Chereads / Hey Alden / Chapter 14 - Pembatalan Kontrak Kerjasama

Chapter 14 - Pembatalan Kontrak Kerjasama

Imbas dari gosip yang terus meluas adalah kontrak kerjasama shooting iklan sebuah produk sampo terbaru, terpaksa dibatalkan karena pihak dari pemilik produk tidak mau kalau artisnya terkena skandal dan menginginkan artis yang bersih dari gosip-gosip apapun itu.

"Ya sudahlah biarkan saja, toh pekerjaan tidak datang hanya dari mereka. Aku pikir aku sudah terbiasa terkena skandal selama aku kerja di dunia entertainment, mungkin karena mereka yang masih baru dan belum mengenal aku seutuhnya bagaimana, jadi mereka merasa keberatan dan mungkin takut kalau produknya tidak laku, kalau aku yang dijadikan model iklannya. Tapi aku sama sekali tidak masalah walaupun dibatalkan, paling bayarnya juga berapa sih jadi model iklan shampo kayak gitu? Apalagi dia masih baru, kan?" ujar Angel dengan entengnya dan tidak pernah ribut, karena ini bukan sekali dua kalinya ada sebuah pemilik produk yang membatalkan kerjasama dengannya.

"Ya tapi kan sayang banget kalau melayang begitu saja kerjaannya," keluh Laras selalu sang asisten.

"Ya itu berarti belum rezekiku, mau dapat job atau tidak bulan ini, kamu bakalan tetap aku gaji sesuai dengan gajimu seperti biasanya. Kamu tahu kan kalau uangku tidak akan pernah habis tujuh turunan, walaupun aku tidak bekerja di dunia entertainment aku masih punya banyak dari usaha di luar sana. Jadi jangan pernah takut kalau aku tidak bisa menggaji kamu, hanya karena aku tidak mendapatkan job dari pemotretan atau apapun itu," ujar Angel yang diangguki oleh asistennya.

Gosip tentang Angel yang membawa laki-laki secara bergonta-ganti ke apartemen, semakin beredar memanas dan banyak sekali pihak dari stasiun televisi yang mencoba untuk mengundangnya dan meminta untuk mengklarifikasi, namun Angel tidak menghadirinya sama sekali bahkan satu pun tawaran talk show yang memintanya untuk datang tidak ia gubris, karena Angel sama sekali tidak berminat dengan acara yang cuma sekedar basa-basi dan itu hanya membuang-buang waktunya saja.

"Kenapa sih kamu tidak pernah menerima tawaran talk show apapun itu?" tanya sang asisten karena kalau dipikir-pikir bayarannya cukup lumayan tinggi, apalagi dikalikan dengan banyaknya talk show yang ingin mendatangkan Angel.

"Daripada aku menghadiri acara kayak gitu, mendingan aku tidur di rumah atau mending aku main aja," ujar Angel membuat Laras memutar bola matanya dengan malas.

"Main sama, Alden? Aku juga masih bingung deh, ini baru pertama kalinya loh kamu ngijinin ada orang asing buat tinggal di rumah kamu. Padahal aku saja yang notabene adalah asisten kamu, yang udah kerja sama kamu selama bertahun-tahun lamanya, tidak pernah tuh kamu ngebolehin aku buat nginep setiap hari di rumah kamu? Tapi kenapa Alden berbeda? Apa terjadi sesuatu diantara kalian? Atau jangan-jangan kamu sudah mulai menyukainya? Makanya kamu nyuruh Alden buat tinggal sama kamu?" tebaknya.

"Memangnya kamu mau kalau aku nyuruh untuk setiap minggunya, kamu menyediakan stop pria yang berbeda kepadaku? Kalau kamu bersedia dan kamu menyanggupinya, aku akan mengusir Alden dari rumahku. Tapi kalau kamu tidak bisa menyanggupinya, ya sudah kamu jangan kebanyakan bertanya kenapa Alden aku suruh untuk tinggal di rumahku," jelas Angel sembari bersidekap di depan dada.

