Chereads / Hey Alden / Chapter 6 - Jadi atau Enggak?

Chapter 6 - Jadi atau Enggak?

"Masuk, ke mana?" tanya Alden yang bingung.

"Alden? Dia itu adalah bosku, yang aku bilang mau menyewa kamu untuk satu malam dan yang aku bilang juga kalau dia yang akan memberikan kamu bayaran berkali-kali lipat," ujar Laras membuat matanya Alden membulat.

"Serius? Apa kamu tidak punya bos lain selain dia? Bagaimana kalau perjanjiannya dibatalkan saja? Emm aku berubah pikiran, aku tidak jadi membutuhkan uang." Alden merasa malu banget, karena ternyata wanita yang akan membayarnya adalah wanita yang sudah pernah ditemuinya sebelumnya.

"Hm kamu yakin tidak butuh uang? Kamu hidup di Jakarta semuanya membutuhkan uang, walaupun kita ada masalah sebelumnya tapi kali ini urusannya berbeda dan karena tidak ada pilihan lain, maka kamu akan tetap menjadi milikku malam ini. Masuk sekarang!"

Angel berjalan lebih dulu memasuki rumah, sedangkan Alden masih berdiri di tempatnya bersama dengan Laras yang masih terus membujuknya.

"Ayolah kamu masuk saja, bosku itu emang kelihatannya doang menakutkan dari luar tapi itu hanya casingnya saja, sebenarnya orangnya baik banget kalau kamu udah mengenalnya lebih dekat," bujuk Laras karena laki-laki di hadapannya masih terlihat ragu-ragu.

"Tapi aku tidak ada rencana untuk mengenalnya lebih dekat," ujar Alden.

"Hm iya tahu, tapi kan seperti yang aku bilang sebelumnya kalian hanya akan bermain satu malam, setelahnya kamu bisa pergi karena kami tidak memerlukan kamu lagi. Karena bosku pasti menginginkan yang berbeda setiap minggunya, kecuali kalau permainan kamu bagus dan bosku menginginkan kamu lagi untuk memuaskannya. Ayok masuk ah." Laras mendorong laki-laki tersebut untuk memasuki rumah karena bosnya akan marah kalau mereka lelet.

Alden dengan berat hati memasuki rumah itu untuk yang ke dua kalinya, kemudian duduk berhadapan dengan wanita yang menurutnya menyeramkan dibalik wajah cantiknya bak bidadari seperti itulah kata orang.

"Laras? Kamu bilang sama semua pekerja di sini untuk pulang ke rumahnya masing-masing," suruh Angel yang langsung dilaksanakan oleh asistennya tersebut.

Laras meninggalkan dua insan yang sedang duduk saling berhadapan, namun tidak ada pembicaraan sama sekali karena Angel sibuk mengamati laki-laki di hadapannya dari atas sampai bawah. Memang diakuinya bahwa pria muda di hadapannya begitu tampan jika dilihat dari dekat, entah kenapa Angel baru menyadarinya sekarang.

"Ngapain kamu ngeliatin aku kayak, gitu? Bikin takut aja," protes Alden.

"Saya punya mata jadi wajar kalau saya ngeliatin kamu, lagian untuk malam ini kamu akan bekerja dengan saya. Saya sedang mengamati dan saya sedang meneliti, apakah kamu cocok untuk saya nikmati malam ini atau tidak?" ujar Angel membuat Alden mengerutkan keningnya.

"Ha? Maksudnya?" bingung Alden membuat Angel memutar bola matanya dengan malas.

"Angel? Semua pekerjaan di sini sudah pada pulang," lapornya setelah mengerjakan perintah dari atasannya.

"Baguslah kalau begitu, kamu juga sana pulang ke rumah," suruh Angel.

"Baiklah, gaess selamat bersenang-senang untuk malam ini jangan lupa pakai pengaman kalau mau main. Btw kamu selama ini kalau mau main pakai pengaman enggak, sih?" tanya Laras membuat Angel menatap tajam ke arahnya.

"Itu bukan urusan kamu, jadi kamu tidak berhak bertanya lebih lanjut apalagi soal urusan ranjang. Lebih baik kamu pulang sekarang juga atau bonus kamu akan melayang," ancam Angel membuat Laras buru-buru keluar dari rumah bosnya tersebut.

Alden yang melihatnya berniat untuk menyusulnya, namun suaranya Angel lebih dulu menghentikan langkah kakinya.

