nama region Inggris bagian barat daya yang memiliki luas wilayah 23.829 km² dan terbagi menjadi 6 county?]

A. Nottingham

B. Bristol

"Anjir! Apa ya kemarin?" batin Apo seketika panik. Dia mulai garuk-garuk seperti yang lain. Bagaimana pun otak buruhnya tetap aus, tapi lumayan lah jika disuruh re-write 100 kali. Apo agak lupa-lupa ingat, jujur saja! Dia "belajar giat" tapi tetap memusingkan. "B-Bristol ... bukan sih? Yang terkenal dengan kasus pembunuhan sopir truck-nya? Perasaan Nottingham itu tengah deh ..." Dia melirik Raja Millerius lagi.

Sang dominan tampak menikmati pemandangan di bawah sana. Dia senyum-senyum karena semua calon istri bersaing ketat hanya demi mendapatkan dirinya. Air dan kukis bahkan tak disentuh satu pun player. Mereka fokus memeras otak karena soal itu berbatasan waktu.

"Babi ...." batin Apo pun langsung menjerit. Dia memencet B seperti mencolok-colok mata, rasanya ingin sekali menggampar si bocil, tapi setelah yang kemarin dia tak mau dapat masalah. "Awas kau setelah ini! Titisan kriminal atau apa sih si Millerius? Berasa mau mati saja!"

[Tring! Tring! Tring! Betul! Mari menuju soal selanjutnya!]

[3. Apa nama kota terkecil Inggris, yang hanya memiliki populasi 850 jiwa?]

A. Llanwrtyd di Powys, Mid-Wales

B. Harirtuart di Lawen, Earth-Wales

Apo pun mendengus sebelum lanjut ujian. Dia dan semua player tidak tahan duduk lama dan geser posisi berkali-kali. Padahal setiap gelas air habis, para dayang selalu mengganti baru. Tapi, entahlah. Mayoritas player tampak pasrah dengan jawaban yang mereka pencet. Tiada yang tidak lemah, lesu, lungai, dan letih menjadi satu. Pukul 10 pagi, tepat 15 menit sebelum waktu berakhir malahan ada yang pingsan satu.

Brugh.

"Magnolia!"

Waktu koreksi gaduh karena prajurit harus segera menggendong gadis tersebut. Dia permisi ke tengah ruangan lalu pergi dengan langkah yang tergopoh-gopoh. Apo sendiri mengepalkan tangan di bawah mejanya hingga buku-bukunya memutih. Meski nama carrier itu muncul sebagai pemenang, Apo tetap saja menyimpan dendam di dada.

[WOAAAAAH! CONGRATULATIONS, TUAN NATTARYLIE! YOU'RE WIN! Tring! Tring! Tring! Ini buket simbolisnya!]

[Nilai total ujian adalah 1.560, dengan perolehan benar 312 soal, dan salah 38 soal. Benar-benar mengagumkan!]

[Berarti total poin Anda tetap di angka 139.000 kerja bagus! Semangat! Semangat Keluarga Livingstone!]

[Tetap pertahankan untuk level 7 nanti! Setelah ini masih ada babak bonus! Go, go, go!]

"Bacot kau sistem," gumam Apo dengan gigi yang menggemeretak. "Aku pasti akan mempermalukannya setelah ini. Lihat saja. Hhhhh ...." kekehnya dengan bahu yang bergetar. "Seenaknya saja menyiksa gadis cantik. Mentang-mentang raja diraja sendiri? Peh! Aku pasti akan membalaskan dendam Magnolia!"

[Eh? Kenapa ketawanya begitu Tuan?]

[Ha ha ha. Tapi bagus juga sih, kalau Anda bersemangat menang. Good luck yaaa. Lomba baseball setelah ini beliau lho yang menjadi pitcer]

"Nyenyenye."

Apo malah fokus kepada sang raja. Dia sengaja membuat wajah tolol dengan macam-macam variasi. Matanya kero selama beberapa detik. Dipersilahkan pergi pun Apo tetap berjalan sambil mengejek.

Raja Millerius mengerutkan kening dari seberang sana.

Apo menjulurkan lidah dengan di tengah kerumunan player dan para dayang yang bergerak membersihkan ruangan.

"Hah? Ada apa dia itu ...." gumam Raja Millerius heran.

Di sebelahnya Zelina hanya terkikik. Sesi level yang selesai membuat Apo aman dari pengurangan poin. "Umn, mungkin ajakan untuk Anda bermain?" kata sang asisten muda. "Kelihatannya Tuan Natta sangat bersemangat untuk menjadi runner-nya, Yang Mulia. Xixixi."

"Oh."

"Tinggal lihat saja siapa yang nanti menang!" kata Zelina sambil mengepalkan tangan. "Bola mati atau hidup berada di tangan Anda, kan? Semangat, semangat! Hari ini pasti akan menyenangkan!"

Raja Millerius pun mendengus pelan. Tanpa sadar dia meremas tepian tangga dengan senyum yang mengembang tipis.