"Nggak alergi seafood kan?" Tanya Ricandra saat akan membuka pintu mobil.
"Enggak Mas." Jawab Imelda lalu membuka pintu mobil dan keluar mengikuti Ricandra. Setelah itu mereka duduk dan pelayan pun menghampiri mereka.
"Silahkan... ini menunya..." Sapa pelayan sambil menaruh buku menu di depan Ricandra dan Imelda.
"Kamu pesan apa?" Tanya Ricandra pada Imelda.
"Terserah as Ricandra aja." Jawab Imelda pasrah.
"Mbak pesan 1 porsi kepiting jumbo saos plus 2 porsi nasi. Minumnya 2 es jeruk. Itu saja." Pesan Ricandra pada pelayan. Pelayan itu pun pergi setelah mencatat dan mengulang pesanan Ricandra.
"Kenapa?" Tanya Ricandra pada Imelda yang dari tadi terlihat diam.
"Apanya mas?" Tanya Imelda balik.
"Kenapa diam?" Tanya Ricandra.
"Mengingat-ingat yang aku baca tadi. Besok aku try out jadi malam ini aku harus belajar." Jawab Imelda jujur. Ricandra pun berdiri dan berjalan ke arah kasir lalu mengucapkan sesuatu yang Imelda tidak bisa mendengarnya. Setelah itu Ricandra duduk kembali ke mejanya.
20 menit kemudian pesanan mereka datang berupa bungkusan.
"Ayo pulang." Ajak Ricandra sambil membawa makanannya.
"Lo Mas, nggak jadi makan disini?" Tanya Imelda heran.
"Nggak. Kita makan di rumah saja." Balas Ricandra sambil berjalan keluar. Imelda mengikuti di belakang Ricandra.
Sesampainya di rumah Imelda mengeluarkan makanan dari bungkusnya lalu menaruhnya di atas meja makan. Ricandra membuka kepiting itu lalu mengambil dagingnya dan menaruh di piring Imelda.
"Makanlah setelah itu belajar lagi!" Perintah Ricandra menyuruh Imelda makan. Imelda pun memakannya hingga nasinya habis. Setelah itu ia masuk ke dalam kamarnya untuk melanjutkan belajarnya. Ricandra pun makan sendirian setelah kepergian Imelda.
Setelah makan Ricandra masuk ke kamar Imelda dan melihat Imelda tertidur di meja belajarnya. Ia merasa kasihan lalu memindahkan Imelda ke tempat tidur dengan menggendongnya. Setelah membaringkan Imelda di ranjang, Ricandra menyelimutinya dan ikut berbaring di sampingnya. Ricandra memandangi wajah Imelda yang tertidur dengan lelapnya. Lalu menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya.
'Cantik juga. Mandiri dan tidak manja. Bisa segalanya. Sekarang dia istriku.' Batin Ricandra lalu mencium kening Imelda. Ricandra pun tidur di kamar Imelda lagi.
Ke esokan harinya Imelda bangun jam lima pagi. Ia melihat Ricandra tidur di sampingnya. Ia pun bertanya-tanya kenapa Ricandra bisa tidur di kamarnya.
"Mas... Mas Ricandra bangun!" Panggil Imelda sambil menggoyang-goyang tubuh Ricandra. Ricandra pun membuka matanya.
"Ada apa?" Tanya Ricandra sambil mengucek matanya.
"Kenapa tidur disini?" Tanya Imelda.
"Tadinya mau nemenin kamu belajar. Tapi kamu ketiduran. Jadi aku nemenin kamu tidur sekalian." Jawab Ricandra sekenanya. Imelda pun mengingat-ingat kejadian semalam dan dia memang ingat kalau ia tertidur di meja belajar.
"Mas Ricandra mindahin aku ke ranjang?" Tanya Imelda penasaran.
"Iya." Jawab Ricandra singkat karena merasa masih mengantuk.
"Makasih Mas. Oh iya aku kesiangan. pagi ini aku nggak masak." Ucap Imelda lalu bangun dan berlari ke kamar mandi.
Saking terburu-burunya Imelda tidak membawa handuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi ia baru sadar kalau tadi setelah bangun tidur ia langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi. Ia berharap Ricandra sudah bangun dan pergi dari kamarnya. Imelda membuka pintu kamar mandi pelan-pelan lalu mengintip ke dalam kamarnya. Ia merasa lega karena Ricandra sudah pergi. Imelda pun keluar kamar mandi dalam keadaan telanjang lalu mengambil handuknya dan mengeringkan badannya. Setelah itu ia memakai seragamnya, menyisir rambutnya, memakai bedak dan lip balm serta lotion ke tangan dan kakinya tidak lupa menyemprotkan parfum ke bajunya.
