Karma Dari Sang Pelakor
BAB 7 :
********
Mira berdiri mematung, Langkahnya seperti terpaku. Ia tak ingin beranjak dari hadapan Dion.
"Kenapa Kau sedih?" Tanya Dion dengan Kirana yang masih dalam gendongannya.
"Bagimana aku tidak sedih, jika meninggalmu sendirian di sini," ucap Mira dengan binar yang sudah nampak berpelangin.
Dion mengacak rambut Mira kasar, "Kan kita masih satu Negara. Jika ruang rinduku sudah kosong, Aku akan menemuimu, "ucap Dion mencoba menghibur Mira.
"Kamu jangan nakal ya, selama aku pergi." Sahut Mira.
Dion mengannguk, "iya sayang! Sudah sana masuk. Nanti telat check in. Setelah chek in, kamu kesini lagi," Ucap Dion.
Mira mengangguk, dan memutar badannya. Lalu melangkah ke arah pintu ruang Bandara dengan langkah kakinya terasa sangat berat.
Mira mendorong trolinya masuk,Setelah pemeriksaan. Mira mulai melakukan broaning pass, setelah melakukan check in, Mira kemudian kembali menemui Dion.
Saat di luar halaman Bandara, Dion terlihat sedang bercanda dengan Kirana. Mira kemudian berlari menghampiri Dion.
"Di! Aku sudah check in!" Ucap Mira sambil menunjuk 'kan boarning passnya kepada Dion.
Dion menatap ke arah Mira yang sedang berdiri," duduk di sana. Jika nanti ada pemberitahuan, Kamu bisa mendengarnya. " Ucap Dion.
Kini Mira dan Dion berjalan ke arah bagian Bandara. Dan duduk di ruang tunggu di luar bangunan Bandara.
"Mir! Maaf. Seharusnya,di penghujung hari. Aku tidak membawa Kirana, karna aku kasihan. Jika di tinggal karna Kirana terus-menerus merenggek," Dion mencoba menjelaskan.
"Memangnya, Ibunya ada di mana?" Tanya Mira.
"Kan di kampung sayang, kakakku di Kampung," sahut Dion.
DEGH!!
Jantung mira berhenti sejenak. Mira mencoba bersikap se'normal mungkin.
"Oh... Aku pikir di kota ini, Soalnya tadi waktu Kirana menangis. Kamu mengatakan, Bahwa Bunda Kirana ada di ini," Ucap Mira.
Dari mata Dion terlihat jelalatan, seperti mencari-cari sesuatu. Mira hanya fokus menatap tingkah Dion di hadapannya.
"Oh!! Itu. Itu buat nenangin Kirana sayang, Biar dia ga rewel," Jawab Dion.
"Ya.. semoga kamu tidak berbohong, sakit jika di bohongi. Kalau bisa jujur, kenapa harus berbohong?"
"Iya sayang! Mana ada aku berbohong. Akun ku semua telah kamu pegang, Ponselku sudah kamu otak-atik. Apa lagi yang mesti aku buktikan, agar kamu berpacaya Mir?"
Dion berucap dengan tulus, sembari tangannya memegang tangan Mira.
"MOHON PERHATIAN! Untuk Penumpang dengan nomor penerbangan boing JK00078 dengan tujuan Y. Segera menunggu di ruang tunggu"
Mendengar pemberitahuan tersebut, Membuat hati Mira terasa sakit. Sakit karna harus berjauhan dengan kekasihnya. Mira seperti tidak Rela ingin beranjak, apalagi ada Dion di hadapannya.
"Nah! sudah di suruh masuk ke ruang tunggu," Ucap Dion yang beranjak dari duduknya.
Mira pun ikut berdiri, dengan wajah tertunduk. Karna Ia malu memperlihatkan wajahnya kepada Dion. Ketika pelupuk matanya kini sedang menahan air bah yang akan tumpah.
"Hati-hati di jalan ya sayang!"
Ucap Dion sembari salah satu tangannya mengacak- ngacak rambut Mira.
"Ya!" Jawab Mira lemas.
"Wajahnya jangan di tekuk dan jangan lemas begitu, aku janji. Akan datang menemuimu,"
Dion mencoba menghibur kekasihnya itu, Karna wajah Mira terlihat muram. Seakan Mira berat untuk meninggalkan dirinya
"Aku masuk ya!"
Tutur Mira dengan suara parau, yang kemudian memeluk Dion dengan erat. Dengan air bening yang sudah tidak bisa di tahan oleh pelupuk mata Mira.
"Kau. Kau jaga diri baik-baik ya! Aku akan menuggumu, jika kamu benar-benar datang."
Isak Mira di balik tubuh Dion yang sudah tidak bisa di tahan lagi lagi oleh Mira.
