Setelah bebrapa hari badan yuni terasa membaik dari rasa sakit yang sebelumnya ia rasakan.
Namun Rasa mual ingin muntah terus ia rasakan, Untuk menjawab kekhawatiran nya dengan prasangka buruk karena kejadian malam itu, yuni pun pergi membeli sebuah testpack
Dengan tergesa-gesa yuni pulang, karena sudah tidak sabar ingin meyakikan perasaan nya.
Setelah melihat kearah benda yang dibtangan nya yuni sontak kaget dan menagis
"hikss hikss tidak mungkin, ini tidak benar aku pasti bermimpi" Tangis yuni menampar pipinya
"Lelaki itu, dia harus bertangung jawab, aku tidak akan membiarkanmu bahagia di atas kehancuranku" sambung yuni
Segera mengambil tasnya dan pergi mencari lelaki yang telah merusak masa depan nya.
Yuni terus mencari lelaki itu sampai akhirnya yuni teringat saat perkenalan mereka yang singkat, Lelaki itu bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota itu.
Dengan segera Yuni pergi ketempat itu, tempat itu lumayan jauh dari tempat tingalnya yang sekarang.
* * *
Terlihat kepala yuni mendongak melihat kesebuah bagunan yang besar dan tinggi.
"Sekarang aku akan membuatmu bertangung jawab, aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang atas apa yang telah engaku lakukan kepadaku" ucap yuni sambil terus melangkah menuju bagunan tersebut
" permisi mbak, ruagan Alex di sebelah mana" Tanya yuni kepada seorang karyawan yang ia temui
"Maaf tuan alex sudah pulang, sejak makan siang tadi" ujar karyawan itu dengan sopan
"apakah saya boleh meminta alamat alex" pinta yuni
"Tapi" ucap wanita itu terputus
"aku mohon berikan alamatnya kepdaku, aku sangat membutuhkannya, aku tidak akan memberitahu kepadanya tengangmu" ujar yuni meyakinkan wanita itu
Dan akhirnya yuni mendapatkan alamat rumah Alex, bergegas pergi dan menuntun langkah kakinya pergi kerumah lelaki itu
Mobil yang ia tumpagi pun melaju sepanjang perjalanan menuju kediaman lelaki ituu
Yuni mencari alamat pasti yang ia dapatkan di sekitar rumah-rumah mewah itu.
Hingga sampai kerumah yang ia tuju, Menekan bel berkali-kali hingga beberapa menit terlihat seorang wanita membuka pintu dengan tatapan sinis karena sikap kasarnya menekan bel tersebut.
Mungkin dia adalah pembantu rumah itu,
" Dimana bosmu" tanya yuni kepada wanita itu
"Tuan alex sedang tidak ada di rumah, neng ada keperluan apa, Biar nanti saya sampaikan" sahut wanita itu sopan
"jangan bohong, kamu pasti sudah bersekongkol dengan bosmu itu kan" ujar yuni tak percaya memaksa masuk kerumah mewah itu
"Sungguh saya tidak bohong neng, tuan sedang tidak ada di rumah" jelas asisten rumah tangga alex
"Aku tidak percaya dengan ucapanmu, dia pasti sembunyi di dalam, aku akan menemukan nya di rumah ini" ujar terus masuk kedalam
"kalau neng memaksa saya tidak melarangnya, silakan cari di dalam"
Setelah keliling mencari keberadaan alex di seluruh ruagan di rumah mewah itu, yuni tidak menemukan sosok yang ia cari.
"Lelaki brengsek, kau tidak akan bisa lari dariku" ucap yuni keluar dari rumah itu
Saat ingin keluar dari halaman rumah itu, langkah yuni terhenti ketika melihat sebuah mobil mewah yang sudah tidak asing baginya terlihat memasuki halaman rumah tersebut.
yuni menghampiri mobil itu dan terlihat sosok lelaki yang ia cari keluar dari dalam mobil tersebut.
"Alex" triak yuni
"Yuni, sedang apa kamu disini" ucap alex mengalihkan pandagan
"nyariin kamu" ujar yuni menghampiri alex
"Minta pertanggung jawaban, karena kamu telah menghamiliku Alex" sambung yuni sambil memperlihatkn bukti yang memiliki garis dua
"Lex"
"Alex, jawab" ujar yuni dengan nada tinggi
"Yuni kita baru kenal, dan kamu masih sangat muda, dan aku tidak mungkin tiba-tiba menikahimu, Apa kata orang-orang diluar sana yang mengenaliku, karir dan nama baikku akan rusak, karena masalah spele ini.
