Chereads / Hey Alden / Chapter 21 - Emosi Tingkat Tinggi

Chapter 21 - Emosi Tingkat Tinggi

"Brengsek! Berani sekali wanita itu menolak cintaku di hadapan semua orang? Sialan! Dia benar-benar mempermalukan aku, semua orang setelah ini pasti membicarakan soal penolakan yang dilakukan Angel," geramnya.

"Lagian kamu kan tahu sendiri kalau Angel tidak pernah tertarik sama kamu, terus kenapa kamu masih tetap nekat buat menyatakan cinta sama dia? Ya sudah kamu tanggung sendiri resikonya kalau kamu ditolak," sahut sang sahabat.

"Ya aku pikir dia enggak punya pacar, terus aku nembaknya juga di depan umum biasanya kalau cewek ditembak di depan umum dia bakalan merasa enggak enak kalau harus menolaknya, tapi ternyata tidak seperti yang aku bayangkan. Kenapa sih dia tidak seperti cewek-cewek pada umumnya?" kesal Danu.

Pernah beberapa kali satu lokasi syuting dengan Angel membuatnya merasa tertarik untuk memikat hati wanita cantik tersebut, akan tetapi tidak semudah seperti mendapatkan cewek-cewek di luar sana. Harusnya dengan ketampanan dan juga materi yang dia punya, sudah cukup untuk membuat wanita mana saja untuk jatuh hati kepadanya.

"Aku selama ini juga belum pernah melihat dia pacaran dengan sesama artis ataupun dengan laki-laki di luar kalangan entertainment, kehidupan asmaranya benar-benar tertutup dari media, hingga tidak ada siapapun yang bisa melacak apakah dia pernah berpacaran atau tidak? Oh jangan-jangan dia tidak suka sama laki-laki? Makanya dia enggak pernah pacaran?" tebak sang sahabat.

"Huss, jangan ngawur kalau ngomong. Mana mungkin cewek secantik dia enggak suka sama laki-laki? Ya walaupun zaman sekarang banyak kaum yang suka sama sesama jenis, akan tetapi aku yakin dia tidak termasuk ke dalam golongan yang seperti itu," ujar Danu yang tidak terima cewek yang disukainya dituduh yang macam-macam.

"Kamu bisa menyimpulkan seperti itu, tapi kan kamu tidak tahu kenyataannya seperti apa? Kamu tidak mengenal Angel seutuhnya karena kamu hanya mengenal dari sisi luarnya saja, itu pun kamu baru beberapa kali bertatap muka dengannya saat di lokasi syuting bukan mengenalnya secara pribadi. Ya sudah begini saja kalau kamu masih ragu apakah dia itu penyuka sesama jenis atau tidak? Bagaimana kalau kamu menyewa orang untuk mencari tahu tentang kepribadian dia?" usulnya membuat Danu berpikir sejenak.

"Untuk apa aku menyewa orang menyelidiki, Angel?" heran Danu.

"Ya kalau kamu penasaran dia suka sama cowok atau enggak, tapi kalau kamu enggak penasaran ya udah enggak usah buat apa?" ujarnya.

"Nantilah, coba aku pikirkan lagi. Ayo kita pulang saja, aku harus menghindari banyak orang yang bisa saja nanti mereka meledek gara-gara aku ditolak," ajaknya membuat sahabatnya tertawa.

Sepanjang perjalanan pulang menuju ke hotel Angel juga terus menggarutu, karena salah satu laki-laki yang menjadi lawan mainnya di lokasi syuting menyatakan cinta kepadanya di hadapan semua orang dan itu benar-benar membuatnya geram.

"Kenapa sih dia tidak kapok sama sekali? Padahal dia dulu udah pernah nembak tapi kenapa sekarang nembak lagi, sih? Apa dia kehabisan stok cewek makanya dia ngejar-ngejar aku terus?" kesal Angel.

"Yeahhh kali aja dia beneran cinta sama kamu makanya dia tetap berjuang buat kamu," sahut sang asisten yang sedari tadi menjadi pendengar yang baik ketika artisnya ngomel-ngomel.

