Sampai sekarang, dia dipaksa untuk minum dengan bantuan kepala pelayan atau pengawal pangeran secara langsung, tapi hari ini berbeda. Pelayan yang datang tak memperlakukan dirinya dengan kasar.
"Aku tidak akan pernah minum teh itu, bahkan jika aku harus menyiksa gadis muda ini," pikirnya.
"Sungguh? Apakah aku boleh minum? Kudengar ini teh yang sangat mahal. Terima kasih," sahut Zophie dengan menunjukkan ekspresi yang penuh dengan rasa bahagia.
Bertentangan dengan pikirannya, bagaimanapun, dia sangat terkejut pada pemandangan seorang pelayan yang dengan berani mengambil secangkir teh tanpa rasa ragu-ragu sedikitpun. Melihat hal tersebut, Dia segera mengambil kembali cangkir teh tersebut dari tangan pelayan itu karena dia pikir teh tersebut memang sangat sehat.
Senyum Zophie yang makin lebar juga semakin membulatkan tekad Maya ketika dia melihat seorang pelayan bahkan siap meminumnya dengan bahagia. Hal ini jauh berbanding terbalik dari ekspektasinya.
Melihat Maya yang menderita untuk sementara waktu hanya karena secangkir teh, membuat Zophie berpura-pura tidak tahu. Tak ingin menciptakan salah paham dan bersikap seolah-olah itu adalah obat yang bagus.
Zophie berkata, "Aku akan memberitahu kepala pelayan terus terang bahwa aku meminumnya. Saat kepala pelayan memarahiku, kamu harus memberitahunya bahwa dirimu yang menyuruhku minum."
Zophie tahu bahwa meminum secangkir teh kontrasepsi tidak akan terlalu merugikan baginya, sebab sejak awal ia memang tak memiliki masalah tertentu yang membuatnya harus menolak minuman tersebut. Namun, jika kebohongannya terungkap, maka habislah dirinya.
Saat dia mengulurkan tangan untuk mengambil teh dari Maya, dirinya memiringkan kepalanya. Maya pun terpaksa meneguk teh tersebut dengan ekspresi masam. Akan lebih baik jika minuman itu mampu melindungi tubuhnya. Lagipula jika itu adalah teh untuk menghentikannya hamil, Maya mau tak mau harus meminumnya karena Zophie berkata bahwa dia akan memberitahu kepala pelayan jika Maya tidak meminumnya.
Sambil minum teh tersebut, Maya menatap pelayan yang tampak seolah mengancamnya. Maya mungkin merasa ditipu meskipun dia tahu tak ada pilihan yang lebih baik karena dia tidak bisa meninggalkan sisi pangeran.
Zophie sengaja membuat ekspresi seolah dirinya merasa sangat kesal ketika dia melihat Maya yang meminumnya. Raut wajahnya tampak geram, Zophie terus saja berpura-pura kesal. Melihat ekspresi wajah tersebut, Maya semakin yakin bahwa itu benar-benar teh yang menyehatkan.
Ketika dia menyerahkan cangkir teh yang telah kosong, Zophie menerimanya dengan sangat sopan. Maya menyukai Zophie yang memperlakukan dirinya lebih seperti seorang ratu dibandingkan dengan sikap yang ditunjukkan oleh para pelayan lain yang selalu meremehkannya.
"Aku ingin kamu yang menyajikan teh untukku mulai sekarang," sahut Lady Maya.
Wajah Zophie tampak mengeras mendengar ucapan dari Maya, apalagi menatap ekspresi wanita itu seolah dia baru saja memberi Zophie rahmat yang besar. Di saat yang sama Zophie juga kesal saat dia mendapat lebih banyak pekerjaan yang tidak perlu.
Namun dia tidak dapat menunjukkan pikiran batinnya, dia hanya menundukkan kepalanya dalam-dalam dan mengungkapkan rasa terima kasihnya sebelum dia akhirnya melangkah keluar ruangan. Sementara itu, Anne berlari menuju ruangan kepala pelayan setelah menjebak Zophie untuk melakukan sesuatu.
"Kepala pelayan, Zophie baru saja melanggar aturan yang ada. Dia membawa teh masuk ke dalam kamar Lady Maya," lapor Anne dengan heboh.
