Jena tersenyum mendengar pertanyaan sopir itu Jena juga tidak bicara apapun mengenai Marco, tak lama kemudian mereka sudah dihalaman hotel tempat rombongan yang akan ikut wisata.
Lalu Jena turun dari mobil dan menunggu mereka di lobi hotel, mereka ditunggu beberapa saat lantas tak lama mereka sudah keluar dari kamar hotelnya.
"Mari bapak dan ibu silahkan masuk ke dalam mobil di depan." kata Jena dengan mengantar mereka sampai masuk dalam mobil.
Setelah mereka duduk dan siap sopirnya lalu menjalanakan mobilnya mobil tersebut hanya untuk lima orang saja supaya mereka yang naik mobil itu bisa bergerak leluasa, namun kali ini hanya empat orang orang satu keluarga.
Mobil sudah berjalan mereka melihat-melihat pemandangan kota, sepertinya mereka juga kagum melihat suasana di kota ini.
"Kakak maaf mau nanya kita akan wisata kemana ini?" tanya anak yang ikut wisata kepada Jena.
"Adik ini kita akan kepulauan seribu sangat indah pemandangannya, adik pasti suka." jawab Jena.
Mereka melihat pemandangan itu memang indah kelihatannya mereka suka, Jena menjadi pemandu wisata kelihatannya juga mahir dia bicaranya juga sopan jadi para wisatawan itu sangat senang dengan panduan Jena.
Sementara itu Marco yang ada dikantor selalu memantau Jena lewat hp mungkin Jena kesulitan jadi Marco bisa memandu dari kantor sebab Jena belum berpengalaman menjadi pemandu wisata.
Marco kelihatannya puas selama mengikuti Jena mengantar relasi kantor mereka selalu memuji Jena dia sangat ramah dan sopan jadi mereka merasa betah di tempat wisata tersebut.
Mereka yang wisata sedang menikmati pemandangan bahari lalu Jena terus nelpon Marco.
"Bang Marco bagaimana tadi aku kalau menemani mereka?" tanya Jena.
"Sudah bagus tinggal menyempurnakan saja." jawab Marco.
"Menyempurnakan bagaimana bang maksudnya Jena belum paham." kata Jena.
"Nanti kalau ada wisata lagi aku jelaskan biar kamu lebih lihai menerangkan kepada mereka." kata Marco.
"Ya sudah bang aku tutup.telponnua dulu aku akan istirahat sebentar." ucap Jena.
Selesai nelpon Marco kemudian Jena menikmati pemandangan bahari seperti orang-orang lainnya, sungguh indah tempat wisata ini mestinya kita yang dekat dengan tempat wisata ini sering-sering kesini.
***
Sampai malam Jena mengikuti mereka kemana saja yang sudah di tentukan oleh kantor, sopirnya dan Jena juga sudah agak lelah mereka langsung masuk ke mobil setelah mereka siap sudah duduk di bangkunya lalu sopirnya menjalanakan mobilnya ke hotel.
Sampai di hotel sopirnya terus menghentikan di halaman hotel, kemudian mereka semua turun dari mobil sambil membawa belanjaannya yang mereka beli di tempat wisata tadi.
"Kak Jena ini dari mama dan ini untuk pak sopir." kata anak bos itu.
"Adik terima kasih, bapak dan ibu terima kasih banyak." kata Jena.
"Sama-sama kakak kami juga terima kasih telah memandu kami ke tempat wisata tadi." ucap bos itu.
Lalu bos itu berjalan ke hotel sedang sopirnaya langsung menjalankan mobilnya ke kantor.
Dalam perjalanan pulang Jena terus duduk dibelakang sopir, kakinya bisa lurus biar tidak pegel.
"Pak anak bos tadi ramah ya mereka tidak membedakan antara karyawan dengan bawahan." kata Jena.
"Ya mereka seperti keluarga pak Wijaya bos kita." ucap sopir itu.
Kemudian sopir itu telah masuk ke halaman kantor disana telah menunggu Marco yang akan mengantar jena.
"Lho bang marco sudah disini menunggu siapa apa akan mengantar kamu pulang Jena?" tanya sopir itu.