Aku akan cari jalan keluar lain nya" ucap alex
"Maksud kamu apa,?"
"ini bukanlah masalah besar, Gugurin saja kanduganmu, Aku akan carikan dokter terbaik untukmu, dan mengurus semua biayanya sampai kamu benar-benar sembuh" ujar alex enteng
"Gimana yun, kamu setuju dengan rencanaku" sambung alex seolah tidak merasa bersalah
"Engakk, hikkss hiksss aku gak mau lex, Bisa-bisanya kamu mau melenyapkan darah dagingmu sendiri, lelaki tidak punya perasaan" tangis yuni
"kita sudah berbuat dosa, aku tidak mau menambah dosa lagi dengan membunuh janin di perutku ini" ujar yuni
"ini semua demi nama baik kita, Kamu mau teman-teman dan keluargamu tau tentang kehamilanmu,? Mereka pasti menjauhi mu"
"Masa depanku sudah kau hancurkan, aku tidak peduli semua itu, pokoknya kamu harus bertanggung jawab dan menikahiku" ucap yuni menatap tajam
"sudahlah yun, jagan kampungan seperti ini, Aku gak mau jika harus menikah" ujar alex meningalkan yuni
Tangis yuni pecah "oh tuhan aku harus berbuat apa dengan janin ini jika Alex tidak mau bertangung jawab"
kini yuni pulang dengan lemah membaringkan tubuh di atas tempat tidurnya.
Menagisi nasib yang sedang ia alami, Mungkinkah beasiswa ku akan di cabut karena sudah berbuat kesalahan yang melangar hukum.
"Kepada siapa aku mengadu, aku malu dengan kondisi yang ku alami saat ini, teman-temanku pasti mereka akan menjauhiku.
reno, tidak aku tidak mau lagi menemuinya " tangis yuni
"jika ia lahir nanti, pasti semua orang akan semakin mencemoohku karena melahirkan tanpa suami" pikir yuni semakin putus asa
"Tidak, aku tidak bisa hidup seperti ini, Lebih baik aku mati, jika aku mati semua pasti akan baik-baik saja" Karena bujukan setan yuni segera mencari pisau di dapur.
perasaan kalut yang ia rasakan seolah-olah mendorong nya untuk melakukan kebodohan itu.
Ia benar-benar mengiris pergelagan taganya dengan sebuah pisau yang ia temui di dapur.
* * *
semenjak kepergian yuni, Siksa dan ayu terus membantu reno mencari yuni ketempat-tempat yang biasa mereka kunjugi bersama.
Namun mereka tidak menemukan yuni yang mereka cari.
Derrt Deerrrt Deeerrrrtt
pensel bima bedering, Reno berusaha menelpon sepupunya yuni
bima yang asyik berenag naik keatas mengambil ponselnya
"Hallo ren, tumben menelpon ku," tanya bima
"iyaa, aku cuma mau tanya, apakah yuni pulang ke Jakarta" Tanya reno
karena ia tahu yuni sudah tidak memiliki orang tua, sejak usia 9 tahun kekasihnya itu menjadi yatim piatu, orang tuanya meningal kecelakaan pesawat saat terbang ke bali.
Sejak itu yuni di rawat oleh Om dan Tante nya, orang tua bima.
"Tidak, yuni tidak mungkin pulang sendiri" ucap bima, Mengigatkan trouma masa kecil sepupunya yang tak berani naik pesawat sendirian,
setiap kali pulang atau pergi yuni selalu di temani bima atau reno sampai ke tempat tujuan nya.
"Sudah hampir seminggu yuni meningalkan rumah, semua barang-barangnya juga tidak ada, aku fikir dia pulang ke jakarta" jelas reno
"Ponselnya tidak bisa di hubugi, dia juga tidak ada mengabariku" sambung reno
"Mungkin dia mulai megetahuin kebusukanmu, makanya dia kabur-kaburan begini" sindir bima
"apa maksudmu Ucap"
tuuttt tuuttttt telponya terputus