"Oh jadi kamu nyuruh Alden buat tinggal di rumah kamu, supaya kamu bisa kapan saja ngelampiasin nafsu kamu itu? Maksudku apa itu tidak berlebihan? Biasanya kamu melakukannya cuma satu minggu sekali, kalau nanti Alden satu rumah sama kamu itu berarti kalian bisa kapan saja melakukannya? Apa kamu tidak takut kalau bakal hamil karena terlalu sering melakukannya?" nasihat Laras yang dibalas gelengan oleh Angel.

"Siapa yang bilang aku terlalu sering melakukannya? Kamu pikir seminggu sekali aku nyuruh kamu buat nyariin aku pria, itu berarti aku main sama pria tersebut? Kamu salah besar kalau kamu berpikiran seperti itu," ujar Angel membuat Laras kebingungan.

"Lho? Jadi kamu nyuruh aku buat nyariin pria setiap minggunya buat, apa?" heran Laras.

"Itu bukan urusan kamu, kalau soal ranjang aku tidak mau berbagi cerita kepada siapapun. Kamu cukup menjalankan setiap perintah yang berikan," ujar Angel membuat Laras memutar bola matanya dengan malas.

"Kenapa aku tidak boleh tau?" protes Laras.

"Ya karena itu privasi Laras, kamu nanti kalau sudah pernah merasakannya sendiri kamu juga pasti tidak akan berbagi kepadaku. Karena, apa? Ya pastinya kamu akan malu kalau menceritakannya," ujar Angel.

"Memangnya bagaimana rasanya?" tanya Laras yang belum pernah sama sekali.

"Hm kamu ingin merasakannya? Kamu mau aku carikan pria buat uji coba?" tawar Angel membuat Laras buru-buru menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak akan pernah melakukan itu kalau aku belum menikah, nanti kalau aku hamil di luar nikah bisa-bisa aku juga yang rugi," tolak Laras membuat Angel terkekeh.

"Zaman sekarang tidak akan semudah itu bisa hamil Laras, di zaman yang sudah modern semua bisa dikendalikan termasuk soal kehamilan. Kalau kamu belum menginginkannya, ya kamu tinggal pergi ke dokter dan konsultasikan agar kamu tidak bisa hamil secepat itu," saran Angel namun asistennya tetap menggelengkan kepalanya.

"Ihh tetap saja aku tidak mau, iya kalau nanti cowoknya mau tanggung jawab kalau semisal aku kebobolan. Kelau enggak gimana coba? Mana belum ada hubungan yang sah, nanti kalau dia kabur sewaktu-waktu, bagaimana?" kekeuh Laras menolaknya.

"Hah yasudah, suatu saat nanti kalau kamu berubah pikiran jangan lupa kabari aku dan aku dengan senang hati bakal gantian nyariin cowok buat kamu. Kenapa aku melakukan itu? Aku bukan bermaksud untuk menjerumuskan kamu ke hal-hal negatif atau apapun itu, tapi orang-orang seperti kita yang tidak mempercayai komitmen dalam pernikahan, tidak ada salahnya melakukan hal tersebut untuk memuaskan diri sendiri," ujar Angel seketika membuat Laras menjadi bimbang.

Karena sudah malam Laras memutuskan untuk pulang ke apartemennya, ia tidak mau lagi menginap di rumah atasannya tersebut karena di sana sudah ada laki-laki yang menemani Angel dan ia tidak mau menjadi pengganggu apalagi menjadi kambing congek di antara mereka.

"Kamu lagi apa?" tanya Angel yang baru saja membuka pintu kamarnya Alden.

"Ah tidak, ini celanaku robek aku tidak tahu ini kenapa bisa koyak kayak, gini?" heran Alden.

"Celana udah kayak gitu ngapain masih dipakai, lagi? Sini celananya biar aku yang buang," pinta Angel sembari menengadahkan tangannya.

"Jangan dibuang juga, ini kainnya masih bagus yang koyak kan cuma satu bagian nanti bisa dijahit kok," tolak Alden sembari mempertahankan celananya yang kayak di bagian pinggir.

"Berikan celanamu sekarang juga atau kamu akan menanggung sendiri akibatnya, kalau kamu tidak menuruti keinginanku?"

JANGAN LUPA TAMBAHKAN KE RAK DAN TINGGALKAN REVIEW JUGA GAESSS, TERIMAKASIH.