Chereads / Takdir Untuk Terlahir Kembali / Chapter 17 - Penampilan

Chapter 17 - Penampilan

"Ya, aku bisa meningkatkan kualitas hidupku di sini secara bertahap. Setelah melunasi utang kepada Meera, maka aku akan akan mengumpulkan uang yang cukup untuk membuka toko milikku sendiri. Tapi pertama-tama, aku harus berurusan dengan kemampuan yang sepertinya tidak berguna yang diberikan anjing sialan bernama Maker kepadaku," gumamnya.

Zophie duduk dengan hati-hati di tempat tidur, mengeluarkan cermin murahan seukuran telapak tangan dari tasnya dan dengan hati-hati memeriksa apakah riasannya telah memudar atau tidak. Wajah cokelat kusam miliknya masih terlihat tak sedap untuk dipandang apalagi, dengan wig kaku berwarna merah bata dan riasan buah metum yang lebih tebal dari biasanya.

Alisnya bahkan terlihat dua kali lebih tebal dari alis aslinya, dan dia menggunakan gincu dengan warna kusam untuk membuat bibirnya tampak seperti orang yang sakit dan sulit dilihat. Penampilan Zophie saat ini adalah penyamaran sempurna untuk melindungi dirinya dari dunia luar yang tengah ia pijaki.

Zophie pernah berpikir untuk menghentikan penyamarannya. Dia merasa menyesal karena harus menyembunyikan sosok cantiknya dengan penyamaran jelek ini. Jadi, dia pernah tak menggunakan riasannya dan melepas wig itu di ruang penyangga untuk sementara waktu.

Ketika Lylia dan Layla melihat hal tersebut, mereka mulai menegurnya. Zophie memutuskan untuk memakai riasannya lagi. Mereka mengatakan bahwa dirinya akan terlihat lebih cantik dari kebanyakan artis di teater jika dia tak mengenakan riasan penyamarannya. Orang-orang pasti mengagumi rambut pirang miliknya, kulit putih hingga mata hijaunya. Zophie terkejut mendengar hal itu dan memutuskan untuk langsung mengenakan wig miliknya lagi.

Sejak itu, dia sedikit kesal dan mengeluh pada gagasan bahwa dia tidak akan pernah bisa melepaskan penyamarannya sampai dia bisa melepas kemampuan atau kutukan yang diberikan Maker padanya. Tapi, Zophie tidak ingin menjalani hidupnya dengan begitu terpuruk. Jadi, dia memutuskan untuk menikmati saja, berpikir bahwa penyamaran itu mungkin bisa jadi perisai untuk melindunginya. Zophie merasa puas, mengatur beberapa barang miliknya di dalam lemari kayu dan turun kembali ke lantai pertama setelah selesai.

"Siapa itu? Apakah dia pembantu baru? Ya Tuhan, lihat dirinya."

Segera setelah dia berkenalan dengan orang-orang yang akan bekerja dengannya, Zophie mendengar cekikikan yang mereka tunjukkan karena penampilannya. Bagaimanapun, baik di kehidupan sebelumnya atau di sini, sepertinya penampilan adalah masalah terbesar umat manusia.

Selalu ada standar yang harus seseorang penuhi. Dan Zophie tampaknya mulai merasa lelah dengan semua label yang ia dapatkan.

"Aku belum pernah melihat seseorang yang begitu jelek dan gendut. Lihat rambutnya. Aku bisa memotongnya dan menggunakannya sebagai sapu."

"Lihat warna kulit itu. Apa yang dia lakukan sehingga membuat warna kulitnya menjadi begitu? Tangannya putih, tapi ada apa dengan wajahnya? Hei, apa kamu sakit? Itu tidak menular, bukan? Aku sedang berbicara tentang penyakit yang membuat mereka semua menjadi jelek," Mereka berteriak padanya, mereka semua membuat keributan.

Zophie menunjukkan ekspresi cemberut pada orang-orang yang menertawakan wajahnya. Dirinya berpikir, "Jika Maker memberiku pengaruh akan kecantikan, maka aku akan membuat mereka semua menjadi jelek dan membuka era kesetaraan bagi umat manusia."

Pelayan yang seumuran dengannya mengabaikan tata krama yang ada dan terus menggoda Zophie, tapi tidak ada yang menghentikan mereka. Kepala pelayan pura-pura tidak mendengar dan mulai memerintahkan pelayan-pelayan itu untuk segera melakukan apa yang harus mereka kerjakan.