"Iya pak tadi dia yang mengantar jadi sekarang pulang juga dia dong yang mengantar pulang." jawab Jena tertawa.
Setelah mobil berhenti lalu Marco membukakan pintunya untuk Jena dan dibawakan oleh-olehnya untuk dimasukkan ke dalam mobilnya.
"Bagaimana Jena lelah?" tanya Marco.
"Lelah bang seharian mengantar mereka mana aku belum biasa kerja sebagai pemandu wisata." ucap Jena sambil turun dari mobil.
"Pak sopir terima kasih ya." ucap Marco.
"Sama-sama bang." jawab sopir itu terus memasukkan mobilnya di garasi kantor.
Kemudian Jena masuk ke dalam mobilnya Marco setelah Jena siap dan Marco juga siap lalu mobilnya dijalankan Marco menuju ke ruang Jena.
Marco bertanya dengan Jena tentang wisata tadi Jena menjawabnya tidak fokus ternyata Jena capek berat sampai tertidur di pundak Marco.
Aduh….Jena belum tahan banting kerjanya baru ditempat wisata begitu sudah tidak bisa diajak bicara capek berat dia, Marco membiarkan Jena tidur sampai di rumahnya.
Marco setelah sampai rumah Jena terus memarkir mobilnya di depan warung Jena lalu Jena dibangunkan Marco dengan menepuk pipinya.
"Jena….Jena bangun sudah sampai rumah ayo bangun." ucap Marco.
"Apa bang." jawab Jena masih bersandar kepalanya di pundak Marco.
"Bangun sudah sampai rumah." jawab Marco.
Jena bangun terus duduk melihat di depan dia sudah berada di depan rumahnya.
"Maaf bang aku ketiduran enak di bahu bang Marco sampai tak terasa sudah sampai rumah." jawab Jena.
Lalu Jena turun dari mobil terus berjalan masuk ke rumahnya.
"Silahkan duduk bang apa perlu aku buatkan kopi?" tanya Jena.
"Tidak usah kamu duduk disini saja nemenin aku ngobrol." kata Marco.
"Ya deh aku baru bangun jadi mataku lebar ini."jawab Jena terus duduk disisi Marco.
***
Marco merasa sekarang rasanya kok ingin dekat dengan Jena terus Marco akan mengatakan kepada Jena merasa.tidak enak masa belum lama jadian langsung melamar.
"Jena kalau kita secepatnya menikah bagaimana?" tanya Marco.
"Terserah bang Marco kami pihak perempuan hanya menurut saja." ucap Jena.
"Kalau begitu Minggu besok itu keluarga aku akan aku ajak kesini tolong ibu diberitahu ya." kata Marco.
"Baik bang sekarang bang Marco sebaiknya pulang dulu rasanya aku capek." kata Jena.
"Iya….iya aku tahu aku sekarang juga tenang saja aku tidak menginap disini kok." ucap Marco.
Selanjutnya Marco beranjak dari kursinya terus keluar dari rumah Jena dia terus masuk ke dalam mobilnya.
"Jena kamu buruan masuk jika kamu sudah masuk baru aku menjalankan mobilnya untuk pulang." jelas Marco.
"Baik bang." jawab Jena terus masuk kedalam ruamhnya sembari mengunci pintu rumahnya.
Setelah terdengar mobilnya marco sudah jalan lantas Jena masuk ke dalam kamar dia akan istirahat sebab badannya terasa capek habis menjadi pemandu wisata seharian penuh.
Sambil merebahkan badannya diatas kasur lalu Jena berpikir apa bang Marco dulu juga begitu selesai menjadi pemandu wisata badannya rasanya capek berat seperti dirinya, apa kalau orang lelaki tambah kuat tidak cepat capek seperti dirinya.
Padahal Jena anaknya sangat enerjik mungkin saja belum pernah menjadi pemandu wisata jadi merasa capek, nanti lama kelamaan jika sudah biasa akan merasa senang dan tidak merasa capek, mungkin capeknya malah hilang dengan sendirinya karena sudah tugas dia sebagai pemandu wisata yang selalu merasa senang sebab hatinya merasa suka dengan pekerjaannya itu.
Bersambung…..