Dion mengusap punggung Mira dengan lembut," Iya, aku janji. Sana masuk, nanti pesawatnya akan meninggalkanmu loh," Ucap Dion.
Mira melepas pelukannya, lalu memberi Jarak. Kemudian mengangguk dengan mata yang sudah berbias dengan pelangi.
Dion mengecup Kepala Mira dengan menekan bibirnya, seakan-akan ia juga berat melepaskan kepergian Mira. Dion melepaskan kecupannya sembari menatap lekat wajah Wanita yang ia cintai, yang kini berada di hadapannya.
"Sudah jangan terus menangis, tidak baik." Tutur Dion yang mengusap lembut pipi Mira.
Mira kemudian memutar badannya lalu melangkah meninggalkan Dion dengan hati yang berat.
'katakan sesuatu untuk menahanku, jangan kau diam membisu. Kini Langkahku semakin menjauh, mengapa kau sampai hati . melepaskan cintamu yang akan terbang?' batin Mira yang terus melangkah dengan dada yang terasa sesak.
Kini Mira telah duduk di salah satu bangku di ruang tunggu. Pandangan Mira kosong, saat ia terduduk, Mira hanya merasa Sepi dan menyendiri di antara keramaian.
'Bersamamu di penghujung hari itu menyakitkan' Batin Mira.
"Mohon perhatian! Untuk penumpang dengan nomor penerbangan boing JK00078 segera naik ke dalam pesawat!"
Mendengar panggilan tersebut, Mira beranjak dari duduknya. Lalu melangkah menuju ke arah pesawat, Sesampainya di dalam pesawat. Mira menuju ke nomor kursi dan langsung mendudukinya.
Mira menatap ke arah jendela dengan pandangan tanpa nalar.
Tring!!
Ada notifikasi pesan BBM yang masuk. Membuat Mira menghentikan sejenak, lamunannya dan meraih ponselnya untuk membaca isi pesan yang baru saja masuk.
✉️ [ See you netx time sayang. Kabari aku jika kamu telah tiba di kota Y .]
Mira membaca pesan tersebut dengan senyum yang mengambang.
Jari-jari Mira kita dengan cepat bermain di atas tombol ponsel.
✉️ [ Iya, nanti aku kabari. Sekarang aku sudah di dalam pewasat, dan sebentar lagi Pesawat akan take out ]
Tring!!
✉️ [ Hati-hati di jalan. Dan jangan lupa untuk berdoa, semoga kau tiba dengan selamat ]
Setelah membaca pesan Dion, Mira memutuskan untuk menonaktifkan ponselnya. Karna, sebentar lagi. Pesawat akan segera lepas landas.
Mira, melanjutkan perjalanan dengan waktu 1 jam 45 Menit mengudara. Hingga akhirnya, Mira pun tiba di Kota Y dengan selamat.
Mira bergegas turun dari pesawat dan menuju ke arah pengambilan bagasi. Setelah barang bawaannya telah lengkap, Mira mendorong trolinya ke pintu keluar lalu memesan taksi.
Dan kini, Mira harus menempuh perjalanan 30 menit untuk tiba di kostannya. Dan setelah menempuh perjalanan yang jauh dan melelahkan, Akhirnya Mira pun tiba di Kamar kostannya. Yang sudah hampir 2 minggu ia tinggalkan.
Setelah menaruh barang-barangnya, Mira memutuskan untuk mandi. Sebelum mandi, Mira mengganti foto PP di akun BBM 'nya. Ia mengganti fotonya bersama Dion . Setelah itu, Mira pun pergi menuju ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.
Setelah Mandi, Mira berencan untuk mengisi perutnya terlebih dahulu. Agar, ia bisa beristirahat dengan tenang.
Mira meraih ponselnya, yang sebentara itu sedang di charger. Kemudian membuka tombol lock pada ponselnya, di dalam layar ponsel. Mira dapati 2 pesan yang belum di baca.
✉️ [ Mir! Di foto PP'mu itu, bukankah itu Dion?]
Mira mengerutkan alisnya, kenapa si Ambar bisa tahu tentang Dion? Bukankah Ambar tinggal di kota?
Dengan cepat, jari-jari Mira mulai menari.
✉️ [ Kamu kenal dengan Dion?] Tanya Mira.
Tring!!
✉️ [ Kenal'lah, Dia 'kan suaminya teman aku ]
DEGH!!
Dada Mira serasa di hantam oleh sebuah batu. Hantam yang di berikan secara tiba-tiba, membuat Mira sulit bernafas. Mira mencoba menarik nafasnya dalam-dalam, dan membuangnya. Mencoba menenangkan pikirannya, sebelum ia menjawab pesan dari Ambar.