Chereads / Kontrak Cinta Dengan Bule / Chapter 10 - bab 10. Jena Dilamar

Chapter 10 - bab 10. Jena Dilamar

Hari yang telah dikatakan Marco keluarganya akan berkunjung ke rumah Jena pada hari ini, di rumah Jena telah mempersiapkan acara lamaran Jena tetangga Jena juga sudah hadir dirumah Jena, saudara dari ibu dan bapak Jena juga hadir.

Tak begitu lama keluarga Marco datang dengan membawa tiga mobil yang ikut hanya keluarga Marco saja tidak banyak orang memang yang ikut ini hanya acara lamaran jadi cukup keluarga Marco yang tua seperti kakek dan nenek Marco serta saudara bapak dan ibunya Marco.

Sampai di rumah Jena keluarga Marco disambut dengan ramah mereka sudah duduk di gelaran tikar, setelah mereka sudah duduk dan berkumpul keluarga Jena mengusulkan acara pernikahannya baiknya dilaksanakan tiga bulan mendatang.

Keluarga Marco setuju acara pernikahannya dilaksanakan bulan tersebut selesai mencari bulan pernikahan Jena kemudian mereka dipersilahkan mencicipi hidangan yang telah disediakan.

Para tamu sedang makan-makan Jena dan Marco duduk di kursi depan rumah mengobrol.

"Terima kasih bang kamu telah membawa keluarga kamu kesini apa tidak terlalu dekat acara pernikahan kita dilaksanakan tiga bulan yang akan datang?" tanya Jena.

"Enggak dekat kok sayang tiga bulan menurutku lama itu kalau sky disuruh memilih ya memilih bulan depan." ucap Marco.

"Enggak lucu bang kalau bulan depan salah-salah orang mempunyai penafsiran jelek pasti Jena sudah berisi nih makanya cepat-cepat nikah pasti orang berkata begitu." ucap Jena.

Selesai keluarga Marco makan-makan mereka lalu mohon diri pamit pulang ibunya Marco berpesan kepada Jena kalau Marco tidak baik dengan Jena bilang ke ibu pesan ibunya Marco kepada Jena.

Jena hanya tersenyum mendengar pesan ibunya Marco, ibunya Jena juga mengangguk setuju sedang Marco berbisik kepada Jena enggak mungkin ya kalau aku jahat sama kamu.

Setelah rombongan Marco pulang lalu Jena dan ibunya duduk di tikar itu sambil ngobrol.

"Jena besok nikahan kamu di rumah apa nyewa gedung yang dekat rumah kita sebab rumah yang kita tempati tidak luas." ucap ibunya Jena.

"Nanti aku nanya bang Marco Bu apa keinginan bang Marco." jawab Jena 

"Itu lebih baik Jena sebab ibu tidak bisa memikirkan hal yang rumit." kata ibunya Jena.

Lusi setelah ikut merapikan piring-piring habis makan tadi lalu Lusi ikut duduk dengan ibu dan kakaknya.

"Bu besok jika kak Jena sudah menikah tidak tinggal di sini lagi dong kita hanya berdua saja." ucap Lusi.

"Lusi orang kalau sudah menikah itu menjadi urusan suaminya ibu tidak berhak mengatur kak Jena." jawab ibunya Jena.

Lusi terus diam dijawab ibunya begitu dia mengerti apa tidak ibunya hanya tersenyum saja.

***

Lusi memikirkan kalau kakaknya sudah tidak tinggal disini lagi dia bersama ibunya saja tidak ada yang mengajari pelajaran sekolah kalau dia tidak bisa.

Jena melihat adiknya sudah paham pasti Lusi memikirkan tentang pelajarannya.

"Sudahlah Lusi kamu tidak usah khawatir tentang pelajaran sekolah nanti kak Jena mengirim guru untuk memberi les kamu di rumah." kata Jena.

"Gurunya galak enggak kak?" tanya Lusi.

Jena tertawa adiknya bertanya begitu sebab Lusi paling takut yang namanya guru galak.

"Lusi mana ada guru galak semua guru itu baik sebab galak pasti kamu tidak memperhatikan guru waktu menyampaikan pelajaran di kelas." kata Jena.