Setelah itu Imelda keluar dari kamarnya sambil memakai jam tangan di tangan kirinya dan melihat Ricandra duduk di meja makan dengan secangkir kopi, susu, dan roti di depannya.
"Makan roti dan minum susu dulu sebelum berangkat!" Ujar Ricandra pada Imelda. Imelda pun melihat jam tangannya masih jam 05.45. Ia pun duduk di samping Ricandra dan memakan roti yang di siapkan Ricandra. Setelah itu menghabiskan susunya.
"Hati-hati jangan ngebut. Semoga lancar ujiannya. Nich uang sakunya." Ucap Ricandra sambil memberikan uang 50 ribu. Imelda pun menerimanya lalu salim kayak anak ke bapaknya.
Setelah kepergian Imelda, Ricandra menelpon sekretarisnya.
Lia : "Halo Pak?"
Ricandra : "Nanti belikan aku sarapan dan taruh di meja ruanganku."
Lia : "Baik Pak"
Setelah mematikan sambungan telponnya Ricandra segera kembali ke kamarnya lalu mandi dan bersiap-siap pergi ke perusahaan.
Sesampainya di perusahaan Ricandra segera memasuki ruangannya dan menemukan sarapan di mejanya. Ia pun segera menyantapnya karena ia membiasakan sarapan pagi. Tidak berapa lama Romaldy asisten sekaligus sahabatnya masuk keruangannya.
"Tumben sarapan di kantor? Pembantu kamu cuti?" Tanya Romaldy sambil duduk di sofa ruangan Ricandra.
"Dia sudah berhenti." Jawab Ricandra lalu menyuap makanannya.
"Mau nyari lagi?" Tanya Romaldy.
"Enggak." Jawab Ricandra.
"Kamu bisa ngurus rumah gede gitu sendirian?" Tanya Romaldy penasaran.
"Ada Imelda di rumah." Jawab Ricandra santai.
"Eh asyik dong. Bagi nomor hp-nya Imelda dong..." Pinta Romaldy sambil mengeluarkan ponselnya.
"Nggak ada." Jawab Ricandra.
"Kalian kan serumah? Masa' nggak punya sich? Sini ponsel kamu!" Ujar Romaldy lalu mengambil ponsel Ricandra yang ada di atas meja.
"Jangan ganggu dia Rom!" Ucap Ricandra sambil menyaut ponselnya kembali dari tangan Romaldy.
"Kenapa bro?" Tanya Romaldy yang penasaran dengan sikap Ricandra.
"Dia istriku!" Jawab Ricandra jujur pada sahabatnya itu. Romaldy pun tertawa.
"Hahaha. Kamu gila Ricandra? Sepupu sendiri di katain istri. Roselia kamu taruh mana?" Ucap Romaldy tak percaya. Kemarin Imelda sendiri yang mengatakan kalau dia sepupunya Ricandra. Lagian dia masih sekolah nggak mungkin menikah di kala ia masih sekolah.
"Terserah kalau kamu nggak percaya!" Balas Ricandra lalu berdiri dan pergi untuk meeting dengan klien.
"Kamu kira aku percaya? Lucu sekali bercandamu Ricandra. Hahaha." Gumam Romaldy saat Ricandra sudah pergi.
Karena hari ini try out Imelda pulang jam 10 pagi. Ia pulang ke rumah ibunya karena merasa rindu sudah 1 minggu tidak bertemu dengan ibunya.
"Gimana Imelda? Kamu betah disana?" Tanya Bu Romelis pada Imelda yang rebahan di kamarnya.
"Iya Bu. Mas Ricandra baik sama Imelda. Uang saku Imelda juga di tambahin." Jawab Imelda jujur.
"Syukurlah kalo begitu. Ibu selalu mikirin kamu takut nggak betah disana. Kalo ada apa-apa kamu bilang sama bapak dan ibu ya Imelda" Ucap Bu Romelis khawatir.
Sore hari Imelda pulang kembali ke rumah Ricandra. Setelah berganti pakaian Imelda menyiram bunga dan tanaman yang lainnya di halaman depan rumah Ricandra. Tidak berapa lama mobil Ricandra datang dan masuk ke garasi. Ricandra keluar dari mobilnya dan melihat Imelda sedang menyiram tanaman. Ia pun tersenyum senang. Setelah itu ia pergi ke kamarnya berganti pakaian lalu duduk di kursi teras rumah sambil memperhatikan Imelda yang tengah menyiram tanaman.
Setelah mematikan kran air dan menggulung selangnya, Imelda duduk di samping Ricandra. Ia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi lalu menggeliat semaksimal mungkin. Ricandra yang melihatnya tersenyum geli.