Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Karma Dari Sang Pelakor

sie_ucing
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.9k
Views
Synopsis
kata PELAKOR adalah musuh dari para istri. Namun , bagaimana jika Sang Pelakor Karmanya bekerja? Amira Larasati, gadis yang biasa di sapa Mira. Ia merupakan seorang Mahasiswi di Kota Y. Mira tidak pernah menyangka, Bahwa gelar yang ia bawa bukanlah seorang Magister, melainkan gelar seorang Pelakor. Gelar itu ia dapat, ketika ia bertemu dengan seorang pria bernama Dion Sanjaya. Pria yang telah meluluh lantahkan kehidupan Amira. Namun siapa sangka? Hukum tabur tuai itu berlaku.
VIEW MORE

Chapter 1 - 1.1

BAB1

**********

Wanita yang berpakaian serba hitam, berjalan memasuki  area pemakaman umum, dengan menjijit sebuah papper bag yang Ia genggam.

Dengan tertunduk, wanita itu terus melangkah. Hingga ia tiba di sebuah pusara, dengan batu Nisan bertuliskan 'Dion Bin Sanjaya'

Se utas senyum smrik terukir dari bibir Wanita itu, ketika wanita itu menatap benci dengan batu Nisan yang Ia baca.

Wanita itu  kemudian berjongkok di samping pusara, dengan mengeluarkan sebotol Anggur merah dari papper bag yang ia bawa bersamanya.

"Cheerrss!!" 

Teriak wanita itu , seraya membeturkan botol anggur ke arah batu Nisan yang ada di hadapannya. Dengan senyum yang selalu mengambang dari bibir merahnya.

"Dulu, kau memaksa masuk ke dalam hatiku yang telah ku kunci rapat. Setelah mendapatkannya, kau mencampakku seperti barang tidak Layak pakai?"

"Kemudian setelah 4 tahun kau menderita penyakit yang sangat menjijik 'kan. Bagaimana Tuan? Hukum tabur tunai itu berlaku bukan?"

"Dan Selamat menikmati hari-harimu di neraka Dion!" 

Ucap wanita itu, sembari menyiram isi botol yang ia genggam di atas pusara yang berada tepat di hadapannya. Dengan senyuman yang terus mengambang di sertai tawa kepuasan dari wanita itu, " Karma tidak pernah salah sasaran Sayang!"

*******

2013 di desa G , 

Amira Larasati, gadis yang biasa di sapa Mira, mempunyai kulit kuning langsat, bermata belo dengan rambut lurus sebahu. Dia terlihat Sedang berdansa dengan gembira  di sebuah acara pesta pernikahan pamannya. 

Mira adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas di kota Y , kini sedang menikmati masa liburan semester di kampung halaman'nya. Yang kebutulan, Paman Mira sedang melangsungkan acara pernikahan. 

Setelah selesai berdansa, Mira menuju ke sebuah meja yang tidak jauh dari arah ia berdansa tadi.

Tring!! 

Ponsel Mira bergetar di sertai bunyi notifikasi. Mira dengan cepat meraih ponsel dari dalam dompet, Lalu membuka sebuah pesan pada aplikasi BBM. 

[Gaun merah, terlihat sangat mempesona. ]

Mira tersenyum , ketika ia membaca isi pesan tersebut. Dengan cepat, jari Mira bermain di atas tombol.

[Masa sih? ] balas Mira. 

Tring!! 

[Seriusan, Aku sampai tidak mengenalimu, ]

[Gombal! ] 

[Aku tidak gombal Mira! Kau nampak berbeda, maukah kau berdansa denganku?] 

Mira, yang membaca isi pesan tersebut, dengan cepat mengangkat kepala. Sembari clengak clenguk mencari sosok yang baru saja mengirimkan pesan kepadanya.

"Cari siapa?" 

Mira menoleh ke arah suara, saat Mira tahu siapa yang menyapa. Seketika senyum Mira pun mengambang.

"Dion! Bagimana kabarmu? Sudah sangat lama aku tidak mendengar kabar dan melihatmu." 

Ucap Mira bersemangat ketika melihat seorang pria jakung, berhidung mancung, berparas latin yang tengah berdiri di belakang tubuhnya.

"Wow, kau bahkan masih bisa mengenaliku?"

"Oh tentu! Bagaimana bisa , seorang Dion Sanjaya yang populer waktu SMP . Aku bisa lupa?" 

"Kamu terlalu berlebihan Mira. Mau kah kau berdansa sekali lagi denganku?" Tanya Dion seraya mengulurkan tangan ke arah Mira.

Mira tersenyum, menyambut uluran tangan Dion, "oh tentu!" Sahut Mira seraya berjalan ke arah perkumpulan orang yang sedang berdansa. 

"kamu masih kuliah?" 

Tanya Dion membuka pembicaraan, Sembari mereka berayun mengikuti alunan musik. 

"Iya! Aku masih kuliah. Bagaimana denganmu?" 

"Aku juga masih kuliah, Namun sekarang Aku sedang memulai usaha kecil-kecilan," 

"Oh! Usaha apa?" 

"Yah! Hanya Budi daya ikan air tawar." 

"Wow, bagus dong. Semoga sukses ya!" 