"Berani kamu keluar dari rumah ini, akan aku pastikan polisi sudah berada di depan untuk menjemput kamu ikut bersama mereka," ancam Angel sembari bersedekap di depan dada membuat nyalinya Alden menciut.

"Ikut aku!" Angel beranjak dari duduknya kemudian menaiki tangga menuju kamar pribadinya, diikuti oleh Alden yang berjalan di belakangnya dengan begitu perlahan.

"Oh Tuhan, maafkan aku karena sudah menempuh cara seperti ini hanya untuk mendapatkan uang. Terserah aku enggak tahu apa yang bakal dilakukan wanita itu nanti kepadaku? Semoga saja keluar dari sini, aku masih selamat dengan jiwa raga yang masih utuh," gumam Alden.

CEKLEKKK!!

"Masuk!"

"Enggak mau."

"Masuk, aku bilang!"

"Enggak mau, aku bilang."

"Hufft, dalam hitungan ke tiga kalau kamu tidak mau masuk aku akan melakukannya dengan cara paksa. Satu ...dua ...tig..."

Alden buru-buru masuk ke dalam walaupun dengan berat hati, seketika jantungnya berdetak begitu cepat seperti benderang mau perang. Begitu memastikan target sudah memasuki kamar pribadinya, Angel menutup pintu kamarnya dan secara otomatis pintu tersebut akan terkunci dengan sendirinya. Tidak ada seorangpun yang bisa membuka pintu tersebut, kecuali dirinya sebagai pemilik asli dan hanya dirinya lah yang mengetahui password pintu kamarnya.

"Kamu sudah mandi?" tanya Angel sembari menaruh tasnya di meja samping ranjang.

"Sudah."

"Baguslah kalau begitu, kamu tunggu dulu di sana aku mau mandi," suruh Angel kemudian mengambil handuknya dan bergegas memasuki kamar mandi pribadi yang ada di dalam kamarnya.

Melihat wanita menyeramkan itu sudah memasuki kamar mandi, Alden memanfaatkan kesempatan tersebut untuk keluar dari kamar yang saat ini ia berada di dalamnya.

"Duh, ini gimana cara buka pintunya? Kenapa tadi aku tidak sadar kalau pintu ini ada passwordnya?" bingung Alden dengan sedikit gemetaran mencoba untuk memencet tombol pintu tersebut satu persatu.

TEEETTTTT!!

"Astaga, kenapa ada bunyinya?" terkejut Alden yang salah memasukkan password dan bunyinya begitu nyaring di dalam ruangan tersebut.

Alden tidak berani mencobanya lagi, takut nanti kalau salah password lagi dan pintunya akan rusak. Bisa-bisa dirinya yang disuruh mengganti lagi, tabungan aja udah mulai menipis mana mungkin ia mengeluarkan uang untuk hal yang tidak dilakukannya sama sekali.

Sedangkan di dalam kamar mandi Angel mendengar dengan jelas, bahwa ada suara seseorang yang sedang berusaha untuk membuka pintu kamarnya, dengan cara memasukkan password yang salah dan ia sudah bisa menebak siapa pelakunya.

"Hm mau bagaimanapun caranya dia tidak akan bisa membukanya, kalau bukan aku sendiri yang membukanya," ujar Angel sembari memakai handuk kimononya setelah selesai mandi.

Angel seketika mengingat cerita dari asistennya, bahwa laki-laki yang bernama Alden tersebut katanya belum pernah melakukan itu sebelumnya dan katanya juga masih sangat polos untuk urusan ranjang. Ia punya rencana untuk menggoda pria tampan tersebut dengan kesexyannya.

"Kita lihat seberapa kuatnya dia, tidak tergoda dengan apa yang akan aku suguhkan," ujarnya dengan senyum smirk andalannya.

Angel dengan sengaja sedikit melonggarkan kimononya, agar buah dadanya kelihatan menonjol bagian atasnya. Ia membuka pintunya dan mendapati laki-laki yang lebih tinggi darinya tersebut sedang berkacak pinggang mondar mandir dekat pintu.

"Kamu lagi ngapain, di sana?" tanya Angel membuat Alden terlonjak kaget.

JANGAN LUPA TAMBAHKAN KE RAK DAN TINGGALKAN REVIEW JUGA GAESSS, TERIMAKASIH.