Angel sangat kesal lantaran banyak sekali artis-artis dari dunia entertainment, yang mencoba untuk mendongkrak popularitas lewat namanya. Seperti contoh mereka ingin sekali dekat dengannya dengan alasan menyukai atau mengidolakan entah dalam bentuk apapun itu, agar bisa sering-sering diberitakan di media sosial karena apapun yang bersangkutan dengannya, pasti selalu menjadi viral dan itu sangat mengganggu Angel dan juga kehidupan pribadinya.
"Ya begitulah resikonya kalau kerja di dunia entertainment, mau apapun itu yang kamu lakukan pasti bakalan diliput sama wartawan, karena memang kerjaan mereka mencari-cari berita dari para artis yang lagi booming, kalau artis tersebut lagi enggak booming ngapain juga diliput? Tapi aku salut sih walaupun kamu sering dicap sebagai artis sombong, terus juga jarang sekali muncul di acara talk show, banyak artis-artis yang ikut-ikutan tidak suka sama kamu, belum lagi kamu yang tidak mau meladeni wartawan tapi buktinya wartawan tetap mau mengejar-ngejar kamu dan meminta kamu untuk klasifikasi setiap gosip yang beredar di masyarakat," puji sang asisten.
"Kamu tahu sendiri kan, aku tidak meneladani mereka karena menurutku mereka itu tidak penting sama sekali. Banyak juga aktor-aktor yang pura-pura bilang suka, padahal cuma pengen dikejar wartawan aja karena dekat sama aku. Mereka tidak tahu saja, kalau aku tidak pernah percaya dengan laki-laki apalagi yang kerjaannya sama-sama dari di dunia entertainment. Mereka itu bulsyit!"
Angel sudah hafal betul bagaimana watak dan perilaku orang-orang yang kerja di dunia entertainment, sesuci apapun mereka pasti mereka punya dunia hitam yang tidak ditunjukkan kepada publik. Itulah kenapa Angel lebih suka berhubungan dengan laki-laki dari kalangan biasa, walaupun hubungan tersebut hanya sebatas pemuas saja tapi tetap ia tidak pernah mau kalau harus mencari dari dunia yang sama dengannya.
"Padahal ganteng loh, apalagi yang terakhir deketin kamu wajahnya kayak oppa Korea. Coba aja kalau dia naksirnya sama aku? Pasti enggak bakal aku tolak deh," ujar Laras yang sangat menyayangkan jika makhluk setampan itu harus disia-siakan.
"Ya udah besok-besok kalau ketemu lagi sama laki-laki itu, biar aku sampaikan kalau kamu suka sama dia." Angel tidak pernah keberatan kalau asistennya mau punya pacar dari kalangan manapun.
"Jangan kayak gitu juga, bisa habis aku kalau sampai dia tahu aku suka sama dia," ujar sang asisten.
"Memangnya kenapa? Bukannya malah bagus? Jadi kalian bisa pendekatan nantinya, dia kan juga tidak punya pacar," heran Angel membuat Laras memutar bola matanya dengan malas.
"Ya tapi dia ngomongnya kan suka sama kamu bukan sama aku," kekeuh Laras.
"Ya sudah tinggal kamu dekati saja dan berikan apa yang dia mau, kalau perlu berikan keperawanan kamu sama dia," saran Angel membuat sang asisten membulatkan matanya.
"Whattttt? Jangan gila deh, aku bukan kamu yang bisa seenaknya memberikan kesucianku kepada seorang laki-laki...UPS.." Laras langsung membungkam mulutnya dengan ke dua tangannya setelah keceplosan.
"Oh berani ya kamu ngomong kayak, gitu? Lihat aja nanti di akhir bulan, akan aku pastikan kamu tidak mendapatkan gaji utuh seperti biasanya," ancam Angel membuat Laras pura-pura memelas dan memohon agar tidak dilampiaskan kepada gajinya.
"Ayolah, aku tadi hanya bercanda saja aku tidak bermaksud meledek kamu seperti itu. Jangan potong gajiku, ya?" pinta Laras namun Angel tak menanggapinya dan lebih memilih memainkan ponselnya sambil terus pura-pura marah, padahal ia tidak pernah merasa tersinggung mau dikatain kayak bagaimanapun juga.