Kate sedang berunding dengan koki tentang menu sarapan pangeran dan segera menoleh kembali pada perkataan Anne, "Apa yang sedang kau bicarakan? Aku mengatakan kepada gadis itu untuk tidak menunjukkan dirinya di depan para tamu. Apa yang Alice lakukan?"
Berusaha membela diri dan bersikap tak tahu apa pun. Anne menjawab, "Aku tidak tahu. Aku melihatnya masuk ke kamar nyonya dan aku datang untuk memberitahumu sesegera mungkin. Akan menjadi masalah besar jika nyonya tidak meminum tehnya. Aku pikir dirimu harus pergi melihatnya langsung."
Kate merasa sangat geram saat ini. "Apa yang salah dengan dia? Tidak peduli bagaimana gadis sepertinya bisa mendapat surat pengantar dari Marquis Parveen, aku harus segera mengusirnya."
Mengetahui bahwa ada perkelahian setiap kali dia mengirim teh ke kamar Maya, Kate berlari dengan gugup menuju ke aula. Ketika dia tiba di depan kamar Maya di bagian paling dalam dari aula, dia melihat Zophie meninggalkan pintu kamar tersebut.
Begitu dia melihat Zophie keluar, Kate langsung menyeretnya pergi dari depan pintu, membawanya jauh dengan perasaan marah. Dia pikir dia telah gagal karena dia tidak bisa membuatnya minum teh dalam waktu sesingkat ini.
"Siapa yang berani menyuruhmu keluar masuk kamar Lady Maya? Sudah berapa lama kamu di sini? Mengapa kau berani mengolok-olok perintahku? Sini, berikan aku tehnya dan pergi ke atas, kemasi barang-barangmu sesegera mungkin," hardik kepala pelayan.
Anne menertawakan Zophie dengan tangannya terlipat. Zophie terkejut saat tiba-tiba seseorang berteriak, "Beraninya kamu bersikap sombong, dasar wanita jelek!"
Dia sangat lega bahwa dia tidak perlu melihat sosok mengerikan itu setelah hari ini. Zophie memperhatikan apa yang terjadi ketika dia melihat Anne di belakang Kate dengan sikap yang sama, saling menekan. Jelas bahwa dia menyuruhnya untuk mengantarkan teh agar dirinya diusir.
Zophie dengan sopan mengulurkan cangkir teh kosong kepada Kate yang sedang menatapnya. Untuk menenangkan amarahnya Zophie memberi tahu bahwa dia telah menyelesaikan perintah yang diberikan kepadanya.
Kate menghentikan amarahnya setelah melihat cangkir teh itu bersih, tidak ada setetes pun yang tersisa. Kepala pelayan itu lantas bertanya, "Jangan sekedar menunjukan padaku tapi beri tahu aku, apakah Lady Maya meminum semuanya?"
Dengan anggun dan sopan Zophie mengangguk sembari menjawab, "Ya, bu." Anne dengan segera memeriksa cangkir teh dari Kate dan dengan cepat melangkah masuk, "Tidak mungkin semudah itu. Kepala pelayan, kamu sendiri tahu, bukan.? Butuh beberapa saat untuk membuatnya minum secangkir teh. Aku yakin Zophie yang meminumnya atau membuangnya karena dia takut dimarahi."
Karena kata-kata Anne membuat Kate kembali bertanya pada Zophie. "Apakah dirimu yakin Lady meminumnya?"
Zophie menjawab dengan tenang, "Ya bu. Aku tahu betapa pentingnya itu, dan aku tidak akan berbohong. Wanita itu bahkan yang menyuruhku untuk memberinya teh serupa lain kali."
Dengan heran kepala pelayan bertanya, "Maksudmu dia menyuruhmu untuk mengantarkannya teh untuknya?" Zophie menjawab singkat, "Iya."
Dalam hati Kate terkejut dengan kata-kata yang dilontarkan Zophie. Dia pikir pelayan itu lebih baik dari yang diharapkan, jadi dia akan lulus walau dia telah melanggar perintahnya. Tapi dia berpikir itu tidak boleh terjadi lagi dan membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu. "Kau pasti sangat baik dengan Lady Maya. Tetap saja, aku tidak bisa membiarkanmu melanggar perintahku. Jika ini terjadi lagi, kau akan diusir dari kediaman ini."
**To Be Continued**