"Kamu lagi ngapain di sana? Ayo sini duduk sama aku di kasur," pinta Angel sembari menepuk-nepuk sisi kosong di sebelahnya.
"Enggak mau, aku pulang pulang aja," tolak Alden yang sudah ketakutan duluan, melihat wanita mengerikan tersebut seperti hendak memangsanya.
"Aku bilang duduk di sini di sampingku!"
Alden tidak berani membantahnya lagi dan terpaksa, menuruti keinginan dari wanita tersebut untuk duduk di sampingnya namun dengan jarak yang cukup jauh.
"Kenapa kamu takut, begitu? Harusnya malam ini adalah malam yang membahagiakan, karena aku akan membuat kamu puas dengan permainanku," ujar Angel sembari menggeser pinggulnya untuk lebih mendekat.
"Jujur aku belum pernah melakukan sesuatu, seperti yang ada di dalam dipikiran kamu." Alden juga menggeser pintunya agar semakin menjauh.
"Jadi kamu tidak tahu bagaimana caranya? Kamu tidak perlu khawatir karena kamu tidak tahu caranya, aku yang akan mengajari kamu sampai kamu menjadi ahlinya," ujar Angel sembari tangannya mulai merayap untuk menyentuh pergelangan tangannya Alden.
"Eh mau ngapain?" panik Alden.
"Sstttt kamu diam saja, kamu di sini aku bayar dan aku akan membayar kamu berkali-kali kalau kamu bisa memuaskan aku. Cukup kamu diam dan nikmati permainan malam ini," ujar Angel dengan berani duduk di pangkuannya Alden, membuat laki-laki yang saat ini berada di bawahnya panik bukan main.
"Tolong, aku enggak bisa. Buka pintunya aku mau keluar dari sini, kamu bisa memilih laki-laki lain di luar sana yang lebih bisa memuaskan kamu, sedangkan aku tidak bisa sama sekali," mohon Alden yang sedari menutup matanya.
"Hm dari mana kamu yakin kalau kamu tidak bisa memuaskan aku, sebelum kamu mencobanya sendiri. Kamu tidak perlu takut tidak akan kenapa-kenapa kok, kamu percaya sama aku semuanya akan baik-baik saja dan kamu bisa keluar dari sini besok dengan kondisi yang utuh," ujar Angel sembari mengalungkan ke dua tangannya ke leher lelakinya.
"Ya Tuhan, aku tidak bisa melakukannya tolong jangan memaksaku untuk melakukannya malam ini," mohon Alden yang sudah bercucuran keringat dingin.
"Hm kenapa kamu ketakutan seperti itu? Aku bukan ingin membunuh kamu ataupun menyiksa kamu, kenapa kamu takut banget sama aku? Hei lihat aku," ujar Angel sembari menangkup ke dua pipi lelakinya.
"Tidak mau," tolak Alden membuat Angel mendengus.
"Kalau kamu tidak mau menatapku sekarang juga, kamu akan rasakan sendiri akibatnya," ancam Angel membuat Alden seketika membuka matanya dan tatapan mereka bertemu untuk seperkian detik.
"Matanya indah sekali," batin Alden.
"Jadi kamu belum pernah melakukannya sama sekali dengan siapapun?" tanya Angel yang dibalas gelengan oleh lelakinya.
"Aku tidak akan macam-macam kok, aku hanya akan melakukan satu macam dan aku jamin kamu pasti akan ketagihan melakukannya, kalau sudah pernah merasakannya sekali saja," ujar Angel sembari mengelus sebelah pipinya Alden.
Angel sengaja meredupkan lampu di kamar pribadinya, supaya mereka mendapatkan suasana romantis dari efek lampu yang remang-remang. Dengan perlahan Angel mendorong badannya Alden hingga berbaring di ranjangnya, sedangkan posisinya kini dirinya berada di atas badannya Alden.
"Kamu tampan sekali, apa kamu tahu baru kali ini ada laki-laki yang menolak berhubungan denganku. Selama aku mengenal laki-laki mereka selalu bernafsu setiap kali melihatku, tapi sepertinya kamu berbeda dan aku bisa merasakannya, walaupun kita sudah sedari tadi berinteraksi namun aku melihat di bawah sana masih belum ada reaksi sama sekali. Itu berarti kamu memang belum bisa merasakan nafsu kepada wanita, beruntung sekali karena aku akan menjadi wanita pertama yang merasakan milik kamu," ujar Angel dengan genit mengedipkan sebelah matanya.
