"Aku bukannya sudah tidak memperkerjakan mereka di rumah ini, hanya saja aku memanggil mereka satu minggu sekali karena aku ingin mempunyai waktu yang bebas dan aku tidak ingin diganggu oleh siapapun, ketika aku menginginkan untuk melakukan apapun yang di rumahku," jelas Angel sembari melepaskan pakaiannya satu persatu.
"Harusnya kamu memperkerjakan mereka tiap hari, jadi aku ada temannya di rumah kalau kamu lagi kerja atau ke luar kota," ujar Alden.
"Sudah kubilang aku ingin punya waktu yang bebas dan aku sudah punya rencana untuk mendaftarkan kamu, di salah satu kampus untuk melanjutkan kuliah lagi. Kamu mau, kan?" tanya Angel.
"Kuliah? Mau ngapain? Aku bahkan udah enggak kepikiran pengen kuliah, aku pengen kerja aja ya walaupun sampai sekarang aku belum tahu pengen kerja apa? Tapi mendingan kerja aja jadi biar bisa dapat duit, kalau harus kuliah dulu kan itu artinya aku harus ngumpulin duit buat bayar uang kuliah. Zaman sekarang biaya buat kuliah itu enggak sedikit jadi pikir-pikirlah kalau mau kuliah," tolak Alden membuat Angel menghela nafasnya.
"Emangnya kamu tidak mau kalau suatu saat nanti mendapatkan pekerjaan yang bagus? Tentunya yang setara dengan pendidikan kamu yang bagus pula?" bujuk Angel.
"Ya mau sih tapi kan tidak harus kuliah lagi, aku males banget kalau disuruh mikir," kekeuh Alden menolaknya.
"Sekalipun aku yang membayarkan kuliahnya, kamu tetap malas-malasan? Kamu tetap tidak mau mikir?" kesal Angel.
"Aku mau nyari kerja aja aku enggak mau kuliah, aku bukannya tidak menghargai kamu yang mau membiayai kuliahku tapi sayang banget duitnya kalau buat sesuatu yang aku sendiri tidak berminat. Kalau dari awal aku tidak minat dengan sesuatu hal, pasti nanti ke depannya aku bakalan tidak memperdulikan hal tersebut," ujar Alden akhirnya membuat Angel mengalah.
"Ya sudah kalau begitu, karena kamu pengen kerja gimana kalau kamu kerja sebagai sopir pribadiku?" tawar Angel.
"Sopir? Tapi bukannya kamu sudah punya sopir pribadi, ya?" heran Angel.
"Iya, nanti sopirku yang sebelumnya akan aku tugaskan untuk mengawal asistenku ke manapun itu. Sedangkan kamu yang akan mengawal aku ke mana-mana, nanti aku akan memberikan kamu bayaran setiap minggunya. Bagaimana? Aku tidak akan memberikan tawaran untuk yang ke dua kalinya kalau kamu menolak untuk yang ini?" bujuk Angel membuat Alden berpikir sejenak.
Padahal rencananya Alden pengen membuka sebuah usaha, mumpung uang di tabungannya masih cukup. Tapi sepertinya tidak ada salahnya untuk menerima tawaran dari Angel menjadi sopir pribadinya, pasti lumayan bayarannya kalau kerja sama artis.
"Ya udah deh aku mau," ucap Alden.
"Seriusan kamu mau? Tapi kamu tahu kan kalau jadwal kerja artis itu tidak menentu, maksudku adalah kamu harus siap jam berapa pun itu aku minta untuk diantarkan ke lokasi shooting? Kerja di dunia entertainment itu tidak selalu terjadwal waktu kerjanya, bisa tiba-tiba shootingnya jamnya dipindahin subuh misalnya, nah contoh kecil yang kayak gitu kamu harus siap." Angel menjelaskannya dari awal supaya nanti kalau sudah mulai kerja ikut dengannya tidak kaget lagi.
"Kapan aku bisa mulai kerja?" tanya Alden.
"Emm kamu siapnya kapan? Kalau besok kamu siap, ya besok kamu ikut aku ke lokasi untuk terakhir sebelum aku mengambil cuti," ujar Angel membuat Alden keheranan.
