Chereads / My Fierce and Lovely Bodyguard / Chapter 33 - PERUBAHAN

Chapter 33 - PERUBAHAN

Misha ikut dalam misi ini karena memang selama ini dia jugalah yang telah membantu Jayden dalam mencari tahu mengenai keberadaan organisasi tersebut dan menemani Jayden dalam setiap pengejaran seperti ini.

Dan satu- satunya alasan mengapa Jayden tidak melibatkan pihak yang berwenang dalam hal ini, seperti polisi, karena mereka mendapatkan bukti yang valid kalau organisasi ini pun melibatkan polisi dalam setip operasinya.

Maka dari itu, tidak ada tempat yang benar- benar aman bagi mereka untuk berbagi informasi.

Dan terlebih lagi, Misha curiga kalau Jayden memiliki dendam pribadi terhadap ketua dari organisasi tersebut, ada hal yang terjadi ketika dia diculik lebih dari apa yang dia ceritakan pada mereka.

"Merasa nyaman di luar sana?" tanya Jayden melalui sambungan teleponnya, sementara dia melihat motor yang dikendarai Apple berada di sisi mobilnya. Gadis itu menggunakan earphone yang tersambung ke helmnya untuk berkomunikasi dengan Jayden. "Kau bisa masuk ke dalam mobil sekarang kalau kau mau," Jayden menawarkan hal ini pada Apple.

"Tidak terimakasih," jawab Apple, yang kemudian mempercepat laju motornya, mendahului mobil- mobil di depannya, tapi tetap saja karena dia masih tersambung dengan Jayden melalui telepon, maka dia tidak bisa benar- benar meninggalkan pria tersebut.

"Kau akan sakit kalau hujan- hujanan seperti itu," Jayden berkata dengan nada ringan dan hampir terdengar seperti dirinya tengah meledek Apple karena dia lebih memilih untuk mengendarai motor daripada naik ke dalam mobil dan membiarkan seorang supir menyupirinya.

Sementara itu, hujan di luar sana turun semakin lebat dan membuat jarak pandang menjadi pendek. Salah satu kondisi cuaca yang tidak disukai oleh Jayden sama sekali.

Tapi, sepertinya hal ini tidak mengganggu Apple sama sekali, karena gadis itu mengendarai motornya dengan tanpa masalah apapun.

"Tidak terimakasih. Aku akan sampai di sana lebih dulu dan melihat situasi," jawab Apple dan karena berbicara dengan Jayden menguras konsentrasinya dia lalu mematikan alat komunikasi tersebut, setelah berkata. "Sampai bertemu di sana."

Di sisi lain, di dalam mobil, Jayden hanya bisa mengerutkan keningnya ketika melihat sambungan telepon yang Apple putuskan.

Gadis ini benar- benar mengkhawatirkan. Dia terlalu berani...

====================

Dengan mengendarai motor, tentu Apple dengan mudah sampai di tempat tujuan lebih dulu daripada Jayden ataupun Misha, kemungkinan mereka akan sampai sepuluh menit dari sekarang.

"Aku sudah sampai," ucap Apple saat Jayden mengangkat panggilan teleponnya di detik pertama, dia lalu memarkirkan motornya di tempat yang cukup tersembunyi dan berjalan ke arah dermaga.

"Tunggulah di tempat yang telah kita sepakati," ucap Jayden memberitahukan Apple. Tapi kemudian dia merasakan dorongan untuk menekankan hal ini. "Jangan melakukan apapun dulu. Diamlah di sana."

"Okay, okay…" ucap Apple sambil berjalan menuju titik yang memang telah mereka sepakati untuk dapat melihat kondisi di tempat ini dengan lebih baik. "Aku menuju ke titik pertemuan."

Apple berjalan ke arah tempat mereka akan bertemu, yaitu di gudang C, dimana ada dua kargo besar yang berada di sana dan Apple bersembunyi di balik sebuah truk container yang membawa pasir.

