Selesai berkas Jena diteliti lalu Jena diperbolehkan pulang besok diberitahu kalau ada apa-apa mengenai lamaran pekerjaan ini.
Selanjutnya Jena meninggalkan kantor tersebut Jena sampai diparkiran melihat kantor itu terus menerus.
Semoga aku bisa kerja dikantor itu begitu megah dan berpotensi bagus untuk karier aku Jena ngomong sendiri sambil menjalankan motornya pulang kerumah.
Sampai dirumah Jena terus memarkir motornya di halaman rumahnya, ibunya melihat Jena datang langsung bertanya.
"Bagaimana Jena sudah kamu bawa dikantor berkasnya?" tanya ibunya Jena.
"Sudah Bu diterima apa tidak aku belum tahu kelihatannya saingannya juga banyak." ucap Jena sambil duduk di ruang tamu.
"Ya sabar Jena jika itu rezeki kamu tidak lari kemana." jawab ibunya Jena.
"Kamu sana sarapan dulu ibu lihat waktu kamu berangkat tadi kamu belum makan apa-apa." ucap ibunya Jena.
Jena di suruh sarapan oleh ibunya langsung masuk ke dalam rumah dan sarapan di ruang kelurga sambil nonton tayangan televisi acara remaja.
Wah….acara bagus ini anak muda berpotensi kreatif banget kata Jena setelah melihat tayangan televisi anak muda berbakat dari limbah botol plastik dibuat pot bunga cukup indah.
Jena kalau tidak kuliah di rumah menunggu dagangan ibunya sampai siang, tak teras adiknya juga sudah pulang sekolah, Lusi pulang sekolah naik angkot kalau tidak mendapat tumpangan temannya.
Turun dari angkot Lusi terus masuk ke dalam rumah.
"Kakak pelajaran kerajinan tangan ini kok sulit banget sih?" tanya Lusi.
Memangnya kerajinan membuat apa sampai sulit." ucap Jena.
"Ini lho kakakku sayang membuat kipas dari bambu mencari bambu dimana coba aku kan bingung." kata Lusi kepada kakaknya.
"Kalau guru kamu menyuruh membuat kerajinan itu pasti deh disekitar sini ada pohon bambu." jelas Jena.
Lusi berpikir benar juga kata kak Jena pasti ada orang yang mempunyai pohon bambu sebaiknya besok aku bicara dengan teman yang lain deh siapa tahu mereka ada yang punya pohon itu.
Selesai bicara dengan kakaknya Lusi terus masuk ke kamarnya dia menanyakan temannya siapa yang mempunyai pohon bambu.
Ada teman Lusi yang mengatakan tetangganya ada yang punya besok deh dia akan membawakan sekalian untuk Lusi waduh….baik sekali temanku itu kata Lusi ngomong sendiri setelah selesai menelpon temannya.
"Lusi….Lusi kamu sudah pulang ibu kok tidak dengar kamu datang!!!…" panggil ibunya Lusi.
"Sudah pulang Bu sebentar lagi aku keluar!!!…" jawab Lusi dari dalam kamar.
Lusi sudah menduga pasti ibunya akan menyuruh dia untuk makan siang sebab ibunya kalau anak-anak waktunya makan belum makan ibu pasti heboh sendiri.
***
Selang beberapa Minggu kemudian Jena mendapat kabar bahwa dirinya akan di tes wawancara besok, betapa senangnya Jena meskipun belum tahu diterima apa tidak tapi dia sudah merasa gembira bisa masuk dalam tes wawancara.
"Ibu…ibu!!…" panggil Jena.
Ibunya yang dipanggil Jena bergegas mendekati Jena.
"Ada apa Jena ibu sampai kaget kamu memanggil teriak-teriak." ucap ibunya Jena.
"Bu besok aku dites wawancara semoga aku berhasil ya Bu." ucap Jena.
"Ibu selalu mendoakan kamu Jena semoga kamu bisa diterima kerja disitu agar hidup kamu lebih mapan." kata ibunya Jena.
Jena lantas masuk ke dalam kamarnya memilih pakaian yang rapi untuk besok tes di kantor kemarin yang dia melamar pekerjaan, setelah memilih dan cocok pakaiannya untuk tes besok oleh Jena terus diletakkan ke dalam lemari lagi.