Dion tersenyum, "begitu juga dengan dirimu. "

Dion, merupakan kakak kelas dari Mira , saat Mira duduk di bangku SMP. Pesona Dion sudah ada sejak dulu, Wajah yang belesteran membuat ia menjadi pria populer pada saat itu. 

"Jika ada waktu, Besok temani aku jalan-jalan ya? " ucap Dion.

Mira ter'enyak ketika mendengar ajak 'kan Dion, "eh, jalan-jalan kemana ya?" Tanya Mira. 

"Besok juga kau akan tahu kemana aku akan membawamu," ucap Dion.

Mira terlihat ragu dengan ajak 'kan Dion yang tiba-tiba. Karna Ia baru bertemu kembali dengan Dion sejak terakhir Mira lulus SMP.

Mira bisa akrab dengan Dion, karena pada saat Mira masih duduk di bangku SMP. Dion selalu mengusilinya. Bahkan Dion kadang merayu Mira, karna saat itu. Mira  belum mengerti apa sebenarnya tujuan Dion kepadanya, yang Mira tahu, pada saat Dion merayu dan mengusilinya. Hal tersebut, hanya karna Dion ingin becanda. 

"Kok begong?" Sambung Dion. 

Suara Dion membuat Mira kembali ter'enyak dari lamunan , "oh... Iya, nanti ya! Akan aku kabari," Sahut Mira dengan canggung. 

"Aku tidak ingin mendengar jawaban yang mengecewakan, Aku mau kepastiannya. Tinggal jawab Ya atau tidak?" Ucapan Dion terdengar penuh penekanan. 

"E.. iya, Besok kamu jemput aku saja," ucap Mira refleks. 

Dion tersenyum, "baik. Jam 10 pagi, aku akan menjemputmu," ucap Dion, sembari berlalu. Karna musik telah terhenti. 

Mira menatap punggung Dion yang berlalu dengan jantung yang berdebar. 

'apakah Dion mengajak'ku berkencan? Namun kenapa tiba-tiba? Kenapa dengan jantung ini?' Batin Mira dengan kuat menggeleng kepala mencoba mengusir kepedean.

"Sudah Mira, Jangan terlalu berkhayal. Siapa tahu, besok hanya sekedar jalan-jalan saja," guman Mira dengan langkah menuju ke arah kursi para tamu undangan.

Setelah acara selesai, Mira kembali ke rumah. Setelah membersih'kan tubuh, Mira langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur karena Mira merasa lelah akibat seharian beraktivitas.

Tring!! 

Mira yang sedang melihat- melihat beranda aplikasi biru pun terhenti. Ketika ada yang mengirimkan sebuah pesan BBM.

✉️[Sudah tidur? ] 

Bunyi isi pesan. 

✉️[Belum ] 

Jawab Mira.

✉️[Kenapa?] 

✉️[Tidak apa-apa, hanya sedang baca-baca ]

✉️[Tidurlah, besok aku akan menjemputmu. Agar kau punya cukup stamina untuk jalan bersamaku. ] 

Mira tersenyum, [ yah!! Good nite ] 

✉️[Good nite too ] 

Saling membalas pesan pun terhenti, Mira menaruh ponselnya di atas dada dengan senyum yang lebar. 

"Kenapa tiba-tiba ya? Padahal selama ini dia sangat cuek, namun malam ini. Dia begitu perhatian," 

Guman Mira dengan pandangan menatap langit-langit kamar dengan  senyuman yang selalu mengambang pada bibirnya.

Mira, selama ini mempunyai kontak BBM dari Dion. Namun, selama itu pula. Mira tidak Tahu bahwa Kontak yang mengirim pesan kepada Mira barusan Adalah kontak PIN dari Dion.

Tetapi malam ini, Mira merasa aneh dengan tingkah Dion yang terlihat berbeda. Karna Dion, merupakan pria yang bisa di katakan cuek. Walau pun Dia adalah pria populer, Namun Mira tidak pernah mendengar desas desus mengenai Dion yang sedang dekat maupun sedang berpacaran dengan seorang Wanita.

Dan sejak Dion lulus dan bersekolah di SMA, Dion sering mampir ke SMP di mana Mira bersekolah. Karna saat itu Mira masih duduk di kelas 2 SMP pada saat Dio lulus , Dion datang ke sekolah Mira hanya untuk mengusili Mira. Saat Mira lulus dari SMP, Mira melanjutkan sekolah'nya di kota. 

Sejak saat itu, Mira tidak pernah lagi mendengar kabar tentang Dion. Hingga, Pada Saat ia kuliah. Ada PIN BBM yang meminta undangan pertemanan . Tapi Mira tidak tahu itu PIN Siapa, Mira hanya menerimanya. Tanpa mau mencari tahu siapa pemilik PIN tersebut.

Hingga malam itu, kontak yang selalu diam tanpa Aktivitas, mengirim sebuah pesan. Dan Mira baru tersadar bahwa selama ini, ia mempunyai Kontak dari Pria yang tadi mengajaknya berdansa.

Mira masih menatap langit-langit pada kamarnya, dengan tatapan mengambang, karna saat ini. Pikiran  Mira masih mengingat pertemuan dengan Dion yang menyapanya barusan, karna Mira menyadari. Bahwa Dion saat dewasa, jauh lebih tampan di bandingkan dengan Dion yang saat itu masih duduk di bangku SMP.