Karma Dari Sang Pelakor
BAB 10
*******
Mira sangat terpukul mendengar kenyataan bahwa Dion menikahi seorang perempuan ternama di kota Ambar berada. Apalagi Istrinya adalah mantan model sanggul.
Pantas saja, tidak ada desas desus mengenai Dion di kampung Mira. Apalagi menyangkut aktivitas Dion, toh! Selama ini, Dion ternyata hidup di kota.
Mira mencoba menenangkan hatinya, Mencoba mendengar kembali penjelasan Ambar. Yang kini telah membuat dada Mira terasa porak poranda setiap kali Mira mendengar kenyataan yang di berikan oleh sabahatnya yaang sedang duduk di sampingn Mira.
"Jadi pernikahan Dion di adakan di Kotamu?" Tanya Mira.
"Yah! Pas Putri dan Dion menikah. Dan saat itu kabar mereka pun hilang, sampai saat ini pun aku tidak mendengar kabar si Putri. Karna akunnya sudah tidak aktif dan nomornya pun di ganti. Terakhir mendengar kabar tentang mereka, saat Putri melahirkan anak perempuan," Ambar menjabarkan apa yang Ia tahu.
Mira membatin, lantas mengapa Dion mau menyatakan cinta kepadanya. Apakah dia tidak mencintai istrinya? Ah Tidak mungkin, jika tidak cinta. Buktinya, hasil cinta mereka adalah Kirana.
"Mir.. Mira!" Panggil Ambar.
Mira tersadar dari lamunan, "e iya, maaf!" Ucap Mira dengan nada spotan.
"Jadi bagaimana? Apakah kamu masih mau berhubungan dengan Dion? Kalau menurutku sih, tinggalkan Dion. Toh! Di luar sana masih banyak pria yang lajang." Saran Ambar
"Iya. Tapi bagaimana? Hatiku sudah terpaut, bagaimana bisa semudah itu Bar. Jujur, aku juga bingung saat ini," jawab Mira.
Ambar merebahkan tubuhnya kembali di atas kasur," iya juga sih. Kalo sudah jatuh cinta emang susah. Yah, terserah kamu saja," sahut Ambar.
"Ya sudah! Aku mau tidur sebentar, nanti aku balik ke kostanku pakai taksi saja,"
Sambung Ambar yang kemudian mengatur posisi tidurnya lalu meraih guling.
Mira membiarkan sahabatnya itu untuk tidur. Karna Ambar pasti sangatlah lelah. Setelah Mira melihat ambar yang sudah terlelep, membuat ruangan di dalam kamar Mira menjadi senyap.
Dalam hening, pikiran Mira kembali termenung. Ia bingung. Jujur saja, Mira tidak rela melepaskan Dion. Mengingat sikap Dion yang sungguh manis terhadapnya. Namun di sisi lain, bagimana perasaan istrinya, jika mengetahui hubungan dia dan Dion.
Lama termenung, Mira meraih ponselnya. Saat layar ponsel Mira menyala, Mira dapat melihat ada 2 BBM yang belum terbaca.
✉️ [ Mira maafkan aku, Jika tidak jujur. Aku akan menjelaskannya. Tapi bukan di ponsel, tunggu aku.]
✉️ [ Demi tuhan! Aku benar-benar mencintaimu, tidak ada niat untuk membohongimu. Jadi ku mohon, beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya. Setelah kau mendengar penjelasanku, terserah apa pun keputusanmu. Aku akan terima.]
Mira tersenyum getir, ketika membaca isi pesan yang di kirim oleh Dion kepadanya. "Lelaki bajingan ini. Masih sempat-sempatnya mengatakan tidak ada niat membohongi diriku, jadi selama ini kau menjalin hubungan denganku. Dan saat kau sudah mempunyai anak. Apa itu bukan niat berbohong? Keparat kau Dion!" Pekik Mira berguman kesal, ketika ia menatap Layar ponselnya.
Mira mulai memainkan jari-jarinya di atas tombol.
✉️ [cukup Dion, kita akhiri saja hubungan ini. Kamu mengatakan jika tidak ada niat untuk membohongiku. Lantas kenapa di saat aku bertanya tentang Kirana kau mengatakan itu adalah anak dari kakak perempuanmu. Itu yang di maksud tidak ada niat membohongiku? Kenapa kau se tega itu Dion! Plis, Jangan menyeret masalah yang lebih besar lagi Dion. Anggap saja, pertemuan kita hanya suatu kebutulan]
Mira yang sedang mebalas pesan Dion, merasa gondok, sedih dan kecewa. Hingga ia tak bisa lagi membendung air bah yang jatuh dari sela-sela kedua matanya, karna Mira sungguh merasa tersakiti.
Tring!!
✉️ [ Tidak—, bukan begitu. Maka dari itu dengarkan penjelasanku terlebih dahulu.] Balas Dion.
✉️ [ Coba. Berikan penjelasanmu sini, aku mau dengar. ]
Tring!!
✉️ [ Tunggu aku mengunjungimu,]
✉️ [ Aku ingin mendengarnya sekarang! Bukan nanti. Apalagi kau harus kesini, aku sungguh tidak mengharap kehadiranmu.]
