Karma Dari Sang Pelakor
BAB 3 : Menerima Dion
******
Mira sedang menatap wajahnya di depan cermin yang berada di depan. Di pantulan cermin, wajah Mira terlihat murung. Sejak kemarin. Ketika Dion mengantarnya pulang, Mira hanya bisa berdiam diri dengan pikiran yang selalu menimbang.
Tok..Tok!!
Bunyi ketukan pintu di kamar Mira, seketika Membuyarkan lamunan Mira tentang jawaban apa yang harus di berikan kepada Dion nanti ketika bertemu.
"Siapa?" Sahut Mira dari dalam kamar.
"Itu, ada Anaknya Pak Sanjaya sedang berada di ruang tamu," Ucap ibu Mira dari arah depan pintu kamar Mira.
Mira terkejut, mendengar ucapan ibunya. Ketika ibunya memberitahu. Bahwa Anak Pak Sanjaya sedang berkunjung, "bukankah itu Dion? Untuk apa dia datang ke rumah?" Guman Mira yang kemudian beranjak dari meja rias.
Mira dengan langkah cepat, keluar dari kamar lalu menuju ke arah ruang tamu. Di sana, Mira dapat melihat Ayah'nya dan Dion sedang asyik berbincang-bincang di sertai tawa dari 2 orang pria yang sedang duduk di ruang tamu.
"Eh! Dion. Sudah lama?" Sapa Mira kepada Dion yang kini duduk berhadapan dengan sang ayah.
Dion menoleh ke arah Mira , yang tengah berdiri tak jauh dari kursi yang ia duduki.
"Belum lama kok, " jawab Dion.
"Nah! Itu Nak Mira sudah ada. Bapak tinggal dulu ya! Eh...Itu, teh sama gorengannya jangan di anggurin. Di minun dan di makan! " Ucap Ayah Mira yang beranjak dari duduk.
"Iya Pak, terima kasih. Saya jadi ngerepotin jadinya," sahut Dion kepada Ayahnya Mira.
"Ya, enggaklah. Memangnya repotnya setiap hari?" Ucap ayah Mira.
"Yah sudah, bapak mau ke belakang. Mira! Temani Nak Dion," sambung Ayah Mira, yang kemudian berlalu dari ruang tamu.
Mira hanya mengangguk menanggapi ucapan ayahnya. Setelah melihat ayahnya berlalu, Mira kini duduk di salah satu kursi sofa di Ruang Tamu.
"Ada apa kau ke sini?" Tanya Mira kepada Dion.
"Aku bete di rumah. Aku ke pikiran denganmu,"
"Kok kepikiran? Padahal baru kemarin loh, kita ketemu,"
"Yah! Mau bagaimana lagi, namanya juga orang rindu?"
Mendengar ucapan Dion, membuat pipi Mira menjadi bersemu.
"Mulai lagi gombalnya,"
"Lah! Orang serius, Jalan yuk!" Ajak Dion.
"Kemana lagi?"
"Cari udaralah, memangnya kamu ga sumpek apa di dalam rumah terus?"
"Yah sudah, aku siap-siap dulu ya," ucap Mira.
Dion mengangguk, "yah sudah, cepetan!"
Mira langsung beranjak dari duduk, kemudian berlalu meninggalkan Dion yang sendirian di ruang tamu.
Tak lama, Mira sudah kembali dengan berdandan rapi, "ayo!" Ajak Mira.
Dion beranjak dari duduk kemudian berjalan keluar dari rumah Mira. bersamaan dengan Mira yang berjalan berdampingan menuju ke arah pintu depan.
Di dalam mobil,
"Mir! Apakah kau masih ragu dengan perasaanku?" Tanya Dion membuka pembicaraan.
Mira yang sedang menatap jendela mobil yang sedang melaju, ketika mendengar ucapan Dion, membuat Mira menoleh ke arah Dion.
"Apakah aku harus menjawabnya sekarang?"
Dion melirik ke arah Mira sekilas, lalu kembali menatap jalanan ," tidak perlu buru-buru, Aku hanya ingin membuktikan. Bahwa aku itu benar-benar tulus padamu," sahut Dion dengan pandangan lurus ke depan menatap jalan.
"Nanti malam, aku akan memberikan jawabannya. Jemput aku jam 8," ucap Mira.
"Baik" jawab Dion singkat.
Kini mobil Dion telah terparkir di sebuah warung makan.
"Kamu belum makan?" Tanya Mira, ketika melihat Dion menepikan mobilnya di sebuah warung soto khas Makassar yang ada di bahu jalan.
"Aku rindu dengan soto di sini, maka dari itu. Aku mengajakmu," sahut Dion.
Dion dan Mira pun beranjak turun dari mobil, Lalu memesan 2 porsi soto beserta Es palubutung.
Saat pesanan mereka telah tersaji di hadapan mereka. Dengan cekatan, Mira dan Dion mengambil beberapa ketupat yang ada di hadapan mereka.
"Kau tahu? Di Makassar, makananku selalu saja soto. Makanan yang satu ini, tidak membuat aku bosan," ucap Dion membuka pembicaraan di sela mereka sedang makan.
Yah, Karena Dion saat ini sedang menempuh pendidikannya di Kota Makassar. Dion mengambil jurusan S1-keperawatan di sebuah Univertas dengan julukkan Kota Daeng dengan badik terbalik.
"Aku juga suka, tapi kadang-kadang sih. Soalnya di tempatku kuliah, sotonya tidak se'enak di Makassar dan di sini," sahut Mira.
