Jena selesai ditanya terus bergegas masuk ke ruangan wawancara disitu sudah ada orang lain yang juga ikut melamar kerja seperti dia.
Kemudian Jena duduk dekat yang lainnya di kursi yang masih kosong, mereka semua kelihatan tegang Jena tidak merasa begitu sebab bagi Jena semua usahanya ini dijalani dengan hati yang senang.
Mulailah wawancara itu dimulai dengan yang datang awal sepertinya Jena tadi yang terakhir datangnya sebab ditanya karyawan tadi, selesai yang nomor satu dilanjutkan dengan selanjutnya, Jena menunggu dengan sabar menurut Jena yang terakhir ah….masih lama.
Sementara ibunya Jena di rumah sedang ngobrol dengan para pembeli.
"Bu Ima sebentar lagi Jena selesai kuliahnya lalu dia akan kerja dimana?" tanya salah seorang ibu pembeli di warungnya.
"Jena sekarang baru ikut tes Bu entah diterima entah tidak semoga nasibnya baik." jawab ibunya Jena.
"Ya Bu sebab Jena itu anak pandai dia wawasannya juga banyak semoga saja Jena beruntung." jawab ibu tadi.
Selesai ngobrol ibu itu langsung pulang kemudian ibunya Jena meneruskan pekerjaan dapur sebab tadi memasak belum selesai ada pembeli.
Di kantor tempat Jena tes wawancara sampai pada giliran Jena, lantas Jena masuk ke ruangan tes setelah namanya dipanggil, waktu Jena masuk ke ruangan tersebut Jena bengong saat melihat orang yang akan mewawancarai dirinya.
"Bukannya bapak yang tadi bertanya sama aku?" tanya Jena.
"Silahkan duduk…. memang tadi saya hanya mengetes kamu bisa menjawab dengan baik apa tidak." jawab karyawan itu dengan tersenyum.
"Maaf pak saya jadi salah tingkah ini mendapat urutan terakhir jangan-jangan jawab saya keliru." ucap Jena.
"Begini Jena tadi kamu sudah saya wawancarai sekarang tidak ada lagi yang aku tanyakan cukup tadi saja pertanyaannya." ucap karyawan itu.
"Begitu pak terima kasih banyak kalau begitu atas semuanya." jawab Jena.
"Memang kamu benar ingin kerja di perusahaan ini?" tanya karyawan itu.
"Benar pak memang pekerjaan ini yang saya harapkan." jawab Jena.
"Selamat ya Jena kamu diterima bekerja di kantor ini semangat kalau kerja mulai Minggu depan kamu bisa langsung bekerja." ucap karyawan itu.
"Ini berita benar pak tidak bohong aku tidak mimpi?" tanya Jena terkejut.
Karyawan kantor itu hanya tersenyum melihat reaksi Jena bisa bergabung dengan perusahaannya semoga dengan kehadiran Jena di kantor ini bisa membawa kantor semakin maju, sebab karyawan itu melihat Jena cukup enerjik anaknya.
Selesai Jena diberitahu tentang dia diterima kerja dikantor tersebut Jena langsung dipersilahkan pulang dengan senang hati Jena terus keluar dari kantor itu dia langsung pulang dengan mengendarai motornya.
***
Diperjalanan pulang Jena merasa senang sebab dia bisa langsung kerja selesai kuliah Jena sudah tidak sabar lagi untuk memberitahu ibunya bahwa dia Minggu depan langsung bisa masuk kerja.
Setelah bebrapa saat dalam perjalanan pulang ke rumah Jena sampai juga di ruamhnya Jena bergegas memarkir motornya terus berjalan masuk ke dalam rumah.
"Ibu….ibu!!!…" panggil Jena.
"Jena ibu ada di dapur sedang memasak hampir selesai nih." jawab ibunya Jena.
Lantas Jena langsung masuk ke dapur menghampiri ibunya dengan wajah ceria.
"Aduh….anak ibu keliahtannya sedang gembira wajahnya cerah banget." ucap ibunya Jena.
"Wajahnya cerah dong Bu Minggu depan aku sudah mulai kerja aku diterima di kantor itu." jelas Jena.