Alden seakan terhipnotis dengan kecantikan wanita yang saat ini berada di atas badannya, mata indahnya benar-benar membuatnya terpanah hingga enggan untuk berpaling melihat yang lain. Bahkan kini dirinya tidak memberontak lagi seperti di awal, membuat Angel senang karena rayuannya sudah sedikit mempan, hingga membuat laki-laki yang sebentar lagi akan di mangsanya menurut padanya.
Angel mempersempit jarak di antara wajah mereka berdua, memiringkan kepalanya dan mulai mengecap lembut bibir lelaki yang ada di bawahnya. Alden yang mendapatkan perlakuan seperti itu seketika membulatkan matanya, sedikit merasa risih namun entah kenapa ia tidak menolaknya.
Merasa tidak mendapatkan penolakan sama sekali dari lelakinya, membuat Angel leluasa bergerak lebih agresif menikmati menikmati bibir tipis dan kenyal serta ada sensasi manisnya. Lidahnya Angel memberontak ingin masuk lebih jauh ke dalam mulutnya Alden, tak perlu usaha yang keras rupanya lelakinya membuka lebar akses untuk dirinya masuk.
"Mppphhhh...sshhh," lenguh Alden.
Mempertemukan lidah mereka berdua dan saling membelit satu sama lain, melumat bahkan menggigit bibirnya Alden dengan begitu gemas dan berusaha untuk memancing gairah nafsu lelakinya.
"Mpphhh.... Angel." Alden mengerang saat merasakan ada sebuah telapak tangan yang meraba bagian bawahnya.
Ciuman mereka masih berlangsung namun tangannya Angel dengan cepat, bergerak melepaskan sabuk yang dikenakan oleh Alden. Ia sedikit kesal karena sabuk itu mengganggu dirinya bergerak leluasa, setelah tangannya berhasil membukanya Angel juga membuka pengait serta resleting yang dikenakan oleh Alden.
"Uwww besar juga punya kamu," puji Angel dengan tangannya yang mengelus-ngelus bagian aset berharga miliknya Alden.
"Kamu mau ngapain? Jangan dibuka," protesnya membuat Angel memutar bola matanya dengan malas.
"Kenapa aku tidak boleh membukanya? Aku berhak atasnya malam ini, apa kamu lupa kalau aku akan membayarmu berkali-kali lipat untuk memuaskan aku? Sudahlah, kamu jangan banyak kebanyakan bicara dan nikmati saja," ujar Angel sembari turun dari badannya Alden dan tak lupa menurunkan celana lelakinya juga.
"Astaga, aku malu," keluh Alden sembari menutup wajahnya dengan ke dua tangannya.
Angel yang melihatnya dibuat geleng-geleng kepala, rasanya sudah tidak sabar melihat bagaimana bentuk benda pusaka miliknya Alden. Begitu Angel juga menurunkan celana dalam lelakinya, seketika terpampang nyata di hadapannya beda pusaka milik lelakinya Alden yang masih tertidur.
"Wahh sesuai dengan ekspektasi punya kamu ternyata besar, dari sekian pria yang pernah aku nikmati sepertinya punya kamu yang paling besar. Waww bagaimana ya rasanya kalau punya kamu masuk ke dalam milikku? Padahal kita sudah berciuman tadi, tapi kenapa punya kamu belum bangun juga?" heran Angel namun dibalas dengan gelengan kepala oleh lelakinya.
"Sepertinya aku harus berusaha lebih keras untuk membangunkannya," ujar Angel dengan tanpa ragu ia memegang junior miliknya Alden, kemudian mengurutnya secara perlahan membuat Alden yang merasakannya, seketika membuka ke dua tangannya yang dari tadi menutupi wajahnya.
"Uhhggg, mau kamu apakan?" tanya Alden tanpa sadar dirinya merem melek menikmati servis yang diberikan oleh wanita tersebut.
"Bagaimana? Enak, bukan? Aku tidak menyakiti, kan?"
JANGAN LUPA TAMBAHKAN KE RAK DAN TINGGALKAN REVIEW JUGA GAESSS, TERIMAKASIH.