Angel saat dirinya sampai di rumah dan tidak ada siapapun di dalamnya, Alden rupanya juga belum pulang entah di mana keberadaan laki-laki itu sekarang. Padahal Angel sudah mewanti-wanti boleh pergi main keluar, asalkan tidak sampai malam dan membuatnya harus menunggu lama.
"Awas aja kamu nanti kalau pulang larut, tidak akan aku biarkan kamu masuk rumah dengan seenak jidat," gerutu Angel sembari melemparkan tas mahalnya ke sembarang arah, tanpa memperdulikan tas tersebut akan lecet ataupun rusak.
Berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badannya lebih dahulu, setelah seharian beraktivitas di lokasi syuting yang membuat badannya begitu lelah. Pengambilan gambar hari ini cukup banyak hingga membuatnya mengeluh, bukan karena bayarannya atau lokasinya melainkan karena ada beberapa teman-teman yang suprofesi dengannya menggosipkannya di belakang terkait dengan masalah yang menimpanya belakang ini.
Tak lama kemudian Alden juga sampai di rumah dan terlihat suasana sudah sangat sepi, namun ia tahu kalau Angel sudah pulang ke rumah terbukti dari mobil wanita itu yang sudah ada di garasi. Sebagai permintaan maaf karena ia pulang terlambat ke rumah, Alden memberikan beberapa cemilan untuk Angel.
"Angel?" panggil Alden sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar pribadinya Angel.
"Hm? Kenapa tidak ada sahutan sama sekali? Apa dia lagi tidur?" heran Alden kemudian dengan berani membuka pintu kamarnya Angel.
"Lho? Tidak ada orang?" gumam Alden sembari memasuki kamar mewah tersebut.
Angel yang kebetulan memang sudah selesai mandi, seperti mendengar ada suara seseorang yang memanggil namanya. Buru-buru ia memakai handuk kimononya kemudian keluar dari kamar mandi.
"Bagus banget ya kamu jam segini baru pulang? Dari mana aja kamu? Bukankah tadi perjanjiannya kamu harus sudah pulang sebelum aku pulang?" omel Angel sembari berjalan menghampiri lelakinya.
"Maaf, tadi itu di jalan macet banget makanya aku bisa telat pulang kayak gini. Oya ini aku bawain cemilan buat kamu semoga saja kamu menyukainya hehe," ujar Alden sembari menenteng tas berisi makanan yang di bawanya.
"Taruh makanannya di sana, karena aku harus memberikan kamu pelajaran terlebih dahulu supaya kamu tidak begini lagi lain kali. Supaya kamu belajar dengan yang namanya disiplin waktu," ujar Angel membuat Alden menaruh tas berisi makanan tersebut ke atas meja.
"Aku mau diapain?" tanya Alden yang mulai khawatir.
"Lepaskan semua pakaian kamu," suruh Angel membuat Alden membulatkan matanya.
"Kenapa aku harus melepas bajuku? Memangnya ada apa?" tanya Alden.
"Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan tadi? Lepas semua pakaian kamu tanpa ada sisa satupun," perintah Angel sembari bersidekap di depan dada membuat Alden sedikit ketakutan.
Alden tidak punya pilihan lain selain menurut dan melepaskan semua pakaiannya, entah kenapa dirinya sudah tidak malu lagi untuk telanjang bulat di hadapannya Angel. Mungkin karena mereka sudah pernah beberapa kali melakukannya, jadi rasanya juga sudah biasa untuk melihat tubuh satu sama lain.
"Sekarang aku disuruh ngapain?" tanya Alden dengan ke dua tangannya menutupi bagian senjata di bawah sana.
"Siap grakkk!" perintah Angel reflek membuat Alden meluruskan ke dua tangannya, hingga membuat benda pusaka tersebut bergelantungan tanpa ada terhalang oleh apapun.
Tak bisa dipungkiri Angel selalu tergoda, setiap kali melihat benda tumpul yang sudah mengobrak-abrik mahkota sucinya. Bahkan pandangan matanya tidak lepas dari benda pusaka tersebut, sesekali ia menggigit bibir bawahnya membayangkan benda tumpul itu kembali memasuki dirinya dan memuaskannya.