Ibunya Jena tersenyum mendengar Lusi bertanya begitu anakku ini cantik namun dia sedikit takut  kalau ada orang yang jahat tidak seperti Jena yang bisa menghadapi semua orang.

Lusi tertawa diberi tahu Jena sepertinya kak Jena benar guru jahat pasti muridnya yang menyepelekan pelajaran yang disampaikan namun guru seperti itu kayaknya sudah tidak ada kata Lusi dalam hati.

Ibunya Jena sekarang fokus dengan acara pernikahan Jena nanti menunggu Marco saja minta bagaimana caranya benar kata Jena sebab mereka yang akan menikah.

"Ibu besok kalau kakak menikah aku juga berpakaian yang cantik dandanannya seperti di orang-orang yang menghadiri acara nikahan." kata Lusi.

"Pasti dong Lusi kamu harus berdandan cantik seperti bidadari." ucap Jena.

Lusi tersenyum diberitahu Jena dalam bayangan Lusi dia seperti putri raja di negeri dongeng.

Kemudian ibunya Jena didepan rumah ada pembeli.

"Bu akan beli beras bisa?" tanya ibu pembeli itu.

"Bisa Bu kalau acara sudah selesai ya buka lagi warungnya." jawab ibunya Jena.

"Warungnya tutup ada acara apa Bu saya kok kurang paham diberitahu tahu kalau warungnya sedang tutup tadi begitu diberitahu ibu sebelah sana?" tanya ibu itu.

"Ada sedikit acara Bu." jawab ibunya Jena.

Ibunya Jena lalu melayani pembeli itu yang membeli sembako, ibunya Jena dengan cepat melayani pembeli karena sudah terbiasa.

***

Jena pagi ini sudah bersiap akan pergi ke kantor, karena Marco sudah melamar Jena mulai saat ini Marco menjemput dan mengantar Jena pulang, Jena belum keluar dari kamar Marco sudah menunggu duduk di ruang tamu.

"Marco kamu sudah memberitahu Jena kalau menjemput?" tanya ibunya Jena.

"Tidak Bu biar Jena selesai dandan tidak usah diberitahu." kata Marco.

Ibunya Jena terus ke depan menunggu warungnya, keluar dari kamarnya Jena kaget Marco sudah menunggunya.

"Bang Marco enggak bilang kalau kesini aku jadi santai di kamar." kata Jena sambil duduk dekat Marco.

"Jena mulai sekarang kamu berangkat dan pulang sama aku sebab kamu istriku kalau naik motor terus kecantikan kamu bisa luntur." kata Marco tertawa menggoda Jena.

"Sudah ayo berangkat sekarang omongan basi. " jawab Jena tersenyum.

Lantas mereka berdua keluar dari rumah dan menuju ke mobil Marco.

"Ibu….Jena berangkat dulu." pamit Jena.

Marco yang mengikuti Jena hanya menganggukkan kepalanya dengan ibunya Jena.

Setelah mereka masuk ke dalam mobil lantas Marco menjalankan mobilnya menuju kantor.

Sampai di kantor Jena turun dari mobil lalu mereka bersamaan masuk ke dalam kantor, Marco ikut masuk ke kantor Jena ingin memeriksa brosur dan catatan Jena akan wisata kemana.

"Ada apa bang?" tanya Jena.

"Kamu ada wisata satu Minggu lagi namun tidak dari relasi perusahaan kita tetapi dari partner kerja kita mungkin mereka membutuhkan wisata ini." jawab Marco.

"Dimana bang?" tanya Jena.

"Sepertinya di Jawa Timur di gunung Bromo." ucap Marco.

"Jauh benget bang." jawab Jena.

"Nanti dari sini naik pesawat lalu disana nanti sudah ditunggu mobil kantor kita yang ada disana." jelas Marco.

Jena merasa senang sebab Jena belum pernah ke daerah Jawa timur, kalau tidak bekerja sebagai pemandu wisata apa bisa melihat keindahan alam Indonesia secara gratis kata Jena dalam hati sambil tersenyum.

Marco melihat Jena senyum-senyum  penasaran.

"Jena kamu senyum-senyum sendiri aku jadi takut apa sedang stres apa ya." kata Marco tertawa.

Jena ikut tertawa digoda Marco karena melihat dia senyum-senyum sendiri.

Bersambung...