Mendengar kata-kata Anne, Alice tersenyum jelek. "Bagaimana dengan ini? Lady Maya akan datang hari ini. Aku seharusnya menyajikan teh tapi biarkan dia yang menjalankan tugas itu alih-alih diriku. Kepala pelayan menyuruhnya untuk tidak dilihat oleh para tamu, dan jika kepala pelayan mengetahui bahwa dia pergi ke kamar tamu untuk membawa teh, dia mungkin akan mengusir pelayan itu. Bahkan jika dia tidak diusir, akan terlihat menyenangkan jika dia harus mengatasi semua amarah dari Maya, dan kamu bisa ikut senang tanpa harus menyesal karena membuatnya melewati masalah. Itu bagus untuk kita berdua."
Wajahnya tak berhenti terkejut mendengar hal tersebut. Anne berkata, "Alice, bagaimana kamu bisa memiliki pikiran secerdas itu? Wah itu sungguh ide yang sangat bagus." Keduanya segera mulai bertukar pendapat satu sama lain.
***
"Bawa ini ke kamar Lady Maya. Kamarnya berada di lantai satu." Perintahnya.
Anne sedang menunggu Zophie kembali ke kamarnya setelah hari yang melelahkan dengan banyak pekerjaan. Dia memberikan teh yang dibawanya. Membela diri, Zophie membalas, "Tapi aku diberitahu untuk tidak dilihat di ruang tamu atau bertemu langsung dengan majikan."
Ketika Zophie mengambil cangkir teh dengan terpaksa, di saat yang tidak terduga, Anne berkata dengan acuh tak acuh, "Itu karena tidak ada orang yang tidak memiliki pekerjaan saat ini. Lady Maya tidak akan keberatan dengan pelayan siapa yang akan datang, jadi serahkan saja padanya. Serahkan tehnya dan pastikan dia meminum semuanya."
Zophie menjadi bingung saat ini, terutama mendengar kalimat akhir dari Anne. Dia bertanya, "Apakah aku memang harus memastikan dia meminum semua ini?"
Anne beralih padanya lalu menjawab, "Ada ramuan yang sangat mahal dalam teh itu dan minuman itu berguna untuk mencegah kehamilan. Dia tidak ingin meminumnya setiap kali kita memberikannya, jadi kau harus memastikan dia meminumnya dengan cara apa pun. Kau harus melihat dia meminumnya sendiri, mengambil cangkir tehnya, lalu kembali."
Dia pasti membalas pembangkangannya beberapa hari yang lalu, tapi tidak ada bukti yang menyinggung perasaannya. Anne tampak begitu tenang sehingga Zophie tak bisa mencurigai dirinya tanpa alasan.
Zophie kini melihat ke dalam teh yang berwarna kemerahan dan memiliki aroma harum, dan bergumam dengan kejam pada dirinya sendiri, yang telah ditinggalkan sebagai bajingan, "Ya, kontrasepsi sangat penting."
***
Kamar kekasih pangeran adalah ruangan yang paling dalam dari kamar tamu di lantai pertama. Seolah-olah itu adalah tempat pengasingan tapi Zophie berhasil menemukan kamar tersebut di sudut.
Dia mengetuk pintu yang berat itu sampai ada balasan dari dalam. Dan dengan hati-hati, Zophie pun melangkah masuk.
"Nona, aku punya teh untukmu," sahutnya dengan sopan.
Maya masih marah setelah dia diusir dari kamar pangeran, memikirkan bagaimana bisa kisah cintanya mungkin berakhir hari ini. Wanita itu mengerutkan kening pada pelayan jelek yang tiba-tiba terlihat di hadapannya, lalu melontarkan kalimatnya dengan nada tinggi, "Siapa kamu, ini pertama kali aku melihatmu?"
Dengan berhati-hati Zophie melangkah masuk dan mencoba mendekat. Dirinya menjawab, "Namaku Zophie. Aku bekerja di rumah besar ini mulai beberapa waktu lalu. Aku merupakan pelayan baru.
Maya yang kejengkelannya melonjak sampai ke puncak kepalanya, mulai berteriak dengan hebat, "Apakah mereka berani membiarkanmu membawakan tehku bahkan jika kamu seorang pelayan baru? Hah!"
