Chereads / Jodohku CEO / Chapter 2 - Wanita Baik

Chapter 2 - Wanita Baik

Arion kembali ke rumah tepat pukul tujuh malam jam saat papa, mama dan Nara tengah bersiap untuk menikmati hidangan makan malam. Arion menghampiri papa dan mamanya lalu meraih tangan mereka dan mengecup punggung tangan kedua orang tuanya. Arion lalu meminta izin kepada orang tuanya untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum ikut bergabung bersama mereka untuk menikmati makan malam. Setelah kedua orangtua Arion mengijinkan Arion untuk pergi ke Kamarnya nya Arion melangkahkan kaki menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Tak lama kemudian Arion telah kembali ke ruang makan dan bergabung bersama kedua orangtua dan kakak kembarnya untuk menikmati hidangan makan malam yang telah tersaji di atas meja makan.

"Bagaimana pekerjaan kamu hari ini Arion," tanya papa Naren beberapa saat setelah mereka menikmati makan malam

"Alhamdulillah.. Lancar pa," balas Arion sembari menggulir remot televisi yang ada di tangannya

"Alhamdulillah.. Papa mendengar hari ini ada sekretaris baru iya," lanjut papa Naren

"Iya Pa. Hari ini ada sekretaris baru yang akan membantu Naren dan Natan menyelesaikan pekerjaan. Arion merasa tidak tega jika menumpukan semua pekerjaan kepada Natan. Karena itu Arion meminta Nathan untuk mencari sekretaris buat Arion," tukas Arion

"Baguslah Papa juga ikut senang mendengarnya, karena Papa rasa kamu memang memerlukan seorang sekretaris untuk membantu pekerjaan kamu agar tidak terlalu menumpuk. Kamu jadi bisa ada waktu mencari pendamping hidup dan tidak memikirkan pekerjaan terus-menerus," seru papa Naren

Arion berdecak kesal mendengar ucapan papanya yang membahas tentang pasangan hidup. Arion memilih diam dan tidak menanggapi ucapan papanya Itu itu lalU fokus menonton televisi. Naren mengesah pelan saat melihat sikap Arion yang selalu menghindar jika mereka Tengah membahas tentang pasangan hidup atau pernikahan naren sangat mengharapkan jika Arion dapat merespon dalam waktu dekat Karena usian harian sudah tidak mudah

Naren mengasah pelan ketika melihat ekspresi Arion saat membahas tentang pasangan hidup. Naren berharap Arion bisa secepatnya move on dari kekasihnya yang telah pergi meninggalkannya. Namun sepertinya harapan naren sia-sia saat melihat ekspresi Arion setiap membahas tentang pasangan hidup naren ini hanya nya berpasrah diri pasrah diri kepada Tuhan dan berdoa semoga Arion bisa melupakan masa lalunya dan dan menemukan pengganti Kirana mantan pacar Arion yang telah lama meninggal dunia.

***

Pagi yang cerah memberikan semangat kepada Arion menjalani aktivitas hari ini. Setelah menikmati sarapan dan berpamitan kepada orang tuanya, Naren menancapkan gas mobil sport mewahnya yang berwarna hitam menuju kantor sebelum jalanan padat di pagi.

Tok..

Tok..

Tok..

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Arion dari benda pipih di hadapannya.

"Masuk," titah Arion dari dalam ruangannya

Erina memutar knop pintu ruangan Arion dengan perlahan lalu melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan bosnya dengan langkah kecil sedikit gemetar.

"Assalamu'alaikum.." Erina mengucapkan salam setelah masuk ke ruangan Arion

Arion terkesima beberapa saat melihat penampilan sederhana Erina dan salam yang diucapkan Erina saat ke dalam ruangannya. Arion lekas menyadarkan dirinya saat suara lembut Erina menyapa indera pendengarannya.

"Maaf Pak jika saya mengganggu waktu bapak. Saya ingin menyerahkan laporan ini pak," ucap Erina swmabei mengangsurkan map berwarna merah yang dibawanya ke atas meja kerja Arion

"Wa'alaikumsalam.. Baik. Laporan saya terima. Nanti akan saya periksa. Kamu boleh kembali ke meja kerja kamu," balas Arion dengan nada dingin

"Baik Pak. Terima kasih. Permisi. Assalamu'alaikum.." Erina mengayunkan kaki meninggalkan rumahan Aeion setelah mendapat ijin dari Arion melalui anggukan kepala Arion

"Wa'alaikumsalam." Arion membalas salam Erina setelah Erina keluar dari ruangannya

Arion melanjutkan pekerjaannya memeriksa laporan yang dikirimkan Ardi melalui emailnya sebelum memeriksa laporan yang baru saja diberikan oleh Erina.

