Jena dulu kehidupannya di perkotaan hidup bersama satu keluarga yang rukun mereka selalu senang meskipun hidupnya pas-pasan sebab ibu Ima ini seorang janda dengan hidup dari uang pensiun bapaknya dan berjualan di depan rumah seperti sembako tapi hanya sedikit-sedikit namun lengkap.
Namun untuk keperluan sekolah anak-anaknya ibu Ima ibunya Lusi selalu mengutamakan pendidikan kedua anaknya. Lusi masih duduk di SMP sedang kakaknya Lusi namanya Jena kuliah akan selesai.
Ibunya Lusi sangat gigih mengutamakan sekolah dari pada yang lainnya sebab ibunya Lusi punya pandangan kalau anaknya bisa sekolah sampai bangku kuliah kemungkinan besar kalau dapat bekerja memperoleh penghasilan yang cukup lumayan banyak.
Walau pun untuk makan setiap harinya ibunya ini dengan berjualan di depan rumah cukup laris jualannya, yang dijual seperti sembako meskipun hanya sedikit tidak besar namun bisa untuk makan setiap hari.
Setiap hari Jena juga membantu ibunya menunggu dagangannya kalau sedang tidak kuliah agar ibunya bisa istirahat.
Ibunya cukup senang kedua anaknya mau membantu ibunya berdagang, kalau ada orang yang belanja lewat telpon untuk diantar Jena ini juga mau mengantarkannya.
Mereka saling membantu dan sangat kompak agar masalah rumah bisa teratasi semuanya.
"Jena kamu akan berangkat kuliah hari ini waktu pembayaran semesternya ini bayarlah agar tidak menunggak." kata ibunya Jena sambil memberikan uangnya kepada Jena.
"Iya Bu sekarang waktunya, aku bawa sekarang ya Bu uangnya." jawab Jena dengan menerima uang dari ibunya.
"Kakak aku bonceng kakak sampai ke sekolah ya?" ucap Lusi.
"Ayo kita berangkat sekarang Lusi." kata Jena terus berjalan ke motornya yang diparkir di depan rumah.
Mereka lantas berjalan bersama dan boncengan naik motor menuju ke sekolahan dan Jena menuju ke kampusnya.
Ibunya Jena dan Lusi sangat bersyukur anaknya bisa mengerti keadaan orang tuanya, kalau saja masih ada bapaknya pasti keadaannya bisa agak baik, bukan begini aku belum bisa menyenangkan hati anakku kata ibunya Lusi dengan menerawang jauh ke depan.
"Bu beli gula." kata pembeli.
Ibunya Lusi langsung hilang lamunannya ada orang beli datang, kemudian ibunya Lusi melayani pembeli yang datang berbarengan.
"Saya lihat ibu dari tadi melamun ada apa sih Bu?" tanya pembeli itu.
"Melamun masalah anakku." jawab ibunya Lusi.
Ibunya Lusi hanya bicara begitu saja agar tidak macam-macam pertanyaan ibu-ibu itu.
Lalu ibu-ibu itu selesai berbelanja langsung pulang mereka tidak mengobrol seperti biasanya sebab mereka akan ada acara bersama ibu-ibu yang lain.
"Untung ibu-ibu itu tidak ngobrol kalau mereka berhenti ngobrol tidak selesai pekerjaan rumahku yang lain." kata ibunya Lusi ngomong sendiri.
Lantas ibunya Lusi masuk kedalam rumah sambil mengurus dapur nanti kalau ada orang beli memanggil baru dia keluar sebab masih menyelesaikan pekerjaan yang ada di dapur.
***
Hari semakin siang Jena pulang kuliah terus memarkir motornya di depan rumah wah…ibu dimana kok tidak didepan.
"Ibu….Bu….ibu sedang apa?" tanya Jena.
"Ibu di sini sedang mengangkat jemuran Jena, memang ada apa sih?" tanya ibunya Lusi.
"Aku hanya khawatir ibu sedang ada dimana." jawab Jena.
Dilihat ibunya sedang mengangkat jemuran Jena ke depan menunggu dagangan ibunya dengan membuka hpnya ternyata di hp ada informasi pekerjaan yang membutuhkan karyawan yang bisa menjadi seorang pemandu wisata.
Jena akan mencoba memasuki lowongan pekerjaan itu siapa tahu dia dapat menjalankan pekerjaan dengan meyelesaikan kuliah yang akan selesai sebentar lagi, lalu Jena mencoba membuat lamaran pekerjaan yang ditulis dengan tangannya sendiri.