"Pangeran akan mampir besok, jadi bersihkan aula lantai pertama dan bantu pekerjaan dapur. Jika ada debu pada furnitur, kau harus membersihkannya lagi sepanjang malam, jadi lakukan dengan hati-hati dari awal. Sekarang, pergilah ke area yang telah ditentukan dan segera mulai bekerja. Zophie, tolong bersihkan kamar lagi untuk Lady Maya. Aku tidak akan membiarkan dia mengeluh seperti sebelumnya."

Mendengar kata-kata Kate, pelayan berambut abu-abu yang menertawakan Zophie yang terus menggerutu. "Wanita itu aneh. Dia diusir oleh pangeran dan melampiaskan amarahnya padaku. Kate, kamu tahu itu."

Mengabaikan keluhan sang pelayan, Kate sekali lagi berkata dengan tegas, "Itu tugas kita untuk menanganinya sebelum mendapat keluhan dari atasan kita. Jangan katakan apapun, bersihkan saja lagi. Kau mengganti seprai nya menjadi merah, kan?"

Jane menjawab, "Ya. Itu sebabnya diriku memesan yang baru, dan aku harus menggantinya. Yang Mulia tidak perlu pergi ke ruangan itu, tapi aku tidak tahu mengapa dia meminta diriku untuk mengganti sprei dengan yang berwarna merah?"

"Diam. Semuanya, cepat berpisah dan selesaikan pekerjaanmu." Saat kepala pelayan bertepuk tangan dan mendesak semua orang, para pelayan yang dari tadi mengeluh, kini mulai berpencar.

Orang-orang pergi ke tempat mereka bertugas dan Zophie berdiri di sana, sendiri di aula kosong, tidak tahu kemana harus melangkah. Kate lantas memandangnya dengan sedikit rasa kesal dan memerintahkannya, "Ikuti aku ke sini. Aku akan memberitahumu di mana harus mulai bekerja hari ini."

Zophie dengan postur tubuh yang lurus tetapi terlihat tumpul mengikuti kepala pelayan dan menuju ke belakang lantai pertama.

Dia diperkenalkan pada Isla, seorang pelayan yang bertanggung jawab pada urusan pembersihan. Isla yang rambutnya sudah beruban di usia lima puluhan juga mengerutkan kening pada penampilan Zophie yang kusam. "Aku tidak tahu apakah dia bisa melakukan apa yang diperintahkan dengan benar."

Suara keluhan yang dilontarkan Isla membuat Kate kembali menatap Zophie. "Aku akan memberimu kuota harian. Kau tidak akan beristirahat sampai kau selesai melakukannya, jadi dirimu harus rajin. Jika kau banyak bergerak, kau akan kehilangan perut besar itu."

Zophie mencoba untuk mengatakan sesuatu dari tadi, sebab dia telah mendengar segala macam hinaan sejak dia memasuki rumah kediaman ini. Dan rasanya sulit baginya untuk bertahan atau tidak bereaksi dan tidak mengucapkan sepatah kata pun pada cibiran yang ada.

Zophie merasa akan segera meletup dan menyerang mereka sepuluh kali lebih parah tapi, dirinya justru malah menjawab dengan sopan, bersumpah untuk tidak tersinggung oleh komentar yang ada, "Ya. Aku akan bekerja keras. Apa yang harus diriku mulai?"

Wanita itu menoleh ke arahnya dan mulai berkata, "Mulailah dengan membersihkan kamar kosong. Pastikan kau membersihkan furnitur yang ada setiap hari, terus ganti seprai setiap dua hari sekali, bersihkan debu yang ada di tiap karpet setiap tiga hari sekali."

Zophie bingung mengingat tugas-tugas yang dikatakannya tanpa henti. Benaknya berteriak, "Aku tidak tahu apakah diriku bisa menghafal semuanya sekarang. Ketika menerima bayaran pertama, aku akan membeli pena dan buku saku terlebih dulu."

Gadis itu memasuki kamar yang ditunjukkan oleh pelayan tersebut. Ketika Zophie memasuki ruangan yang dia pikir kosong, seorang pelayan cantik dengan rambut abu-abu dan mata hitam itu mendekat padanya lalu menyahut, "Apakah kamu pelayan baru?"

**To Be Continued**