"Kapan kau kembali ke kota Y?"
"4 hari lagi. Soalnya aku sekarang lagi sibuk untuk pengajuan skripsi,"
"Mmm...Tidak lama lagi berarti. Tapi aku bahagia, kepulanganku kali ini. Bisa berjumpa denganmu."
"Apakah kamu sebahagia itu berjumpa denganku?"
Dion mengangguk," kamu bayangin saja, Saat kamu lulus SMP. Kamu pergi sekolah ke kota, dan selesai dari kota. Kamu ke kota Y, berapa tahun aku mencari keberadaanmu?"
Dion menjelaskan dengan penuh semangat, di sertai tangannya yang sibuk menyendok'kan kuah soto ke dalam mulut.
Sendok Mira terhenti ketika mendengar penuturan Dion," Dion!" Panggil Mira.
"Ya ada apa?" Tanya Dion seraya menatap ke arah Mira.
"Apakah aku sepenting itu, sampai-sampai kau mencariku?" Tanya Mira dengan tatapan yang serius.
"Apakah aku terlihat becanda? Aku mencarimu. Lalu si Bryan memberikan PIN BBM'mu kepada ku, aku ragu untuk menyapamu. Tapi selalu ku pantau dirimu melalui aplikasi biru dan juga BBM. Aku bersyukur, kau masih sendiri,"
Mendengar penjelasan Dion, membuat Mira tidak ragu lagi untuk menerima Dion sebagai kekasihnya, di sisi lain. Mira juga menyukai Dion. Kini, Hati Mira setika bermekaran di saat cuaca yang kini sedang terik-teriknya, ketika Mira mendengar apa yang di utarakan oleh Dion.
"Dion!" Panggil Mira.
"Mm.. ada apa?" Tanya Dion kembali.
"Hm. . . sepertinya aku sudah memutuskan jawabannya," Ucap Mira dengan suara yang terdengar Ragu-ragu.
Dion menghentikan sendok yang hendak masuk ke dalam mulut. Dan nampak serius menatap Mira yang ada di hadapannya.
"Ya, katakan saja. Gembira dan mengecewakan, aku akan terima,"
"Mmm..., aku mau. Aku mau jadi pacarmu."
Dion spontan langsung berdiri . Lalu meraih tangan Mira, ketika mendengar jawaban Mira.
"Benarkah? Serius?"
"Yah Aku serius, Tapi tolong duduklah. Semua orang melihat ke arah mu,"
Ucap Mira dengan ujung mata melirik ke arah orang-orang yang sedang makan, Yang kini menatap kaget dengan reaksi Dion yang sedang jingkrak'tan seperti kuda di lambang ferari.
"Ah... Maaf, Aku terlalu gembira mendengar jawabanmu," tutur Dion yang telah kembali duduk.
Setelah selesai makan, Dion dan Mira beranjak dari warung soto tersebut. Kemudian Dion mengantar Mira kembali ke rumah.
******
Di dalam mobil,.
"Sampai rumah , kau harus tidur siang. Nanti malam aku akan menjemputmu,"
Ucap Dion ketika ia menepikan mobilnya di bahu jalan di depan rumah Mira.
Mira mengangguk, "kamu juga hati-hati ya! Jika mengemudi," ucap Mira memberi perhatian.
Dion mengangguk, "Iya Sayang, sana masuk!"
Mira kini sedang menggenggam gagang pintu mobil yang hendak ia dorong ,"eh.., tunggu!" Ucap Dion yang langsung meraih tangan Mira.
Mira menoleh. Dengan cepat, Dion langsung memeluk tubuh Mira kemudian mengecup lembut dahi Mira.
"Terima kasih, karna mau menerimaku,"tutur Dion. saat ia mendekap tubuh Mira yang ada di hadapannya.
"Yah!"
Jawab Mira singkat dengan jantung yang ingin keluar dari rongganya, di sertai merah jambu di kedua pipi Mira bersamaan dengan tubuh Mira yang merasa gerah di saat AC mobil masih terasa sejuk.
"Ok, sekarang kamu bisa turun," ucap Dion melepaskan pelukan'nya.
Mira dengan cepat beranjak turun dari mobil Dion . Yang kemudian berlari ke arah rumah dengan perasaan yang sukar untuk di jelaskan. Saat Mira berlari, Mira menaruh telapak tangannya di dada. Di sertai bibir Mira yang terus tersenyum.
"Mira! Ada apa denganmu?" Tanya Ibu Mira ketika Mira berlari dengan Senyum yang lebar terlihat.
Mira menghentikan Langkah kakinya, ketika ibunya bertanya." Mmm.. tidak apa-apa Bu. Cuma, lagi senang aja," ucap Mira.
"Gila kamu entar, tidak ada angin, hujan dan badai. Kamu tersenyum sendiri seperti itu," tutur Ibu Mira yang menatap tingkah Putrinya aneh.
"Sudah ah Bu, Mira mau istirahat dulu," ucap Mira yang langsung berlari ke arah kamar.
Di dalam kamar, Mira langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Haaa!!"
Mira membuang Nafas kasar, sembari iris mata menatap langit-langit dengan benak yang terus mengingat kejadian Dion memeluk dan mengecup dahinya. Mira sesekali memegang dahinya di sertai seutas senyuman, ketika mengingat perlakuan Dion yang sangat manis.
"Aarrgghh....Dion! Aku gila jika begini," teriak Mira dengan kepala yang di goyang-goyangkan. Ketika ia mengingat kembali bagaimana Dion memperlakukan dirinya.