Chereads / Hey Alden / Chapter 16 - Awas Kamu Hamil?

Chapter 16 - Awas Kamu Hamil?

"Seriusan aku kasih nasehat kamu jangan terlalu sering melakukannya, lalau tidak mau kamu cepat hamil. Ini bukan perkara cepat atau lambatnya kalian berhubungan, tapi bukankah zaman sekarang banyak pasangan-pasangan yang menikah baru beberapa bulan bisa langsung hamil, memangnya kamu mau seperti itu? memangnya kamu mau kalau karier kamu dipertaruhkan gara-gara kamu hamil?" nasihat Laras sebagai sang asisten.

"Memangnya kenapa kalau aku hamil? Gampang nanti anaknya kamu yang urus dan aku tetap bekerja seperti biasanya," ujar Angel dengan seenak jidatnya.

"Yang benar saja, masa iya aku yang mengurus anak kamu?" protes Laras.

"Memangnya kenapa? Kan kamu asistenku, kamu bekerja sama aku, itu artinya kamu harus mengikuti semua perintahku," ujar Angel membuat Laras ingin sekali menenggelamkan bosnya tersebut, ke dalam lautan agar tidak bisa lagi seenaknya menyuruh.

"Ya tapi kan...."

"Tapi apa? Lagian kamu aneh aja, kenapa pagi-pagi sudah bahas hamil? Siapa yang hamil? Bukankah sudah pernah aku katakan, kalau jaman sekarang banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kehamilan itu terjadi, semuanya sudah serba modern jadi kamu jangan risau. Aku yang melakukannya kenapa kamu yang panik, sih?" heran Angel membuat Laras mendengus.

"Ya sudah kalau begitu aku kan hanya memberikan nasehat saja, kalau kamu tidak mendengarkan ya sudah nanti kamu tanggung sendiri resikonya," kesal Laras kemudian keluar dari ruangan make up.

Saat ini mereka sudah berada di lokasi syuting, berhubung sudah tidak banyak wartawan yang berkerumun di area lokasi membuat Angel leluasa bepergian ke lokasi manapun.

Walaupun suasana di luar masih sangat memanas tentang gosip yang menimpa dirinya, akan tetapi itu tidak menyurutkan niatnya untuk tetap menerima tawaran pekerjaan sana-sini yang terpenting bukan acara talk show.

Justru Angel merasa bersyukur karena semakin dirinya banyak digosipkan, akan semakin banyak tawaran pekerjaan yang menghampirinya dan itu tidak diragukan lagi. Angel selalu menginvestasikan uangnya, kepada bisnis-bisnis yang sudah dirintisnya dan beberapa tahun yang lalu. Namun tidak banyak yang tahu, kalau Angel adalah dibalik kesuksesan sebuah brand-brand yang mulai booming di tanah air dan juga sudah sampai ke mancanegara.

Alden yang sudah resmi tinggal di rumahnya Angel, merasa bosan sekali di rumah karena tidak ada temannya sama sekali dan hanya ada para pekerja di dalam rumahnya Angel, kemudian ia memutuskan untuk bepergian bepergian keluar namun sebelum itu ia memberitahukan lebih dulu kepada si pemilik rumah agar nanti tidak mencarinya.

"Angel"

berdering...

"Halo? Kenapa?"

"Angel? Apa aku boleh pergi keluar? Aku sangat bosan di rumah aku pengen jalan-jalan ke mall atau nongkrong di cafe, boleh?"

"Ya sudah iya boleh, tapi jangan lama-lama nanti begitu malam aku pulang kamu sudah harus ada di rumah juga. Aku lagi pengen."

"Ah baiklah, aku usahakan nanti sebelum malam aku sudah pulang ke rumah. Aku benar-benar gabut banget di rumah enggak tahu mau ngapain?"

"Yasudah sana jalan-jalan, uang yang aku kasih waktu itu masih ada, kan?"

"Masih kok, malah belum berkurang sama sekali aku kan tidak ke mana-mana dan aku juga tidak menggunakannya."

"Baguslah kalau begitu, sebentar lagi giliran aku take."

"Okai, semangat kerjanya, Tante."

"Sialan!"

"Hahaha."