"Tapi kan aku udah bilang dari dulu, aku enggak suka sama dia harusnya dari situ aja dia udah bisa menyimpulkan bukannya malah terus usaha kayak gitu," gerutu Angel sembari melampiaskan kekesalannya dengan memukul tas mewahnya.

"Sayang banget tas mahal kayak gitu dipukul-pukul, sini mendingan buat aku aja kalau kamu enggak mau," ujar Laras membuat Angel memutar bola matanya dengan malas.

"Heh! Ini kita lagi enggak ngebicarain masalah tas, kenapa tiba-tiba kamu bicarain soal tas? Fokus dong kalau diajak ngobrol itu," kesal Angel membuat Laras memanyunkan bibirnya.

Begitu mereka sudah sampai di hotel untuk menemani istirahat mereka menyalahkan televisi dan benar saja, gosip tentang Angel yang ditembak Danu di lokasi shooting langsung beredar luas, bahkan menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Tak sedikit dari mereka yang membully Angel, karena menganggap bahwa wanita itu sok jual mahal karena selalu menolak setiap ada laki-laki yang menyatakan cinta kepadanya.

"Ah hancurkan saja televisinya," geram Angel kemudian pergi ke kamar dan menenangkan diri di dalamnya, meninggalkan sang asisten yang masih berada di depan televisi sendirian.

"Memang jadi artis tidak seenak itu, karena jarang sekali ada yang bisa dijadikan privasi. Ada masalah sedikit saja bisa langsung diketahui sama orang lain, iya kalau kebanyakan dari mereka memberikan support tapi kebanyakan netizen itu lebih suka ngomporin," cibir Laras yang ikutan geram.

Akhirnya mereka beristirahat di kamar masing-masing, karena besok pagi syuting terakhir sebelum pulang ke Jakarta. Rasanya sudah tidak betah berada di sini dan ingin cepat-cepat pulang.

Merasakan kepalanya yang teramat penat setelah seharian beraktivitas, Angel yang membutuhkan asupan langsung menghubungi lelakinya.

"Alden"

Berdering...

"Halo? Angel, kenapa?"

"Alden? Kamu lagi ada di mana sekarang? Kamu sedang tidak keluar, kan?"

"Tidak, aku tidak ke mana-mana aku di rumah. Memangnya kenapa?"

"Bisa kita video call?"

"Tentu saja bisa, tinggal disambungkan saja."

Kini mereka berdua bisa bertatap muka satu sama lain, walaupun tidak bisa saling bersentuhan karena jarak yang membentang. Setidaknya melihat Alden dan mengobrol dengannya membuat lelahnya Angel sedikit berkurang.

"Buka baju kamu sekarang."

"Ha? Buat apa?"

"Aku ingin melihat tubuh kamu, aku sedang pusing dan membutuhkannya."

"Tapi kamu kan lagi jauh, jadi kita tidak bisa melakukannya. Tidak mungkin juga kan kalau aku harus ke sana buat nyusulin kamu?"

"Siapa juga yang nyuruh kamu buat nyusul ke sini? Aku kan cuma nyuruh kamu buat buka baju kalau perlu buka semuanya biar gampang sekalian, cepetan ah."

"Iya, sabar dong."

Alden benar-benar melakukan seperti yang diperintahkan Angel karena memang itulah tugasnya. Kini dirinya benar-benar telanjang bulat di hadapan kamera, mungkin kalau bukan Angel yang melihatnya demikian pasti dirinya sudah sangat malu, tapi berhubung Angel sudah sering melihat tubuh telanjangnya jadi terasa biasa saja.

"Sekarang kalau kamu sudah melihat aku telanjang, apa yang mau kamu lakukan?"

"Naik ke ranjang dan ayo kita tidur, karena aku tidak bisa menyentuh kamu jadi aku ingin malam ini tidur ditemani sama kamu, jangan pakai selimut biar aku bisa melihat semuanya."

Bukan hanya Alden saja yang tidur dalam kondisi tidak mengenakan pakaian, Angel juga melakukan demikian biar merasa kalau mereka sedang melakukannya. Padahal mereka hanya melihat tubuh satu sama lain lewat layar ponsel.

"Kamu yakin bisa tidur?"

JANGAN LUPA TAMBAHKAN KE RAK DAN TINGGALKAN REVIEW JUGA GAESSS, TERIMAKASIH.