"Kamu mau ngambil cuti? Memangnya kamu mau pergi ke mana? Jangan bilang kalau kamu mau pergi ke luar kota, lagi? Astaga, kamu aja baru pulang dari luar kota masa mau pergi, lagi? Terus aku ditinggal di rumah sendirian, gitu?" protes Alden yang entah kenapa malah membuat Angel tersenyum gemas melihatnya.
"Kalau kamu tidak mau tinggal di rumah sendirian, bagaimana kalau kamu ikut saja sama aku?" tawar Angel.
"Memangnya kita mau pergi ke mana?" tanya Alden.
"Aku pengen pergi ke suatu tempat yang bisa membuat aku tenang dan jauh dari orang-orang yang hanya bisa memanfaatkan aku saja," ujar Angel membuat Alden berpikir.
"Di manakah itu?" herannya.
"Kamu mau ikut sama aku atau tidak?" tawar Angel.
"Emm emang boleh aku ikut sama kamu? Kan tadi kamu bilang mau pergi ke tempat yang tenang, itu artinya kan kamu tidak ingin ada seorangpun yang mengganggu?" ujar Alden.
"Kalau kamu mau ikut justru aku malah senang, jadi aku tidak akan sendiri ke mana-mana. Lusa akan aku pesankan tiket pesawat juga buat kamu, kamu tidak perlu banyak tanya ke mana aku akan membawa kamu pergi. Kamu hanya cukup ikut denganku dan temani aku saja," jelas Angel yang diangguki oleh Alden.
Seperti biasa malam harinya mereka tidur bersama di kamarnya Angel, padahal Alden punya kamar sendiri yang letaknya tidak jauh dari kamarnya Angel, tapi tetap saja Angel selalu meminta untuk Alden menemani tidur di kamar.
"Selama aku tidak ada di rumah, kamu tidak membawa siapapun ke rumah Ini kan terutama cewek?" tanya Angel sembari naik ke atas ranjang.
"Tidak, aku tidak punya temen cewek di sini," jawab Alden yang juga merebahkan tubuhnya di samping Angel.
"Baguslah kalau begitu, aku tidak mau kalau kamu membawa siapapun itu orang asing masuk ke dalam rumahku," ujar Angel kemudian merapatkan jarak di antara mereka.
Angel tanpa sadar langsung memeluk Alden setelah beberapa hari mereka tidak bertemu dan tidak bisa saling bersentuhan, akhirnya mereka tidak terpisahkan lagi oleh jarak dan bebas melakukan apapun yang sebelumnya tidak mereka lakukan.
"Tidurlah, kamu pasti lelah, kan?" ujar Alden sembari mengelus rambut wanita cantik yang menidurkan kepalanya di dadanya.
"Iya, aku ngantuk banget dan aku tidak bisa tidur dengan nyenyak ketika di luar kota." Angel menarik selimutnya untuk menutupi tubuh ke duanya.
"Kenapa tidak bisa tidur dengan nyenyak? Pasti kamu banyak pikiran ya gara-gara gosip itu?" tebak Alden membuat Angel mendongakkan kepalanya.
"Gosip yang mana? Bukankah aku sudah melarang kamu untuk menonton televisi apalagi menonton acara gosip?" tegur Angel.
"Aku tidak menonton acara gosip di rumah ini, hanya saja waktu aku lagi nongkrong di tokonya temanku, aku tidak sengaja melihat berita di sana dan mereka sedang memberitakan kamu yang menolak seorang laki-laki yang menyatakan cintanya kepada kamu. Kalau boleh tahu kenapa kamu menolaknya? Bukankah dia artis juga? Kalau dilihat-lihat dia good booking juga, apa kamu tidak tertarik kepadanya?" tanya Alden yang kepo.
"Sudah jelas kalau aku menolaknya itu artinya aku tidak tertarik kepadanya, dulu dia pernah menyatakan cintanya tapi aku sudah pernah menolaknya, ke dua kalinya dia menyatakannya lagi dan aku pun menjawab dengan jawaban yang sama. Aku tidak peduli entah bagaimanapun pemberitaan media di luar sana terhadapku," ujar Angel membuat Alden mengangguk mengerti.
"Kalau aku yang menyatakan cinta sama kamu, apa aku juga bakalan ditolak?" tanya Alden.