"Kenapa kamu diam saja?" ujar Alden seketika membuyarkan lamunannya Angel.
"Sekarang kamu berdiri di dekat televisi, dengan ke dua tangan berada di telinga dan satu kaki diangkat. Berdiri di sana sampai aku bilang udah selesai, kalau aku belum bilang selesai berarti kamu harus berdiri di sana sampai selama yang aku inginkan," perintah Angel membuat Alden mendengus lesu.
Alden menuruti perintahnya Angel karena memang dirinya yang bersalah, sudah terlambat pulang dan tidak menepati janji. Sedangkan Angel dengan sekuat tenaga menahan nafsunya, agar tidak bergejolak secepat itu dan menahan diri untuk tidak menarik Alden ke ranjang sekarang juga.
Angel menaiki ranjang pribadinya dengan handuk kimono yang masih melekat di badannya, menyalakan televisi untuk menemani istirahatnya malam ini. Setiap kali matanya mencoba untuk fokus pada tayangan di televisi, justru matanya seperti sejalan dengan pikirannya yang ingin terus melihat ke arahnya Alden, terutama ke benda tumpul yang masih tertidur di sana.
30 menit kemudian.
"Aku sudah boleh duduk apa belum? Aku udah capek banget berdiri dari tadi?" pinta Alden yang merasakan sakitnya sudah mulai kesemutan.
"Siapa yang nyuruh kamu duduk? Aku kan tadi udah bilang kalau aku belum bilang selesai kamu tetap berdiri di sana, makanya lain kali jangan coba-coba untuk terlambat pulang lagi atau kamu akan merasakan yang lebih hukumannya daripada ini," tegur Angel.
"Iya aku salah, aku minta maaf karena sudah pulang terlambat. Seenggaknya sekarang tolong izinkan aku untuk pakai baju aku takut kalau nanti masuk angin, apalagi AC di kamar kamu suhunya cukup kuat," pinta Alden membuat Angel mempertimbangkannya.
"Tidak, kalaupun nanti kamu masuk angin itu sudah menjadi resiko dari hukuman kamu. Yang penting kamu tetap berdiri di sana karena ini baru 30 menit," suruh Angel membuat Alden memanyunkan bibirnya.
Sembari menonton televisi tak lupa menikmati cemilan yang dibawakan Alden, sesekali mencuri-curi pandang ke arah laki-laki tampan yang sudah berhasil ditaklukannya. Sudah hampir satu jam Alden berdiri dan benda tumpul tersebut tidak kunjung berdiri juga, padahal biasanya kalau terkena hawa dingin sedikit saja bisa membuat benda tersebut menegak.
"Sepertinya aku punya ide untuk membuat benda tumpul itu berdiri," batin Angel.
Menyingkirkan makanannya terlebih dahulu, kemudian dengan sengaja membuka tali handuk kimononya, hingga terpampanglah dengan nyata aset kembar miliknya dan tubuh polosnya yang belum mengenakan dalaman sama sekali.
Alden yang melihatnya sampai kesusahan menelan ludahnya, bahkan air liurnya hampir menetes melihat betapa sexinya wanita di hadapannya. Reflek ia menurunkan tangan dan kakinya dan hendak ikut naik ke atas ranjang.
"Eh kamu mau ngapain?" tanya Angel melihat Alden tidak lagi menjalankan hukumannya.
"Aku mau itu." Alden dengan polosnya menunjuk ke buah dadanya Angel.
"Malam ini kamu tidak akan mendapatkannya, karena kamu sudah menjalani hukuman. Sekarang kamu kembali lagi ke tempat kamu semula dan berdiri seperti tadi," suruh Angel membuat Alden memanyunkan bibirnya dan terlihat begitu menggemaskan dimatanya Angel.
Tangannya Angel rasanya sudah sangat gatal dan enggak sabar sekali ingin memegang benda pusaka miliknya Alden. Tapi lagi-lagi ia harus menahannya, sekalian mau melihat seberapa kuatnya Alden menahan nafsunya.
"Tuh kamu bisa lihat sendiri kan dia mulai berdiri?" tunjuk Alden pada juniornya.
JANGAN LUPA TAMBAHKAN KE RAK DAN TINGGALKAN REVIEW JUGA GAESSS, TERIMAKASIH.