Ibunya Jena sangat gembira sebab anaknya bisa langsung kerja beruntung benar Jena kata ibunya Jena dalam hati.
"Ibu tadi aku akan masuk ke ruang wawancara ada seorang karyawan kantor itu menanyakan beberapa pertanyaan dengan sana ya aku jawab sebisaku, ternyata ibu karyawan itu yang mewawancarai orang yang ikut melamar di kantor tersebut, sewaktu giliran aku yang terakhir diwawancarai aku bengong ternyata bapak tadi, dia malah tersenyum lalu aku tidak ditanya lagi sebab tadi sudah ditanya." jelas Jena cerita dengan ibunya panjang lebar.
Ibunya Jena hanya tertawa mendengar cerita anaknya memang wawancara dengan cara begitu tidak diketahui orang pasti jawabannya apa adanya tidak dibuat-buat.
Sedang Jena saja pasti tadi menjawabnya menurut yang dia ketahui dan ternyata itu yang didengar orang mengetes Jena.
"Sudah Bu aku akan santai sebentar stres rasanya tadi menunggu giliran diwawancarai." ucap Jena.
Kemudian Jena duduk di warung sambil membuka hpnya dia melihat berita di hp lho kok ada bencana wah….gawat tempat wisata disitu aman enggak sih aku belum kerja sudah ada bencana semoga saja tidak di daerah yang tamu kantor akan minta wisata.
Kemudian Jena menutup hpnya agar tidak memikirkan tentang bencana itu, lalu Jena membantu ibunya saja menyiapkan makan siang.
"Katanya akan santai menghilangkan stres?" tanya ibunya.
Jena hanya tertawa ditanya ibunya namun Jena tidak menjelaskan kepada ibunya tentang apa yang dilihat di hpnya.
***
Satu Minggu kemudian Jena sudah siap akan pergi ke kantor dia terburu-buru karena hari ini hari pertama Jena mulai kerjanya makanya harus yang pagi biar mengetahui situasi kantor.
"Lusi kak Jena berangkat dulu tidak bisa bareng sama kamu sebab hari ini hari pertama kakak kerja." ucap Jena.
"Baik kak nanti biar Lusi naik angkot saja aku juga persiapan lebih pagi." jawab Lusi.
Selesai pamitan dengan Lusi lalu Jena mendekati ibunya yang duduk di warung.
"Ibu Jena berangkat dulu Lusi biar naik angkot." ucap Jena.
"Nanti biar ibu yang menyuruh cepat-cepat kalau di depan cermin bisa-bisa terlambat nanti." ucap ibunya Jena.
Setelah pamit dengan ibu dan adiknya lantas Jena naik motornya terus menjalankan menuju kantor, sampai kantor masih agak sepi belum banyak orang yang datang.
Kalau masih sepi begini Jena bisa melihat-lihat kantor ruangan apa saja yang ada dikantor ini, waktu Jena melihat ruangan kantor tempatnya cukup luas disitu ada seorang pria sedang duduk sambil menulis apa Jena tidak tahu, waktu melihat Jena orang itu terus menyapa Jena.
"Halo kamu karyawan baru disini?" tanya seorang laki-laki yang sudah bekerja disitu beberapa tahun.
"Iya kenalkan namaku Jena." ucap Jena.
"Kenalkan namaku marco ini tempat meeting sekali dalam satu bulan diadakan rapat di perusahaan ini." ucap Marco.
"Oya…bang aku karyawan baru katanya kalau ada tamu kantor ingin wisata harus ada seperti pemandu wisata atas kemauan tamunya akan kemana atau dari kantor yang memilihkan?" tanya Jena.
"Pastinya kantor yang menentukan dicarikan tempat yang indah para tamu mana tahu tempat yang indah." kata Marco.
"Betul juga bang mari bang aku akan ke ruangan aku." kata Jena meninggalkan Marco yang masih mencatat untuk meeting nanti.
Jena berjalan menuju ruang kerjanya sambil berkata dalam hati Marco ganteng banget dia sudah mempunyai pacar apa belum, semoga belum mempunyai pacar sehingga aku bisa dekat dengan Marco.
Bersambung...