Chereads / Kontrak Cinta Dengan Bule / Chapter 9 - bab 9. Keluarga Maco Berkunjung

Chapter 9 - bab 9. Keluarga Maco Berkunjung

Jena yang merasa pekerjaannya membutuhkan tenaga yang bagus agar tidak merasa capek kemudian Jena berusaha untuk istirahat dengan merangkul guling, ibunya Jena yang bangun pagi melihat kamar Jena.

Pulang jam berapa Jena semalam aku tidak mendengar dia pulang berarti malam pulangnya, kemudian ibunya Jena melihat di meja tamu ada tas-tas yang ditumpuk, ini juga tas apa daripada penasaran ibunya Jena membuka tas tersebut.

Setelah dibuka dan dilihat ternyata kain yang coraknya bagus dan satunya lagi dibuka isinya sama juga kain namun lain coraknya ini pasti dari yang dipandu Jena ucap ibunya Jena ngomong sendiri lalu kainnya dimasukkan lagi ke dalam tas.

Selesai membuka tasnya Jena ibunya lalu membangunkan Lusi.

"Lusi sudah siang nak kamu sekolah enggak ayo bangun." ucap ibunya Lusi menepuk pipi Lusi.

"Iya bu sebentar masih ngantuk nih." kata

Lusi sambil membalikkan tubuhnya lagi dan merangkul guling lagi.

"Nanti kesiangan lho tertinggal masuk kelas." ucap ibunya Lusi.

Selesai membangunkan Lusi ibunya terus membuka warung biasanya kalau pagi ada orang yang membutuhkan sesuatu untuk dimasak pagi hari, baru ibunya Jena membuka warung sudah ada seorang ibu yang membeli.

"Ibunya Jena apa masih mempunyai telor?" tanya ibu itu.

"Ada Bu baru datang kemarin siang." ucap ibunya Jena.

"Saya minta setengah kilo saja sekalian dengan gula dan minyak goreng." kata ibu itu.

Kemudian ibunya Jena memasukkan semua belanjaannya di kantong plastik lalu diberikan kepada ibu yang beli tadi, setelah dihitung uangnya langsung diberi oleh ibu itu kepada ibunya Jena.

Selesai memberikan uangnya ibu yang beli langsung pulang kerumah, ibunya Jena bersyukur sekali setiap hari ada saja orang yang membeli bahan makanan.

Lusi yang dibangunkan dari tadi juga males masih diatas kasur, lalu ibunya mendekati Lusi.

"Lusi jadi anak perempuan jangan males nak nanti tidak bisa apa-apa kumpul sama teman juga minder sebab di beri tugas pekerjaan rumah tidak bisa." kata ibunya Lusi memberitahu Lusi dengan sabar.

"Ya Bu saya nanti akan menurut kata ibu supaya bisa apa-apa tidak ketinggalan temanku yang pandai segalanya." ucap Lusi tersenyum.

***

Ibunya Lusi ini tidak bosan menasehati Lusi sebab anak perempuannya ini tidak lincah dan pandai seperti Jena kakaknya Lusi, ibunya tidak bosan juga mengajari pekerjaan rumah supaya besok tidak  canggung kalau ada orang yang menyerahkan tugas rumah.

Ibunya Lusi juga malu nantinya bila Lusi tidak mengerti pekerjaan rumah, setelah Lusi bangun dia terus mandi sebab akan pergi ke sekolah, selesai mandi Lusi terus berdandan ganti baju sekolah Lusi bercermin melihat apa sudah cocok apa belum cara berpakaiannya.

Kalau sudah di depan cermin Lusi sangat betah memeriksa badan bagian belakang lalu melihat bagian pinggang lalu berbalik lagi begitu setiap hari Lusi kalau di depan cermin.

"Lusi ayo cepat keluar kamar nanti terlambat!!!…" panggil ibunya Lusi.

"Iya bu sebentar lagi!!!.." jawab Lusi dari dalam kamarnya.

Jena yang masih ngantuk mendengar suara ibunya yang memanggil Lusi dia melihat jam ternyata sudah siang namun dia cuti hari ini sebab semalam pulangnya terlalu malam sehingga mendapat cuti kalau selesai mengantar wisata relasi kantor.

