Chereads / Unwanted Coercion / Chapter 5 - BAB 5

Chapter 5 - BAB 5

Romaldy pun berjalan ke kantin. Imelda mengikuti di belakangnya. Imelda memesan nasi soto dan es jeruk begitu juga Romaldy memesan menu yang sama.

Sementara itu Ricandra keluar dari ruangan meeting dan masuk ke dalam ruangan kantornya. Ia tidak menemukan Imelda di ruangannya. Ia pun memanggil Lia sekretarisnya dan menanyakan dimana Imelda.

"Dimana Imelda? Gadis yang di ruangan ku tadi pagi?"

Tanya Ricandra pada Lia.

"Saya tidak tahu Pak. Tadi saya fotokopi di lantai bawah sebentar." Jawab Lia jujur.

"Cari dia sampai ketemu!" Perintah Ricandra. Lia pun pergi ke luar ruangan Ricandra. Ricandra pun mengeluarkan ponsel nya berniat mau menelpon Imelda, sayangnya mereka belum bertukar nomor hp sejak kemarin.

"Kemana anak ini? Sudahlah lagian dia sudah dewasa. Nanti juga balik sendiri." Gumam Ricandra. Ia pun menelpon OB untuk membelikan makanan dan mengantar ke ruangannya.

Setengah jam kemudian Imelda masuk ke ruangan Ricandra dan menemukan Ricandra sedang bekerja di depan laptopnya. Imelda pun tidak mau mengganggunya. Ia segera duduk di sofa dan membaringkan tubuhnya disana.

"Dari mana kamu?" Tanya Ricandra tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya.

"Makan siang di kantin." Jawab Imelda jujur.

"Sama siapa? Bukankah tadi aku bilang kalau perlu apa-apa minta sama sekretarisku!" Ucap Ricandra kali ini memandang ke arah Imelda.

"Tadi aku sudah mencarinya tapi mejanya kosong. Terus ada laki-laki namanya Romaldy nawarin makan ke kantin ya udah aku ikut aja. Aku juga sudah sangat lapar." balas Imelda sedikit takut. Suaranya semakin lirih karena ia tahu dari nada bicaranya Ricandra sepertinya sedang marah. Ricandra pun tidak membalas jawaban Imelda. Tidak berapa lama OB masuk membawa makanan untuk Ricandra. Ricandra pun makan tanpa bersuara. Imelda yang melihat Ricandra makan merasa bosan dan mengantuk. Akhirnya ia tertidur di sofa. Ricandra pun membiarkan Imelda tidur sambil melanjutkan pekerjaannya.

Sore hari Imelda bangun dan sadar kalo ia tertidur di kantor Ricandra. Ia pun melihat ke sekeliling dan melihat Ricandra masih bekerja di depan laptopnya.

"Masih lama mas? Maaf aku ketiduran." Tanya Imelda lalu menutupi mulutnya yang sedang menguap.

"Ayo jenguk papa ke rumah sakit." Ajak Ricandra sambil mematikan laptopnya lalu memakai jas nya yang ia lepas tadi.

"Oke." jawab Imelda setuju.

Sesampainya di ruangan Pak Bams, Imelda dan Ricandra mencium punggung tangan Pak Bams dan Bu Sofely bergantian.

"Gimana keadaan Papa?" Tanya Ricandra yang duduk di kursi samping ranjang Pak Bams.

"Masih sama. Ricandra setelah papa meninggal berjanjilah kamu tidak akan menceraikan Imelda!" Ucap Pak Bams serius.

"Papa jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku akan mengantar Imelda pulang dulu. Papa istirahatlah!" Ucap Ricandra berpamitan.

"Apa kamu sudah mengurus surat nikahmu Ricandra?" Tanya Pak Bams.

"Ya. Aku sudah menyuruh seseorang untuk mengurusnya Pa." Jawab Ricandra. Pak Bams pun merasa lega.

Sebelum mengantar Imelda pulang, Ricandra pulang ke rumahnya terlebih dahulu untuk mandi dan berganti pakaian sekalian mengambil barang-barang Imelda.

Sebelum sampai di rumah Imelda, Ricandra mengajak Imelda makan malam dulu di tengah-tengah perjalanan mereka. Imelda pun menurut saja ia juga merasa lapar. Karena terlalu banyak mampir akhirnya mereka sampai di rumah Imelda sudah jam 10 malam.

"Assalamu'alaikum..." ucap Imelda sambil mengetuk pintu. Tidak berapa lama pintu terbuka dan tampaklah Pak Ramdy. Imelda dan Ricandra pun mencium punggung tangan Pak Ramdy bergantian.

"Saya permisi pulang dulu Pak." Ucap Ricandra saat Imelda sudah masuk ke dalam rumah.

"Tunggu Ricandra" Cegah Pak Ramdy.

"Iya pak. Ada apa?" Tanya Ricandra sopan.

