Mulutnya Alden kembali melahap buah dadanya Angel, tapi yang berbeda kali ini adalah tidak ada menyuruhnya dan ia bergerak dengan sendirinya. Angel refleks memegang kepalanya Aldrin untuk lebih memperdalam lagi hisapannya dan perlakuan lembut dari lelakinya membuatnya melayang.
"Emmhhh...ouuhhh....sayanghhh..terushhh." Tangannya Alden bertugas memanjakan aset bagian atas miliknya Angel, sedangkan di bawah sana masih terus bergerak dengan tempo yang berirama. Angel tak henti-hentinya mendesah kenikmatan di setiap hentakannya, rasa sakit yang semula dirasakannya kini berubah menjadi rasa nikmat yang tiada tara.
Bagaimanapun juga ukuran benda pusaka miliknya Alden cukup besar untuk ukuran miliknya yang kecil. Alden yang begitu gemas meremas-remas buah dada miliknya Angel dengan cukup kuat, sedangkan di bawah sana masih terus bergerak ini dengan tempo yang lumayan cepat dan membuat badannya Angel bahkan sampai terlunjak-lonjak.
"Sayanghhh..oouuhhh.."
"Ahhhh... akuhhh mau keluarhh."
"Akuhh...jugahhh..sayanghhh...fasterhhh "
Alden semakin mempercepat temponya menghentakkan miliknya di dalam lubang milik wanitanya, cengkraman jari jemarinya Angel di pundaknya Alden bahkan tak terasa sakit sama sekali, justru malah menambah kenikmatan percintaan mereka malam ini.
Cairan mereka meluber ke mana-mana, bahkan Alden tidak sempat mencabut miliknya sehingga cairan tersebut bercucuran deras di dalam rahimnya Angel. Berdua berhenti sejak untuk merasakan kenikmatan setelah mencapai klimaks, dengan perhatian Alden mengelap keringat yang menetes di dahinya Angel.
Sesaat mereka saling bertatapan dengan pikiran yang campur aduk, Angel yang pertama kali memutus kontak mata mereka dengan cara menggerakkan pinggulnya, tentu saja efeknya adalah miliknya Alden yang kembali menegang di bawah sana.
Angel meminta untuk berganti posisi hingga kini dirinyalah yang berada di atas badannya Alden, ia memasukkan sendiri benda pusaka tersebut ke dalam miliknya dan kini giliran ia yang bergerak naik turun. Alden terpesona dengan wanita yang saat ini berada di atas badannya, dengan rambut yang terurai namun tidak serapi seperti sebelumnya justru membuatnya lebih terlihat begitu cantik. Bahkan dengan keringat yang bercucuran di mana-mana, tak membuat kecantikannya memudar sedikitpun.
Alden yang tidak mau diam saja, sedikit mengangkat tubuhnya untuk bisa menikmati kembali buah dada miliknya Angel dan Angel yang mengerti hal itu ikut membungkukkan badannya supaya lelakinya lebih mudah menikmatinya.
Angel semakin bergerak liar di atas badannya Alden, bahkan buah dadanya sampai terpontang-panting tak tentu arah membuat Alden semakin gemas apalagi dengan ukurannya yang pas sekali di tangannya. Mencium bibir lelakinya bahkan dengan sangat agresif, tanpa memperdulikan kalau nanti bibir mereka berdua akan membengkak setelahnya. Seperti candu yang membuat Angel tidak ingin berhenti untuk menikmati bibir lelakinya dan lelakinya juga tidak menolak sama sekali bahkan cenderung ikut mengimbangi irama permainan.
Untuk kesekian kalinya mereka merasakan klimaks secara bersamaan, Angel yang lelah bergerak naik turun akhirnya tumbang di atas badannya Alden, namun penyatuan mereka masih di tempat yang sama dan belum ada yang ingin duluan melepaskannya.
"Kamu lelah?" tanya Alden kepada wanitanya dengan nafas yang terengah-engah.
"Tentu saja aku lelah, aku baru bekerja keras," ucap Angel sembari berusaha untuk mengontrol pernafasannya.
Alden yang mendengarnya seketika hendak melepaskan miliknya dari dalam lubang surgawi tersebut, namun sedikit pergerakannya membuat matanya angel terbuka yang tadinya tertutup sebentar.
"Jangan dikeluarkan, biarkan mereka tetap menyatu seperti itu dan aku menyukai saat punya kamu berada di dalamku," ujar Angel sembari mendongakkan kepalanya, menatap wajah tampan pria yang telah berhasil mencuri mahkotanya.
