"Aku ingin kau mengambil alih pekerjaanku untuk sementara waktu," ucap Pyro, yang kemudian dapat melihat wajah putrinya berubah seketika itu juga begitu dia selesai memberitahukan apa yang ada di dalam pikirannya.
"Apa maksudmu?" Apple sepertinya tahu alasannya, tapi dia ingin memastikan hal tersebut pada ayahnya terlebih dahulu sebelum dirinya menarik kesimpulan.
"Aku ingin kau bekerja untuk Mr. Tordoff untuk sementara waktu sampai dia mendapatkan penggantiku." Kali ini Pyro memberikan sediki penjelasan mengenai permintaannya tersebut dan tentu saja itu tidak membuat suasana hati Apple menjadi lebih baik.
"Apa?" Apple mengerutkan keningnya, ekspresi wajahnya menunjukkan kalau dirinya tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Bagaimana bisa ayahnya itu meminta dirinya untuk bekerja pada Jayden Tordoff? "Ayah tidak serius menyarankan hal ini, bukan?" dia terdengar sedikit skeptis ketika menanyakan hal tersebut.
Apple masih berharap kalau ayahnya tidak benar- benar menyuruhnya bekerja pada pria menyebalkan itu.
Bersama dengan Jayden selama beberapa saat saja sudah merupakan hal yang tidak menyenangkan, tapi sekarang ayahnya justru menyarankan agar dirinya menjaga pria itu? Yang benar saja… lelucon macam apa ini?
"Tentu saja ayah serius." Pyro mengambil tangan putrinya dan menangkupkan tangannya di atasnya. "Ini hanya untuk sementara, sampai dia mendapatkan orang yang dapat dia percayai." Pyro berusaha membujuk putrinya tersebut.
"Lalu kenapa harus aku?" tanya Apple, dia masih sangat enggan untuk berada di dekat pria itu. Jayden seperti sebuah disease yang harus dihindari, belum lagi dengan cara bicaranya yang cenderung arogan dan sikapnya yang seenaknya saja.
"Karena kau kurang lebih telah mengenalnya dengan cukup baik," jawab Pyro.
Apple mengangkat alisnya ketika mendengar penjelasan tersebut, seolah meminta ayahnya untuk menjelaskan dengan lebih detail lagi mengenai kata- katanya barusan.
"Mengenalnya dengan cukup baik?" Apple mengangkat alisnya dengan penuh pertanyaan, apa yang ayahnya maksud dengan mengenal Jayden Tordoff dengan cukup baik? "Maksud ayah, karena kau sering bercerita mengenai keluarga Tordoff, maka dari itu kau berpikir kalau aku mengenalnya dengan cukup baik?"
Pyro mengangguk, mengiyakan tebakan putrinya tersebut dan ini membuat Apple menjadi frustasi, bagaimana bisa ayahnya mendasarkan pada hal semacam itu?
"Ayah kau tidak bisa memaksaku untuk melakukan ini," Apple protes.
"Tolonglah, mereka sudah seperti keluarga bagi ayah," Pyro meminta putrinya tersebut dengan sungguh- sungguh.
Dan kemudian diskusi mengenai hal ini berlangsung dengan sangat sulit dimana Apple terus menerus menolak rencana ayahnya untuk memintanya agar tidak menolak permintaannya tersebut.
Tapi, bagaimana mungkin Apple menerima pekerjaan tersebut?
Apple saja bahkan hampir tidak bisa tahan berada di dekatnya, jadi bagaimana dia bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan pria itu? Berapa jam yang harus dia habiskan dengannya? Dua puluh empat jam bersamanya? Itu saran paling tidak masuk akal yang pernah dia dengar.
"Tentu saja kau tidak perlu bersama dia selama dua puluh empat jam penuh, sayang…" Pyro hampir terdengar seperti akan tertawa ketika mendengar gerutuan putrinya tersebut. "Tentu kau hanya perlu bekerja sesuai waktu saja, kau masih akan dapat menikmati hari liburmu."
Apple menggerutu dengan kesal, menghela nafas dalam- dalam, menunjukkan kalau dia tidak menyukai rencana ini.
"Dia akan baik- baik saja," ucap Apple. "Dia bukan lagi remaja yang bisa dengan mudahnya diculik."
