Chereads / Unwanted Coercion / Chapter 13 - BAB 13

Chapter 13 - BAB 13

Ke esokan hari nya seperti biasa Imelda bangun jam 4 pagi untuk memasak sebelum berangkat ke sekolah. Ia membuka matanya lalu menggeliat dan menoleh ke samping betapa kagetnya ia saat melihat Ricandra tidur di ranjangnya. Ia pun mencoba mengingat kejadian sebelum tidur dan ia ingat betul kalau Ricandra tidak tidur di kamarnya. Tapi kenapa ketika bangun Ricandra sudah tidur di sampingnya.

Imelda pun bangun lalu menguncir rambutnya dan masuk ke kamar mandi mencuci mukanya untuk menghilangkan rasa kantuk. Setelah itu ia keluar kamarnya menuju dapur meninggalkan Ricandra yang tidur nyenyak di kamarnya.

Imelda memasak seperti biasanya. Ia rela dan ikhlas memasak untuk Ricandra. Ada pepatah yang mengatakan bahwa cinta berawal dari perut naik ke hati. Artinya ketika seseorang dihidangkan makanan yang dipadu dengan "bumbu" kasih sayang, akan muncul rasa cinta usai menyantap nikmatnya menu tersebut. Mungkin itu yang terjadi pada Ricandra saat ini.

Setelah menaruh masakannya, kopi, dan susu di meja makan, Imelda kembali ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Ia melihat Ricandra masih belum bangun juga. Imelda pun membangunkannya.

"Mas... Mas Ricandra bangun... " Panggil Imelda sambil menggoyang-goyang tubuh Ricandra. Ricandra pun berusaha membuka matanya.

"Ada apa?" Tanya Ricandra sambil memicingkan matanya karena silau cahaya lampu.

"Bangun... Sudah pagi. Aku mau mandi." Jawab Imelda sambil merapikan selimut yang di pakai Ricandra.

"Aku akan bangun setelah kamu mandi. Aku masih mengantuk." Balas Ricandra lalu memeluk guling dan tidur lagi.

"Kenapa Mas Ricandra bisa tidur disini?" Tanya Imelda. Ricandra tidak menjawabnya karena sudah tertidur lagi. Imelda pun mengambil handuk dan seragamnya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah mandi dan berganti pakaian di dalam kamar mandi, Imelda keluar dari dalam kamar mandi. Ia duduk di meja rias menyisir rambutnya, memakai bedak, lip balm, dan lotion serta menyemprotkan parfum pada bajunya. Setelah itu ia membangunkan Ricandra lagi.

"Mas... Bangun sudah siang lo..." Ucap Imelda membangunkan Ricandra dengan menepuk pipi Ricandra dengan pelan. Ricandra mencium bau wangi pada tangan Imelda. Ia pun membuka matanya dan melihat Imelda sudah siap berangkat sekolah.

"Kenapa Mas Ricandra bisa tidur disini?" Tanya Imelda sambil memakai jam tangannya.

"Aku tidak bisa tidur di kamarku. Jadi aku kesini." Jawab Ricandra dengan suara serak khas bangun tidur.

Setelah mendengarkan alasan Ricandra, Imelda keluar kamarnya menuju meja makan dan Ricandra mengikutinya. Ricandra duduk di samping Imelda lalu meminum kopinya.

"Mau makan sekarang Mas?" Tanya Imelda sambil mengambil nasi dan menaruh di piringnya.

"Hmmm." Jawab Ricandra tanda setuju. Imelda pun mengambilkan Ricandra nasi, sayur, dan ikan lalu menaruhnya di depan Ricandra. Ricandra memperhatikan Imelda yang melayaninya bak raja. Ia tersenyum senang. Baru kali ini ada orang yang memperhatikannya sampai seperti ini.

"Terima kasih..." Ucap Ricandra sambil mengacak rambut Imelda.

"Eh jangan Mas... Tuh kan berantakan lagi..." Ujar Imelda sambil merapikan rambutnya lagi. Ricandra hanya tersenyum lalu menyantap sarapannya.

"Nanti setelah ujian langsung pulang ya! Ayo ke KUA tanda tangan dan mengambil surat nikah." Ucap Ricandra ketika Imelda mau pergi ke sekolah. Imelda pun mengangguk mengerti. Saat memasuki garasi Imelda menemukan ban motornya kempes. Ia pun kembali masuk ke rumah dimana Ricandra masih menghabiskan sarapannya.

"Mas... Ban motornya kempes. Gimana nich?" Ucap Imelda panik.

"Biar aku antar. Tunggu aku mandi sebentar." Jawab Ricandra lalu naik ke kamarnya di atas. Imelda menunggunya di meja makan sambil membersihkannya.