Lusi selesai dandan terus keluar kamar dan berangkat sekolah dia bergegas berangkat ke sekolah supaya tidak terlambat, untung saja Lusi baru keluar dari rumah sudah ada angkot yang lewat jadi tidak menunggu terlaku lama.

Dikamar Jena sudah bangun namun dia masih males diatas kasur, Jena mendengar ada telpon lalu Jena membuka hpnya ternyata Marco yang nelpon.

"Ada apa bang aku masih males ini aku sudah bangun namun masih diatas kasur." kata Jena.

"Kalau masih males tidurnya diterusin kamu cuti hari ini." kata Marco.

"Iya bang aku sudah tahu." jawab Jena.

"Ya deh tidurnya diteruskan." kata Marco sambil menutup telponnya.

Jena selesai menerima telpon dari Marco dia baru ingat kalau keluarga Marco Minggu besok akan kesini Jena harus segera memberitahu ibunya takut kalau dia lupa, kemudian Jena bergegas menemui ibunya yang berada di warung.

"Ibu aku akan memberitahu ibu bahwa keluarga bang Marco Minggu besok akan kesini." kata Jena.

"Bagus Jena lalu kesini bersama dengan berapa orang?" tanya ibunya Jena.

"Jena belum nanya Bu nanti kalau Jena ke kantor sekalian nanya bisa juga nanti nelpon bang Marco." ucap Jena.

Ibunya Jena hanya mengangguk mendengar omongan Jena nanti biar Jena nanya Marco supaya jelas ada berapa orang yang diajak kesini.

"Jena kalau kamu capek istirahat saja dulu biar badan kamu kelihatan segar tidak seperti orang sakit." jelas ibunya Jena.

Kemudian Jena kembali ke kamar dia hanya berbaring sambil melihat hpnya, agar badannya merasa segar.

***

Lusi yang habis naik angkot terus berjalan ke kelasnya dia tadi bisa bersamaan dengan teman satu kelas namanya Marsha.

"Hei…Marsha nanti ada ulangan ya kira-kira bisa mengerjakan apa tidak ya." kata

Lusi.

"Kalau semalam kamu belajar ya bisalah entah benar banyak atau salah banyak kita tidak tahu." ucap Marsha tertawa sambil masuk ke kelas.

Setelah masuk kelas lalu Lusi duduk di bangkunya yang bersebelahan dengan Marsha, teman yang lain dilihat Lusi sedang belajar mengulang pelajaran yang kemarin mereka baca lagi siapa tahu ulangan nanti ada yang keluar.

Lusi duduk di bangkunya juga ikutan belajar seperti temannya Lusi baca-baca lagi pelajaran yang kemarin dan yang yang dua hari yang lalu.

"Lusi kamu masih ingat enggak pelajaran yang barusan kamu baca?" tanya Marsha.

"Semoga masih ingat Marsha kalau tidak ingat sudah dipastikan aku tidak bisa menjawabnya." kata Lusi.

Marsha sudah mengetahui bahwa teman satunya ini paling suka lupa kalau selesai membaca pelajaran di sekolah jadi cara belajar Lusi harus beberapa kali membaca baru dia mengerti isi buku pelajarannya.

"Sudah ingat Lusi beneran Lusi?" tanya Marsha lagi.

"Sepertinya aku sudah mengerti isi pelajaran itu Marsha." jawab Lusi.

Setelah mereka belajar bersama nampaknya Lusi sudah mengerti isi buku pelajarannya, Marsha jadi lega nanti biar Lusi tidak mendapat nilai jelek, mereka kalau belajar memang begitu menanyakan temannya sudah bisa apa belum.

Cukup beruntung Lusi mendapat teman baik seperti Marsha jadi mereka bisa diajak belajar bersama jadi mereka bisa bertukar pendapat.

"Lusi ingat jangan sampai memperoleh nilai jelek kita sudah belajar kelompok tadi." kata Marsha.

"Iya…iya Marsha aku akan ingat semua yang aku baca tadi." jawab Lusi meyakinkan mereka.

Tak lama kemudian guru mereka sudah masuk ke dalam kelas sambil membawa kertas ulangannya lalu guru tersebut membagi soalnya satu-persatu, lantas para siswa disuruh mengerjakan ulangan itu tidak boleh mencontek temannya dan tidak boleh ramai harus diam.

Bersambung…..