***

"Kamu tidak makan siang Rin?" tanya Natan yang telah berdiri di depan meja kerja Erina

Ya. Natan merasa heran saat keluar dari ruangannya hendak ke ruangan Arion melihat Erina masih berada di meja kerjanya saat jam makan siang atau istirahat karyawan. Natan menghampiri meja kerja Erina.

"Saya membawa bekal makan siang pak," balas Erina sopan

Natan mengangkat sebelah alisnya mendengar ucapan Erina. Membawa bekal makan siang? Masih ada iya orang membawa bekal makan siang dijaman ini saat orang-orang atau wanita lain memilih yang praktis makan diluar dan malas memasak. Ardi menatap Erina dengan tatapan sulit diartikan sehingga Erina salah tingkah.

"Pak.." Erina memanggil Natan yang tengah melamun di hadapannya

Natan bergeming di tempatnya saat Erina memanggilnya pertama kali. Erina mencoba memanggil Natan kembali saat Natan tidak menanggapi panggilan pertamanya.

"Pak.." Erina mengeraskan sedikit suaranya

Berhasil..

Natan menyadarkan diri dari lamuannya saat mendengar suara Erina memanggilnya.

"Iya Rin. Kenapa?" ucap Natan

"Saya permisi mau sholat dhuhur pak," jawab Erina sopan

"Iya Rin.. Silahkan. Ini kan jam istirahat," lanjut Natan

"Terima kasih pak. Permis." Erina meninggalkan Natan yang masih berada di meja kerjanya dengan membawa mukena di tangannya

Natan masih tertegun melihat Erina yang berbeda dengan wanita lain pada umumnya. Wanita yang cantik dengan penampilan sederhananya itu mengesankan diri Natan. Natan menggelengkan kepala dengan pemikirannya lalu melangkahkan kaki menuju rumahan Arion.

"Makan siang yuk Ri. Jangan kerja mulu jadi orang kenapa," ucap Natan saat berada di ruangan Arion

"Ah.. Kebiasaan lo masuk ruangan nggak ketuk pintu dulu," ketus Arion

"Ngapain ketik pintu juga palingan lo juga lagi duduk di dalam periksa kerjaan kan," tukas Natan

"Siapa tahu gue lagi naked waktu lo masuk ke ruangan gue," seloroh Arion

Natan memicingkan mata mendengar ucapan Arion lalu melangkahkan kaki ke arah Arion, "Lo sehat kan?" Natan menempelkan punggung tangannya di kening Arion,

"Nggak panas. Normal. Apa lo salah makan tadi pagi Ri?" sambung Natan yang lantas memperoleh pukulan keras di lengannya dari Arion

Natan mengaduh kesakitan saat lengannya dipukul dengan merasakan oleh Arion,

"Awww.. Ngapain lo pukul lengan gue? Salah gue apa?" tanya Natan dengan rasa tidak bersalahnya

"Sialan lo! Lo pikir gue gila apa?" hardik Arion

"Ya ela.. Gitu doank lengan gue kena pukul. Salah lo ngomong naked. Pikiran gue langsung travelling kemana-mana tahu nggak. Secara lo itu cowo dingin dan menutup diri dari makhluk yang bernama kaum hawa. Eh.. Tiba-tiba lo ngomong naked di ruangani sendiri. Salah gue dimana coba?" terang Natan

"Bodo amat. Gue mau sholat dulu di mushola kantor. Tadinya mau sholat disini. Tapi ada lo jadi gue sholat di mushola saja. Kalau ada lo pasti nggak akan khusyuk sholatnya." Arion meninggalkan Natan di ruangannya tanpa mendengar jawab dari Natan

Natan mendengus kesal dengan sikap Arion. Namun Natan tidak bisa membalas apa yang dikatakan Arion dikarenakan Arion telah keluar dari ruangannya. Natan duduk di sofa ruang kerja Arion setelah mengambil minuman dingin ayng berada di lemari pendingin ruangan Arion.

Setelah sholat dhuhur Arion melangkahkan kaki hendak keluar dari mushola kantornya. Namun Arion menghentikan langkahnya saat mendengar suara merdu seseorang yang tengah mengaji di mushola kantornya. Ya. Arion merasa heran saat mendengar suara seorang wanita tengah membaca Ayat suci Al-Quran dengan begitu fasih dan merdu. Arion baru pertama kali mendengar seseorang mengaji di mushola kantornya selama Arion bekerja di perusahaan keluarganya menggantikan sangat ayah. Karena mushola ini cukup sedikit yang menggunakan sebagai tempat karyawan beribadah. Bisa dihitung dengan jadi karyawan yang sering melaksanakan ibadah snolat di mushola kantornya selama ini.

Arion memberanikan diri membuka sedikit kain oembatas shaf pria dan wanita setelah melihat disekitarnya yang tampak sepi dan tidak ada yang melihat apa yang dilakukan Arion saat ini.

"Erina.."