Ada beberapa orang yang mencurigakan berlalu lalang di sekitar Apple, tapi dia dengan mudah menyembunyikan dirinya, jauh dari mata mereka.

Kondisi yang hujan dan pandangan mata yang menjadi buram, sangat membantu Apple dalam bersembunyi, hanya saja tentu seluruh tubuhnya basah kuyup dan tertutup lumpur dalam aksinya kali ini.

Apple menggerutu karena dia menggunakan sepatu barunya dan tidak yakin kalau sepatu ini akan selamat dalam kondisi seperti ini.

Seharusnya dia menggunakan sepatu lamanya saja.

Tapi, saat Apple bersembunyi itulah dia melihat kawanan orang yang menodongkan senjatanya pada seorang pria, ketika dia baru turun dari salah satu container yang tertutup.

Entah apa yang mereka bicarakan, tapi di detik berikutnya pria itu jatuh ke tanah dan tidak lagi bergerak.

Sepertinya mereka menggunakan peredam dalam pistol mereka hingga membuat Apple tidak mendengar suara letusan senjata dan juga tidak menarik perhatian dari orang- orang di sekitarnya.

Dan ketika pria itu tumbang, jatuh ke tanah dengan darah yang mengalir deras di atas tanah yang basah karena hujan, dua orang pria maju dan membuka rantai container yang menguncinya.

Mereka meneriakkan sesuatu ketika pintu container telah terbuka, kata- kata yang Apple tidak dapat tangkap dengan baik karena derasnya hujan disekitarnya.

Tapi setelah beberapa saat, Apple tidak perlu mengerti apa kata yang mereka ucapkan, karena setelah itu ada beberapa orang yang berjalan keluar dari dalam container tersebut, yang terdiri dari anak- anak dan remaja yang berusia sekitar delapan tahun hingga delapan belas tahun.

Mereka berjalan dengan takut- takut, keluar dari container tersebut dengan sebuah pistol tertodong ke arah kepala mereka.

Beberapa anak- anak yang lebih kecil terlihat menangis ketakutan dan memanggil ibunya, tapi para pria itu justru berteriak dengan marah, menyuruh mereka untuk diam.

Apple mengerutkan keningnya ketika dia melihat seorang pria menarik seorang gadis remaja berambut pendek, yang tampak sangat ketakutan.

Ada sedikit perdebatan antara pria tersebut dengan rekannya, yang mana akhirnya dimenangkan oleh pria tersebut.

Dia menarik gadis remaja itu menjauh dari rombongannya dan menyuruhnya berjalan ke arah tempat Apple bersembunyi.

Pada awalnya Apple tidak mengerti mengapa dia memisahkan gadis tersebut, tapi begitu mereka mendekat dan dia melihat sorot mata penuh nafsu dari pria tersebut ketika menatap gadis di hadapannya, Apple tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ini bukanlah hal yang bisa Apple diamkan begitu saja.

Pria itu membawa gadis tersebut tepat ke belakang container tempat Apple bersembunyi, tapi dia masih tidak menyadari kehadirannya di sana.

Apple begitu dekat dengan pria itu sampai dia dapat mendengar tangisan gadis tersebut ketika pria itu mulai menyentuhnya.

"Aku tidak bisa membiarkan ini…" ucap Apple ke sambungan telepon yang masih tersambung itu.

"Membiarkan apa?" tanya Jayden, suaranya terdengar tegas dan antsy. "Apple, jangan bertindak gegabah."

Tapi di sisi lain, Apple tidak bisa tinggal diam ketika mendengar teriakan minta tolong dari gadis tersebut yang begitu memilukan.

"Change of plan, Jayden," ucap Apple, dia lalu memeriksa pistol di pinggangnya, tapi justru mengambil pilihan menggunakan pisau yang dia bawa, terikat di pergelangan kakinya karena ini akan tidak terlalu berisik.