Tring!!
✉️ [ Maaf aku tidak bisa menjelaskannya di sini ]
✉️ [ Oh begitu! Yah sudah. Tinggalkan aku, kita putus! Mulai dari sekarang. Jangan pernah menunjukan wajah brengsekmu di hadapanku lagi. Paham!]
Mira dengan cepat langsung memblokir kontak PIN yang bertuliskan My Love tersebut. Dengan perasaan perih.
"Pria brengsek, aku hanya minta penjelasan. Tapi apa yang aku dapat? Kau terus saja berkilah dengan kebohongan yang kau buat sendiri. Pria bajingan! " guman Mira yang marah dengan apa yang di lakukan oleh Dion kepadanya.
"Huuffff!!" Mira membuang nafasnya kasar.
' Sakit hati hanya sebentar Mira. Barjalannya waktu, kau akan bahagia. Untungnya kamu sudah mengetahui siapa Dion sekarang, ke depannya kamu harus lebih hati-hati' batin Mira, mencoba menguatkan dirinya sendiri.
Drrrttt! Drrrtt!
Ponsel Mira berdering. Ia menatap layar ponselnya ' My Love Memanggil...' Mira menatap layar ponselnya jengkel.
"Cih! Untuk apa lagi pria bedabah ini menelfonku? Apakah penjelasanku tadi belum cukup? Apakah kamu tolol Dion. Sampai tidak mengerti bahasa manusia?" Guman Mira yang kemudian menonaktifkan ponselnya.
Mira menatap ke arah Ambar yang sedang tertidur dengan pandangan sendu. Mira masih terus menyesali keputusannya yang menerima Dion pada waktu itu. Mira tidak pernah berpikir, akan masuk di antara hubungan Dion dan istrinya. Yang saat ini, Mira telah menjadi orang ke-3.
Mira mengacak rambutnya frustrasi,"betapa berdosanya aku. Jika membiarkan Kirana menderita, jika Dion dan Istrinya bercerai hanya karna Gara-gara aku yang tidak mau mengalah, biarkan saja sakit ini. Yang terpenting, keluarga mereka baik-baik saja," Guman Mira.
*****
Hari sudah malam , dan Ambar telah kembali ke kostannya menggunakan taksi. Sebelumnya, Mira menawarkan diri untuk mengantar Ambar ke kostannya. Namun Ambar menolak. Dengan alasan, Mira akan kelelahan. Karna jarak kostan Ambar dan Mira cukup jauh.
Mira kembali merasa kesepian dengan pikiran yang terasa kacau. Kacau karna merasa bersalah, dan juga kecewa atas perasaan bersalah yang kini datang menyerang Mira.
Mira bangkit dari duduknya, lalu mulai memanaskan air untuk membuat segelas susu coklatk. Setelah membuat susu, Mira mengambil Laptopnya, dan mulai mengerjakan BAB / BAB untuk skripsinya. Kandati saat ini otak Mira kacau, Mira berusaha agar tetap fokus pada skripsinya.
Jarum jam terus berdenting. Tak terasa hampir 3 jam Mira menatap Layar laptopnya. Mira baru tersadar, bahwa ia belum mengisi perutnya. Akhirnya, Mira mentup Laptopnya lalu meraih jaket yang tergantung di belakang pintu kamar kostannya, lalu pergi mencari makan.
" Sudah pukul 1, apakah masih ada yang menjual makanan dekat sini?" Guman Mira yang terus mengendarai sepeda motornya.
Setelah 30 menit berkeliling, Mira tidak menemukan penjual makanan. Akhirnya, Mira memustuskan membeli makanan di warung burjo. Setelah itu, Mira kembali ke kostannya. Tak lupa, Mira memasukan sepeda motornya karna hari ini, Mira sudah tidak akan keluar.
Setelah Mira berada di dalam kamar, Mira mulai menyantap makanannya sembari menghidupkan ponselnya yang sudah ia matikan sejak tadi siang. Karna Mira takut, jika orang tuanya menghubungi nomor Mira malah tidak aktif.
Setelah layar ponsel Di genggamananya menyala sempurna, Ponsel itu seketika bergetar berulang kali.
Drrrttt!
✉️ [ kenapa kau memblokirku di BBM?]
Drrttt!
✉️ [ Apakah kamu sebenci itu? Sehingga tidak ingin bersabar untuk mendengar penjelasanku?]
Drrttt!!
✉️ [ Kamu seperti anak kecil! Masalah belum selesai, namun kamu sudah memblokirku. Lulu menonaktifkan ponselmu. Kamu pikir aku akan menyerah? Tidak! Aku akan terus meyakinmu sampai kau memaafkan 'ku.]
Mira memutar bola matanya, "Mau sampai kapan pria ini mengacau hidudku? Bukankah kamu sudah beristri? Aku menghindar, agar semuanya baik-baik saja Dion! " Guman Mira yang melempar ponselnya asal di atas kasur. Tanpa ia mau membalas pesan Yang di kirim oleh Dion kepadanya.