"Tidak, aku tidak mau pergi berbelanja denganmu."
Hanya saja, walaupun itu yang Apple katakan, tapi tentu saja dia tidak bisa menolak ketika Jayden memaksa untuk pergi berbelanja dengannya.
Maka dari itu, di sinilah dirinya sekarang beberapa jam kemudian setelah makan siang itu dan melewati dua meeting yang harus dihadiri oleh Jayden.
Apple menggunakan masker untuk menutupi wajahnya dan juga topi, sehingga tidak akan ada seorang pun yang akan mengenali dirinya saat ini.
Dan kalau pun ada wartawan yang menangkap fotonya bersama dengan Jayden sekarang, mereka tidak akan mengetahui identitas diri Apple.
"Bagaimana kalau sampai ada gossip mengenai hal ini?" Apple bertanya, bersungut- sungut ketika dia berjalan di samping Jayden untuk masuk ke dalam sebuah pusat perbelanjaan terkenal di kota A.
Tentu saja pusat perbelanjaan ini adalah milik keluarga Tordoff. Apple bahkan merasa kalau keluarga ini memonopoli ekonomi di kota ini.
"Bukan masalah, itu bukan pertama kalinya terjadi seperti itu, bukan?" Jayden mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh.
"Kau benar- benar tidak pernah menganggap serius hal semacam ini," Apple berkata, menyadari kalau Jayden memang beberapa kali pernah digosipkan dengan orang lain, tapi dia sendiri tidak pernah menanggapinya dengan serius.
"Karena memang tidak ada wanita yang membuatku ingin menjalani hubungan yang serius," jawab Jayden dengan jujur.
Apple tidak melirik ke arah pria yang berjalan di sampingnya tersebu dan mendapati Jayden tengah menyeringai. Dia memang sulit sekali terlihat serius kalau bukan ketika dia menghadapi orang- orang yang menjadi musuhnya.
Bahkan saat ini, Apple merasa kalau Jayden ini hampir normal. Dia merasa kalau pria yang telah menyiksa pria lainnya untuk mendapatkan informasi beberapa malam lalu adalah bukan dirinya.
"Jangan menatapku terlalu lama, kau bisa jatuh pada pesonaku," ledek Jayden ketika mendapati Apple mencuri- curi pandang ke arahnya. "Aku sudah berjanji pada Pyro untuk tidak menggodamu, tapi kalau kau tergoda, berarti bukan salahku, bukan?" Jayden winked at her.
Apple memutar bola matanya ketika melihat pria itu bersikap demikian, tapi sebelum dirinya bisa membalas kata- kata tersebut, seseorang menghubungi Jayden.
"Kau masuklah lebih dulu, aku akan menerima panggilan ini," ucap Jayden sambil mengangkat panggilan telepon tersebut.
Apple tidak menunggu lama, dia lalu segera berjalan masuk ke dalam sebuah toko branded yang menjual jaket dan beberapa pakaian dan mulai mencari- cari di sana, sementara itu, Jayden melihat ke arah mana Apple pergi, barulah setelah itu dia meladeni penelponnya.
Di sisi lain, Apple tengah memilah- milah pakaian dan mendapati sebuah jaket yang menarik perhatiannya, dia lalu meminta seorang karyawan toko tersebut untuk mengambilkan jaket tersebut untuknya.
Hanya saja, ketika karyawan wanita itu telah mengambilnya dan hendak memberikannya pada Apple, sekelompok pria berjalan mendekat ke arah mereka dan mengambil jaket yang tengah dia pegang.
Ada tiga orang pria dan mereka terlihat masih muda, mungkin hanya satu atau dua tahun lebih tua daripada Apple, tapi dari penampilan mereka, dapat dengan mudah dikatakan kalau mereka adalah anak- anak dari keluarga kaya.
Tipe- tipe pria- pria muda yang hanya menghabiskan uang keluarga mereka untuk pamer kehidupan mewah mereka, tapi tidak tahu mengenai dunia bisnis sama sekali, karena yang mereka tahu hanyalah hiburan semata.
Tapi, Apple tidak membelinya, dia menatap pria berkaos hijau yang tengah memegang jaket yang dia inginkan dan dengan cepat merampasnya kembali.
"Hei!" seru pria tersebut dengan kesal karena jaket yang dia inginkan dirampas oleh gadis muda asing. "Itu milikku!" serunya dengan marah.
Ke tiga pria muda itu sangat tinggi, sepertinya hampir sama tinggi dengan Jayden, dan Apple mungkin hanya sebatas bahu mereka dan mereka semua terlihat sangat mengintimidasi, tapi tentu saja itu tidak cukup untuk membuat sang gadis mundur ketakutan.
Dan ketika pria pertama ingin merebut kembali jaket yang Apple pegang, dengan mudah dia menghindarinya dan gadis itu membelalakkan matanya dengan galak terhadap pria tersebut.
"Aku melihat jaket ini lebih dulu," protes Apple, dia tidak terima dengan cara pria ini, seandainya saja dia memintanya dengan baik, maka dia pun akan memberikannya, tapi cara yang dia gunakan sungguh tidak menyenangkan.
"Kau tidak akan sanggup membelinya, berikan saja jaket itu padanya," ucap pria kedua yang terlihat tengah menatap Apple dengan merendahkan, dia menjalankan matanya dari atas hingga ke bawah.
Apple yang hari itu tidak mengenakan pakaian bermerk dan terlihat sangat biasa saja tersebut, tentulah bukan sosok yang meyakinkan untuk memiliki uang yang cukup banyak.
Tapi, yang salah dari persepsi mereka adalah; Apple mungkin tidak memiliki uang sebanyak itu untuk membeli jaket yang mahal ini, tapi bukankah Jayden yang berjanji akan membelikannya jaket? Jadi bisa dikatakan, mereka akan mengadu kekayaan dengan Jayden Tordoff, dan Apple tidak yakin mereka memiliki uang lebih banyak daripada pria menyebalkan itu.
"Aku sanggup membelinya," jawab Apple dengan ketus, dia lalu membalik badannya dan berniat untuk berjalan ke kasir ketika dia melihat Jayden telah selesai dengan teleponnya dan tengah berjalan menghampiri dirinya.
Tapi, pria ketiga justru hendak menahannya dengan memegang bahunya.
Mungkin ini hanyalah sebuah refleks yang berlebihan, tapi reaksi Apple selanjutnya tentu membuat pria itu menyesal telah menyentuhnya.
Apple tidak ragu- ragu untuk melemparnya ke seberang ruangan, begitu dia menggenggam tangan pria itu dan membuat sebuah manekin ikut jatuh menimpa pria malang tersebut.
"Kurang ajar kau!" seru dua pria lainnya, mereka berusaha untuk membantu teman mereka yang jatuh. "Tahan dia! Jangan biarkan dia keluar dari toko ini!"
Di kejauhan, ketika melihat hal ini, Jayden berhenti berjalan dan terkesima untuk sesaat, tapi melihat ekspresi marah dari Apple, dia justru tertawa pelan.
Ini akan menyenangkan.
Jayden ingin tahu keributan apa yang telah Apple timbulkan, maka dari itu dia mempercepat langkahnya agar tidak ketinggalan adegan menarik selanjutnya.
Di sisi lain, ketika mendengar keributan tersebut, beberapa orang segera datang untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, sementara pegawai wanita muda di toko itu segera memanggil security untuk mengamankan Apple dan juga memanggil managernya untuk menyelesaikan masalah ini.
Acara shopping ini justru berubah menjadi kekacauan…