"Baiklah, apa sudah tidak terasa sakit, lagi?" tanya Alden.
"Sedikit, peluk aku," pinta Angel.
Alden tadinya ingin memeluk Angel sebelum diminta, namun dirinya takut kalau nanti dikira lancang tapi ternyata wanitanya memperbolehkan untuk memeluknya. Alden memeluknya dengan ke dua tangannya, hingga membuat tubuh mereka semakin menyatu dengan erat.
"Terimakasih, aku baru pertama kali melakukannya dan kamu benar ternyata rasanya begitu nikmat," ucap Alden membuat Angel terkekeh.
"Kan sudah aku bilang aku tidak akan menyakiti kamu, justru aku akan membuat kamu merasakan nikmat yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya," ujar Angel membuat Alden ikut tersenyum.
Jujur baru pertama kali Alden melihat wanita yang saat ini berada di pelukannya tersenyum kepadanya, dari semenjak pertemuan mereka Angel selalu menampakan raut wajah menyeramkan dan ketus kepadanya, namun malam ini semuanya terasa berbeda bahkan dari cara bicaranya juga begitu lembut, laki-laki mana yang tidak terpesona dengan wanita seperti itu.
"Ada satu hal yang ingin aku tanyakan sama kamu, kenapa kamu memberikan keperawananmu kepadaku? Bukankah kamu bilang, kamu tidak pernah main sampai sejauh itu kepada laki-laki sebelumnya?" tanya Alden.
"Aku sendiri juga tidak tahu, kenapa? Semua terjadi begitu saja, saat aku memberikannya kepadamu aku sangat sadar sudah melakukannya. Mungkin karena aku yang selama ini tidak pernah percaya dengan yang namanya komitmen pernikahan, jadi aku pikir tidak masalah kalaupun aku kehilangan mahkota suciku," jawab Angel membuat Alden mengangguk.
"Kalau suatu saat nanti terjadi sesuatu, walaupun aku belum pernah melakukan sebelumnya, tapi aku tahu betul setelah kita melakukannya bukan tidak mungkin kalau suatu saat nanti kamu akan mengandung anakku? Apa kamu masih tidak mau mempercayai soal pernikahan?" tanya Alden.
"Sudah aku katakan tidak mungkin aku bisa langsung hamil, karena kita hanya melakukan yang sekali. Pasangan yang sudah menikah lebih dari 10 tahun saja banyak yang belum bisa hamil, jadi mana mungkin kita hanya melakukan semalam bisa langsung jadi. Sudahlah jangan dibahas terus aku ingin tidur," ujar Angel sembari memeluk erat laki-laki yang berada di bawahnya.
Mungkin efek dari sama-sama kelelahan setelah berjam-jam melakukan aktivitas di ranjang, ke duanya sama-sama tertidur namun dengan posisi masih saling memeluk. Untuk pertama kalinya juga ada seorang laki-laki yang memeluknya saat tertidur dan anehnya Angel merasa nyaman karenanya.
Padahal hanya beberapa ronde tapi badan rasanya remuk semua, setelah pergulatan mereka semalam yang menguras banyak tenaga dan suara. Sudah hampir siang namun ke duanya masih belum juga ada yang terbangun dari tidur lelapnya, bahkan ke duanya tidur saling berdampingan namun masih memeluk satu sama lain.
Sampai suara dering ponsel membangunkan salah satu dari mereka, Angel meraba tas yang ada di meja samping ranjang karena ponselnya ada di dalamnya. Mengumpulkan kesadarannya sejenak baru setelahnya mengangkat telepon, ia begitu kesal karena pagi-pagi sudah ada yang mengganggu tidur nyenyaknya.
"Laras"
Is calling...
"Halo? Kenapa sih pagi-pagi udah ganggu aja? Masih ngantuk nih."
"Habis berapa ronde semalaman? Jam segini belum bangun, juga? Kamu lupa atau bagaimana hari ini ada jadwal kamu syuting?"
"Jam berapa sekarang?"
"Jam 11 siang dan aku udah nelponin kamu dari tadi tapi kamu tidak mengangkatnya."
"Ah percuma kalau aku datang ke lokasi sekarang karena udah telat banget, besok aja syutingnya aku mau tidur lagi, bye."
JANGAN LUPA TAMBAHKAN KE RAK DAN TINGGALKAN REVIEW JUGA GAESSS, TERIMAKASIH.