Sedangkan Alden dan Ferdi saat ini sedang berada di sebuah area bangunan, di mana bangunan tersebut berada di pusat keramaian dan ada beberapa ruko yang disewakan di sana. Sesuai dengan janji Alden berniat untuk menyewa salah satu ruko, agar bisa digunakan oleh Ferdi untuk berjualan daripada ia harus membiarkan teman barunya tersebut keliling ke sana ke mari untuk dalam mendapatkan penghasilan, lebih baik Alden mempergunakan uangnya yang ada di tabungan untuk membantu temannya.
"Jujur aku tidak tahu bagaimana caranya, nanti bisa mengembalikan uang yang kamu gunakan untuk menyewa ruko, apalagi rukonya sebesar ini. Belum lagi aku tidak tahu nanti jualanku bisa ramai atau tidak? Ruko ini begitu besar untukku, belum lagi nanti aku harus memikirkan jualanku yang tidak seberapa," ujar Ferdi begitu sudah berada di dalam ruko yang akan disewa oleh temannya.
"Kalau soal dagangan kamu tidak perlu khawatir, karena aku yang akan memodali semuanya. Kamu hanya tinggal menjalankan usahanya saja, nanti soal hasilnya kita bisa bagi hasil karena kebetulan aku ada rezeki lebih, jadi tidak ada salahnya kalau aku mengalokasikan uang tersebut untuk menjadikan sebuah usaha, walaupun bukan aku sendiri yang mengelolanya. Aku belum ada kepikiran buat bikin usaha apa? Jadi lebih baik kamu dulu yang bikin usaha," jelas Alden membuat Ferdi terharu dan langsung berhambur memeluk Alden.
"Padahal kita berdua hanya sebatas orang asing yang tidak sengaja dipertemukan, tapi kenapa kamu bisa langsung percaya sama aku untuk mengelola usaha ini?" tanya Ferdi membuat Alden tersenyum.
"Yang aku tahu adalah kamu teman pertamaku, saat aku menginjakkan kaki di kota ini. Kamu juga yang waktu itu udah berbaik hati menemani aku tidur di taman, hingga aku tidak diganggu oleh orang jahat yang kamu bilang sering berkeliaran di daerah sana," ujar Alden semakin membuat Ferdi merasa tidak enak dan punya hutang budi yang besar.
"Aku benar-benar berterima kasih kalau kamu udah percaya sama aku, aku janji akan mengelola usaha ini dengan semaksimal mungkin, sehingga kamu tidak kecewa memasrahkan usaha ini kepadaku." Ferdil tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur, karena sudah dipertemukan dengan orang yang baik dan mau memberikannya tempat tinggal dan usaha yang jauh lebih layak.
"Sudahlah jangan terus-menerus berterima kasih, kamu anggap saja semuanya adalah rezeki yang Tuhan berikan untuk kamu tetapi lewat aku. Sebentar lagi ada barang-barang yang datang untuk memenuhi ruko ini, nanti juga ada orang yang akan bantuin kamu buat menurunkannya. Aku enggak bisa lama-lama di sini, karena aku harus buru-buru pulang ada orang yang udah nungguin aku di rumah," ujar Alden membuat Ferdi teringat sesuatu.
"Oya sekarang kamu tinggal di mana? Bukankah waktu itu kamu bilang kamu belum mendapatkan kos-kosan?" tanya Ferdi.
"Emm nanti kapan-kapan aku kasih tahu di mana aku tinggal sekarang, ya sudah kalau gitu aku balik dulu," pamit Alden.
"Hati-hati di jalan kamunya dan sekali lagi terima kasih," ucap Ferdi sembari melambaikan tangannya.
Di samping rasa bahagia dan rasa syukurnya yang tiada henti, Ferdi merasa ada yang aneh dengan semua yang diberikan Alden padanya.
"Dia dapat duit darimana ya sebanyak itu?" gumam Ferdi.
JANGAN LUPA TAMBAHKAN KE RAK DAN TINGGALKAN REVIEW JUGA GAESSS, TERIMAKASIH.