Sudah 10 menit Imelda menunggu tapi Ricandra belum juga turun. Imelda pun naik ke atas ke kamar Ricandra. Imelda mengetuk pintunya.

"Mas..." Panggil Imelda di depan pintu kamar Ricandra.

"Masuk!" Jawab Ricandra dari dalam kamar. Imelda pun membuka pintu dan melihat Ricandra sedang mengancingkan lengan kemejanya. Karena sudah siang Imelda berinisiatif mengambil dasi Ricandra yang tergeletak di ranjang dan memasangkannya di leher Ricandra. Ricandra tertegun dengan tindakan Imelda. Ia memandang ke arah Imelda dan mata mereka bertemu. Imelda pun langsung menunduk dan segera menyelesaikan memasang dasi di leher Ricandra.

"Terima kasih..." Ucap Ricandra sambil tersenyum saat Imelda sudah selesai memasang dasi di lehernya.

"Ayo berangkat Mas. Sudah siang nich" Ucap Imelda seraya menarik tangan Ricandra keluar dari kamar setelah mengambil jas dan tas Ricandra yang tergeletak di ranjang.

Di dalam mobil mereka sama-sama diam. Ricandra fokus mengemudi karena ia sedikit ngebut takut kalau Imelda terlambat. Tapi di dalam hatinya ia sangat bahagia. Ia pun tersenyum senang.

"Nanti pulangnya aku naik ojek aja Mas..." Ucap Imelda sebelum keluar dari mobil Ricandra.

"Oke. Tunggu aku dirumah ya..." Balas Ricandra sambil tersenyum.

Setelah keluar dari mobil dan menutup pintunya, Imelda berjalan ke gerbang sekolahnya. Disana Aditya sudah menunggu kedatangan Imelda. Mereka masuk gerbang sekolah bersama-sama dan Ricandra melihatnya.

"Siapa laki-laki itu? Dia selalu saja dekat dengan Imelda." Gumam Ricandra penasaran. Imelda memang belum cerita apa-apa ke Ricandra tentang siapapun teman-temannya. Setelah itu Ricandra melajukan mobilnya ke perusahaan.

"Kamu di antar siapa?" Tanya Aditya yang melihat Imelda turun dari mobil tadi.

"Oh itu su... eh sepupuku yang waktu itu kamu antar aku pulang kerumahnya. Kan sekarang aku tinggal sama dia." Jawab Imelda bohong karena tidak ingin rahasia pernikahannya diketahui siapapun kecuali sahabat-sahabatnya.

"Nanti pulangnya kamu di jemput?" tanya Aditya ingin tahu.

"Enggak Dit. Aku naik ojek." Jawab Imelda.

"Aku antar ya?" Tawar Aditya senang.

"Nggak usah repot-repot Dit. Aku naik ojek aja." Tolak Imelda.

"Udahlah nggakpapa. Nanti selesai ujian ketemu di parkiran ya?" ucap Aditya sebelum mereka berpisah karena berbeda kelas. Imelda pun mengangguk setuju.

Selesai ujian Imelda segera keluar dari ruangan ujian dan hendak pergi ke parkiran. Tapi tiba-tiba ada suara yang memanggilnya sehingga Imelda menoleh ke belakang.

"Ada apa?" Tanya Imelda.

"Kenapa buru-buru? Jalan-jalan yuk?" Ajak Melly yang kebetulan 1 ruangan dengan Imelda.

"Nggak bisa Mel, aku buru-buru." Tolak Imelda.

"Mau kemana?" Tanya Melly penasaran.

"Ke KUA sama Mas Ricandra." Jawab Imelda berbisik takut ada yang mendengarnya.

"Ngapain?" Tanya Melly

"Ambil surat nikah. Udah dulu ya nanti Mas Ricandra nunggu aku kelamaan." Jawab Imelda lalu pergi ke parkiran.

Di parkiran Aditya sudah menunggu Imelda. Aditya senang akhirnya sebentar lagi mereka akan lulus dari SMA dan berharap bapaknya Imelda mengijinkan Imelda untuk berpacaran. Sudah 2 tahun Aditya menunggu Imelda. Tanpa Aditya tahu bahwa Imelda sudah menikah dan penantiannya selama ini sia-sia. Imelda tahu Aditya menyukainya sejak dulu tapi Imelda belum bisa mempublikasikan pernikahannya pada siapapun termasuk Aditya.

"Mau kemana dulu Imelda?" Tanya Aditya saat Imelda sudah duduk di boncengannya.

"Langsung pulang saja Dit." Jawab Imelda. Aditya pun melajukan motornya pelan-pelan agar bisa lebih lama berduaan dengan Imelda. Imelda yang di bonceng bener-bener greget sama Aditya.