"Sudah malam. Menginaplah disini. Sekarang ini rumah kamu juga." Ucap Pak Ramdy saat melihat Ricandra yang terlihat lelah. Ya memang Ricandra sangat lelah ia harus mondar mandir dari rumah, perusahaan, rumah sakit, dan rumah Imelda.

"Baiklah. Terima kasih Pak." Ucap Ricandra menyetujui tawaran Pak Ramdy. Ricandra pun mengikuti Pak Ramdy masuk ke dalam rumah.

"Ini kamarnya Imelda. Masuk saja. Anggap rumah sendiri ya?" Ucap Pak Ramdy setelah itu ia masuk ke kamarnya sendiri.

Ricandra pun membuka pintu kamar Imelda dan melihat Imelda sedang berganti pakaian. Imelda hanya menggunakan celana dalam saja dan akan memakai piyama tidurnya. Karena setiap tidur Imelda selalu melepas bra nya.

"Aaaaa kenapa mmm...mmm..." Imelda belum menyelesai kan kata-katanya tapi sudah di bungkam tangan Ricandra. Ricandra mendadak panik ketika Imelda berteriak takut di dengar Pak Ramdy. Imelda pun berontak sekuat tenaganya karena ia malu posisinya kini sedang telanjang. Tentu saja ia tidak bisa mengalahkan tenaga Ricandra yang tubuhnya lebih besar darinya.

"Jangan berteriak! Aku akan melepaskanmu." Ucap Ricandra pelan di telinga Imelda. Imelda pun mengangguk. Setelah lepas dari tangan Ricandra Imelda segera memakai piyamanya. Ricandra yang melihatnya hanya bisa menelan ludahnya dan matanya tak berkedip. Ini pertama kalinya ia melihat gadis telanjang nyata di depan mata. Biasanya ia hanya melihat di video porno yang ia tonton. Tanpa bisa di cegah sesuatu di dalam celana dalamnya menegang.

"Kenapa Mas Ricandra masuk ke kamarku?" Tanya Imelda setelah memakai piyamanya.

"Aku menginap disini. Disuruh Pak Ramdy" Jawab Ricandra sambil duduk di tepi tempat tidur.

"Lalu kenapa ke kamar ku? Biasanya Pakdhe Bams kalo menginap disini tidurnya di ruang tamu Mas." Balas Imelda.

"Sekarang aku suamimu. Jadi Pak Ramdy nyuruh aku tidur di kamar ini." Ucap Ricandra sambil melepas kaosnya.

"Hey kenapa Mas Ricandra melepas kaos gitu?" Tanya Imelda malu dan takjub dengan badan Ricandra yang padat dan kekar.

"Aku mau tidur dan nggak bawa pakaian ganti. Nanti pakaianku kusut. Ayo tidur aku lelah." Ucap Ricandra lalu merebahkan dirinya di kasur Imelda. Imelda pun terpaksa tidur satu ranjang lagi dengan Ricandra. Ia menaruh guling di tengah-tengah di antara mereka. Imelda tidur miring membelakangi Ricandra.

Tengah malam Ricandra merasa kebelet ingin buang air kecil. Ia membangunkan Imelda.

"Imelda... Imelda..." Panggil Ricandra sambil menggoyang-goyang tubuh Imelda.

"Hmmmm..." Gumam Imelda masih dengan memejamkan matanya.

"Dimana kamar mandinya?" Tanya Ricandra.

"Di belakang sampingnya dapur." Jawab Imelda lirih.

Ricandra pun turun dari ranjang dan keluar kamar menuju kamar mandi sesuai petunjuk Imelda. Setelah dari kamar mandi Ricandra kembali ke kamar Imelda dan melihat posisi tidur Imelda telentang. ia dapat melihat dengan jelas pucuk payudara Imelda dari luar piyamanya karena tadi Imelda memang tidak memakai bra. Ricandra ingin merabanya tapi ia sudah membuat perjanjian untuk tidak menyentuhnya. Jadi ia mengurungkan niatnya lalu kembali tidur di samping Imelda.

Pagi hari ketika Ricandra bangun Imelda sudah tidak ada di sampingnya. Ia pun melihat jam di ponselnya ternyata sudah jam 7 pagi. Ia pun memakai kaosnya dan keluar dari kamar Imelda.

"Dimana Imelda Bu?" Tanya Ricandra pada Bu Romelis yang sedang menyapu di ruang tengah.

"Sudah berangkat ke sekolah jam enam tadi Ricandra. Kalo mau sarapan langsung ke meja makan saja ya..." Jawab Bu Romelis.

"I-iya Bu. Ricandra mandi dulu saja." Balas Ricandra lalu masuk ke kamar Imelda lagi mencari handuk Imelda. Setelah itu ia keluar dan menuju kamar mandi.

Setelah mandi ia duduk di meja makan dan makan sarapan yang tersedia di meja makan. Ricandra mengambil lele goreng dan sayur rebus serta bumbu pecel.

"Mmmmm enak banget dari pada masakan Bi Ira." Gumam Ricandra setelah menyuap sarapannya.