Tapi, ketika mendengar kalimat terakhir Apple, Pyro segera meraih tangan putrinya tersebut dan menatapnya dengan dalam. "Jangan pernah menggunakan kalimat tersebut di hadapannya, bahkan kalau itu hanyalah sebuah lelucon, okay?"
Apple mengerti betapa traumatisnya Jayden Tordoff akan kejadian tersebut, walaupun dia tidak menunjukkannya, tapi ayahnya cukup tahu untuk dapat mengatakan hal tersebut.
"Jadi, kau akan mengambil pekerjaan ini, bukan?" tanya Pyro dengan penuh harap, tapi yang dia dapat adalah gerutuan dari putrinya.
===================
Hari ini, Pyro diizinkan untuk pulang dan Apple akan menemaninya selama dua hari dan baru pada hari ketiga lah dia akan bekerja untuk Jayden.
Dan khusus untuk hari ini, Jayden mengosongkan kegiatannya seharian hanya untuk bisa menemani Pyro kembali pulang ke rumah.
Tentu saja Jayden tidak mengatakan kalau dirinya terlibat masalah yang menyebabkan Pyro harus masuk rumah sakit, tapi dia memang mengatakan kalau Pyro sempat masuk rumah sakit karena kondisinya yang sudah tua dan menjadi terlalu mudah sakit- sakitan.
Dengan alasan itu, dia bisa melimpahkan urusan perusahaan pada Misha dan kakaknya Alina, yang memang lebih baik dalam mengelola bisnis tersebut, sementara dirinya lebih senang bekerja di belakang layar.
"Mau kemana kau?" tanya Jayden.
"Aku akan membelikan makan malam," jawab Apple dengan singkat.
"Kau bisa membelikanku apa saja, tapi aku tidak makan makanan laut," Jayden berpesan ketika dia telah keluar dari kamar Pyro dan menadapati Apple akan keluar dari rumah.
"Kau akan makan malam di sini?" tanya Apple dengan wajah tidak senang.
"Tentu saja," jawab Jayden dengan nada pasti.
"Kenapa kau tidak pulang saja?"
Jayden memicingkan matanya. "Apakah aku baru saja diusir? Aku merasa kalau aku baru saja diusir."
"Baguslah kalau kau merasa," ucap Apple dengan ringan dan lalu keluar dari rumah, tanpa menunggu jawaban balasan dari Jayden. "Jangan berharap aku membelikanmu makanan, maka dari itu pulanglah."
"Ck, dia bahkan sama sekali tidak berpura- pura untuk tidak membenciku."
==================
Tempat makan yang Apple tuju benar- benar ramai sore ini dan dia harus mengantri cukup lama untuk mendapatkan makanan yang dirinya dan ayahnya sukai.
Maka dari itu, dia pulang lebih terlambat dari seharusnya.
Tapi, ketika dia terburu- buru untuk sampai di rumah, seorang pria mencegatnya tepat di ujung jalan, sebelum dia dapat berbelok dan mencapai rumahnya.
Apple mengenali pria ini.
"Aku menghubungimu sejak dua hari yang lalu, lalu kenapa kau tidak menjawab panggilanku?" pria itu berkata dengan dingin dan mecegat jalan gadis tersebut.
Tentu saja Apple mengenali pria itu. Dia adalah kekasihnya, atau bisa dikatakan mantan kekasihnya.
"Kau seharusnya tahu kalau panggilan teleponmu tidak kuangkat itu berarti aku tidak ingin berhubungan denganmu lagi," jawab Apple dengan sinis, matanya dengan tajam menatap pria di hadapannya dan ekspresi wajahnya seketika itu juga semakin muram ketika dia melihat Jayden keluar dari rumah dan hendak berlari ke arahnya. "Pergilah dari sini sekarang juga, aku muak melihatmu," geram Apple.
Tapi, hal yang tidak Apple antisipasi adalah pria di hadapannya ini segera mengamuk atas kata- kata kasar yang dia lontarkan.
"BERANI SEKALI KAU BICARA SEPERTI ITU PADAKU!?" serunya dengan marah.
Dan karena saat itu perhatian Apple berada pada Jayden yang hendak menghampirinya, dia tidak sempat menghindari tamparannya.