Sudah selesai memilih bajunya kata Jena dengan menutup lemari yang berada di dalam kamarnya.
Dia lalu membayangkan besok wawancaranya yang ditanyakan soal apa ya semoga aku bisa menjawabnya.
Lantas Jena keluar kamarnya mendekati Lusi adiknya yang sedang belajar, Jena duduk disamping adiknya.
"Lusi kemarin kerajinannya bagaimana apa bisa mendapat bambunya?" tanya Jena.
"Sudah dong kak temanku tetangganya ada yang mempunyai pohonnya jadi temanku minta ke tetangganya itu." jelas Lusi.
"Cara membikin kipas itu mudah enggak sih kakak penasaran." ucap Jena.
"Yang sulit itu membelah bambunya sampai tipis jadi yang membelah anak laki-laki dan yang membuat kipasnya anak perempuan sebab satu kelompok empat anak perempuan dan empat anak laki-laki." ucap Lusi.
Jena terus berpikir berarti yang sulit membuat kipas dari bambu itu membelah bambunya, mungkin kalau sudah biasa orang perempuan juga bisa, seperti pengrajin kipas bambu yang ada di pinggiran kota.
Berarti aku mendapat satu pemasukan pengetahuan cara membuat kerajinan dari bambu.
"Lusi kalau sudah selesai membuat kipas dicat segala biar menarik warnanya?" tanya Jena.
"Tergantung yang membuatnya kak membuat kipas untuk membakar arang atau kipas yang dibuat orang kipas-kipas kalau lagi gerah." jawab Lusi.
Jena sudah paham tentang pembuatan kipas dari bambu jika tidak biasa cukup rumit, namun bagi yang setiap hari membuatnya cukup mudah diluar kepala.
***
Keesokan harinya Jena telah mempersiapkan dirinya mengikuti tes wawancara dari kantor yang dia melamar pekerjaan, Jena sudah siap namun Lusi adiknya belum juga rapi.
"Lusi cepetan kakak akan tes wawancara nih nanti kakak terlambat!!!…" panggil Jena.
"Iya kakak ini aku sudah siap." ucap Lusi sudah didepan Jena.
Lantas mereka berdua berangkat menuju ke sekolahan Lusi, beberapa menit kemudian mereka telah sampai di sekolahan Lusi, setelah Lusi turun dari motor kemudian Jena melanjutkan perjalanannya menuju kantor yang dia melamar kerja kemarin.
Jena di setiap perjalanan mengamati orang melintas di jalanan ada orang yang melihat jalanan, ada yang mengantar anaknya sekolah dan ada pula yang hanya duduk di trotoar entah apa yang mereka tunggu.
Ternyata orang di jalanan macam-macam kebutuhannya selama ini aku tidak pernah mengamati orang yang berada di jalanan.
Tak lama kemudian Jena sudah sampai di kantor yang dituju, Jena bergegas akan menuju ruang untuk tes wawancara kebetulan Jena bertemu dengan seorang karyawan kantor tersebut.
"Maaf anda akan mengikuti tes di ruangan itu?" tanya karyawan itu.
"Benar sekali pak saya akan mengikuti tes itu." jawab Jena.
"Ijasah yang kamu kemarin apa ijasah sarjana?" tanya karyawan itu.
"Tidak pak untuk sementara ijasah SMA katanya perusahaan ini bisa menerima ijasah itu dengan syarat setelah ijasah sarjana sudah ada atau sudah keluar harus di lampirkan lagi copy ijasah tersebut." jawab Jena dengan santun.
"Jadi begitu ya." ucap karyawan itu.
"Maaf pekerjaan kamu besok mengantar tamu perusahaan yang ingin wisata kamu harus tahu betul wisata yang mereka inginkan bagaimana cara kamu mengatasinya?" tanya karyawan itu.
"Kalau soal itu jika mereka ingin ke suatu tempat saya harus siap dengan berbagai buku panduan tentang tempat tersebut supaya kalau ada yang nanya saya bisa menjawabnya." ucap Jena.
"Begitu ya caranya kalau begitu saya permisi dulu terima kasih atas obrolannya." kata karyawan itu meninggalkan Jena.
Jena heran karyawan disini malah tanya dengan dia ya aku jawab sebisaku kata Jena sambil masuk ke ruang wawancara.
Bersambung….