Jena membaca lagi hal lamaran pekerjaannya itu sepertinya sudah sesuai namun ijasahnya belum keluar, wisuda kurang tinggal beberapa bulan bisa tidak sih dengan ijasah SMA, lalu Jena mencari informasi lagi di lowongan pekerjaan itu ternyata memakai ijasah SMA boleh asal kalau ijasah sarjananya sudah ada harus langsung diberikan foto copy ijasahnya.
Jena malah bersemangat kalau ijasah sarjana belum keluar pakai ijasah SMA dulu, beruntung sekali ini kalau ada peluang untuk ijasah SMA semoga aku bisa lolos ucap Jena, biasanya suatu perusahaan kalau ijasah belum keluar harus ada keterangan kalau memang mereka benar-benar mahasiswa di kampus tersebut.
Selanjutnya Jena membaca lagi lamaran pekerjaannya sudah sesuai apa belum dirasa sudah sesuai lalu Jena memasukkan lamaran tersebut ke dalam amplop besok akan menuju ke perusahaan tersebut.
Ima, ibu Jena melihat Jena sepertinya sibuk wanita itu akhirnya bertanya.
"Jena kamu lagi ngapain?" tanya ibunya.
"Ini lho Bu di suatu perusahaan tidak jauh dari tempat tinggal kita membutuhkan karyawan siapa tahu aku bisa lolos." ucap Jena.
"Ijasah kamu kan belum keluar memakai ijasah SMA nanti gajinya tidak banyak lho." ucap ibunya Jena.
"Tidak ibu memakai ijasah SMA boleh asal besok kalau ijasah sarjana sudah ada harus langsung diberikan ke perusahaan foto copy ijasah itu." ucap Jena.
Ibunya Jena setuju kalau begitu aturannya sebab jika memakai ijasah SMA lalu buat apa ijasah sarjananya yang banyak mengeluarkan biaya waktu kuliah.
***
Esok paginya Jena kebetulan tidak ada kuliah lantas dia akan ke perusahaan yang kemarin membutuhkan karyawan, maksud Jena dia akan ke perusahaan itu sekalian mengantar Lusi ke sekolah.
Jena menunggu Lusi beberapa saat dengan duduk di depan rumah dekat jualan ibunya adiknya ini kalau berada di depan cermin berdandannya cukup lama Jena dan ibunya sudah hafal.
"Lusi buruan lama amat!!!…" teriak Jena.
"Sebentar kak ini akan siap." jawab Lusi dari dalam kamar.
Selesai rapi Lusi keluar dari kamarnya dengan membawa tas sekolahnya Lusi memeriksa lagi isi tasnya barangkali ada sesuatu yang tertinggal buku ataupun pulpennya.
Dirasa sudah lengkap Lusi terus berjalan mendekati kakaknya.
"Kak Jena aku sudah siap ayo berangkat sekarang." ajak Lusi.
Lantas Jena langsung naik motornya kemudian Lusi membonceng setelah siap Jena terus menjalankan motornya di sekolahan adiknya, selang beberapa menit Lusi sampai di sekolahannya, setelah motor dihentikan kakaknya Lusi terus turun dari motornya langsung berjalan menuju kelasnya.
Setelah adiknya masuk ke dalam kelasnya Jena melanjutkan perjalanannya menuju kantor yang dia tuju, Jena menjalankan motornya dengan melihat situasi kanan dan kiri jalan cukup ramai kalau pagi daerah disini ternyata ucap Jena sambil menjalankan motornya.
Sampai di kantor yang dituju Jena memarkir motornya di parkiran kantor tersebut, setelah memarkir Jena langsung nanya satpam dimana tempat untuk yang akan melamar pekerjaan.
Lalu satpam itu menunjukkan jalan kesana yang katanya lurus saja jalannya nanti ke kiri sedikit, ada tulisannya penerimaan karyawan baru itu tempatnya.
Jena setelah diberitahu satpam lalu berjalan sesuai arahan satpam itu akhirnya sampai juga, lantas Jena masuk menemui bagian penerimaan karyawan baru, Jena menyerahkan berkasnya dan bagian penerimaan karyawan meneliti dengan teliti ijasah SMA Jena dan masih kuliah di jurusan apa, selesai diteliti Jena boleh pulang dan besok diberitahu kalau ada apa-apa.