Dengan teriakan yang memekakkan telinga, Zophie dengan cepat meminta maaf. Jelas dia akan mendapat masalah jika dia membuat keributan malam ini.
Dirinya memelas, "Maafkan lah diriku. Aku mengambil tugas ini karena aku tersentuh olehmu. Aku senang melihat Lady Maya yang berperan sebagai Marionette di 'Lady Marionette' sehingga aku ingin sekali melihat wajahmu secara langsung, jadi aku bersemangat untuk datang ke sini. Maafkan diriku yang hanya seorang penggemar."
Maya yang mengoceh dengan penuh amarah, lantas berhenti secara perlahan, terutama saat melihat pelayan itu menundukkan kepalanya. "Marionette? Bagaimana pelayan sepertimu bisa melihat drama itu?"
Berusaha untuk menurunkan suaranya, Zophie dengan cepat merespon sembari berhati-hati mengumpulkan keberaniannya dan menatap Maya dengan mata penuh semangat. "Ketika masih muda, diriku pernah tinggal di Teater Magnum dan melakukan tugas-tugas di ruang penyangga sampai dua minggu lalu. Aku sering mengintip ke ruangan studio dan sejak saat itu aku menjadi penggemarmu."
Karena dia tidak pernah mengutuknya kegembiraan seperti Lylia dan Layla, dirinya tidak memiliki kemampuan spesial kecuali wajahnya yang cantik. Hal tersebut seringkali digunakan oleh Zophie memainkan rasa sombongannya.
Tertegun mendengar hal itu Lady Maya kembali berujar, "Betulkah? Aku tidak ingat pernah melihat seorang gadis sepertimu, karena aku masih sering masuk keluar teater. Tapi ya sudahlah. Karena dirimu adalah seorang penggemar, jadi aku akan memaafkanmu kali ini. Ngomong-ngomong di rumah besar ini, aku perhatikan mereka sering membawakanku teh setelah aku meninggalkan kamar Yang Mulia. Katakan dengan jujur apa fungsinya minuman yang kau bawa?"
Maya memiliki gambaran kasar tentang apa isi teh itu. Namun, dia sangat menyadari bahwa jika dirinya menolak, dia tidak akan dapat bertemu dengan pangeran lagi dan Maya tak ingin hubungannya berakhir.
Jadi, dia harus minum sebanyak yang dia bisa, tetapi hari ini dia mulai berpikir bahwa dia bisa bertahan tanpa harus meminumnya. Karena pelayan yang ada di hadapannya adalah penggemar, maka Maya berpikir harus memanfaatkan hal ini.
"Mereka bilang padaku bahwa itu teh yang sehat dan mahal untuk membantu stamina seorang wanita saat menghadapi permainan panas pangeran. Aku telah diperingatkan berkali-kali bahwa aku harus berhati-hati agar tidak menumpahkan setetes pun," tutur Zophie.
Ketika Zophie meletakkan cangkir teh tersebut dengan hati-hati di atas meja, Maya memelototinya, berpikir bahwa pelayan jelek ini sengaja berpura-pura tidak tahu.
"Betulkah? Ini teh mahal yang bagus untukku? Bagaimana kalau kau yang meminumnya? Aku akan dengan senang hati berbagi minuman khusus berkhasiat itu denganmu," ujar nona tersebut.
Maya yang mengikuti Miya dan sedang mencari kesempatan, mampu mengambil posisi sebagai kekasih sang pangeran. Hari kegembiraan itu berlangsung berulang kali hingga hari ini. Dia telah mengunjungi Kediaman Lucius Artorius yang terkenal di Aalto Street itu sekitar lima kali.
Saat pertemuan berlanjut, Maya jatuh cinta pada sang pangeran tanpa ragu-ragu. Pangeran adalah orang yang tampan dan kaya, juga pandai dan lihai dalam masalah ranjang seperti yang diberitakan. Maya telah tidur dengan banyak pria, entah itu atas kemauannya sendiri atau orang lain, tapi dia tidak pernah puas dengan mereka dan pikirannya selalu membawanya kemari.
Dia telah meminta berulang kali, berusaha untuk tinggal bersama sang pangeran lebih lama. Semuanya akan mudah jika dia memiliki anak pangeran, tetapi teh merah itu ditempatkan dihadapannya setiap hari setelah aksi panas mereka, sehingga harapannya itu tidak akan terjadi.
**To Be Continued**