Alden selalu menyukai saat meledek Angel dengan panggilan panggilan seperti itu, sebenarnya ia tahu Angel itu belum tua-tua banget tapi mukanya udah kayak tante-tante, kemungkinan dari efek karena setiap hari terlalu sering memakai make up dan bergonta-ganti riasan pula setiap kali melakoni pekerjaan yang di dunia entertainment.

Alden memakai pakaian santainya kemudian mencari tempat nongkrong yang sekiranya asyik dan tidak begitu ramai, karena dirinya belum punya teman sama sekali di kota ini alhasil ke mana-mana ia sendirian dan tidak ada yang diajak ngobrol.

Saat dirinya tengah menanti pesanannya, iseng-iseng ia menonton hiburan di layar televisi yang disediakan di dalam cafe tersebut. Di mana TV tersebut menayangkan sebuah acara gosip yang memberitakan tentang Angel, sontak membuat Alden tertarik untuk menontonnya.

"Berarti enggak enak banget ya jadi, Angel? Ke mana-mana ada wartawan yang meliput, CCTV juga banyak bertebaran di mana-mana pasti pergerakannya jadi tidak bebas. Kasian dia kayak enggak punya privasi, gitu?" gumam Alden yang melihat ada beberapa host di sebuah acara gosip tersebut, yang mengomentari tentang gosip yang tengah memanas si kalangan masyarakat.

Seketika Alden mengingat bahwa dirinya tidak boleh percaya mungkin dengan apa yang diberitakan di televisi, Angel pernah berpesan kepadanya bahwa tidak ada gunanya menonton sebuah acara gosip, karena tidak ada manfaatnya sama sekali untuk di kehidupan kita, hanya akan menambah dosa saja melihat keburukan keburukan orang lain yang diberitakan di sana.

Sayup-sayup Alden mendengar pengunjung yang berada di meja sebelahnya mengatakan bahwa, Angel itu bukan wanita yang baik, Angel itu adalah wanita panggilan, Angel itu simpanannya om-om. Entah kenapa Alden merasa tidak suka, saat ada orang yang menjelek-jelekkan Angel padahal beberapa hari ia tinggal di rumah, tidak terlihat Angel suka pergi keluar apalagi bersama om-om.

"Mbak, tolong makanannya dibungkus aja saya tidak jadi makan di sini," ujar Alden kepada si pelayan yang hendak menghidangkan pesanannya di atas mejanya.

Setelah makanannya dibungkus, Alden memutuskan untuk pergi ke sebuah taman dan menyantap makanannya dengan tenang. Begitu dirinya sudah memilih tempat duduk, tiba-tiba matanya menangkap sosok laki-laki yang pernah ditemuinya saat awal-awal datang ke kota ini.

"Ferdi?" panggil Alden membuat si empunya menolehkan kepalanya.

"Alden? Wahh rupanya kita bisa bertemu lagi, aku pikir waktu itu adalah pertemuan terakhir kita," ujarnya yang juga terlihat senang sekali bertemu dengan teman barunya tersebut.

"Kita pasti bisa bertemu di manapun itu, ayo sini duduk kebetulan tadi aku bawa makanan cukup banyak," ajak Alden kemudian menyodorkan makanan yang dibungkusnya.

"Terima kasih ya, kamu tahu sekali kalau aku memang belum makan hari ini," girang Ferdi kemudian membuka bungkusan tersebut.

"Bagaimana dagangan kamu hari ini? Apa sudah terjual banyak?" tanya Alden.

"Yeahh seperti biasalah, yang namanya dagang itu tidak bisa setiap harinya ramai kadang ada yang sepi banget bahkan sehari enggak dapat pemasukkan juga pernah," ucap Ferdi yang tanpa gengsi menceritakan tentang kesusahannya.

Alden tiba-tiba teringat dengan jumlah uang yang diberikan oleh Angel, nominal tersebut cukup besar untuknya dan bahkan sampai sekarang ia belum memakainya sama sekali.

"Daripada kamu capek jalan ke sana ke mari menjajakan jualan kamu, bagaimana kalau aku sewakan kamu sebuah ruko? Kita bisa mencari sebuah tempat yang strategis, jadi bisa sekalian kamu juga tinggal di dalamnya nanti kita cari yang agak besar. Bagaimana?" tawar Alden membuat Ferdi terharu.

JANGAN LUPA TAMBAHKAN KE RAK DAN TINGGALKAN REVIEW JUGA GAESSS, TERIMAKASIH.